• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.2 Landasan Teori

Pada dasarnya keseluruhan aktivitas ekonomi dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok yaitu :

a) Aktivitas Produksi b) Aktivitas Konsumsi c) Aktivitas Distribusi

Disektor produksi, barang-barang dan jasa yang dihasilkan, disektor konsumsi barang-barang dan jasa dikonsumsi oleh para konsumen. Jarak antara kedua sektor sangat relative, ada yang jauh ada yang dekat. Umumnya jarak fisik produksi dan konsumsi hasil pertanian/ usahatani relatif cukup jauh, karena usahatani berada dipelosok desa yang membutuhkan areal yang cukup luas. Oleh sebab itu jarak ini harus dijembatani agar memenuhi azas yaitu tempat, jumlah, waktu, mutu, jenis, dan pada tingkat harga yang layak dibayar konsumen. Sektor distribusilah yang merupakan jembatan penghubung tersebut, sektor ini lah yang bertanggung jawab untuk memindahkan, mengalokasikan, mendayahgunakan, menganekaragamkan, barang-barang yang dihasilkan disektor produksi, dan disektor inilah tataniaga berperan (Sihombing, 2011).

Istilah tataniaga sering juga disebut pemasaran yang bersumber dari kata

marketing. Kegiatan tataniaga adalah sebagian dari kegiatan distribusi yang

menimbulkan suatu kesan seolah-olah orang-orang yang bergerak didalam bagian ini yang bersifat statis, sedangkan marketing (tataniaga) bersifat dinamis (Sihombing, 2011).

Mempelajari marketing ada beberapa metode yang digunakan yaitu :

1. Pendekatan fungsi (functional approach), dimana dipelajari bermacam-macam fungsi yang dikehendaki dalam marketing, bagaimana dan siapa yang melaksanakannya.

2. Pendekatan dari segi lembaga (institusional approach), dipelajari bermacam-macam perantara, bagaimana masing-masing berusaha, fungsi-fungsi yang dilaksaanakannya.

3. Pendekatan komoditi barang (commodity approach), mempelajari bagaimana macam-macam barang di pasarkan,lembaga mana yang mengendalikannya

(Hutauruk, 2003).

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka dibidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lain. Selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkombinasi fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar. Falsafah konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli/ konsumen. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut (Swastha dan Irawan, 2008).

Ditinjau dari aspek ekonomi, kegiatan pemasaran pertanian dikatakan sebagai kegiatan yang produktif sebab pemasaran pertanian dapat meningkatkan guna

waktu (time utility) dapat tersedia bagi konsumen pada setiap waktu untuk meningkatkan guna waktu harus dilakukan aktifitas penyimpanan (storage cost),

guna tempat (place utility) diperlukan pengangkutan yang membutuhkan biaya pemindahan (transfer cost), guna bentuk (form utility) diperlukan untuk pengolahan yang mana membutuhkan biaya pengolahan (processing cost), dan guna kepemilikan (possession utility) merupakan pemindahan hak milik dari produsen ataupun lembaga pemasaran ke konsumen dengan membutuhkan biaya transaksi (Sudiyono, 2004).

Fungsi pemasaran sering digunakan dalam menilai prestasi kerja (performance) proses pemasaran. Hal ini mencerminkan konsensus bahwa pelaksanaan proses pemasaran harus berlangsung secara efisien, teknologi atau prosedur baru hanya boleh diterapkan bila dapat meningkatkan efisiensi proses pemasaran. Fungsi- fungsi pemasaran tidak perlu di selenggarakan dalam suatu urutan yang tetap atau kaku , ada 3 tipe fungsi pemasaran yaitu :

1. Fungsi pertukaran yaitu produk harus dijual dan dibeli sekurang-kurangnya sekali selama proses pemasaran.

2. Fungsi fisis tertentu yaitu seperti pengangkutan, penggudangan, dan pemrosesan produk.

3. Fungsi penyediaan sarana harus dilakukan dalam proses pemasaran, yang mana harus ada informasi pasar yang tersedia

Biaya produksi merupakan biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk membiayai berbagai faktor produksi dalam suatu usaha , baik biaya tetap maupun biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya dimana jumlah totalnya tetap walaupun jumlah yang di produksi berubah-ubah dalam kapasitas normal, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume produksi (Witjaksono, 2006).

Biaya pemasaran meliputi biaya transaksi (transfer cost) merupakan biaya yang dibutuhkan untuk memindahkan barang antara dua daerah atau lebih, biaya transfer ini meliputi biaya teminal (terminal cost) merupakan biaya bongkar muat, biaya retribusi dan biaya tambahan lainnya, sedangkan biaya transportasi

(transportasi cost) meupakan biaya untuk memindahkan barang antar dua tempat

atau kegiatan tambahan, biaya transportasi ini merupakan fungsi jarak, semakin jauh jaraknya maka semakin tinggi pula biaya transportasinya. Adapun share cost

yang merupakan bagian dari biaya yang dikeluarkan dan share profit yang merupakan bagian dari keuntungan yang didapat oleh seluruh pelaku pemasaran yang terlibat dengan seluruh ongkos tataniaga yang dikeluarkan (Sudiyono, 2004).

Dapat dilihat bahwa permintaan pasar dapat diukur dengan menggunakan volume fisik maupun volume rupiah, dengan mendasarkan pada kedua faktor tersebut (fisik dan rupiah) dapatlah dibuat suatu persentase untuk menyatakan permintaan pasarnya (Swastha dan Irawan, 2008).

Semakin banyak lembaga tataniaga yang terlibat, semakin panjang rantai tata niaga dan semakin besar biaya pemasaran komoditi tersebut, secara teknis dapat dikatakan bahwa semakin pendek rantai tata niaga suatu barang hasil pertanian,

maka biaya tata niaga semakin rendah, margin tata niaga juga semakin rendah, harga yang harus dibayarkan konsumen semakin rendah, dan harga yang diterima produsen semakin tinggi (Daniel, 2002).

Marketing bill merupakan perbedaan harga yang diterima oleh produsen dengan

harga yang dibayarkan oleh konsumen. Dapat dilihat pada sumbu Y yaitu bill dan sumbu X yaitu time, dimana dengan menggunakan kurva dibawah ini, bahwa

marketing bill mempengaruhi consumer expenditures atau pengeluaran konsumen

dan farm value atau harga petani.

Y

CONSUMER EXPENDITURES

BILL

X

Time

Gambar 1: Marketing Bill

Marketing biil sama artinya dengan marketing margin yang terdiri dari berbagai

macam ongkos-ongkos dalam menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, jadi marketing margin terdiri dari berbagai margin seperti retail margin, yaitu selisih harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang dibayarkan oleh sipengecer, profit margin merupakan besarnya keuntungan ataupun balas jasa yang diterima oleh setiap middlemen atau lembaga tata niaga

(Kohls dan Uhl, 1979).

Marketing Bill

Dokumen terkait