• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : LANDASAN TEORI

2. Harga

a. Pengertian Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:345) harga dapat didefenisikan

secara sempit sebagai jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau

jasa. Atau dapat didefenisikan secara luas harga sebagai jumlah nilai yang

ditukarkan konsumen untuk keuntungan memiliki dan menggunakan produk

atau jasa yang memungkinkan perusahaan mendapatkan laba yang wajar

dengan cara dibayar untuk nilai pelanggan yang diciptakannya.

Buchari Alma (2011:169) mendefinisikan bahwa harga adalah nilai

suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Harga memiliki dua peranan

utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan atau dibayarkan oleh

konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa.

b. Strategi Penetapan Harga

Strategi penetapan harga merupakan proses perusahaan dalam

mengklasifikasikan dan menggolongkan produk yang dihasilkan apakah

produk baru atau produk yang sudah beredar di masyarakat. Menurut Kotler

dan Amstrong (2016:349) terdapat beberapa strategi harga sebagai berikut :

1) Market - Skimming Pricing (Harga Pemerahan pasar)

Pada harga pemerahan pasar perusahaan menetapkan harga yang

tinggi pada produk baru untuk memerah pendapatan maksimum

sedikit demi sedikit dari segmen yang bersedia membayar dengan

harga tinggi. Penetapan harga pemerahan pasar dapat diterapkan

dalam kondisi berikut :

a) Kualitas produk dan citra harus mendukung harga yang lebih tinggi

dan harus ada cukup pembeli yang menginginkan produk pada

harga tersebut.

b) Biaya satuan memproduksi volume kecil tidak begitu tinggi hingga

menghilangkan keuntungan.

c) Pesaing tidak dapat memasuki pasar dengan mudah dan

melemahkan harga tinggi.

2) Market – Penetration Pricing (Harga Pangsa Pasar)

Pada harga pangsa pasar perusahaan menetapkan harga yang rendah

pasar yang besar. Beberapa kondisi yang harus dipenuhi untuk strategi

harga rendah ini agar bekerja, antara lain :

a) Pasar harus sangat sensitive terhadap harga sehingga harga yang

rendah menghasilkan pertumbugan pasar yang lebih.

b) Biaya produksi dan distribusi harus menurun untuk meningkatan

volume penjualan.

c) Harga yang lebih rendah harus membantu menjaga persaingan

diluar dan harga penetrasi harus mempertahankan posisi harga

rendah. Jika tidak, keuntungan harga yang didapat hanya

sementara.

Menurut Abdullah dan Tantri (2014:171), perusahaan haruslah

mempertimbangkan banyak faktor dalam menyusun kebijakan menetapkan

harganya.

c. Tujuan Penetapan Harga

Penetapan harga adalah suatu masalah ketika suatu perusahaan harus

menentukan harga untuk pertama kali. Hal ini terjadi ketika perusahaan

mengembangkan atau memperoleh suatu produk/jasa baru ketika harus

diperkenalkan kepada pelanggan atau calon pelanggan mereka.

Menurut Kotler dan Keller (2016:491), terdapat beberapa tujuan

penetapan harga, antara lain :

1) Kemampuan Bertahan (Survival)

Perusahaan mengejar kemampuan bertahan sebagai tujuan utama

mereka jika mereka mengalami kelebihan kapasitas, persaingan ketat

variabel dan beberapa variabel tetap, maka perusahaan tetap berada

dalam bisnis. Kemampuan bertahan merupakan tujuan jangka pendek.

Dalam jangka panjang, perusahaan harus mempelajari cara menambah

nilai atau menghadapi kepunahan.

2) Laba Maksimum Saat ini (Maximum Current Profit)

Banyak perusahan berusaha menetapkan harga yang akan

memaksimalkan laba saat ini. Perusahaan memperkirakan permintaan

dan biaya yang berasosiasi dengan harga alternatif dan memilih harga

yang menghasilkan laba saat ini, arus kas, atau tingkat pengembalian

atas investasi maksimum. Strategi ini mengasumsikan bahwa

perusahaan mempunyai pengetahuan atas fungsi permintaan dan

biayanya. Pada kenyataannya, fungsi ini sulit diperkirakan. Dalam

menekankan kinerja saat ini, perusahaan mungkin mengorbankan

kinerja jangka panjang dengan mengabaikan pengaruh variabel bauran

pemasaran lain, reaksi pesaing dan batasan hukum pada harga.

3) Pangsa Pasar Maksimum (Maximum Market Share)

Beberapa perusahaan ingin memaksimalkan pangsa pasar mereka.

Perusahaan percaya bahwa semakin tinggi volume penjualan, biaya

unit akan semakin rendah dan laba jangka panjang semakin tinggi.

Perusahaan menetapkan harga terendah mengasumsikan pasar sensitif

terhadap harga. Strategi penetapan harga penetrasi pasar dapat

diterapkan dalam kondisi :

a) Pasar sangat sensitif terhadap harga dan harga yang rendah

b) Biaya produksi dan distribusi menurun seiring terakumulasinya

pengalaman produksi.

c) Harga rendah mendorong persaingan aktual dan potensial.

4) Pemerahan Pasar Maksimum (Maximum Market Skimming)

Perusahaan mengungkapkan teknologi baru yang menetapkan harga

tinggi untuk memaksimalkan memerah pasar. Pada mulanya harga

ditetapkan dengan tinggi dan pelan-pelan turun seiring waktu.

Meskipun demikian, strategi ini bisa menjadi fatal jika ada pesaing

besar yang memutuskan menurunkan harga. Memerah pasar akan

masuk akal dalam kondisi berikut :

a) Terdapat cukup banyak pembeli yang permintaan saat ini yang

tinggi.

b) Biaya satuan memproduksi volume kecil tidak begitu tinggi hingga

menghilangkan keuntungan dari mengenakan harga maksimum

yang mampu diserap pasar.

c) Harga awal tinggi menarik lebih banyak pesaing kepasar.

d) Harga tinggi mengkomunikasikan citra produk yang unggul.

5) Kepemimpinan Kualitas Produk (Product- Quality Leadership)

Banyak merek berusaha menjadi “kemewahan terjangkau” produk

selera dan status yang tinggi dengan harga yang cukup tinggi agar

tidak berada diluar jangkauan konsumen.

6) Tujuan-tujuan Lainnya (Other Obejctives)

Organisasi nirlaba dan masyarakat mungkin mempunyai tujuan

penetapan harga lain. Universitas membidik pemulihan biaya parsial,

mengingat bahwa universitas harus bergantung pada hadiah pribadi

dan sumbangan masyarakat untuk menutup biaya sisanya. Namun

apapun tujuan khususnya, bisnis yang menggunakan harga sebagai

alat strategis akan menghasilkan lebih banyak laba dibandingkan

bisnis yang hanya membiarkan biaya atau pasar menentukan

penetapan harga mereka.

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2012:320), tujuan penetapan

harga merupakan pemilihan yang dilakukan perusahaan terhadap tingkat

harga umum yang berlaku untuk produk tertentu, relatif terhadap tingkat

harga para pesaing. Adapun tujuan-tujuan tersebut antara lain :

1) Mengurangi resiko ekonomi dan percobaan produk

2) Menawarkan nilai yang lebih baik dibandingkan bentuk/kelas produk pesaing

3) Meningkatkan frekuensi konsumsi

4) Menambah aplikasi/pemakaian dalam situasi yang lebih banyak

d. Metode Penetapan Harga

Dalam menentukan penetapan harga ada beberapa metode yang bisa

dipilih oleh suatu perusahaan. Secara garis besar, metode penetapan harga

dibagi menjadi tiga kelompok. Penulis akan menjelaskan metode-metode

harga secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori

utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasisi biaya,

berbasis laba, dan berbasis persaingan. Menurut Kotler dan Keller yang

dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2012:77) yang menjelaskan metode

penetapan harga sebagai berikut :

1) Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan

Adalah suatu metode yang menekankan pada faktor-faktor yang

mempengaruhi selera dan referansi pelanggan daripada faktor-faktor

seperti biaya, laba, dan persaingan. Permintaan pelanggan sendiri

didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya yaitu :

a) Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli).

b) Kemauan pelanggan untuk membeli.

c) Suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni menyangkut

apakah produk tersebut merupakan simbol status atau hanya produk

yang digunakan sehari-hari.

d) Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan.

e) Harga produk-produk substitusi.

f) Pasar potensial bagi produk tersebut.

g) Perilaku konsumen secara umum.

2) Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya

Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek

penawaran atau biaya bukan aspek permintaan.Harga ditentukan

jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya

overhead, dan laba.

3) Metode Penetapan Harga Berbasis Laba

Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam

penetapan harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target

volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase

terhadap penjualan atau investasi. Metode penetapan harga berbasis

laba ini terdiri dari target harga keuntungan, target pendapatan pada

harga penjualan, dan target laba atas harga investasi.

4) Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan

Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba,

harga juga dapat ditetapk an atas dasar persaingan, yaitu apa yang

dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan

terdiri dari. Harga di atas atau di bawah harga pasar; harga penglaris,

dan harga penawaran tertutup.

e. Indikator Harga

Di dalam variabel harga ada beberapa unsur kegiatan utama harga

yang meliputi daftar harga, diskon, potongan harga, dan periode

pembayaran. Menurut Kotler dan Amstrong (2016:78) dalam variabel harga

ada beberapa unsur kegiatan utama harga yang meliputi tingkatan harga,

diskon, potongan harga dan periode pembayaran dan jangka waktu kredit.

Terdapat juga 4 indikator yang mencirikan harga yaitu :

Konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek

harganya juga berbeda dari yang termurah sampai termahal.

2) Kesesuaian Harga dengan Kualitas Produk

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen

orang sering memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang

karena mereka melihat adanya perbedaan kualitas.Apabila harga lebih

tinggi orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih

baik.

3) Kesesuaian Harga dengan Manfaat

Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang

dirasakan lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk

mendapatkannya. Jika konsumen merasakan manfaat produk lebih

kecil dari uang yang dikeluarkan maka konsumen akan beranggapan

bahwa produk tersebut mahal dan konsumen akan berpikir dua kali

untuk melakukan pembelian ulang.

4) Harga Sesuai Kemampuan atau Daya Saing Harga

Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk

lainnya. Dalam hal ini mahal murahnya suatu produk sangat

dipertimbangkan oleh konsumen pada saat akan membeli produk

tersebut.

Sedangkan indikator harga menurut Hermann, et. al. (2011:54), yaitu :

Keterjangkauan harga adalah harga sesungguhnya dari suatu produk

yang tertulis di suatu produk, yang harus dibayarkan oleh pelanggan.

Maksudnya adalah pelanggan cenderung melihat harga akhir dan

memutuskan apakah akan menerima nilai yang baik seperti yang

diharapkan. Harapan pelanggan dalam melihat harga yaitu :

a) Harga yang ditawarkan mampu dijangkau oleh pelanggan secara

financial.

b) Penentuan harga harus sesuai dengan kualitas produk sehingga

pelanggan dapat mempertimbangkan dalam melakukan pembelian.

2) Diskon/potongan harga

Diskon merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual

kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari

pembeli yang menyenangkan bagi penjual. Jenis diskon

bermacam-macam, seperti :

a) Diskon Kuantitas (quantity discount), merupakan potongan harga

yang diberikan guna mendorong konsumen agar membeli dalam

jumlah yang lebih banyak, sehingga meningkatkan volume

penjualan secara keseluruhan. Dalam praktik, diskon kuantitas

sering tidak terbentuk potongan tunai, melainkan tambahan unit

yang diterima untuk jumlah pembayaran yang sama (bonus atau

free goods) yang diberikan kepada konsumen yang membeli dalam

jumlah yang besar.

b) Diskon musiman (seasonal discount), adalah potongan harga yang

digunakan untuk mendorong agar membeli barang-barang yang

sebenarnya baru akan dibutuhkan beberapa waktu mendatang.

c) Diskon tunai (cash discount), adalah potongan harga yang

diberikan kepada pembeli atas pembayaran rekeningnya pada suatu

periode, dan mereka melakukan pembayaran tepat pada waktunya.

d) Diskon perdagangan (trade discount), diberikan oleh produsen

kepada para penyalur (wholesaler dan retailer) yang terlibat dalam

pendistribusian barang dan pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu,

seperti penjualan, penyimpanan, dan record keeping.

3) Cara pembayaran

Cara pembayaran sebagai prosedur dan mekanisme pembayaran suatu

produk / jasa sesuai ketentuan yang ada. Kemudahan dalam

melakukan pembayaran dapat dijadikan sebagai salah satu

pertimbangan bagi nasabah dalam melakukan keputusan pembelian.

Karena jika fasilitas pembayaran tersebut masih kurang memadai atau

tidak memudahkan nasabah, maka hal itu dapat mengakibatkan

masalah baru kepada nasabah.

Berdasarkan uraian tersebut maka indikator harga digunakan pada

penelitian ini meliputi : keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan

kualitas produk, kesesuaian harga dengan manfaat dan harga sesuai

Dokumen terkait