BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
9. BI rate
BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik. Sasaran operasional kebijakan moneter
dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank
Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan
akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada
gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan pula
faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya
akan menaikkan BI rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui
sasaran yang telah ditetapkan.
BI rate memiliki pengaruh terhadap perkembangan Reksa Dana yakni
jika tingkat suku bunga BI rate mengalami kenaikan maka tingkat suku
bunga deposito berjangka menjadi lebih menarik, sehingga investor lebih
tertarik untuk berinvestasi pada deposito ketimbang Reksa Dana.
Akibatnya total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana juga akan
10. Metode Sharpe
Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara
membandingkan antara premi risiko portofolio (yaitu selisih rata-rata
tingkat pengembalian portofolio dengan rata-rata tingkat bunga bebas
risiko) dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan standar deviasi
(total risiko). Secara matematis indekssharpe dirumuskan sebagai berikut:
Spi =RpiSD− Rf pi
Keterangan :
Spi = indeks harga Sharpe portofolio i
Rpi = rata-rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf = rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
SDpi = standar deviasi dari tingkat pengembalian portofolio i
Rpi− Rf= premi risiko portofolio I
(Halim, 2005)
11. Metode Treynor
Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara
membandingkan antara premi risiko portofolio (yaitu selisih rata-rata
tingkat pengembalian portofolio dengan rata-rata bebas risiko) dengan
risiko portofolio yang dinyatakan dengan beta (risiko pasar atau risiko
pi =Rpi− Rf pi
Keterangan simbol :
pi = indeks Treynor portofolio i
Rpi = rata-rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf = rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
pi = beta portofolio i (risiko pasar atau risiko sistematis)
Rpi− Rf= premi risiko portofolio i
(Halim, 2005)
12.Metode Jensen
Metode ini didasarkan pada konsep garis pasar sekuritas (security
market line-SML) yang merupakan garis yang menghubungkan portofolio
pasar dengan kesempatan investasi yang bebas risiko. Dalam keadaan
ekulibrum semua portofolio diharapkan berada pada SML. Jika terjadi
penyimpangan artinya, jika dengan risiko yang sama tingkat
pengembalianrisiko portofolio berbeda dengan tingkat pengembalian pada
SML, maka perbedaan tersebut disebut dengan indeks Jensen; di mana
risikonya dinyatakan dalam beta (risiko pasar atau risiko sistematis).
Apabila tingkat pengembalian aktual dari suatu portofolio lebih besar dari
tingkat pengembalian yang sesuai dengan persamaan SML, berarti indeks
Jensen akan bernilai positif, sebaliknya, apabila tingkat pengembalian
sesuai dengan persamaan SML, berarti indeks Jensen akan bernilai
negatif.
Berdasarkan uraian diatas, maka indeks Jensen dapat dirumuskan
sebagai berikut :
�� = � − − − ��
Keterangan simbol :
pi = Indeks Jensen portofolio i
� = rata-rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf = rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
R = rata-rata tingkat pengembalian pasar (diwakili JII)
pi = beta portofolio i (risiko pasar atau risiko sistematis)
Rpi− Rf = premi risiko portofolio i
R − Rf = premi risiko pasar
(Halim, 2005)
13.Metode
M-square measure, merupakan perluasan dari metode Sharpe ratio.
Msquare measure diperoleh dari menghitung Sharpe ratio. Kemudian,
mengalikan hasil perhitungan Sharpe ratio dengan standar deviasi pasar
(standar deviasi yang dihitung melalui return pasar). Perhitungan standar
deviasi diperoleh dari menggunakan fungsi rumus Excel
ditambah dengan return bebas risiko (BI rate). Kinerja portofolio akan
dibandingkan secara langsung dengan kinerja return pasar.
Penilaian: jika � /M-square measure reksadana positif atau lebih besar dari � /M-square measure pasar (selalu nol) maka kinerja reksadana baik (Hartono, 2010). Metode M-square measure merupakan perluasan dari
metode Sharpe, maka formulanya :
= ( Rp− Rf
p − Rf Rf ) − R
Keterangan :
Rp = rata-rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf = rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
R = rata-rata tingkat pengembalian pasar (diwakili JII) Rp− Rf = premi risiko portofolio i
(Magdalena, 2012)
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini merupakan beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini ;
1. Hasby (2010) melakukan penelitian dengan hasil secara umum metode
Sharpe dan Jensen menunjukan kinerja historis dari suatu Reksa Dana
Saham, berdasarkan ulasan hasil olah data pada bab sebelumnya telah
ditunjukkan bahwa kinerja Reksa Dana Saham berfluktuasi mengikuti
investasi harus memperhatikan kondisi fundamental pasar serta
memprediksi arah pasar kedepannya. Hal tersebut harus dilakukan karena
pengelolaan investasi pada dasarnya harus selangkah lebih maju
dibandingkan kondisi pasar sehingga dapat memiliki kinerja yang
optimal. Dengan metode Sharpe dan Jensen ini, manajer investasi dapat
menggunakan data historis tersebut sebagai salah satu pertimbangan
strategi investasi dalam rangka menghadapi prediksi pasar.
2. Pujiarti (2011) melakukan penelitian dengan hasil secara umum metode
Sharpe dan Jensen menunjukan kinerja historis dari suatu Reksa Dana
Saham, berdasarkan ulasan hasil olah data pada bab sebelumnya telah
ditunjukkan bahwa kinerja Reksa Dana Saham berfluktuasi mengikuti
pergerakan pasar. Di lain pihak, dalam mengelola portofolio, manajer
investasi harus memperhatikan kondisi fundamental pasar serta
memprediksi arah pasar kedepannya. Hal tersebut harus dilakukan karena
pengelolaan investasi pada dasarnya harus selangkah lebih maju
dibandingkan kondisi pasar sehingga dapat memiliki kinerja yang
optimal. Dengan metode Sharpe dan Jensen ini, manajer investasi dapat
menggunakan data historis tersebut sebagai salah satu pertimbangan
strategi investasi dalam rangka menghadapi prediksi pasar.
3. Magdalena (2012) dengan penelitiannya memperoleh hasil bahwa
terdapat produk-produk Reksa Dana yang memiliki return diatas pasar
dan FlexiGrowth. Reksa Dana yang memiliki kinerja paling baik diantara
Reksa Dana yang telah disebutkan diatas menurut 5 metode yang
digunakan adalah Reksa Dana Indek Saham Progresif (ISP).
4. Adi (2014) dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa tidak terdapat
satupun Reksa Dana Saham yang mampu konsisten memiliki kinerja
positif selama periode penelitian dengan metode Sharpe, Treynor,
Jensen, � dan Information Ratio. Namun, terdapat 1 Reksa Dana Saham yang memiliki status outperform secara konsisten selama tahun
2011, 2012 dan 2013 yaitu Reksa Dana Saham Cipta Syariah Equity dari
Manajer Investasi PT Cipta Dana Asset Management.