• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI A.Tinjauan Pustaka 1. Intensitas Penerangan

a. Pengertian Intensitas Penerangan

Intensitas penerangan adalah banyaknya sinar yang mengenai suatu permukaan. Intensitas penerangan merupakan faktor yang penting dari lingkungan fisik untuk keselamatan kerja. Untuk dapat melihat dengan baik dan teliti diperlukan intensitas cahaya yang cukup (Suma’mur, 2009).

Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga kerja dapat melihat objek-objek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu (Suma’mur, 2009). Penerangan yang cukup dan diatur secara baik juga akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat memelihara kegairahan kerja. Telah diketahui bahwa hampir semua pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi mata, dimana sering kita temui jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat penerangan tertentu agar tenaga kerja dapat dengan jelas mengamati objek yang sedang dikerjakan. Intensitas penerangan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya jelas dapat meningkatkan produktivitas kerja (Tarwaka, 2010).

Penerangan berdasar sumbernya dibagi menjadi tiga, pertama penerangan alami yaitu penerangan yang berasal dari cahaya matahari,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kedua penerangan buatan yaitu penerangan yang berasal dari lampu, dan

yang ketiga adalah penerangan alami dan buatan yaitu penggabungan antara penerangan alami dari sinar matahari dengan lampu/ penerangan buatan (Cok Gd Rai Padmanada, 2006).

b. Faktor yang mempengaruhi penerangan di tempat kerja : 1) Kuantitas cahaya

Intensitas penerangan yang dibutuhkan tergantung dari tingkat ketelitian yang diperlukan, bagian yang diamati, warna dari objek dan kemampuan dari objek tersebut untuk memantulkan cahaya yang jatuh padanya, serta brightness dari sumber objek. Untuk melihat suatu benda yang berwarna gelap dan kontras antara objek dan sekitarnya juga jelek diperlukan intensitas penerangan yang tinggi (beberapa ribu Lux). 2) Kualitas cahaya

Kualitas cahaya penerangan ditentukan oleh ada tidaknya kesilauan di tempat kerja, baik kesilauan langsung atau kesilauan karena pantulan cahaya dari permukaan yang mengkilap dan bayangan. Kesilauan didefinisikan setiap brightness yang berada dalam lapangan penglihatan yang menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan (annoyance), kelelahan mata dan atau gangguan penglihatan. Penyebab kesilauan adalah :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) Disabiliti glare

Penyebab dari kesilauan ini adalah terlalu banyaknya cahaya yang secara langsung masuk ke dalam mata dari sumber kesilauan sehingga menyebabkan kehilangan sebagian dari penglihatan.

b) Discomfort glare

Discomfort glare sering dialami oleh mereka yang bekerja pada siang hari dan menghadap ke jendela atau pada saat seseorang menatap lampu secara langsung pada malam hari. Efek discomfort glare pada mata adalah tergantung dari lamanya seseorang terpapar oleh kesilauan tersebut.

c) Reflected glare

Disebabkan oleh pantulan cahaya yang terlalu terang yang mengenai mata, dan pantulan cahaya berasal dari semua permukaan benda yang mengkilap seperti langit-langit, kaca, dinding, meja, mesin dan lain-lain yang berada dalam medan penglihatan (visual field) (Siswanto 1993).

Menurut Prabu (2009) luminaire atau lighting fixture merupakan suatu unit penerangan yang lengkap, dan unit ini terdiri dari lampu dan peralatan untuk mendistribusikan serta mengendalikan cahaya. Lighting equipment perlu diletakkan atau dipasang menurut karakteristik dari distribusi cahaya yang dikehendaki. Menurut cara mendistribusikan cahaya dapat diklasifikasikan menjadi :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Sistem penerangan langsung (Direct lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langit-langit, dinding serta benda yang ada di dalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan.

2) Sistem penerangan semi langsung (Semi direct lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem penerangan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki efisiensi pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih efisiensi pemantulan antara 5-90%.

3) Sistem penerangan difus (General diffuse lighting)

Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect

yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya ke atas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Sistem penerangan semi tidak langsung (Semi indirect lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.

5) Sistem penerangan tidak langsung (Indirect lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaanya yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan kesilauan dan bayangan sedangkan kerugiannya adalah mengurangi efisiensi cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.

c. Standar intensitas penerangan di tempat kerja

Menurut Suma’mur (2009), menyebutkan bahwa kebutuhan intensitas penerangan tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian sulit dilakukan bila keadaan cahaya ditempat kerja tidak memadai.

Tabel 1. Tingkat Penerangan Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan Contoh Pekerjaan Tingkat Penerangan yang Dibutuhkan (Lux) Tidak teliti Penimbunan barang 80 - 170 Agak teliti Pemasangan (tak teliti) 170 - 350 Teliti Membaca, menggambar 350 - 700 Sangat teliti Pemasangan 700 - 1000

Sumber : Suma’mur, 2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Nilai pantulan (reflektan) yang dianjurkan menurut Suma’mur

(2009) adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Nilai Pantulan (Reflektan) yang Dianjurkan

No Jenis Permukaan Reflektan (%) 1 Langit-langit 80 – 90

2 Dinding 40 – 60

3 Perkakas (mebel) 25 – 45 4 Mesin dan perlengkapannya 30 – 50

5 Lantai 20 - 40

Sumber : Suma’mur, 2009

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, tercantum dalam tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Standar Tingkat Penerangan Menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002

Jenis Pekerjaan Tingkat Penerangan

Minimal (Lux) Keterangan

Pekerjaan kasar dan tidak terus-menerus

100 Ruang penyimpanan dan ruang

peralatan/ instansi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu

Pekerjaan kasar dan terus-menerus

200 Pekerjaan dengan mesin dan

perakitan kasar

Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol,

pekerjaan mesin &

perakitan/penyusunan Pekerjaan agak

halus

500 Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin, kantor, pekerja pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin

Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan

tekstil, pekerjaan mesin halus & perakitan halus

Pekerjaan amat halus

1500 tidak menimbulkan bayangan

Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja pasal 3 ayat 1 (i) menetapkan syarat-syarat Keselamatan Kerja yang berkaitan dengan penerangan yaitu memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. Ketentuan intensitas penerangan berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan dalam Tempat Kerja adalah : Tabel 4. Ketentuan Tingkat Penerangan berdasarkan PMP No. 07

Tahun 1964. Intensitas Minimum (Lux) Keterangan 5 20 50 100 200 300 500 1000 Penerangan darurat

Halaman dan jalan di perusahaan

Pekerjaan yang hanya membedakan barang kasar, seperti mengerjakan bahan-bahan besar, gudang menyimpan barang besar atau kasar, gang atau tangga, dan lain-lain.

Pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil sepintas lalu, seperti pemasangan yang kasar, kamar mesin dan uap, tempat menyimpan barang sedang dan kecil, dan lain-lain.

Pekerjaan membedakan barang kecil agak teliti, seperti pemasangan alat yang sedang, pekerjaan mesin dan bubut yang kasar, dan lain-lain.

Pekerjaan membedakan yang teliti dari barang kecil dan halus, seperti pemeriksaan mesin yang teliti, menulis, membaca, dan lain-lain. Pekerjaan membedakan barang halus dengan kontras sedang dalam waktu lama, seperti pekerjaan mesin yang halus, pemotongan kaca, dan lain-lain.

Pekerjaan membedakan barang sangat halus dengan kontras yang sangat kurang untuk waktu lama.

Sumber : Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Lama Paparan Cahaya Layar Monitor

a. Pengertian cahaya layar monitor

Monitor yang dengan istilah lain sering disebut juga dengan VDT (Video Display Terminal), merupakan salah satu bagian yang terpenting dari suatu unit komputer. Monitor merupakan output yang paling sering dipandang saat kita mengoperasikan komputer.

Adapun fungsi monitor adalah untuk memperagakan data atau proses yang terjadi dalam CPU (Central Processing Unit) secara visual. Proses yang terjadi dalam CPU dikonversikan oleh suatu adapter video atau

video board dari data berbentuk digital menjadi sinyal yang akan disalurkan melalui kabel penghubung ke monitor (Fauzia, 2004).

VDT sebagai sumber cahaya yang menyebabkan rangsangan terhadap mata. Cahaya akan diterima oleh sel-sel photoreceptor retina dan selanjutnya akan dikonversikan menjadi energi bio-elektrik melalui siklus biokimiawi (Fauzia, 2004).

b. Sistem penglihatan manusia

Mata bekerja mirip kamera. Bayangan benda diterima oleh mata dan masuk melalui seperangkat lensa di mata, berupa kornea, pupil dan lensa yang transparan. Organ-organ ini berhubungan erat kerjanya dengan otot-otot mata. Permasalahannya, untuk melihat dalam jarak dekat dan dalam waktu yang lama, seperti melihat layar komputer, perlu 13

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Lensa mata harus mencembung untuk mencari fokus benda yang dilihat.

2) Kedua bola mata harus bekerja sama dalam menyatukan bayangan saat mata melihat obyek dalam jarak dekat. Apalagi, jika obyek cukup kecil.

3) Menggerakkan bola mata ke arah bayangan yang datang, agar tampak jelas (Ilyas S, 2003).

Mata merupakan indera penglihatan pada manusia. Mata

dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, selanjutnya dengan perantaraan serabut-serabut nervous optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan (Evelyne, 1999).

Sebagai indera penglihatan, mata mempunyai fungsi penting dalam mengidentifikasi segala bentuk rangsang visual yang kemudian diteruskan ke otak untuk diterjemahkan dalam bentuk respon. Dalam hal ini, mata berfungsi sebagai pengirim pesan (Ruslan A, 2009).

Mata diproteksi oleh tulang rongga mata, alis dan bulu mata, kelopak mata, refleks mengedip, sel-sel pada permukaan kornea dan konjungtiva (selaput lendir yang melapisi permukaan pada kelopak mata) serta air mata. Air mata berfungsi memperbaiki tajam penglihatan, membersihkan kotoran yang masuk ke mata, lubrikasi (pelumasan), media transfor dagi oksigen dari atmosfer, nutrisi (glukosa, elektrolit, 14

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

enzim protein), serta mengandung antibakteri dan antibody (Roger,

2002).

Bola mata memiliki garis menengah kira-kira 2,5 centimeter, bagian depannya bening serta terdiri dari tiga lapisan yaitu :

1) Lapisan Luar (fibrus) yang merupakan lapisan penyangga. 2) Lapisan tengah (vaskuler).

3) Lapisan dalam yang merupakan lapisan syaraf (Evelyne, 1999).

Mata digerakkan oleh enam otot penggerak mata, otot-otot ini dikaitkan pada pembungkus sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot ini menggerakkan mata ke atas, ke bawah, ke dalam dan ke sisi luar secara bergantian (Suardana, 2002).

Menurut Ilyas (2003), mata terdiri atas 6 bagian, yaitu :

1) Kelopak mata (Palpebra) yang berfungsi untuk melindungi bola mata terhadap trauma sinar dan pengeringan bola mata. Kelopak mata juga berperan dalam mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk lapisan air mata di depan kornea.

2) Sistem sekresi air mata (Sistem Lacrimal) untuk menjaga agar kornea tetap bersih, lembab, dan bebas kuman.

3) Conjungtiva, yaitu membran yang menutupi sclera dan kelopak mata bagian belakang.

4) Bola mata yang terdiri atas :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Kornea merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung

dengan yang putih dan tidak tembus cahaya. 5) Uvea yang terdiri atas iris, badan siliar dan koroid.

6) Pupil merupakan sebuah cakram yang dapat bergerak dan berfungsi sebagai tirai yang melindungi retina, serta mengendalikan jumlah cahaya yang memasuki mata.

7) Lensa merupakan sebuah benda transparan bikonvex yang terdiri dari beberapa lapisan. Lensa mata berfungsi sebagai organ fokus utama yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat.

8) Retina yang berfungsi mengubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik yang akan diteruskan ke otak.

9) Rongga orbita yaitu rongga tempat bola mata.

10) Otot penggerak mata yang berguna untuk menggerakkan mata. Secara ilmiah, mata memiliki tiga fungsi utama yaitu : 1) Menerima cahaya/ sensasi cahaya.

2) Membedakan bentuk/ sensasi bentuk. 3) Menerima warna/ sensasi warna.

Gelombang cahaya dari benda yang diamati memasuki mata melalui lensa mata kemudian jatuh ke retina kemudian disalurkan sampai menuju otak melalui syaraf optik, sehingga mata secara terus menerus menyesuaikan untuk melihat suatu benda (Suyanto, 1995).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Iris bekerja sebagai diafragma, mengatur banyak sedikitnya

cahaya yang masuk ke dalam pupil. Pada keadaan gelap pupil membesar dan pada keadaan terang pupil mengecil. Mekanisme tersebut berjalan secara otomatis, jadi di luar kesadaran kita. Pada saat yang sama ajakan syaraf yang lain masuk lebih jauh kedalam otak dan mencapai korteks sehingga memasuki syaraf kesadaran (Ilyas, 2003).

Sistem yang terdiri dari mata dan alur syaraf yang mempunyai peran penting dalam melihat disebut alat visual, ia mengendalikan lebih dari 90% dari kegiatan sehari-hari. Dalam hampir semua jabatan visual

ini memainkan peranan yang menentukan. Organ visual ikut bertanggung jawab atas timbulnya gejala kelelahan umum (Ilyas, 2003).

c. Gejala mata mengalami kelelahan

Saat seseorang bekerja melihat objek bercahaya diatas dasar berwarna pada jarak dekat secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu, menyebabkan mata harus berakomodasi dalam jangka waktu yang panjang. Kelelahan mata oleh karena lama paparan yang terlalu lama akan menyebabkan daya akomodasi menurun. Terdapat beberapa gejala kelelahan mata yaitu :

1) Gejala okular : merupakan gejala seperti mata merasa tidak nyaman, panas, sakit, cepat lelah, merah, dan berair (Asyari, 2002).

2) Gejala visual : terjadi karena mata mengalami gangguan untuk 17

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kabur. Penglihatan yang kabur biasanya berkaitan dengan akomodasi, karena otot siliaris gagal untuk memfokuskan atau mengalami kejang dan kelelahan (Asyari, 2002). Ketajaman penglihatan juga dapat menurun sewaktu-waktu, terutama pada saat keadaan daya tahan tubuh menurun atau mengalami kelelahan (Mangunkusumo, 2002). 3) Gejala umum lainnya yang sering dikeluhkan akibat kelelahan mata

adalah rasa sakit kepala, sakit punggung, pinggang, dan vertigo (Mangunkusumo, 2002).

Selain gejala yang disebutkan diatas efek lain dari paparan

cahaya komputer yang terlalu lama adalah sakit kepala, pandangan kabur, dan sakit pada leher serta punggung.

3. Kelelahan Mata

a. Pengertian kelelahan mata

Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman. Kelelahan mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti atau terhadap retina akibat ketidaktepatan kontras (Phesant, 1991).

Kelelahan mata dapat terjadi jika mata fokus kepada objek berjarak dekat, dalam waktu lama. Hal ini disebabkan karena otot-otot mata harus bekerja lebih keras untuk melihat objek berjarak sangat dekat, 18

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

terutama jika disertai dengan pencahayaan yang terlalu redup atau terlalu

menyilaukan (Gondowiarjo, 1996).

Mata di dalam fungsinya untuk melihat harus tidak dihadapkan pada beban tambahan seperti penerangan obyek yang intensitasnya kurang sesuai dengan keperluan. Oleh karena itu penerangan merupakan faktor lingkungan yang sangat perlu diperhatikan karena banyak pengaruhnya terhadap kelelahan mata dalam bekerja. Penerangan yang baik penting agar pekerjaan dapat dilakukan dengan benar dan dalam situasi yang nyaman. (Manuaba,1992).

Pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian tanpa penerangan yang memadai, maka dampaknya akan sangat terasa pada kelelahan mata. Terjadinya kelelahan otot mata dan kelelahan saraf mata sebagai akibat tegangan yang terus menerus pada mata, walaupun tidak menyebabkan kerusakan mata secara permanen, tetapi menambah beban kerja, mempercepat lelah, sering istirahat, kehilangan jam kerja dan mengurangi kepuasan kerja, penurunan mutu produksi, meningkatkan frekuensi kesalahan, mengganggu konsentrasi dan menurunkan produktivitas kerja. (Manuaba,1992).

Dalam ruang lingkup pekerjaan, faktor yang menentukan adalah ukuran objek, derajat kontras di antara objek dan sekelilingnya, luminansi dari lapangan penglihatan, yang tergantung dari penerangan 19

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Faktor ukuran objek, derajat kontras antar objek dengan

sekelilingnya serta penerangan adalah faktor-faktor yang saling mengimbangi satu dengan yang lain, misalnya suatu objek dengan kontras kurang, dapat dilihat apabila objek tersebut cukup besar atau bila penerangannya cukup baik. Upaya mata yang melelahkan menjadi sebab kelelahan mental. Gejalanya meliputi sakit kepala, penurunan kemampuan intelektual, daya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Lebih dari itu, apabila pekerja mencoba mendekatkan matanya terhadap objek untuk memperbesar ukuran benda, maka daya akomodasi lebih dipaksa, dan mungkin terjadi penglihatan rangkap atau kabur yang terkadang disertai pula dengan perasaan sakit kepala di daerah atas mata. (Grandjean, 1993).

Kelelahan mata dikenal sebagai tegang mata atau astenophia

yaitu kelelahan okular atau ketegangan pada organ visual dimana terjadi gangguan pada mata dan sakit kepala sehubungan dengan penggunaan mata secara intensif. Keletihan visual menggambarkan seluruh gejala-gejala yang terjadi sesudah stress berlebih terhadap setiap fungsi mata, diantaranya adalah tegang otot siliaris yang berakomodasi saat memandang objek yang sangat kecil dalam jarak yang sangat dekat. Terdapat tiga jenis astenophia yaitu astenophia acomodatif, astenophia musculer, dan astenophia neurastenik. Astenophia pada operator komputer merupakan astenophia acomodatif yang disebabkan oleh kelelahan otot siliaris (Anshell J, 1997).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada keadaan normal, cahaya yang datang dari jarak tidak

terhingga akan terfokus pada retina, demikian pula bila benda jauh didekatkan. Hal ini diakibatkan oleh adanya daya akomodasi mata yang bila benda didekatkan, maka bayangan benda dapat difokuskan pada retina atau makula lutea. Mata akan berakomodasi untuk melihat jelas benda pada jarak yang berbeda-beda sehingga bayangan benda akan tetap terfokus pada retina. Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliaris (Ilyas, 2003).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan mata : 1) Faktor usia. Daya akomodasi menurun pada usia 45-50 tahun. Dengan

bertambahnya usia menyebabkan lensa mata berangsur-angsur kehilangan elastisitasnya, dan agak kesulitan melihat pada jarak dekat. Hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan ketika mengerjakan sesuatu pada jarak dekat, demikian pula penglihatan jauh (Guyton, 1991).

2) Faktor penerangan Penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan mata, akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan, menurut Soewarno (1992) menyebutkan bahwa penerangan yang memadai bisa mencegah terjadinya Astenopia (kelelahan mata) dan mempertinggi kecepatan dan efisien membaca. Penerangan yang kurang bukannya 21

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Kurang tidur. Seseorang yang kurang tidur maka berakibat mata merah dan mata sulit dibiarkan terbuka sehingga dapat mengurangi daya penglihatan secara maksimal (Nurmianto, 2004).

4) Faktor okular. Yaitu kelainan mata berupa ametropia dan heteroforia. Ametropia adalah kelaianan refraksi pada mata kiri dan kanan tetapi tidak dikoreksi. Heteroforia merupakan kelainan dimana sumbu penglihatan dua mata tidak sejajar sehingga kontraksi otot mata untuk mempertahankan koordinasi bayangan yang diterima dua mata menjadi satu bayangan, lebih sulit. Apabila hal ini berlangsung lama, akan terjadi kelelahan mata (Mangunkusumo, 2002).

5) Beban kerja. Beban kerja berat akan berpengaruh pada kelelahan mata seseorang karena jika beban kerja berat maka dibutuhkan penglihatan yang maksimal saat bekerja dalam jangka waktu yang lama (Mangunkusumo, 2002).

6) Jarak pandang. Seseorang mempunyai jarak pandang yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi kesehatan mata orang tersebut (Asyari, 2002).

4. Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor

dengan Kelelahan Mata

Penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan mata, akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan (Suma’mur, 2009).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurut Grandjean (1993, menayatakan bahwa penerangan yang

didesain tidak baik maka dapat menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. Pengaruh dari penerangan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan :

a. Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan efisiensi kerja. b. Kelelahan mental.

c. Keluhan pegal didaerah mata dan sakit kepala disekitar mata, d. Kerusakan indra mata.

Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara kepada penurunan performance kerja, termasuk :

a. Kehilangan produktivitas. b. Kualitas kerjanya rendah. c. Banyak terjadi kesalahan. d. Kecelakaan kerja meningkat.

Meskipun sudah banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pemakaian komputer, namun belum banyak yang menyadari bahwa pemakaian komputer juga memiliki masalah tersendiri, terutama bila bekerja dengan komputer dalam waktu lama dan terus menerus serta dengan

Dokumen terkait