• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. Landasan Filosofis

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan menyebabkan pendidikan kedokteran kini lebih menekankan kepada pencapaian kompetensi utama maupun kompetensi pendukung yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Suatu

pendekatan outcome-based dengan model kurikulum berbasis kompetensi diyakini mampu memberikan kompetensi generik di bidang kedokteran dan kesehatan, sehingga peserta didik lebih siap menangani masalah kesehatan yang ada dan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal dan komprehensif dengan mengutamakan keselamatan pasien (patient safety).

Filosofi pendidikan PS SKPD FK UNUD sesuai dengan filosofi pendidikan Universitas Udayana yaitu Taki Takining Sewaka Guna Widya yang artinya dalam menuntut ilmu wajib mengejar pengetahuan dan kebajikan. Sesuai dengan perkembangan teknologi kedokteran dan teknologi pendidikan kedokteran, maka PS SKPD FK UNUD mempersiapkan lulusan yang mampu menghadapi tantangan masa depan melalui kurikulum spiral yang menerapkan filosofi SPICES (Student centered, Problem-based, Integrated, Community based, Elective/

Early clinical exposure, Systematic).

Dalam mengimplementasikan filosofi pendidikan tersebut, PS SKPD FK UNUD melaksanakan strategi-strategi pembelajaran yang mengutamakan pembelajaran berpusat pada mahasiswa (Student centre learning), berbasis pada masalah (Problem-based learning), mengutamakan pengalaman mahasiswa pada kasus yang relevant (Experiential learning), berbasis pada bukti (Evidence-based), dan berbasis budaya lokal Bali dan komunitas (Culture and Communicty-based). Strategi-strategi tersebut disingkat dengan SPEEC.

BAB II

PROFIL LULUSAN DAN KOMPETENSI

A. Profil Lulusan

Sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan dokter, Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PS SKPD FK UNUD) membentuk lulusan dokter dengan profil lulusan sebagai berikut:

1. Dokter yang professional memberikan layanan pada pusat pelayanan kesehatan primer.

2. Dokter yang unggul di bidang kedokteran pariwisata/ travel medicine.

3. Dokter peneliti di bidang kesehatan.

4. Dokter pengelola program kesehatan.

Untuk mewujudkan tujuan diatas, maka tahapan pendidikan di PS SKPD FK UNUD dibagi menjadi:

1. Pendidikan jenjang sarjana kedokteran (lulusan bergelar sarjana kedokteran/ S.Ked).

2. Pendidikan jenjang profesi dokter (lulusan bergelar dokter/ dr).

Penyusunan kurikulum PS SKPD FK UNUD juga harus mempertimbangkan profil lulusan berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia No 8 Tahun 2012. Kurikulum PS SKPD FK UNUD diharapkan dapat menghasilkan lulusan dengan kualifikasi:

1. Kualifikasi level 6 untuk lulusan pendidikan jenjang sarjana kedokteran dengan kemampuan sebagai berikut:

a. Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS) pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.

b. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

c. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

2. Kualifikasi level 7 untuk lulusan pendidikan jenjang profesi dokter dengan

a. Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan IPTEKS untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi

b. Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner.

c. Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya.

B. Kompetensi Lulusan sesuai Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Perumusan kompetensi yang harus dicapai oleh lulusan dokter PS SKPD FK UNUD memerhatikan kompetensi lulusan dokter di tingkat nasional dan masukan dari stakeholder terkait termasuk para staf pengajar, mahasiswa, dokter alumni FK UNUD, institusi pelayanan kesehatan, pemerintah, pengguna layanan kesehatan, serta masukan dari pakar pendidikan kedokteran. Kompetensi utama dan pendukung (elective study dan special study) serta muatan lokal 20% akan diuraikan lebih lanjut dengan urutan sebagai berikut:

Kompetensi  Area Kompetensi  Penjabaran Kompetensi.

Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri atas profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri, komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan. Oleh karena itu area kompetensi disusun dengan urutan berikut; Profesionalitas yang Luhur, Mawas Diri dan Pengembangan Diri, Komunikasi Efektif, Pengelolaan Informasi, Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran, Keterampilan Klinis, dan Pengelolaan Masalah Kesehatan.

1. Profesionalitas yang luhur a. Area kompetensi

1) Berke-Tuhanan Yang Maha Esa/ Yang Maha Kuasa.

2) Bermoral, beretika dan disiplin.

3) Sadar dan taat hukum.

4) Berwawasan sosial budaya.

5) Berperilaku professional.

b. Penjabaran kompetensi

1) Kompetensi inti; mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai dengan nilai dan prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin, hukum, dan sosial budaya.

2) Lulusan dokter mampu:

a) Berke-Tuhan-an (Yang Maha Esa/ Yang Maha Kuasa)

i. Bersikap dan berperilaku yang berke-Tuhan-an dalam praktik kedokteran.

ii. Bersikap bahwa yang dilakukan dalam praktik kedokteran merupakan upaya maksimal.

b) Bermoral, beretika, dan berdisiplin

i. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan standar nilai moral yang luhur dalam praktik kedokteran.

ii. Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan kode etik kedokteran Indonesia.

iii. Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang terjadi pada pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.

iv. Bersikap disiplin dalam menjalankan praktik kedokteran dan bermasyarakat.

c) Sadar dan taat hukum

i. Mengidentifikasi masalah hukum dalam pelayanan kedokteran dan memberikan saran cara pemecahannya.

ii. Taat terhadap perundang-undangan dan aturan yang berlaku.

d) Berwawasan sosial budaya.

i. Mengenali sosial-budaya-ekonomi masyarakat yang dilayani.

ii. Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh agama, usia, gender, etnis, difabilitas, dan sosial-budaya-ekonomi dalam menjalankan praktik kedokteran dan bermasyarakat.

iii. Menghargai dan melindungi kelompok rentan.

iv. Menghargai upaya kesehatan komplementer dan alternatif yang berkembang di masyarakat multikultural.

e) Berperilaku profesional

i. Menunjukkan karakter sebagai dokter yang profesional.

iii. Mengutamakan keselamatan pasien.

iv. Mampu bekerja sama intra- dan interprofesional dalam tim pelayanan kesehatan demi keselamatan pasien.

v. Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam kerangka sistem kesehatan nasional dan global.

2. Mawas diri dan pengembangan diri a. Area kompetensi

1) Menerapkan mawas diri.

2) Mempraktikkan belajar sepanjang hayat.

3) Mengembangkan pengetahuan.

b. Penjabaran kompetensi

1) Kompetensi inti, mampu melakukan praktik kedokteran dengan menyadari keterbatasan, mengatasi masalah personal, mengembangkan diri, mengikuti penyegaran dan peningkatan pengetahuan secara berkesinambungan serta mengembangkan pengetahuan demi keselamatan pasien.

2) Lulusan dokter mampu:

a) Menerapkan mawas diri.

i. Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis, sosial dan budaya diri sendiri.

ii. Tanggap terhadap tantangan profesi.

iii. Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan merujuk kepada yang lebih mampu.

iv. Menerima dan merespons positif umpan balik dari pihak lain untuk pengembangan diri.

b) Mempraktikkan belajar sepanjang hayat.

i. Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan belajar untuk mengatasi kelemahan.

ii. Berperan aktif dalam upaya pengembangan profesi.

c) Mengembangkan pengetahuan baru.

i. Melakukan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat serta mendiseminasikan hasilnya.

3. Komunikasi efektif a. Area kompetensi

1) Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga.

2) Berkomunikasi dengan mitra kerja.

3) Berkomunikasi dengan masyarakat.

b. Penjabaran kompetensi

1) Kompetensi inti; mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.

2) Lulusan dokter mampu:

a) Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya.

i. Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan nonverbal.

ii. Berempati secara verbal dan nonverbal.

iii. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti.

iv. Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan kesehatan secara holistik dan komprehensif.

v. Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (termasuk berita buruk, informed consent) dan melakukan konseling dengan cara yang santun, baik dan benar.

vi. Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural dan spiritual pasien dan keluarga.

b) Berkomunikasi dengan mitra kerja (sejawat dan profesi lain).

i. Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik dan benar.

ii. Membangun komunikasi interprofesional dalam pelayanan kesehatan.

iii. Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan kepada penegak hukum, perusahaan asuransi kesehatan, media massa dan pihak lainnya jika diperlukan.

iv. Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektif.

c) Berkomunikasi dengan masyarakat.

i. Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka mengidentifikasi masalah kesehatan dan memecahkannya bersama-sama.

ii. Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

4. Pengelolaan informasi a. Area kompetensi

1) Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan.

2) Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

b. Penjabaran kompetensi

1) Kompetensi inti; mampu memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan dalam praktik kedokteran.

2) Lulusan dokter mampu:

a) Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan.

i. Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

ii. Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi kesehatan untuk dapat belajar sepanjang hayat

b) Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesi kesehatan lain, pasien masyarakat dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

i. Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi untuk diseminasi informasi dalam bidang kesehatan.

5. Landasan ilmiah ilmu kedokteran a. Area kompetensi

Menerapkan Ilmu Biomedik, Ilmu Humaniora, Ilmu Kedokteran Klinik, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif.

b. Penjabaran kompetensi

1) Kompetensi inti; mampu menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan ilmiah ilmu kedokteran dan kesehatan yang mutakhir untuk mendapat hasil yang optimal.

2) Lulusan dokter mampu:

a) Menerapkan Ilmu Biomedik, Ilmu Humaniora, Ilmu Kedokteran Klinik, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif.

b) Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Biomedik, Ilmu Humaniora, Ilmu Kedokteran Klinik, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan promosi kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat.

c) Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Biomedik, Ilmu Humaniora, Ilmu Kedokteran Klinik, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan prevensi masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat.

d) Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Biomedik, Ilmu Humaniora, Ilmu Kedokteran Klinik, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas untuk menentukan prioritas masalah kesehatan pada individu, keluarga, dan masyarakat.

e) Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Biomedik, Ilmu Humaniora, Ilmu Kedokteran Klinik, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat.

f) Menggunakan data klinik dan pemeriksaan penunjang yang rasional untuk menegakkan diagnosis.

g) Menggunakan alasan ilmiah dalam menentukan penatalaksanaan masalah kesehatan berdasarkan etiologi, patogenesis, dan patofisiologi.

h) Menentukan prognosis penyakit melalui pemahaman prinsip-prinsip Ilmu Biomedik, Ilmu Humaniora, Ilmu Kedokteran Klinik, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas.

i) Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu KedokteranKlinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan rehabilitasi medik dan sosial pada individu, keluarga dan masyarakat.

j) Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Biomedik, Ilmu Humaniora, Ilmu Kedokteran Klinik, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran

Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan kepentingan hukum dan peradilan.

k) Mempertimbangkan kemampuan dan kemauan pasien, bukti ilmiah kedokteran, dan keterbatasan sumber daya dalam pelayanan kesehatan untuk mengambil keputusan.

6. Keterampilan klinis a. Area kompetensi

1) Melakukan prosedur diagnosis.

2) Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif.

b. Penjabaran kompetensi

1) Kompetensi inti; mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri, dan keselamatan orang lain.

2) Lulusan dokter mampu

a) Melakukan prosedur diagnosis.

i. Melakukan dan menginterpretasi hasil auto-, allo- dan hetero- anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan khusus sesuai dengan masalah pasien.

ii. Melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan penunjang dasar dan mengusulkan pemeriksaan penunjang lainnya yang rasional.

b) Melakukan prosedur penatalaksanaan masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif.

i. Melakukan edukasi dan konseling.

ii. Melaksanakan promosi kesehatan.

iii. Melakukan tindakan medis preventif.

iv. Melakukan tindakan medis kuratif.

v. Melakukan tindakan medis rehabilitatif.

vi. Melakukan prosedur proteksi terhadap hal yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

vii. Melakukan tindakan medis pada kedaruratan klinis dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien.

viii. Melakukan tindakan medis dengan pendekatan medikolegal terhadap masalah kesehatan/ kecederaan yang berhubungan dengan hukum.

7. Pengelolaan masalah kesehatan a. Area kompetensi

1) Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat.

2) Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat.

3) Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.

4) Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan.

5) Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan.

6) Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia.

b. Penjabaran kompetensi

1) Kompetensi inti; mampu mengelola masalah kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat secara komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan dalam konteks pelayanan kesehatan primer

2) Lulusan dokter mampu:

a) Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat.

i. Mengidentifikasi kebutuhan perubahan pola pikir, sikap dan perilaku, serta modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok umur, agama, masyarakat, jenis kelamin, etnis, dan budaya.

ii. Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat.

b) Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat.

i. Melakukan pencegahan timbulnya masalah kesehatan.

ii. Melakukan kegiatan penapisan faktor risiko penyakit laten untuk mencegah dan memperlambat timbulnya penyakit.

iii. Melakukan pencegahan untuk memperlambat progresi dan timbulnya komplikasi penyakit dan atau kecacatan.

c) Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.

i. Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis.

ii. Menginterpretasi data kesehatan keluarga dalam rangka mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga.

iii. Menginterpretasi data kesehatan masyarakat dalam rangka mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis komunitas.

iv. Memilih dan menerapkan strategi penatalaksanaan yang paling tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, biaya, dan berbasis bukti.

v. Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab (lihat daftar pokok bahasan dan daftar penyakit) dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien.

vi. Mengonsultasikan dan/ atau merujuk sesuai dengan standar pelayanan medis yang berlaku.

vii. Membuat instruksi medis tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan dapat dibaca.

viii. Membuat surat keterangan medis seperti surat keterangan sakit, sehat, kematian, laporan kejadian luar biasa, laporan medikolegal serta keterangan medis lain sesuai kewenangannya termasuk visum et repertum dan identifikasi jenasah.

ix. Menulis resep obat secara bijak dan rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat frekuensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca.

x. Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan, memonitor perkembangan penatalaksanaan, memperbaiki, dan mengubah terapi dengan tepat.

xi. Menentukan prognosis masalah kesehatan pada individu, keluarga, dan masyarakat.

xii. Melakukan rehabilitasi medik dasar dan rehabilitasi sosial pada individu, keluarga, dan masyarakat.

xiii. Menerapkan prinsip-prinsip epidemiologi dan pelayanan kedokteran secara komprehensif, holistik, dan berkesinambungan dalam mengelola masalah kesehatan.

xiv. Melakukan tatalaksana pada keadaan wabah dan bencana mulai dari identifikasi masalah hingga rehabilitasi komunitas.

d) Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan.

i. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah kesehatan actual yang terjadi serta mengatasinya bersama-sama.

ii. Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan.

e) Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan.

i. Mengelola sumber daya manusia, keuangan, sarana, dan prasarana dengan efektif dan efisien.

ii. Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga.

iii. Menerapkan manajemen kesehatan dan institusi layanan kesehatan.

f) Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia

i. Menggambarkan bagaimana pilihan kebijakan dapat memengaruhi program kesehatan masyarakat dari aspek fiskal, administrasi, hukum, etika, sosial, dan politik.

C. Capaian Pembelajaran Lulusan

Capaian pembelajaran lulusan (CPL) PS SKPD FK UNUD dirumuskan berdasarkan visi, misi dan profil lulusan PS SKPD. Selain itu, CPL ini juga dirumuskan dengan mengacu kepada:

1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi beserta lampirannya dan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristek Dikti) No. 18 Tahun 2018 Tentang Standar Nasional Pendidikan Kedokteran, yang menyatakan secara tegas bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi lulusan yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, keterampilan umum dan keterampilan khusus yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan.

2. Standar Universitas Udayana Tahun 2020, yang merupakan turunan dari Permendikbud No 3 Tahun 2020, yang secara spesifik pada standar kompetensi

lulusan menegaskan kembali tentang capaian pada ranah sikap, pengetahuan, keterampilan umum dan keterampilan khusus harus termuat di dalam perumusan capaian pembelajaran lulusan.

3. Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012, yang memuat secara lengkap daftar penyakit, daftar keterampilan klinis dan daftar masalah yang menjadi kewenangan seorang dokter. Dalam SKDI tersebut juga memuat 7 area kompetensi seorang dokter yang disusun dengan urutan sebagai berikut: profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri, komunikasi efektif, pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan.

4. Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia (SPPDI) Tahun 2012, yang memuat tentang isi kurikulum pendidikan dokter harus a. mengacu kepada SKDI, b. harus berorientasi pada masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dalam konteks pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga, serta memiliki muatan lokal yang spesifik, c. harus meliputi Ilmu Biomedik, Ilmu Kedokteran Klinik, Ilmu Humaniora Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat/

Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas dengan memperhatikan prinsip metode ilmiah dan prinsip kurikulum spiral. Institusi pendidikan diberikan keleluasaan untuk mengembangkan muatan lokal dalam kurikulumnya untuk menjadi unggulan dengan komposisi maksimal 20% dari keseluruhan kurikulum.

Capaian pembelajaran lulusan PS SKPD FK UNUD dinyatakan dalam 9 CPL, yang terdiri dari 1 CPL ranah sikap, 2 CPL ranah pengetahuan, 3 CPL ranah keterampilan umum, dan 3 CPL ranah keterampilan khusus. Dari 9 CPL tersebut, 2 CPL merupakan CPL terkait dengan program unggulan PS SKPD FK UNUD yaitu kedokteran pariwisata (travel medicine). Program studi ini terdiri dari 2 tahap pendidikan yaitu pendidikan jenjang sarjana kedokteran dan pendidikan jenjang profesi dokter. Setiap akhir jenjang pendidikan, lulusan mendapatkan ijazah dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), oleh karena itu CPL PS SKPD juga dibagi menjadi 2, yaitu CPL jenjang sarjana kedokteran dan CPL jenjang profesi dokter. Pemenuhan CPL pada 2 jenjang tersebut pada prinsipnya sama hanya berbeda dalam penekanan tingkat penguasaan sesuai KKNI. Pendidikan jenjang sarjana kedokteran adalah KKNI Level 6, sedangkan pendidikan jenjang profesi dokter adalah KKNI Level 7.

Secara umum hubungan antara 9 CPL PS SKPD FK UNUD dengan area kompetensi dalam SKDI 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Capaian Pembelajaran Lulusan

Keterangan: SKDI (Standar Kompetensi Dokter Indonesia), * merupakan CPL khusus yang merupakan kekhasan/ keunggulan program studi berupa kedokteran pariwisata/ travel medicine

1. Capaian pembelajaran lulusan pendidikan jenjang sarjana kedokteran a. Capaian pembelajaran lulusan 1 (CPL 1 - sikap)

Mampu bersikap sebagai seorang dokter yang memiliki professionalitas yang luhur:

1. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;

(S1),

2. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter muda berdasarkan agama, moral, dan etika; (S2),

3. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila; (S3),

4. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; (S4),

5. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; (S5),

6. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; (S6),

7. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara (S7), 8. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; (S8),

9. menunjukkan sikap bertanggungjawab sebagai seorang dokter muda; (S9), 10. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan (S10).

b. Capaian pembelajaran lulusan 2 (CPL 2 - pengetahuan umum)

Mampu menerapkan ilmu kedokteran dalam memformulasikan penyelesaian masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif:

1. mampu menerapkan Ilmu Biomedik, dalam merumuskan penyelesaian masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif; (PU1),

2. mampu menerapkan Ilmu Humaniora yang terkini untuk merumuskan penyelesaian masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif; (PU2),

3. mampu menerapkan Ilmu Kedokteran Klinik yang terkini untuk merumuskan penyelesaian masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif; (PU3),

4. mampu menerapkan Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/

Kedokteran Komunitas yang terkini untuk merumusakan penyelesaian masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif; (PU4),

5. Mampu merumuskan penyelesaian masalah kesehatan berdasarkan landasan ilmiah ilmu kedokteran dan kesehatan yang mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum;

(PU5),

6. mampu mempertimbangkan kemampuan dan kemauan pasien, bukti ilmiah kedokteran, dan keterbatasan sumber daya dalam merumuskan penyelesaian masalah kesehatan; (PU6).

c. Capaian pembelajaran lulusan 3 (CPL 3 - pengetahuan khusus)

Mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmu kedokteran pariwisata (Travel Medicine) dalam merumuskan penyelesaian masalah di bidang kedokteran pariwisata:

1. mampu menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Pariwisata dalam merumuskan penyelesaian masalah kesehatan yang terkait dengan kedokteran pariwisata secara

1. mampu menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Pariwisata dalam merumuskan penyelesaian masalah kesehatan yang terkait dengan kedokteran pariwisata secara

Dokumen terkait