• Tidak ada hasil yang ditemukan

Land Utilization

Dalam dokumen Luwu Regency in Figure xlix (Halaman 195-200)

Negara Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, hal ini ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Demikian halnya dengan Kabupaten Luwu, dari seluruh luas lahan yang ada di Kabupaten Luwu sebagian besar digunakan untuk usaha pertanian, yaitu untuk tegal/kebun/ladang/huma, tambak, kolam/ tebat/empang, lahan untuk tanaman kayu-kayuan, perkebunan negara dan swasta dan sawah. Sedangkan sisanya digunakan untuk pekarangan/lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya, padang rumput serta lahan yang sementara tidak digunakan.

Pada tahun 2012 luas lahan yang digunakan untuk usaha pertanian di Kabupaten Luwu mencapai 271.747 hektar (90,57 persen), sedangkan luas lahan yang tidak diusahakan untuk pertanian sebesar 28.278 hektar (9,43 persen). Dari 271.747 hektar lahan pertanian tersebut, 14,39 persen diantaranya merupakan lahan sawah, dan selebihnya merupakan lahan bukan sawah (85,61 pesen).

Luas Kabupaten Luwu menurut jenisnya terdiri dari lahan sawah dan lahan kering dimana masing-masing seluas 39.107 Ha untuk lahan sawah dan 260.918 Ha untuk lahan kering. Dari 260.18 Ha lahan kering tersebut, 232.640 Ha merupakan lahan pertanian bukan sawah.

Gambar 5.1 Luas Lahan Pertanian dan Bukan Pertanian di Kabupaten Luwu, 2013

Figure

Area of Agriculture and Agriculturen’t in Luwu Regency, 2013

Lahan Pertanian 90,57 %

Lahan Bukan Pertanian

Selanjutnya mengamati luas lahan menurut jenis dan penggunannya dapat kita lihat seperti yang digambarkan pada Tabel 5.1.1 dan Tabel 5.1.2.

Gambar 5.3 Luas Lahan Kering Menurut Penggunaannya di Kabupaten Luwu, 2011*

Figure

Area of Dryland by Utilization in Luwu Regency in Luwu Regency, 2011* Tegal/Kebun 5,876 % Ladang/Huma 1,986 % Lainnya 51,587 %

Gambar 5.2 Luas Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Luwu, 2013

Figure

Area of Dryland and Wetland in Luwu Regency, 2013

Lahan Sawah

Luwu Regency in Figure 2014 191 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa potensi pertanian di Kabupaten Luwu bila diamati dari sisi penggunaan lahannya cukup menggembirakan oleh karena sebagian besar dari luas Kabupaten Luwu dijadikan sebagai lahan pertanian.

5.2 Tanaman Pangan

Food Crops

Sub sektor tanaman pangan merupakan salah satu sub sektor pada sektor pertanian. Komoditas yang disajikan pada sub sektor tanaman pangan mencakup tanaman padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar.

Tabel 5.2.1 menunjukkan perkembangan tanaman pangan selama tiga tahun terakhir, luas panen khusus untuk tanaman padi secara rata-rata mengalami fluktuasi. Begitu pula dengan produksinya, karena ternyata hasil produksi menunjukkan peningkatan dari 243.830,00 ton pada tahun 2012 menjadi 307.109,00 ton di tahun 2013. Sedangkan semua tanaman palawija mengalami peningkatan produksi, kecuali pada tanaman jagung yang mengalami penurunan produksi di tahun 2013.

Gambar 5.4 Luas Lahan Sawah Menurut Pengairannya di Kabupaten Luwu, 2013

Figure

Area of Wetland by Type of Irrigation in Luwu Regency (Ha), 2013 Irigasi 80,99 % Lebak 0,00 % Lainnya 0,00 %

5.3 Hortikultura

Horticulture

Sub sektor hortikultura mencakup tanaman sayuran dan tanaman buah-buahan. Tabel 5.3.1 menyajikan produksi tanaman sayuran yang meliputi tanaman bawang merah, bawang putih, bawang daun, kentang, kubis, petsai, kacang panjang, cabe rawit, cabe besar, tomat, terong, buncis, ketimun, kangkung dan bayam. Dari data yang tersedia secara umum komoditas tersebut mengalami kenaikan produksi di tahun 2012. Sedangkan untuk produksi buah-buahan juga mengalami kenaikan (seperti disajikan pada Tabel 5.3.2).

5.4 Perkebunan

Estate Crops

Produksi tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2013 rata-rata mengalami peningkatan seperti yang disajikan pada Tabel 5.4.2, kecuali pada tanaman kopi robusta, cokelat, vanili, kepala sawit, pinang, tembakau, dan nilam. Kenaikan tertinggi terdapat pada tanaman pala, lada, sagu, dan beberapa komoditi lainnya. Sementara tanaman yang paling tinggi penurunan produksinya selama tahun 2012-2013 adalah tanaman tembakau, nilam, vanili, dan beberapa komoditi lainnya.

Gambar 5.5 Luas Tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenisnya di Kabupaten Luwu, 2013

Figure

Planted Area and Productions of Estates by Kind in Luwu Regency, 2013 -5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 35.000,00 40.000,00

Luas Tanam (Ha) Produksi (Ton)

KELAPA DALAM/Tall Coconut KELAPA HIB./Hybridas Coconut KOPI ROBUSTA/Robusta Coffe KOPI ARABIKA/Arabica Coffe

CENGKEH/Clove COKLAT/Cocoa PALA LADA/Papper

Luwu Regency in Figure 2014 193

5.5 Kehutanan

Forestry

Menurut fungsinya hutan dibagi menjadi hutan lindung, hutan suaka alam dan hutan wisata, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap dan hutan konversi. Luas masing-masing jenis kawasan hutan ini tidak mengalami perubahan bila dibanding dengan informasi luas hutan tahun lalu. Tahun 2013 kawasan hutan lindung tercatat seluas 175.143,30 Ha, hutan produksi terbatas seluas 2.191,14 Ha, dan hutan produksi tetap 4.593,40 Ha. Dengan demikian luas hutan di Kabupaten Luwu sekitar 181.927,84 Ha. Pada tahun 2013, belum ada informasi mengenai adanya hutan suaka alam & hutan wisata hutan penelitian dan hutan konversi.

Tabel 5.5.3 menggambarkan adanya lahan kritis di kawasan hutan dan luar kawasan hutan, tahun 2013 luas lahan kritis secara keseluruhan sekitar 184.540 Ha dengan rincian 68.008 Ha lahan kritis dalam kawasan hutan dan 116.532 Ha di luar kawasan hutan.

5.6 Peternakan

Animal husbandry

Populasi ternak besar yang seperti sapi potong, kerbau, kuda pada tahun 2013 berturut adalah 18.282 ekor, 5.754 ekor, dan 940 ekor. Bila keberadaannya diamati menurut kecamatan dan menurut jenis ternak dapat dilihat bahwa untuk ternak sapi terbanyak berada di Kecamatan Bua, Walenrang Utara, Lamasi. Walenrang, dan Bajo yaitu sebanyak 3.557 ekor, 3.189 ekor, 2.763 ekor, 1.343 ekor, dan 1.168 ekor. Sedangkan untuk kecamatan yang lain hanya berkisar 131 sampai 723. Untuk ternak kerbau terbanyak di Kecamatan Bassesangtempe dengan jumlah ternak 2.699 ekor dan terkecil di Kecamatan Bupon dan Larompong Selatan dengan jumlah ternak 2 ekor, di samping ada 6 kecamatan yang tidak ada ternak kerbaunya sama sekali yaitu, Kecamatan Larompong, Suli Barat, Kamanre, Belopa Utara, Bajo, dan Bajo Barat. Kemudian untuk hewan ternak kuda dari 940 ekor kuda yang ada di Kabupaten Luwu terbanyak didapati di Kecamatan Bassesangtempe dan Kecamatan Latimojong secara berturut-turut sebanyak 137 ekor dan 122 ekor.

Sementara ternak kecil seperti kambing dan babi masing-masing sejumlah 22.442 ekor dan 7.004 ekor, sebarannya di tiap kecamatan cukup bervariasi jumlahnya. Untuk ternak kambing terbanyak ditemui di Kecamatan Bua, Belopa, dan Basessangtempe. Sementara untuk ternak babi terbanyak di Kecamatan Lamasi Timur.

Populasi ternak jenis unggas jumlahnya cukup besar, ini dimungkinkan karena pada umumnya penanganan ternak tersebut cukup gampang dibanding pemeliharaan jenis ternak lainnya, atau mungkin juga disebabkan oleh karena nilai perolehanan bibit ternak unggas relatif lebih murah. Jumlah ternak unggas tahun 2013 tercatat sebanyak 3.691.340 ekor. Untuk lebih jelasnya dan rincinya lihat Tabel 5.6.3.

5.7 Perikanan

Fishery

Luas areal budidaya ikan di Kabupaten Luwu tahun 2013 tercatat sekitar 10.141,00 Ha yang diusahakan pada areal jenis tambak, 60,63 Ha di kolam, dan 1.815,90 Ha di sawah. Produksi ikan dari areal jenis tambak (termasuk rumput laut) sebanyak 252.359,76 ton dan produksi ikan dari areal sawah sebanyak 425,69 ton.

Gambar 5.6 Perkembangan Populasi Ternak Besar dan Kecil di Kabupaten Luwu, 2013

Figure

Growth of Big and Small Population Live Stock in Luwu Regency, 2013 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000

Dalam dokumen Luwu Regency in Figure xlix (Halaman 195-200)

Dokumen terkait