• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Tinjauan Penelitian yang Relevan

1. Landasan Penyempurnaan Kurikulum

Perubahan kurikulum pendidikan merupakan suatu tuntunan yang mau tidak mau harus tetap dilakukan tinggal penetapan tentang waktu saja.Terdapat tiga aspek yang menjadi landasan pengembangan kurikulum secara jelas terangkum dalam isi materi uji kurikulum.63

a. Landasan Filosofis Kurikulum 2013

UU No. 20/2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 butir 1 menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa, dan negara”. Undang-undang ini dirumuskan dengan berlandaskan pada dasar falsafah negara yaitu pancasila. Oleh karena itu

63 Imas Kurniasih, Revisi Kurikulum 2013 Implementasi Konsep dan Penerapan Yogyakarta: Kata Pena, 2016. h 1

pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Indonesia menjadi sumber utama dan penentu arah yang akan dicapai dalam kurikulum. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila harus tumbuh dalam peserta didik.Landasan filosofi pengembangan kurikulum 2013 adalah berakar pada budaya lokal dan bangsa.Kurikulum berakar pada budaya lokal dan bangsa, memiliki arti bahwa kurikulum harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari budaya setempat dan nasional tentang berbagai nilai hidup yang penting. Kurikulum juga harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam mengembangkan nilai budaya setempat dan nasional menjadi nilai budaya yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi nilai yang dikembangkan lebih lanjut untuk kehidupan dimasa depan.64

b. Landasan Yuridis dan empiris kurikulum 2013

Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah menetapkan bahwa perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan Pembelajaran ( RPP , penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Pelaksanaan pembelajaran juga melaksanakan program remedial dan program pengayaan.Implementasi kurikulum akan sesuai dengan harapan apabila guru mampu menyusun RPP serta melaksanakan dan memahami konsep penilaian autentik serta melaksanakannya.

64

Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah menyebutkan, bahwa “sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi, maka prinsip pembelajaran yang di gunakan dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu”. Hal ini dipertegas kembali dalam permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari kelas I sampai kelas VI”. Sampai saat ini, pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu masih dianggap membingungkan bagi sebagian guru.

c. Aspek konseptual

Aspek ini mencakup relefansi, model kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum lebih dari sekedar dokumen, proses pembelajaran mencakup aktivitas belajar, output belajar dan outcome belajar serta cakupan mengenai penilaian.65

Perubahan kurikulum adalah kebijakan publik yang berskala luas yang melibatkan komponen-komponen waktu, keahlian, dana, peralatan, pengorbanan, kemauan yang sangat masif. Waktu yang diperlukan untuk memulai kebijakan itu tidak cukup dalam hitungan bulan.Dana yang diperlukan berjumlah triliunan rupiah.Belum lagi berhitung tentang implementasi yang harus menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia.

Beralih dan bergantinya kurikulum kearah yang lebih baik tentu tidak selalu berjalan mulus, selalu saja ada permasalahan.Kendatipun kurikulum yang sudah dicanangkan dan ditetapkan sudah berjalan. Sama halnya dengan penetapan

65

kurikulum 2013, dengan berjalannya waktu, permasalahan baru munculan. Kemendikbud sendiri sempat melansir permasalahan kurikulum 2013, pada awal penerapannya pada tahun 2014 lalu. Diantara persoalan itu adalah:

1. Tidak ada kajian terhadap penerapan kurikulum 2006 yang berujung pada kesimpulan urgensi perpindahan kepada kurikulum 2013.

2. Tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap uji ccoba penerapan kurikulum 2013 setelah setahun penerapan di sekolah-sekolah yang ditunjuk.

3. Kurikulum sudah diterapkan di seluruh sekolah di bulan juli 2014, sementara intruksi untuk melakukan evaluasi baru dibuat 14 Oktober 2014, yaitu enam hari sebelum pelantikan presiden baru (Peraturan Menteri no 159).

4. Penyusunan konten kompetensi inti dan Kompetensi Dasar yang tidak seksama sehingga menyebabkan ketidak selarasan.

5. Kompetensi spiritual dan sikap terlalu dipaksakan sehingga mengganggu substansi keilmuan dan menimbulkan kebingungan dan beban administratif berlebihan bagi para guru.

6. Metode penilaian sangat kompleks dan menyita waktu sehingga membingungkan guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian sepenuhnya pada siswa.

7. Ketidaksiapan guru menerapkan metode pembelajaran pada kurikulum 2013 yang menyebabkan beban juga tertumpuk pada siswa sehingga menghabiskan waktu siswa di sekolah dan diluar sekolah.

8. Ketergesa-gesaan penerapan menyebabkan ketidaksiapan penulisan, percetakan dan peredaran buku sehingga menyebabkan berbagai permasalahan di ribuan sekolah akibat keterlambatan atau ketiadaan buku. 9. Berganti-gantinya regulasi kementrian akibat revisi yang berulang.66

Daftar masalah ini menjadi salah satu pertimbangan Mendikbud Anies Baswedan memberlakukan penerapan kurikulum 2013 terbatas pada sekolah yang telah memakainya selama tiga semester.Sedangkan sekolah yang baru menerapkan kurikulum 2013 selama satu semester diimbau kembali memakai KTSP.

Berkembangnya kesadaran semua pihak tentang pendidikan di Indonesia , tentu melahirkan banyak hal positif, termasuk dengan berlakunya kembali kurikulum 2013 secara Nasional atau seluruh Indonesia mulai tahun ajaran 2016/2017. Adapun kurikulum 2013 yang diberlakukan secara nasional pada tahun ajaran atau TA 2016/2017 bukanlah kurikulum 2013 lalu.Akan tetapi kurikulum 2013 yang telah direvisi oleh Kemendikbud.Kurikulum 2013 yang dinilai memberatkan pada waktu yang lalu kini telah direvisi oleh Kemendikbud sehingga diharapkan tidak lagi memberatkan dan setiap sekolah dapat menerapkan atau menggunakannya pada TA 2016/2017.67

Perubahan atau direvisinya kurikulum 2013 ini tidak merubah namanya, meskipun sempat beredar kabar bahwa kurikulum 2013 akan diubah menjadi

66Ibid, h. 6

67

kurikulum Nasional. Lantas apa saja perubahan atau revisian pada kurikulum 2013 tersebut ?

1. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum Nasional tetapi menggunakan Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang berlaku secara Nasional. 2. Penyederhanaan aspek penilaian siswa oleh guru.

3. Tidak adanya pembatasan pada proses berpikir siswa

Pada kurikulum 2013 versi lama, berlaku sistem pembatasan, anak SD hanya belajar sampai tahap memahami, anak SMP belajar sampai tahap menganalisis, sedangkan anak SMA belajar sampai tahap mencipta. Sedangkan pada kurikulum 2013 yang baru, semua jenjang pendidikan baik SD, SMP dan SMA dapat belajar dari tahap memahami sampai mencipta. Sehingga anak SD pun boleh mencipta walau kadar ciptaanya atau produknya sesuai dengan dengan usianya, hal ini untuk membiasakan anak berpikir ilmiah sejak SD.

Dokumen terkait