• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORITIS

E. Covid-19

1. Pengertian Covid-19

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang- orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari,atau dalam aerosol selama tiga jam4. Virus ini juga telah ditemukan di feses, tetapi hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah penularan melalui feses mungkin, dan risikonya diperkirakan rendah (Doremalen et al, 2020).

Corona virus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan China, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS- COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). COVID-19 termasuk dalam genus dengan flor elliptic dan sering berbentuk pleomorfik, dan berdiameter 60- 140 nm. Virus ini secara genetic sangat berbeda dari virus SARS-CoV dan MERS-CoV. Homologi antara COVID-19 dan memiliki karakteristik DNA coronavirus pada

kelelawar-SARS yaitu dengan kemiripan lebih dari 85%. Ketika dikultur pada vitro, COVID19 dapat ditemukan dalam sel epitel pernapasan manusia setelah 96 jam. Sementara itu untuk mengisolasi dan mengkultur vero E6 dan Huh-7 garis sel dibutuhkan waktu sekitar 6 hari. Paru-paru adalah organ yang paling terpengaruh oleh COVID-19, karena virus mengakses sel inang melalui enzim ACE2, yang paling melimpah di sel alveolar tipe II paru-paru. Virus ini menggunakan glikoprotein permukaan khusus, yang disebut “spike”, untuk terhubung ke ACE2 dan memasuki sel inang (Letko et al, 2020).

Sub-family virus corona dikategorikan ke dalam empat genus; α, β, γ, d an δ. Selain virus baru ini (COVID 19), ada tujuh virus corona yang telah diketahui menginfeksi manusia. Kebanyakan virus corona menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), tetapi Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERSr CoV), severe acute respiratory syndrome associated coronavirus (SARSr CoV) dan novel coronavirus 2019 (COVID-19) dapat menyebabkan pneumonia ringan dan bahkan berat, serta penularan yang dapat terjadi antar manusia. Virus corona sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas, dan dapat di nonaktifkan (secara efektif dengan hampir semua disinfektan kecuali klorheksidin). Oleh karena itu, cairan pembersih tangan yang mengandung klorheksidin tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam wabah ini (Safrizal dkk, 2020).

2. Pencegahan Penularan Covid-19

Menurut Kemenkes RI dalam Health Line (2020) pencegahan penularan COVID-19 meliputi:

30

1) Sering-Sering Mencuci Tangan Sekitar 98 persen penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Mencuci tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air mengalir efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus, termasuk virus Corona. Pentingnya menjaga kebersihan tangan membuat memiliki risiko rendah terjangkit berbagai penyakit.

2) Hindari Menyentuh Area Wajah Virus Corona dapat menyerang tubuh melalui area segitiga wajah, seperti mata, mulut, dan hidung. Area segitiga wajah rentan tersentuh oleh tangan, sadar atau tanpa disadari. Sangat penting menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan benda atau bersalaman dengan orang lain.

3) Hindari Berjabat Tangan dan Berpelukan Menghindari kontak kulit seperti berjabat tangan mampu mencegah penyebaran virus Corona. Untuk saat ini menghindari

4) Jangan Berbagi Barang Pribadi Virus Corona mampu bertahan di permukaan hingga tiga hari. Penting untuk tidak berbagi peralatan makan, sedotan, handphone, dan sisir. Gunakan peralatan sendiri demi kesehatan dan mencegah terinfeksi virus Corona.

5) Etika ketika Bersin dan Batuk Satu di antara penyebaran virus Corona bisa melalui udara. Ketika bersin dan batuk, tutup mulut dan hidung agar orang yang ada di sekitar tidak terpapar percikan kelenjar liur. Lebih baik gunakan tisu ketika menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk. Cuci tangan hingga bersih menggunakan sabun agar tidak ada kuman, bakteri, dan virus yang tertinggal di tangan.

6) Bersihkan Perabotan di Rumah Tidak hanya menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan tempat tinggal juga penting. Gunakan disinfektan untuk membersih perabotan yang ada di rumah. Bersihkan permukaan perabotan rumah yang rentan tersentuh, seperti gagang pintu, meja, furnitur, laptop, handphone, apa pun, secara teratur. Bisa membuat cairan disinfektan buatan sendiri di rumah menggunakan cairan pemutih dan air. Bersihkan perabotan rumah cukup dua kali sehari.

7) Jaga Jarak Sosial Satu di antara pencegahan penyebaran virus Corona yang efektif adalah jaga jarak sosial. Pemerintah telah melakukan kampanye jaga jarak fisik atau physical distancing. Dengan menerapkan physical distancing ketika beraktivitas di luar ruangan atau tempat umum, sudah melakukan satu langkah mencegah terinfeksi virus Corona. Jaga jarak dengan orang lain sekitar satu meter. Jaga jarak fisik tidak hanya berlaku di tempat umum, di rumah pun juga bisa diterapkan.

8) Hindari Berkumpul dalam Jumlah Banyak Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia telah membuat peraturan untuk tidak melakukan aktivitas keramaian selama pandemik virus Corona. Tidak hanya tempat umum, seperti tempat makan, gedung olah raga, tetapi tempat ibadah saat ini harus mengalami dampak tersebut. Tindakan tersebut adalah upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona. Virus Corona dapat ditularkan melalui makanan, peralatan, hingga udara. Untuk saat ini, dianjurkan lebih baik melakukan aktivitas di rumah agar pandemik virus Corona cepat berlalu.

32

9) Mencuci Bahan Makanan Selain mencuci tangan, mencuci bahan makanan juga penting dilakukan. Rendam bahan makanan, seperti buah-buah dan sayursayuran menggunakan larutan hidrogen peroksida atau cuka putih yang aman untuk makanan. Simpan di kulkas atau lemari es agar bahan makanan tetap segar ketika ingin dikonsumsi. Selain untuk membersihkan, larutan yang digunakan sebagai mencuci memiliki sifat antibakteri yang mampu mengatasi bakteri yang ada di bahan makanan.

Pandemi COVID-19 ini telah mempengaruhi sistem pendidikan di seluruh dunia, yang mengarah ke penutupan sekolah, universitas, dan perguruan tinggi. Pada tanggal 27 April 2020, sekitar 1,7 miliar siswa terkena dampak sebagai respons terhadap pandemi. Menurut pemantauan UNICEF, 186 negara saat ini telah menerapkan penutupan berskala nasional dan 8 negara menerapkan penutupan lokal.

Hal ini berdampak pada sekitar 98.5% populasi siswa di dunia.34. Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan. Oleh karenanya melalui edaran Mendikbud, pembelajaran online (during) merupakan salah satu solusi terhadap hal tersebut.

34 Data UNESCO Tahun 2020.

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field riseach) yang bersifat kualitatif, dalam hal ini, penulis melakukan observasi ke lapangan untuk melihat dan mendapatkan data terkait bagaimana keaktifan belajar selama pembelajaran daring pada masa covid-19 di MIN 19 Kabupaten Aceh Selatan. Dari informasi yang penulis dapatkan, meskipun wabah covid-19 belum berakhir, aktifitas di sekolah tetap ada, guru-guru dan pegawai lainnya tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Hanya saja kegiatan belajar dalam kelas yang belum memungkinkan untuk dilaksanakan secara utuh seperti masa sebelum covid-19.

B. PendekatanPenelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.35 Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna yang didapat dari hasil penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, dikenal dua model analisis data yang sering digunakan bersama-sama atau secara terpisah yaitu model analisis deskriptif kualitatif dan model analisis verifikatif kualitatif.36 Dalam penelitian ini penulis menggunakan model analisis deskriptif kualitatif, karena masalah yang diteliti

35Noeng Muhadjir, Metode Keilmuan (Paradigma Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed), Cet. V, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2007), hal. 44

36Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 83.

34

adalah suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dijelaskan seperti apa adanya. Sebagaimana Nawawi menjelaskan bahwa konsep metode deskriptif ialah “Metode yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan, atau masalah-masalah bersifat aktual dengan menggambarkan fakta-fakta tentang masalah-masalah yang diselidiki sebagaimana adanya.”37

Maka dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis tentang keaktifan belajar selama pembelajaran daring pada masa covid-19 di MIN 19 Aceh Selatan.

C. Narasumber

Yang dijadikan narasumber untuk diwawancarai dalam penelitian ini adalah 10 orang narasumber. Penulis memilih secara khusus ke 10 orang narasumber ini dengan alasan karena mereka sebagai sumber utama informasi di lokasi penelitian yang mudah penulis lakukan wawancara ditengah kondisi pandemic covid-19 ini dan perannya juga dianggap sangat penting untuk data penelitian ini. 10 orang informan ini adalah

1. Kepala Sekolah MIN 19 Kabupaten Aceh Selatan

2. Wakil Bidang Kurikulum MIN 19 Kabupaten Aceh Selatan

3. Empat Orang Guru yang mengajar dengan menggunakan metode daring.

4. Empat Orang Tua/Wali peserta didik.

37Nawawi H. Hadan, Metodelogi Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1991), hal. 36.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam bulan November sampai Desember di MIN 19 Aceh Selatan. Sedangkan lokasi wawancara dengan narasumber disesuaikan dengan situasi dan kondisi narasumber, adakalanya di ruang kerja, di ruang kantor, warung kopi, atau di tempat lainnya tergantung situasi dan kondisi dengan narasumber.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) maka untuk mengumpulkan data lapangan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi atau pengamatan.

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.38 Adapun teknik yang digunakan adalah observasi langsung (direct observation), seperti yang diungkapkan Pabundu Tika, bahwa: “Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada pada objek yang diteliti”.39 Namun demikian peneliti juga menggunakan teknik observasi terlibat (partisipant observation),40 yaitu pengamatan yang dilakukan dengan cara ikut mengambil bagian atau melibatkan diri dengan aktivitas objek yang diamati.

38 Sanafiah Faisal dan Mulyadi Guntur W, Metodologi Penelitian dan Pendidikan, terj. John W. Best, Research in Education, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hal.119

39 Moh. Pabundu Tika, Metodelogi Riset Bisnis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 58

40 Rusdin Pohan, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Rijal Institute, 2007), hal. 53

36

2. Wawancara (interview).

Proses memperoleh data dengan menggunakan serangkaian tanya jawab secara tatap muka, antara penulis dengan responden untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Adapun teknik yang digunakan adalah wawancara campuran atau kombinasi antara wawancara berstruktur dan tidak berstruktur. Wawancara campuran adalah pewawancara membuat daftar pertanyaan yang akan disajikan, tetapi cara pengajuan pertanyaan-pertanyaan, diserahkan kepada kebijaksanaan pewawancara itu sendiri.41 Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara denganpihak guru-guru di MIN 19 Aceh Selatan, dengan orang tua peserta didik dan dengan kepala sekolah serta wakil bidang kurikulum.

3. Telaah dokumentasi.

Dokumentasi yang digunakan yaitu dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.42 Telaah dokumentasi salah satu teknik penting dalam suatu penelitian dengan mengumpulkan informasi yang telah ada pada lembaga terkait. Penulis menggali informasi dengan mencari data-data pendukung mengenai penelitian yang mendukung tujuan penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul selanjutnya dianalisis dalam rangka menemukan makna temuan. Menurut Lexy J. Moleong analisis data ialah proses

41 Moh. Pabundu Tika, Metodelogi Riset…, hal. 63

42 Suharsini Arikunto, Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Praktes), (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hal. 135

mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.43

Data yang ditemukan terdiri dari catatan lapangan yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan telaah dokumentasi dianalisis terlebih dahulu agar dapat diketahui makna dan hubungannya dengan menyusun data, menghubungkan data, mereduksi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan.

Analisis data dalam penelitian ini termasuk pola penelitian kualitatif, maka untuk mengolah data penulis menggunakan teori Miles dan Huberman yaitu: reduksi data, display data dan verifikasi data.44 Tehnik pengolahan data dan penafsiran data tersebut dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polannya.45 Penulis menelaah kembali seluruh catatan yang diperoleh melalui teknik observasi, wawancara dan telaah dokumentasi, kemudiandata yang diperoleh disusun dalam satuan-satuan yang teratur dengan cara meringkas dan memilih, mencari sesuai tipe, urutan dan pola.

43Lexi J. Moleong, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, cet.Ke-13, 2010), hal. 10

44 Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terj. Tjetjep Rohindi, (Jakarta: UI Pers, 1992), hal. 15

45Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2002), hal. 82

38

2. Penyajian data

Miles dan Huberman mengatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam proses penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.46 Penulis merangkum hal-hal pokok dan kemudian penulis menyusun dalam bentuk deskriptif yang naratif dan sistematik sehingga dapat memudahkan untuk mencari tema sentral kesalahan penulisan pada bahasa asing yang dijadikan kata-kata hikmah dan pengaruhnya terhadap peserta didiksesuai dengan fokus atau rumusan masalah. Data yang yang sudah direduksi dan diklasifikasikan berdasarkan kelompok masalah yang diteliti dapat memudahkan menarik kesimpulan.

3. Menarik kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.47 Makna-makna yang muncul dari data harus diuji validitasnya.

Peneliti pada tahap ini mencoba menarik kesimpulan berdasarkan tema untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan.

46 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif…, hal. 95

47 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif…, hal. 99

39 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil MIN 19 Aceh Selatan

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Lawe Sawah Merupakan salah satu dari 34 Madrasah yang ada di Aceh Selatan yang di kembangkan untuk mencapai keunggulan dalam lulusan (output) pendidikan. Yang didirikan pada tahun 1949 dan merupakan salah satu Madrasah yang berada di lokasi terpencil di kabupaten Aceh Selatan.

Pada tahun 1959,berdasarkan SK Menteri Agama RI No 205 Tahun 1959 tanggal 10 Pebruari 1959 Statusnya berubah menjadi MIN Lawe Sawah .MIN Lawe Sawah Beralamat di Jln.Tapak Aulia Desa Lawe Sawah Kecamatan Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan dan secara Administrasi tunduk Kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Selatan.

Terakhir Tahun 2016 sesuai dengan KMA Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 670 Tahun 2016 tentang Perubahan Nama Madrasah Ibtidaiyah Negeri Lawe Sawah, berubah nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 19 Aceh Selatan.

B. Keaktifan Proses Belajar Daring di MIN 19 Aceh Selatan

Sebagaimana hasil penelitian yang telah penulis lakukan dengan mengumpulkan data di lapangan, didapati bahwa proses pembelajaran daring di MIN 19 Aceh Selatan kurang aktif dalam pelaksanaannya. Hal ini berdasarkan

40

pemaparan wawancara dari Kepala Sekolah MIN 19 Aceh Selatan, yaitu Ibu DN, beliau menjawab pertanyaan saat penulis wawancarai, saat penulis bertanya:

“Bagaimana mekanisme pembelajaran daring yang diterapkan di sekolah ini?

Buk Darni menjawab: Proses pelaksanaan belajar daring kurang berjalan dengan baik, paling hanya melalui tontonan televise yang kami sarankan kepada peserta didik, meskipun sejak maret sudah keluar surat edaran untuk belajar daring, tapi dari Maret 2020 sampai dengan Juli 2020 kami melaksanakan proses belajar di rumah masing-masing dengan memberikan tugas dan meminta peserta didikuntuk menonton televisi dengan program edukasi”.48

Kemudian penulis melanjutkan, kenapa tidak melaksanakan belajar daring seperti belajar melalui video, whatsapp, google classroom dan lain sebagainya, Apakah guru-guru dan peserta didik di MIN ini dapat mengoperasikan kegiatan pembelajaran melalui daring? Ibu DN menyebutkan bahwa guru dan peserta didik tidak bisa mengoperasikan kegiatan pembelajaran melalui daring. Mungkin dari sisi guru ada satu atau dua yang bisa, tapi dari siswanya hampir keseluruhan tidak bisa mengakses internet.

Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Buk Darni menjelaskan bahwa di daerah tersebut anak-anak tidak sama dengan daerah lainnya di kota yang sudah terbiasa menggunakan akses internet, sehingga saat adanya anjuran belajar daring mereka dapat mengaksesnya atau dapat diajarkan oleh orang tua mereka. Sedangkan di sini, orang tua peserta didik sekalipun bahkan tidak semua bisa mengoperasikan internet karena kendala gaptek, koneksi internet yang tidak stabil, dan masalah-masalah teknis lainnya.49

48 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MIN 19 Aceh Selatan, Ibu DN di MIN 19 Aceh Selatan 10 Desember 2020

49 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MIN 19 Aceh Selatan, Ibu DN di MIN 19 Aceh Selatan 10 Desember 2020

Oleh karena itu pihak sekolah memutuskan bahwa alternative terbaik agar pembelajaran tetap berlanjut yaitu dengan memberikan tugas kepada peserta didik yang dapat dikerjakan atau dipelajari di rumah selama pandemic covid-19, selain itu meminta kepada orang tua untuk mengontrol dan menemani anaknya untuk belajar dengan menonton program edukasi dari televisi.

Tontonan program edukasi dari televisi inilah yang menjadi satu-satunya alternative belajar daring yang dapat dijalankan oleh siswa MIN 19 Aceh Selatan, dan itupun tidak menyeluruh, karena ada orang tua peserta didik yang tidak memiliki televisi di rumahnya. Sebagaimana pemaparan salah satu orang tua peserta didik yang bernama Ibu ZB, beliau menyebutkan bahwa:

“Benar, sejak diliburkan bulan Maret 2020, kegiatan belajar-mengajar di sekolah ditiadakan, dan kemudian dilaksanakan di rumah masing-masing.

Pihak sekolah mengimbau kepada wali murid untuk menemani siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang dititip oleh sekolah untuk dikerjakan dan dipelajari setiap hari. Karena keterbatasan akses internet dan kendala lainnya, maka pembelajaran daring yang dapat kami akses dalam masa pandemi ini hanyalah dengan memberikan tontonan edukasi melalui Televisi. Akan tetapi kondisi ini juga tidak maksimal, karena seperti tetangga saya yang tidak punya televise, sehingga anaknya harus ikut belajar di rumah saya jika tidak maka dia tidak dapat menonton program edukasi tersebut.”50

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia.

Akan tetapi karena terbatasnya sarana dan prasarana yang dapat diakses, terutama akses jaringan internet di Kecamatan Kluet Timur, yang merupakan posisi

50 Hasil wawancara dengan salah satu Wali Murid MIN 19 Aceh Selatan, Ibu ZB pada tanggal 11 Desember 2020.

42

daerah MIN 19 ini berada, maka satu-satunya platform untuk mengakses pembelajaran daring yaitu melalui program tv yang ber-genre edukasi. Program edukasi ini dapat diakses pada siaran TVRI. Sebagai stasiun televisi yang didirikan oleh negara, TVRI digandeng oleh Kemdikbud untuk menyiarkan tayangan edukasi ini. Untuk jadwal tayangan edukasinya pun berubah-ubah bergantung kebijakan Kemdikbud dan TVRI.

Tayangan edukasi ini bernama “Belajar dari Rumah”. Untuk jenjang SD/MIN atau sederajat, programnya dimulai dari jam 08.30 WIB sampai dengan 10.30 WIB darui hari Senin sampai Jumat dengan materi pembelajaran lebih fokus dan diutamakan kepada literasi dan numerasi. Sedangkan untuk Sabtu dan Minggu ada durasi tiga jam khusus untuk program kebudayaan, antara lain gelar wicara (talkshow), podcast, kesenian, dan magazine tentang perkembangan budaya dari seluruh Indonesia. Kemudian di malam hari akan ada pemutaran film Indonesia dengan pilihan berbagai genre, seperti film anak, drama, dan dokumenter.51

Hal tersebut berlangsung sampai dengan bulan Juli 2020. Adapun bulan Juli sampai dengan sekarang, karena melihat situasi dan kondisi yang memungkinkan untuk tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan, maka kegiatan belajar tatap muka di sekolah telah dilaksanakan kembali dengan aturan yang sangat ketat agar tetap menjaga protocol kesehatan.

Pembelajaran dengan tatap muka ini juga merupakan tuntutan orang tua/wali murid kepada pihak sekolah, karena tidak efektifnya belajar melalui cara daring di

51 https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/04/kemendikbud-hadirkan-program-tayangan-belajar-dari-rumah-di-tvri/diakses pada 15 Desember 2020.

rumah. Hal ini sebagaimana pernyataan oleh salah satu orang tua peserta didik yang bernama Ibu EK:

“Iya benar, kami meminta pihak sekolah agar memperkenankan kembali anak-anak untuk belajar di sekolah, karena kami sebagai orang tua merasa kewalahan dalam menghadapi kondisi ini, anak-anak susah diajak fokus untuk belajar di rumah, apalagi diajak menonton program edukasi tersebut, mereka cepat bosan karena yang mengajarkan bukan ibu guru mereka. Selain itu kami juga sebagai orang tua tidak selalu sempat mengontrol dan menemani mereka, disebabkan karena kami harus bekerja”.52

Pernyataan tersebut juga senada dengan yang disampaikan oleh salah seorang guru MIN 19 Aceh Selatan yaitu Bapak MF, beliau menyebutkan bahwa:

“Para orang tua merasa kewalahan dan capek dalam menghadapi anak-anaknya. Tugas yang kami berikan untuk dikerjakan dan arahan kami guna

“Para orang tua merasa kewalahan dan capek dalam menghadapi anak-anaknya. Tugas yang kami berikan untuk dikerjakan dan arahan kami guna