• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : LANDASAN TEORI

B. Pendidikan Islam

2. Landasan Pendidikan Islam

Landasan merupakan dasar pondasi tempat berpijak yang baik dalam setiap usaha dan kegiatan yang berteleologis (bertujuan). Oleh sebab itu, pendidikan islam yang dilaksanakan secara sadar harus mempunyai landasan agar dalam kegiatan pendidikan tersebut mempunyai pijakan dalam semua kegiatan dan mempunyai perumusan tujuan pendidikan yang jelas.110

Adapun fungsi dari landasan dari pendidikan islam tersebut adalah seperti pondasi yang akan mengokohkan berdirinya suatu bangunan. Demikian juga dalam pendidikan islam, Dengan adanya landasan maka usaha yang dilakukan mempunyai dasar dan sumber keteguhan dan

109 Arti pendidikan yang sebenarnya dalam konteks Islam melekat pada istilah tarbiyah, ta'lim , dan ta'dib yang diambil secara bersama-sama. Dimana masing-masing istilah tersebut meyampaikan mengenai manusia dan masyarakat serta lingkungan dalam kaitannya dengan hubungan kepada Allah juga hubungan dengan lainnya, ketiga istilah tersebut merepresentasikan lingkup pendidikan dalam Islam, baik formal maupun non formal. Lihat Muhammad Muntahihibun Nafis, Ilmu Pendidikan..., hlm. 2-3.

43

keyakinan agar jalan menuju ke arah tertentu dapat tercapai dengan mudah.

Menurut Hasan Langgulung, landasan pendidikan Islam mempunyai sumber yaitu al-Qur’an, as-Sunnah, ucapan para sahabat, kemaslahatan umat, adat, dan ijtihad.111 Secara harfiah al-Qur’an berarti bacaan atau yang dibaca. Hal ini sesuai dengan tujuan kehadirannya, antara lain agar menjadi bahan bacaan untuk dipahamai, dihayati dan diamalkan kandungannya. Adapun secara istilah al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya (Muhammad SAW) melalui perantara Malaikat Jibril yang disampaikan pada generasi berikutnya secara mutawatir (tidak diragukan), dianggap ibadah bagi orang yang membacanya, yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas.112

Al-Qur'an adalah sumber kebenaran dalam Islam yang kebenarannya tidak diragukan lagi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 2:

         

Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Q.S. al-Baqarah/2:2).113

M. Quraish Shihab mengklasifikasi tujuan pokok al-Qur'an yaitu: a. Petunjuk aqidah dan kepercayaan.

b. Petunjuk mengenai akhlak. c. Petunjuk mengenal syari’at.114

Al-Qur’an juga diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk ke arah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan

111 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma’arif, 1980), hlm. 35.

112 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010), hlm. 75.

113 A. Soenarjo (ed.), al-Qur’an dan Terjemahnya..., hlm. 8.

44

dan petunjuk ke arah jalan yang diridhai Allah SWT.115 Sebagaimana firman Allah sebagai berikut:

                             

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ( Muhammad) al-Quran dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, kamu benar-benar membimbing (manusia) ke jalan yang lurus. (al-Syura/42:52.).116 As-Sunnah secara harfiah berarti jalan hidup yang dijalani atau dibiasakan, apakah jalan itu baik atau buruk, terpuji ataupun tercela. Adapun pengerian secara terminologi menurut para ahli hadis adalah sesuatu yang didapatkan dari Nabi SAW yang terdiri dari ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat fisik atau budi, baik pada masa sebelum kenabian ataupun sesudahnya.117 As-Sunnah dijadikan sumber kedua setelah al-Qur’an karena ia mencerminkan segala tingkah laku Rasulullah yang patut diikuti oleh setiap muslim.

Sumber selanjutnya ialah ucapan sahabat, yang berhubungan dengan sejarah hidup sahabat-sahabat Nabi terutama Khulafa al-Rasyidin karena merekalah yang paling dekat dengan Rasulullah dan yang menyaksikan muncul dan berkembangnya agama Islam dari masa permulaan Islam. Mereka jualah yang mengalami pasang surutnya perjuangan dakwah Islam bersama Rasulullah. Oleh karena itu, uapan sahabat juga dijadikan sumber pendidikan Islam.118

115 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 154.

116 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 2005), hlm. 701

117 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan…, hlm. 77.

45

Masalah kemaslahatan umat banyak mendapat perhatian dari para Ulama. Namun penekanan yang sangat erat kaitannya dengan pendidikan adalah seperti yang dikemukakan oleh al-Ghazali. Maslahah menurut beliau adalah menjaga tujuan agama pada manusia yang teriri dari lima perkara, yaitu menjaga agamanya,dirinya, akalnya, keturunannya, dan hartanya. Islam sebagai agama yang diturunkan ke dunia oleh Allah adalah untuk memberi kemaslahatan bagi manusia dan menjauhkan kemudharatan bagi mereka. Oleh karena itu, kemaslahatan umat dijadikan sebagai sumber pendidikan Islam karena termasuk hal-hal yang sesuai dengan hikmah Islam.119 Sedangkan adat merupakan segala sesuatu yang sudah dikenal oleh manusia karena telah menjadi kebiasaan atau tradisi yang bersifat perkataan, perbuatan,atau dalam kaitannya dengan meninggalkan perbuatan tertentu.120

Selain al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai landasan utama, ijtihad juga dapat dijadikan sebagai sumber pendidikan Islam. Kata ijtihad berasal dari kata jahada yang berarti pencurahan segala kemampuan untuk memperoleh suatu dari berbagai urusan. Menurut Abu Hamid Hakim ijtihad adalah upaya yang sunnguh-sungguh untuk memperoleh hukum syara’ berupa konsep yang operasional melalui metode istinbath dari al-qur’an dan as-Sunah 121. Sedangkan menurut ulama ushul, ijtihad adalah mencurahkan daya kemampuan untuk menghasilkan hukum syara’ dari dalil-dalil syara’ secara terperinci.122

Dalam bidang pendidikan, ijtihad dilakukan sejalan dengan perkembangan zaman serta tuntutan manusia. Penggunaan dalil-dalil ijtihad dalam lapangan pendidikan ini pada dasarnya adalah pantulan dan

119 Djumransyah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam…,hlm. 64.

120 Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul al-Fiqh, ter. Masdar Helmy, (Bandung: Gema Risalah Press, 1996), hlm. 149.

121 Haryanto-al-Fandi, Desain Pembelajaran yang Demokratis dan Humanis, (Yogyakarta: ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 136.

122 Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul al-Fiqh, ter. Masdar Helmy, (Bandung: Gema Risalah Press, 1996), hlm. 383.

46

cerminan fleksibilitas hukum Islam dalam semua bidang. Karena, dengan menggunakan dalil-dalil ijtihad inilah persoalan-persoalan pelik yang dihadapi dunia pendidikan saat ini dan masa depan akan memiliki tempat yang sesungguhnya dan damai.123

Dokumen terkait