• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III :Hasil Penelitian, dalam bab ini berisikan tentang gambaran

BAB IV

umum lokasi dan subyek penelitian dan penyajian data variabel. :Analisis Data, dalam bab ini berisikan tentang analisis deskriptif

(masing- masing variabel), pengujian hipotesis dan pembahasan. BAB V :Penutup, dalam bab ini berisikan kesimpulan, saran, daftar

11

BAB II

LANDASAN TEORI A.KEPEDULIAN ORANG TUA

keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian atau tanpa anak baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

Dalam keluarga peranan orang tua terhadap anak sangat besar sekali lebih lebih ayah dan ibu keduanya adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab pada keluarganya.Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

dill diill J 3^ J JlS t \C> dill JA& 0^ I CP 3

(XP*JiA3 £ b ? W l . 4-uPj CP £ lj j*SLlS AJc

SI

j a

Ilj . ALc- Ij CP J J*** 3 Akl (J* £ b b* j f t j . A

xa p

I

j

CP

JU £ lj p J tiJ lj . l^uc-lj CP \+*3J C

u j

^ Ij

(JfioA, A

j j

C-I

j

££ £ lj . A

j j

C-I

j q

C- ddxuj

A. dc. Artinya:”Dar/ lbnu Umar ra,ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW pertanggungjawaban atas kepemimpinannya .Isteri adalah pemimpin dirumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas bersabda : ”Kalianadalah pemimpin,yang akan dimintai pertanggungjawaban.Penguasa adalah pemimpin

dan akan dimint ai pertanggungjawaban at as kepemimpinannya.Suami adalah pemimpin keluarganya dan akan dimintai kepemimpinannya..Pelayan adalah pemimpin dalam mengelola harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.Oleh karena itu kalian sebagai pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya

.’’(HR.Bukhari dan Muslim)7.

Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda :

y a (_)£ Aaic. all! alii (J jjoi J (J Is (J Is Cji Vl CjF’

4 j j I A j 1 J oj j l i . A j Ixul Ajc- o^iaall

( AjIc- (jjala ) Aj Lluxaj j I

Artinya: ’’Dari Aswad bin Sari ’ r.a., berkata: Bersabda Rasulullah SA W : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang

meyahudikannya atau menasronikannya atau memajusikannya(HR.Bukhari dan Muslim)8.

Diantara penjelasan hadist tersebut adalah baik seorang suami maupun isteri harus lebih waspada dan hati-hati dalam mendidik anak. Mampukah ia atau tidak untuk membimbing mengarahkan putra puterinya kearah yang lebih baik,lebih- lebih pada zaman global isasi ini yang penuh dengan tantangan dan rintangan yang semua serba modem dan canggih .Oleh karena itu orang tua bertanggung

7 Achmad Sunarto “Terjemah Riyadhussulihin",Pustaka Amani,Jakarta,Cet IV,Juli 1999 M,hlm 603

8Imam Jalaludin bin Abi Bakar As-SuyuU,,Al-Jam i’ussag/:ir”,Da.m\ kutub Al-Ilmiyah,Bairut Libanon,Juz 1 ,911 H,hlm396

13

jawab penuh bagi keluarganya anak-anaknya sebagai generasi masa depan agama bangsa dan Negara.

1. Pengertian kepedulian orang tua dengan anak

Sebelum membahas lebih lanjut tentang kepedulian orang tua terhadap, anak maka lebih dulu akan dijelaskan tentang pengertian keluarga sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut :

a. Keluarga adalah lembaga sosial yang paling dasar.

b. Keluarga adalah persekutuan antara suami istri dengan atau tanpa anak, atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang telah sendirian dengan anak-anaknya.

c. Keluarga adalah ikatan kelompok sosial yang terkecil.

d. Keluarga adalah persatuan antara dua orang atau lebih yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak.

e. Keluarga adalah sekelompok manusia yang terdiri dari suami, istri, anak- anak yang terikat atau didahului dengan pemikahan.

Berdasarkan definisi mengenai keluarga oleh beberapa ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan unsur yang terkandung dalam pengertian keluarga adalah sebagai berikut:

a. Keluarga merupakan perserikatan hidup antara manusia yang paling dasar dan kecil.

b. Perserikatan itu paling sedikit terdiri dari dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin.

d. Adakalanya keluarga hanya terdiri dan seorang laki-laki saja atau seorang perempuan saja dengan atau tanpa anak9.

Dengan mengetahui unsur-unsur yang terkandung tersebut, maka dapat dirumuskan bahwa pengertian keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian atau tanpa anak baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

Hubungan orang tua dengan anak dapat teijadi dalam keluarga yang merupakan lingkungan hidup pertama dimana anak memperoleh pengalaman- pengalaman pertama yang sudah mempengaruhi jalan hidupnya. Disinilah tugas orang tua untuk menjadi pembimbing anaknya, supaya perkembangan anak yang dialami pada permulaan hidup dapat berlangsung sebaik-baiknya tanpa ada hambatan dan gangguan yang berarti.

Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tentang kepedulian orang tua dengan anak di ambil dari buku sosiologi pendidikan karangan ST Vembriarto, diantarantya:

a. Fromm berpendapat bahwa anak yang dibesarkan dalam keluarga yang bemuansa demokratis, perkembangannya lebih lues dan dapat menerima kekuasaan secara rasional. Sebaliknya anak yang dibesarkan dalam

9 Sayekti Punosuwamo, Bimbingan dan Konseling Keluarga, PT Menara Mas offset, Yogyakarta, him. 9

15

suasana keluarga otoriter memandang kekuasaan sebagai suatu yang harus ditakuti dan bersifat magi. Ini mungkin menimbulkan sifat tunduk secara membuta kepada kekuasaan atau justru sikap menentang kekuasaan. Artinya hubungan orang tua dengan anak harus selaras dan harmonis dan demokratis sehingga anak dapat berkembang dan bersifat rasional dalam menerima perintah dari orang tua.

b. Sheldon dan Eleanor Glueck menunjukkan bahwa anak nakal yang berasal dari keluarga yang bersikap menolak atau acuh tak acuh terhadap anak. Anak-anak nakal yang berasal dari keluarga yang bersifat menolak ini umumnya mempunyai sifat curiga terhadap orang lain dan suka menentang kekuasaan. Mereka tidak lagi terkesan oleh hukuman karena sudah terlalu banyak mengalami hukuman dari orang tua. Artinya orang tua harus selalu menjadi panutan dan selalu mengarahkan anaknya untuk bijaksana dan bersifat baik, melatih menjalankan tugasnya dengan ikhlas dan tulus.

c. Davit Levy berpendapat bahwa hubungan orang tua dengan anak teijadi dalam beberapa bentuk, antara lain :

1) . Orang tua yang mendominasi anak 2) . Orang tua yang memanjakan anak

Menurut pendapat-pendapat para ahli dia atas kepedulian orang tua dengan anak mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengembangan diri anak dalam proses kehidupannya. Atau dapat diartikan kepedulian orang tua dengan anak adalah kepedulian yang terjadi antara kedua orang tua dengan anak dalam membimbing dan mendidik serta menuntun dalam proses perkembangan

kepribadian anak secara harmonis, rukun dan bahagia dalam menuju proses perkembangan kepribadian anak.

Sepanjang pengetahuan kita maka tidak ada orang tua yang dengan sengaja mendidik anaknya supaya tidak berhasil dalam hidup. Setiap orang tua mengharapkan anaknya kelak menjadi orang yang sukses. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua orang tua, pendidik, berhasil mencapai tujuan pendidikan.

Sikap orang tua mempengaruhi cara mereka memperlakukan anak, dan perlakuan mereka terhadap anak sebaliknya mempengaruhi sikap anak terhadap mereka dan perilaku mereka. Pada dasamya hubungan orang tua dengan anak tergantung pada sikap orang tua.

Jika sikap orang tua menguntungkan, kepedulian orang tua dengan anak dan anak akan jauh lebih baik ketimbang bila sikap orang tua tidak positif. Banyak kasus penyesuaian yang buruk pada anak maupun pada orang dewasa dapat ditelusuri kembali kehubungan awal orang tua dengan anak yang kurang baik akibat sikap orang tua. Sikap ini walaupun terselubung dalam perilaku yang dari luar menunjukkan sikap positif, sebenamya merugikan. Perasaan bersalah karena merasa tidak puas karena mendapat anak perempuan, padahal yang diinginkan anak laki-laki, dapat membuat orang tua tampak sangat menerima puterinya karena mereka terlalu lunak dan baik terhadap puteri itu.

17

Sikap orang tua sangat menentukan kepedulian terhadap keluarga sebab sekali kepedulian ini terbentuk, mereka cenderung bertahan. Jika sikap ini positif, tidak akan ada masalah. Tetapi bila sikap ini merugikan, sikap ini cenderung bertahan bahkan dalam bentuk terselubung, dan mempengaruhi kepedulian orang tua dengan anak sampai pada masa dewasa.

Seperti semua sikap, sikap orang tua terhadap anak mereka merupaka hasil belajar. Banyak faktor yang ikut menentukan sikap apa yang akan dipelajari, yang paling umum diantaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, konsep ”anak idaman” yang terbentuk sebelum kelahiran anak f

sangat diwamai romantisme dan didasarkan atas gambar anak ideal orang tua itu. Bila anak gagal memenuhi harapan orang tua, orang tua merasa kecewa dan mulai bersikap menolak.

Kedua, Pengalaman awal dengan anak mewamai sikap orang tua terhadap anaknya sendiri. Orang tua yang sebagai anak keluarga yang besar, dulu diharuskan untuk mengasuh adik-adiknya mimgkin mempunyai sikap yang kurang positif terhadap semua anak, termasuk anaknya sendiri, berbeda dengan orang tua yang sebagai anak mempunyai pengalaman yang bahagia dengan saudara kandungnya.

Ketiga, Nilai budaya mengenai cara terbaik memperlakukan anak, secara otoriter, demokratis maupun permisif, akan mempengaruhi sikap orang tua dan cara mereka memperlakukan anak mereka sendiri.

Keempat, orang tua yang menyukai peran orang tua, merasa bahagia, dan mempunyai penyesuaian yang baik terhadap perkawinan, mempunyai sikap yang mencerminkan penyesuaian yang baik ini terhadap anak mereka.

Kelima, bila orang tua merasa mampu berperan sebagai orang tua, sikap mereka terhadap anak dan perilakunya jauh lebih baiak dibandingkan sikap mereka yang merasa kurang mampu dan ragu-ragu.

Keenam, orang tua yang merasa puas dengan jenis kelamin, jumlah, dan ciri-ciri watak anaknya mempunyai sikap yang lebih menguntungkan dari orang tua yang merasa tidak puas.

Ketuju, kemampuan dan kemauan untuk menyesuaikan diri dengan pola kehidupan yang berpusat pada keluarga sesudah bertahun-tahun menikmati pola yang egosentris akan menetukan bagaimana sikap orang tua terhadap anak yang menyebabkan diperlakukannya pergeseran dalam peran ini.

Kedelapan, jika alasan untuk mempunyai anak adalah mempertahankan perkawinan yang retak dan hal ini tidak berhasil, sikap terhadap anak akan sangat kurang positif dibandingkan dengan sikap orang tua yang menginginkan anak untuk memperbesar kepuasan mereka dengan perkawinan mereka.

Kesembilan, Cara anak bereaksi terhadap orang tua mempengaruhi sikap orang tua terhadapnya. jika anak menunjukkan'cinta kasihnya dan bergantung pada orang tuanya, reaksi orang tua terhadap mereka sangat berbeda daripada

r

bila anak itu mandiri dan lebih akrab dengan orang lain daripada dengan mereka.

2.Faktor-faktor yang mempengaruhi kepedulian orang tua terhadap anak

Sebagaimana pengertian-pengertian di atas bahwa kepedulian orang tua terhadap anak memiliki beberapa faktor sebagai berikut:

a. Faktor orang tua

Orang tua merupakan salah satu faktor yang paling penting, karena tanpa adanya faktor ini maka hubungan orang tua dengan anak tidak mungkin berlangsung. Oleh karena itu faktor orang tua tidak bisa digantikan oleh faktor lain. Orang tua merupakan orang yang bertanggung jawab untuk melindungi, memperhatikan dan membimbing perkembangan

anaknya. b. Faktor anak

Anak dapat diartikan keturunan yang dilahirkan oleh seorang ibu. Faktor ini dapat menjadikan hubungan orang tua dengan anak berlangsung. c. Faktor tujuan

Tujuan kepedilian merupakan faktor penting karena merupakan arah yang hendak dituju. Tujuan ini dapat diartikan kepedulian antara orang tua dengan anak dapat berlangsung secara baik yang menggambarkan kedekatan sehingga tercipta suasana yang rukun, damai dan berhasil dalam proses pembimbingan terhadap anak.

d. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan ini terbagi menjadi tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Hubungan orang tua dengan anak dapat terpengaruh dari ketiga lingkungan tersebut. 3. Bentuk-bentuk kepedulian orang tua dengan anak

Untuk mengetahui sejauh mana kepedulian orang tua dengan anak, maka dapat diperinci dengan beberapa bentuk kepedulian orang tua. Diantarany: a. Orang tua menyayangi dan melindungi anak.

r

Sikap ini sering terlihat pada ibu yang cukup banyak waktu dan memberikan seluruh waktunya untuk merawat anaknya. Beberapa sikap terlalu menyayangi atau banyakan aveksi:

1. Maternal : sikap seorang ibu yang terlalu menyayangi, dapat disebabkan ibu tersebut memang terlalu banyak sifat keibuan atau ibu mempunyai perasaan bersalah yang ingin ditutupi dengan cara se waktu-waktu menunjukkan peninjauan.

2. Non maternal : sikap nenek, kakek, ayah dan saudara lain yang terlalu menyayangi dan memanjakan.

Akibat sikap terlalu banyak aveksi, dapat kita lihat dari terbentuknya sifat-sifat anak sebagai berikut:

a. Sulit mengadakan penyesuaian sosial

b. Penuntut, minta perhatian kasih sayang dan minta dilayani c. Egois, tidak sabar, mengadat kalau tidak dilayani atau ditolak.

2 1

d. Merajalela bila sendirian menjadi gelisah kecuali bila ada buku- buku bacaan atau kesibukan lainnya.

e. Pintar berbicara b. Pemanjaan yang berlebihan

Sikap memanjakan anak sering terlihat pada orang tua yang masa kecilnya telah mengalami sendiri kesukaran ekonomi, sehingga ingin mengabulkan setiap permintaan anak. Sebab-sebab dari pemanjaan :

1) . Pemanjaan yang mumi karena mereka terlalu menyayangi anak. 2) . Pemanjaan sebagi reaksi orang tua yang menolak anaknya

lalu merasa bersalah dan memanjakan secara berlebihan pada waktu- waktu tertentu saja.

c. Kekhawatiran yang luar biasa

Pada umumnya orang tua khawatir akan kesehatan anaknya. Hal ini timbul bersama naluri orang tua untuk melindungi anaknya. Akan tetapi acap kali terlihat orang tua yang kekhawatirannya berlebihan. Yang kemungkinan antara lain disebapkan oleh :

1) . Salah seorang anaknya telah meninggal, mungkin juga anak dari teman atau saudara menderita sakit berat.

2) . Hanya mempunyai seorang anak saja, sehingga cita-cita dan harapan ditumpuhkan pada anak tunggal tersebut

f-3) . Orang tua yang tidak bahagia, sering cekcok karena tidak cocok 4) . Seorang ibu yang hanya memusatkan pikiran pada rumah tangga

Menurut Diana Baurind ( dikutip dalam Soetorminah Sukadji ) sikap orang tua terhadap anak dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan, antara lain :

a. Sikap autoritarian

Kontrol terhadap anak ditujukan untuk mendapatkan kepatuhan segera maupun jangka panjang. Kepatuhan biasa ditegakkan dengan berbagai jalan, seiring dengan hukuman fisik atau kekerasan lain. Jarang diusahakan adanya keterangan mengenai aturan-aturan maupun larangan. Jawaban yang sering terdengar adalah ” Pokoknya, ... !” biasanay orang tua membentuk dan mengefaluasi anak berdasarkan prilaku yang telah dimapankan dan standamya absolut. b. Sikap permisif

Orang tua yang bersikap begini percaya bahwa mereka harus selalu menanggapi anak sebagai seorang pribadi dan mendorong mereka untuk otonom. Orang tua begini cenderung menggantungkan diri pada penalaran dan manipulasi, tidak menggunakan kekuasaan secara terang-terangan. Anak lebih bebas berbuat sekehendaknya dan orang tua tidak perlu dianggap berkuasa dan tidak mendorong anak- anaknya untuk patuh.

c. Sikap Autoritatif

Ini merupakan kombinasi terbaik antara keduanya. Kontrol yang dipakai menekankan perkembangan otonomi anak dalam batas yang masuk akal. Ada cukup kebebasan dan tidak dikekang oleh orang

23

tua. Orang tua menggunakan segala yang dapat dipakai untuk mendapatkan kontrol terhadap perilaku anak : Penalaran atau alasan- alasan, kekuasaan secara terbuka atau pengukuhan psikologis. Mereka lebih mendorong adanya take and gave berbentuk verbal, berpartisipasi dalam menemukan alasan dibelakang suatu kebijaksanaan, dan mendesakkan larangan-larangan bila anak tidak mau patuh terhadap aturan yang telah disetujui bersama10

B . P re sta si B ela ja r f 1. Pengertian prestasi belajar

Ada beberapa definisi tentang prestasi belajar, antara lain :

a. Prestasi belajar adalah achievement yaitu pencapaian keahlian atau sekumpulan pengetahuan yang dicapai atau keterampilan yang dikembangkan dan meliputi ranah kognitif ( Pengetahuan, konsep, dan prinsip pemecahan masalah dan kreatifitas) dan ranah psikomotor. b. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang nampak dalam tingkah

laku siswa. Dari prestasi yang diberikan oleh siswa dapat dilihat secara nyata apakah yang dituju sudah diperoleh atau belum.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari belajar dalam tingkah laku siswa yang dapat dilihat secara nyata dengan bertambahnya keahlian dan pengetahuan serta keterampilan dan ditempuh dalam waktu yang lama.

2. Indikator prestasi belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.

Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid , sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible( tidak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mecerminkan perubahan yang teijadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai diatas adalah mengetahui garis-garis besar indikator yang dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.

25

Tabel 1

Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi 1. Ranah Cipta ( Kognitif)

1. Pengamatan 1. Dapat menunjukan 1. Tes lisan 2. Dapat membandingkan 2. Tes tertulis 3. Dapat menghubungkan 3. Observasi 2. Ingatan 4. Dapat menyebutkan 1. Tes lisan

5. Dapat menunjukkan kembali 2. Tes tertulis 3. Observasi 3. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan 1. Tes lisan

2. Dapat mendefmisikan dengan 2. Tes tertulis lisan sendiri

4. Penerapan 1. Dapat memberikan contoh 1. Tes tertulis 2. Dapat menggunakan secara tepat 2. Pemberian tugas

3. Observasi 5. Analisis ( pemeriksaan dan 2. Dapat menguraikan 1. Tes tertulis

pemilahan secara teliti) 3. Dapat mengklasifikasikan 2. Pemberian tugas a.Sintetis (membuat paduan 4. Dapat menghubungkan 3. Tes tertulis baru dan utuh ) 5. Dapat menyimpulkan 4. Pemberian tugas

6. Dapat mengeneralisasikan

6. Ranah Rasa ( Afektif)

a.Penerimaan 1. Menunjukkan sikap menerima 1. Tes tertulis 2. Menunjukkan sikap menolak 2. Tes skala sikap

3. Observasi

a. Sambutan 1. Kesediaan berpartisipasi 1. Tes skala sikap

2. Kesediaan memanfaatkan 2. Pemberian tugas 3. Observasi b. Apresiasi (Sikap menghargai) 1. Menganggap penting dan 1. Tesskala

bermanfaat penilaian

2. Menganggap indah dan harmonis 2. pemberian tugas 3. Mengagumi 3. Observasi c. Intemalisasi ( pendalaman) 1. Mengakui dan menyakinir 1. Tes skala sikap

2. Mengingkari 2. Pemberian tugas 3. Observasi d. Karakterisasi ( penghayatan) 1. Melembagakan atau meniadakan 1. Pemberian tugas

2. Menjelmakan dalam pribadi dan ekspresif perilaku sehari-hari 2. Observasi e. Keterampilan bergerak dan 1. Mengkoordinasikan gerak mata, 1. Observasi

bertindak tangan, kaki dan anggota tubuh 2. Tes tindakan lainnya.

f. Kecakapan ekspresi verbal 1. Mengucapkan 1. Tes lisan dan non verbal 2. Membuat mimik dan gerakan 2. Observasi

jasmani 3. Tes tindakan

3. Batas minimal prestasi belajar

Bams {pjpjipfn t>e|<PF siswa selalu berkaitan dengan upay^ jpengppg^pw hasil belftjaf. A4a b&papa altematif norma

27

pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Diantara norma-norma pengukuran tersebut ialah:

a. Norma skala angka dari 0 -1 0 b. Norma skala angka dari 0-100

Angka terendah yang menyatakan kelulusan atau keberhasilan belajar skala 0 - 1 0 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0 - 1 0 0 adalah 55 atau 60. A1 hasil pada prinsipnya jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau dapat menjawab lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar. Namun demikian kiranya perlu dipertimbangkan oleh para guru sekolah penetapan Passing Grade yang lebih tinggi ( misalnya 65 atau 70 ) untuk pelajaran-pelajaran inti. Pelajaran-pelajaran inti ini meliputi : Bahasa dan Matematika, karena kedua bidang study ini (tanpa mengurangi pentingnya bidang-bidang study lainnya) merupakan kunci pintu pengetahuan-pengetahuan lainnya. Pengkhususan Passing Grade seperti ini sudah berlaku umum di negara- negara maju dan kemajuan belajar siswa dalam bidang-bidang study lainnya.

Selanjutnya, selain norma-norma teisebut diatas ada pula norma lain di negara kita barn berlaku di perguruan tinggi, atau norma prestasi belajar dengan menggunakan simbol huruf-huruf A, B, C, D, dan E. Simbol huruf-huruf ini dapat dipandang sebagai teijemahan dari simbol angka-angka.

Tabel 2

Perbadingan Nilai Angka dan Huruf

Simbol-simbol Nilai Angka dan Huruf

Predikat Angka Huruf 8 - 10 - 8 0 - 100 = 3,1 -4 A Sangat Baik 7 - 7,9 = 7 0 -7 9 = 2,1 -3 B Baik 6 - 6,9 = 6 0 -6 9 = 1,1 -2 C Cukup 5 - 5,9 = 5 0 -5 9 = 1 D Kurang 0 - 4,9 = 0 - 4 9 = 0 E Gagal

Perlu ditambahkan bahwa simbol nilai angka yang berskala antara 0 -sampai 4 seperti yang tampak pada tabel diatas lazim dipakai diperguruan tinggi. Skala angka yang berinterval jauh lebih pendek daripada skala angka lainnya itu dipakai untuk menetapkan indeks prestasi ( IP ) mahasiswa, baik pada setiap semester maupun pada akhri penyelesaian study.

Seusai memperhatikan. macam-macam norma yang menetapkan tingkat keberhasilan siswa seperti tampak pada tabel di atas mungkin kita bertanya Norma manakah yang paling tepat dan representatif ( mewakili / menggambarkan yang sebenamya ) ? Sesungguhnya, norma manapun

29

dapat dipakai, asal sejalan dengan aturan institusional kependidikan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang.

Hal lain yang justru lebih penting dalam proses evaluasi prestasi bukan norma mana yang harus diambil, melainkan sejauh mana norma itu dipakai secara lugas untuk mengevaluasi seluruh kecakapan siswa ( Kognitif. afektif dan psikomotor).

4. Faktor-faktor prestasi belajar

Dalam prestasi belajar terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi, yaitu

a. Faktor intern, antara Lin :

1) . Faktor jasmani, meliputi kondisi kesehatan anak

Dokumen terkait