BAB I PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
1. Teori tentang belajar
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi itu diproses di dalam pikiran siswa. Berdasarkan suatu teori belajar,suatu pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Trianto,2007:12).
a. Teori Belajar Konstruktivisme
Seperti yang ditulis oleh Trianto (2007:13),teori
konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Agar siswa benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,mereka harus bekerja memecahkan masalah,menemukan segala sesuatu untuk dirinya,berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.
Menurut teori konstruktivisme,satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus
membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses belajar dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi,dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (Nur dalam Trianto,2007:13-14)
b. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme,yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses belajar dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan
pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan
interaksi-interaksi mereka. Belajar yang bersifat konstruktivisme ini sering digunakan untuk menggambarkan jenis belajar seperti penemuan ilmiah,invention,diplomasi dan pemecahan masalah ( Anni,2004:50).
c. Teori Belajar Deskriptif
Teori belajar deskriptif menekankan pada bagaimana proses belajar terjadi dalam diri peserta didik.Teori belajar deskriptif menjelaskan proses belajar.Teori belajar deskriptif adalah goal free,artinya teori belajar deskriptif dimaksudkan memberikan
12
hasil.Singkatnya,teori belajar deskriptif berisi deskripsi mengenai hasil belajar yang muncul sebagai akibat dari dugunakannya metode tertentu (Agus,2009:16).
d. Teori Perilaku
Teori perilaku berakar pada pemikiran behaviorisme.Dalam perspektif behaviorisme pembelajaran diartikan sebagai proses pembentukan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan balas (respons)..Hasil pembelajaran yang diharapkan adalah perubahan perilaku berupa kebiasaan.
Guru yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku peserta didik merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.
Perilaku dalam pandangan behaviorisme dijelaskan melalui pengalaman yang diamati,bukan melalui proses mental.Menurut behaviorisme,perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dapat dilihat secara langsung.
Ciri teori perilaku adalah menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,menekankan pentingnya latihan,mementingkan mekanisme hasil belajar,dan mementingkan peranan kemampuan.Hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan (Agus,2009:17).
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya,tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja,yaitu faktor intern dan faktor ektern.Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.
3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
Model pembelajaran tipe jigsaw ini didesain untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan,tetapi mereka juga harus siap memberikan dan menjabarkan materinya tersebut kepada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian siswa saling tergantung dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Langkah-langkah model pembelajaran tipe jigsaw adalah
sebagai berikut :
a. Persiapan
1) Materi
Pemilihan materi dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum materi pembelajaran disajikan,terlebih dahulu dibuat lembar
14
kegiatan siswa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok kooperatif.
2) Menetapkan siswa dalam kelompok
Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat dua
macam kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan kelompok asal dalam hal ini adalah semua siswa dikumpulkan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa yang biasanya dilakukan oleh guru. Beberapa petunjuk dalam memetapkan kelompok asal antara lain :
(1) Merangking siswa
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan prestasi akademik siswa dalam kelas pada semester sebelumnya atau dapat juga melalui hasil ulangan sebelumnya.
(2) Menentukan jumlah kelompok
Setiap kelompok beranggotakan 4-6 orang siswa yang heterogen.
(3) Membagi siswa dalam kelompok
Setelah menentukan jumlah siswa dalam kelompok kemudian dilakukan pembagian siswa.Penetapan siswa dalam kelompok hendaknya seimbang dan heterogen terutama dilihat dari aspek kognisi siswa.
Kelompok ahli dibentuk sendiri oleh anggota kelompok asal dengan cara berdiskusi menentukan wakil dari kelompoknya
untuk menjadi ahli dalam tugas tertentu. Wakil yang dipilih harus benar-benar tepat yang nantinya dapat diharapkan membantu menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga memperoleh pemahaman yang sama.
(4) Menentukan skor awal
Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individual pada nilai ulangan sebelumnya atau nilai akhir secara individu pada semester sebelumnya.
b. Tahap Pembelajaran
Proses pembelajaran kooperatif pada tipe Jigsaw dimulai
dengan cara guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa dan memotivasi siswa untuk belajar. Kegiatan ini diikuti dengan penyajian informasi,sering dilakukan dalam bentuk teks. Pada langkah ini guru menyajikan konsep dan prinsip dasar yang membekali siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan mencapai tujuan belajar yang sudah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya siswa diorganisasikan dalam kelompok asal. Semua anggota kelompok-kelompok asal yang berbeda dengan topik yang sama berkumpul dan berdiskusi dalam kelompok yang disebut kelompok ahli. Pada kelompok ahli mereka saling berdiskusi saling membantu satu sama lain tentang topik yang ditugaskan kepada mereka,kemudian mereka kembali ke kelompok asal untuk
16
menjelaskan kepada anggota kelompoknya tentang topik yang mereka pelajari pada kelompok ahli.
c. Evaluasi Mandiri dan Penghargaan Kelompok
Siswa diberikan evaluasi untuk mengetahui hasil yang telah dipelajari selama bekerja dalam kelompok dengan mengerjakan tes atau kuis secara individual.
Pemberian kuis secara individual tidak boleh
bekerjasama.Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang diperoleh siswa selama bekerja dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan pada nilai perkembangan kelompok. Nilai perkembangan kelompok diperoleh dari nilai perkembangan individu tiap anggota kelompok. Nilai awal diambil dari hasil ulangan harian siswa tiap anggota kelompok. Nilai yang diperoleh masing-masing individu ini selanjutnya diperhitungkan untuk menentukan kelompok asalnya melalui skor perkembangan siswa.
Perhitungan skor perkembangan menurut Slavin
(1995:291),didapat melalui kriteria sebagai berikut :
Tabel 1.Perhitungan skor perkembangan menurut Slavin
Skor Kuis Poin
Perkembangan
1. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 0
dibawah skor awal
3. Skor awal sampai dengan 10 poin
diatas skor awal
20
4. Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30
5. Nilai sempurna (tidak berdasarkan
skor awal)
30
(Sumber:Slavin dalam Cooperative Learning,1995:291)
Penentuan skor kelompok diperoleh dari penjumlahan skor perkembangan individu dalam kelompok asal.Penghargaan di berikan kepada kelompok asal yang berprestasi dihitung dari nilai rata-rata poin perkembangan yang diperoleh tiap anggota kelompok. Ketiga kriteria tersebut adalah :
Tabel 2.Rata-rata Poin Perkembangan menurut Slavin
Rata-rata Poin Perkembangan Penghargaan Team 15-19 GOOD TEAM 20-24 GREAT TEAM 25-30 SUPER GREAT TEAM
(Sumber: Slavin dalam Cooperative Learning,1995:292)
Perkembangan penghargaan diberikan kepada siswa yang berprestasi dan tim/kelompok yang memperoleh skor tertinggi serta yang paling aktif diskusi. Kegiatan ini dilakukan pada setiap akhir pertemuan kegiatan pembelajaran. Guru dapat memberikan penghargaan berupa pujian skor perkembangan. Langkah tersebut dilakukan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
18
d. Mengulang Skor Awal dan Pengubahan Kelompok
Setelah satu periode penilaian (satu siklus)
berakhir,dilakukan perhitungan ulang skor dasar (skor awal). Skor evaluasi siklus I ditetapkan sebagai skor dasar untuk siklus selanjutnya. Selain itu juga dilakukan perubahan kelompok agar memberikan kesempatan bagi siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain dan menjaga agar pembelajaran tidak membosankan.
Dalam proses belajar mengajar,guru mempunyai tugas untuk mendorong,membimbing,dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar mengajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa (Slameto,2003:97)