• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Bimbingan dan Konseling a. Pengertian Bimbingan

Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance” yang kata dasarnya “guide” mempunyai beberapa arti menurut Winkel :

a. Menunjukkan jalan (showing the way) b. Memimpin (Leading)

c. Memberikan petunjuk (Giving Instruction) d. Mengatur (Regulating)

e. Mengarahkan (Governing) f. Memberi nasihat (Giving Advice)

Istilah guidance juga diterjemahkan dengan arti bantuan atau tuntunan. Ada juga yang menerjemahkan kata guidance dengan arti pertolongan. Secara etimologis, bimbingan berarti bantuan atau tuntunan tetapi tidak semua bantuan atau tuntutan yang diberikan seseorang kepada orang lain berarti bimbingan dalam arti bimbingan dalam bimbingan dan konseling. Bantuan yang berarti bimbingan konteksnya sangat psikologis. Selain itu bantuan yang berarti bimbingan harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :

a. Ada tujuan yang jelas untuk apa pertolongan itu diberikan. b. Harus terencana.

c. Berproses dan sistematis.

d. Menggunakan berbagai atau pendekatan tertentu

e. Dilakukan oleh orang ahli (mempunyai pengetahuan tentang bimbingan) f. Dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan dari pemberian bantuan13

13

Tohirin, (2014), Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, hal.15-16

WS. Winkel menyatakan bahwa bimbingan diartikan :

1. Suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri

2. Suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya

3. Sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan, dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup

4. Suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam memahami dirinya sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungannya, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungannya.14

Prayitno mendefenisikan bahwa :

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seseorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, maupun dewasa agar yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.15

Bimbingan dilakukan secara terus-menerus dan sistematis, artinya bimbingan tidak hanya diberikan secara kebetulan dan sekali waktu saja, melainkan dilakukan dengan sistematis dan tersusun dengan cara memfasilitasi dan menuntun agar individu yang diberikan bimbingan memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan secara tepat sehingga tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan tugas-tugasnya.16

14

Purba Tua,Tumiyem,Helmi Ghoffar, (2016), Media Pembelajaran dan Pelayanan BK, Medan : Perdana Publishing, hal. 65

15

Prayitno, (2013), Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Rineka Cipta, hal.61

16

b. Pengertian Konseling

Counseling merupakan bagian integral dari bimbingan. Konseling juga merupakan salah satu teknik dalam bimbingan. Konseling merupakan inti dalam bimbingan. Ada yang mengatakan bahwa konseling merupakan “jantungnya” bimbingan. Sebagai aktivitas inti atau jantungnya bimbingan, praktik bimbingan dapat dianggap belum ada jika tidak dilakukan konseling.

Istilah konseling yang berasal dari bahasa inggris “counsel” yang mempunyai beberapa arti yaitu : nasehat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel).17Secara etimologis istilah konseling berasal dari bahasa Latin yaitu “Consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari “Sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”. Menurut Tolbert bahwa :

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar,. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut, konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhn-kebutuhan yang akan datang.18

Dalam proses konseling ada tujuan langsung yang tertentu, yaitu pemecahan masalah yang dihadapi oleh klien. Proses konseling pada dasarnya dilakukan secara individual (between two persons) yaitu antara klien dan konselor walaupun dalam perkembangan kemudian ada konseling kelompok (group counseling). Pemecahan masalah dalam proses konseling itu dijalankan dengan

17

Opcit, Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah,hal.20-21

18

Prayitno dan Erman Amti, (2009), Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : PT.Rineka Cipta, hal. 99

wawancara atau diskusi antara klien dengan konselor dan wawancara itu dijalankan secara tatap muka (face to face). Dengan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa :

Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu untuk memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Dalam hal ini, perlu diingat bahwa individu pada akhirnya dapat memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri. Dengan demikian, klien tetap dalam keadaan aktif memupuk kesanggupannya didalam memecahkan setiap masalah yang mungkin akan dihadapi dalam kehidupannya.19

Istilah konseling telah digunakan dengan luas sebagai kegiatan yang dipikirkan untuk membantu seseorang menyelesaikan masalahnya. Kata konseling mencakup bekerja dengan banyak orang dan hubungan yang mungkin saja bersifat pengembangan diri, dukungan terhadap krisis, bimbingan atau pemecahan masalah. Tugas konseling adalah memberikan kesempatan kepada klien untuk mengeksplorasi, menemukan dan menjelaskan cara hidup lebih memuaskan dan cerdas dalam menghadapi sesuatu. Pengertian yang sederhana untuk konseling adalah sebagai suatu proses pembelajaran yang seseorang itu belajar tentang dirinya serta tentang hubungan dalam dirinya lalu menentukan tingkah laku yang dapat memajukan perkembangan pribadinya. Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa :

Konseling ialah hubungan antara seseorang konselor yang terlatih dengan seorang klien atau lebih, bertujuan untuk membantu klien memahami ruang hidupnya, serta mempelajari untuk membuat keputusan sendiri melalui pilihan-pilihan yang bermakna dan berasaskan informasi dan melalui penyelesaian masalah-masalah yang berbentuk emosi dan masalah pribadi.20

19

Bimo Walgito, (2010), Bimbingan dan Konseling Studi dan Karir, Yogyakarta : CV.Andi Offset, hal. 8

20

Abu Bakar M.Luddin, (2010), Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik, Bandung: Citapustaka Media Perintis, hal.13-14

c. Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari kata gudance dan counseling dalam bahasa inggris. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia, dan oleh manusia. Dalam kehidupan sehari-hari seiring dengan penyelenggaraan pendidikan pada umumnya dan dalam hubungan saling pengaruh antara orang yang satu dengan orang yang lainnya, peristiwa bimbingan setiap kali dapat terjadi.

Bimbingan konseling juga merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataannya menunjukkan bahwa manusia didalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Manusia perlu mengenali dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenal dirinya sendiri, mereka akan dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. Bimbingan dan konseling juga diperlukan baik oleh masyarakat yang belum maju maupun masyarakat yang modern.21

Dalam pandangan islam bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang membantu manusia untuk dapat menjadi insan kamil (manusia sempurna) baik dalam pandangan Allah maupun manusia. Hal ini tidak terlepas dari tugas para nabi yang membimbing dan mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga para nabi sebagai figur konselor yang sangat mumpuni dalam memecahkan permasalahan (problem solving) yang berkaitan dengan jiwa manusia agar manusia keluar dari tipu daya syeitan seperti tertuang dalam ayat berikut ini :

21

Opcit, Abu Bakar M.Luddin, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling + Konseling Islam,





Artinya :

“Demi masa sungguh manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal kebaikan, saling mensehati supaya mengikuti kebenaran dan saling mensehati supaya mengamalkan kesabaran. ( Q.S Al-Ashr:1-3)

Dengan kata lain manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus memberi konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya. 22

d. Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan

Pengaruh pendidikan kepada individu bergantung pada dampaknya dan kebijaksanaan seseorang itu menjauhkan dan menentukan tujuan hidup ini. Sekolah mempersiapkan murid bukan saja untuk kehidupan hari ini tetapi juga untuk menghadapi masalah yang akan mereka hadapi pada masa depan.

Dalam pendidikan, bimbingan dan konseling mewakili hasrat masyarakat untuk membantu individu. Sumbangan bimbingan dan konseling menambah kepahaman tentang informasi pendidikan, vokasional dan sosial, yang diperlukan untuk membuat pilihan secara pengetahuanz bagi pelajar, menggunakan data yang berbentuk psikologi dan sosiologi bagi guru dan konselor memahami setiap murid

22

Purba Tua,Tumiyem,Helmi Ghoffar, (2016), Media Pembelajaran dan Pelayanan BK, Medan : Perdana Publishing, hal. 67

sebagai individu, menjelaskan dan membantu dalam tugas pembelajaran serta menolong individu memahami diri mereka dan dunia mereka sendiri.23

e. Asas-asas Bimbingan dan Konseling 1. Asas Kerahasiaan

Segala sesuatu yang dibicarakan klien pada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain. Asas kerahasiaan ini merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan dan konseling, jika asas ini benar-benar dilaksanakan, maka penyelenggara atau pemberi bimbingan akan mendapat kepercayaan dari semua pihak. Sebaliknya, jika konselor tidak dapat memegang asas kerahasiaan dengan baik, maka hilanglah kepercayaan klien sehingga akibatnya pelayanan tidak dapat tempat di hati klien dan calon klien karena mereka takut meminta bantuan lagi sebab khawatir masalah dan diri mereka akan menjadi bahan gunjingan.

ىدِ دَ دِ نْا دَ ى دَ نْ دُّلا ى دِ ىدِ نْ دَ دَ ىدُ اللَّهُ ىدَ دَ دَ ى دَ نْ دُّلا ى دِ ىدٍ دِ نْ دُ ى دَ دَ ىدَ دَ دَ ى نْ دَ دَ

Artinya :

“Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat”.(Hadits Riwayat Imam at-Tirmidzi).

2. Asas Kesukarelaan

Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari pihak si terbimbing atau klien, maupun dari pihak konselor. Klien diharapkan secara suka dan rela tanpa ragu-ragu ataupun merasa terpaksa, menyampaikan masalah yang dihadapinya.

23

3. Asas Keterbukaan

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan, baik keterbukaan dari konselor maupun dari keterbukaan dari klien. Keterbukaan ini bukan hanya sekedar bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah individu yang membutuhkan bimbingan diharapkan dapat berbicara sejujur mungkin dan berterus terang tentang dirinya sendiri sehingga dengan keterbukaan ini penelaahan serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan si terbimbing dapat dilaksanakan.24

f. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Beberapa tujuan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :

Pertama, membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing atau dikonseling.

Kedua, membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental klien. Ketiga, membantu mengembangkan perilaku-perilaku yang lebih efektif pada diri individu dan lingkungannya.

Keempat, membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupan secara mandiri.

Secara terperinci, tujuan bimbingan dan konseling atau tujuan konseling seperti telah disebutkan di atas adalah agar klien :

Pertama, memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya. Kedua, mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya kearah tingkat perkembangan yang optimal.

Ketiga, mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.

Keempat, mempunyai wawasan yang lebih realistis serta penerimaan yang lebih objektif tentang dirinya.

Kelima, dapat menyesuaikan diri secaralebih efektif baik terhadap dirinya sendiri maupun lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya.

Keenam, mencapai taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Ketujuh, terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan perilaku salah suai.25

24

Prayitno dan Erman Amti, (2009), Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT.Rineka Cipta, hal. 115-116

25

Menurut pandangan Munandir bahwa Tujuan yang harus tercapai dalam konseling adalah mewujudkan pribadi mandiri yang bertanggung jawab dalam membuat suatu keputusan.

Allah telah memberi manusia keistimewaan dibanding makhluk lain, manusia diberikan pula fasilitas yang dapat mendukung untuk mengemban tanggung jawab yang dipikulnya dengan penuh berhati-hati dan teliti dari segala bentuk cobaan dan godaan yang dapat menjerumuskan manusia kejalan yang sesat. Dalam AL-Quran, Q.S Al-Baqarah:286



ى Artinya :

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Mengisyaratkan bahwa sesungguhnya Allah tidak akan memberikan sebuah cobaan kecuali seorang hamba mampu mengatasinya. Dasar qurani diatas telah menegaskan pula bahwa setiap kondisi yang dialami manusia hanya merupakan sebuah ujian untuk menguji kesabaran dan kemampuan manusia itu sendiri.26

g. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada individu, agar setiap individu berkembang secara optimal sesuai dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan dan konseling.

26

Fungsi-fungsi itu adalah : a) Fungsi Pemahaman

Bimbingan dan konseling membantu para siswa didalam pemahaman individu, baik dirinya maupun orang lain. Pemahaman diri siswa sendiri sering kali cukup sulit, maka sebelum sampai kesana pertama konselorlah yang harus berusaha memahami kondisi, kemampuan dan sifat-sifat siswa. Atas dasar hasil pemahaman ini, konselor membantu siswa dalam memahami dirinya.

b) Fungsi Pencegahan

Siswa memiliki sejumlah potensi dan sifat-sifat. Potensi dan sifat tersebut dapat berkembang ke arah positif ataupun negatif. Bimbingan dan konseling dapat diibaratkan sebuah mata uang yang bermuka dua, satu muka adalah berfungsi mencegah perkembangan ke arah yang negatif dan lainnya mendorong perkembangan ke arah yang positif.

c) Fungsi Pengentasan

Fungsi pencegahan adalah bagaimana upaya layanan bimbingan dan konseling dalam mengeluarkan individu dari permasalahan yang tidak mengenakkan didalam dirinya,masalah-masalah yang dihadapi oleh individu yang menyebabakan individu tersebut tidak nyaman.

Proses pengentasan masalah melalui pelayanan konselor tidak menggunakan unsur-unsur fisik yang diluar diri klien, tetapi menggunakan kekuatan-kekuatan yang berada di dalam diri klien. Kekuatan itulah yang akan dibangkitkan, dikembangkan dan digabungkan untuk sebesar-besarnya dipakai menanggulangi masalah yang ada.27

27

Prayitno,Erma Amti,(2004),Dasar-dasar bimbingan dan Konseling,Jakarta: Rineka Cipta,hal.209-2011

h. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakan bersumber dari kajian filosofis, hasil penelitian dan pengalaman dalam konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

Prinsip bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut : 1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan untuk semua individu

Prinsip ini berarti bahwa bimbingan dan konseling diberikan kepada semua individu atau peserta didik, baik ayng tidak bermasalah maupun yang bermasalah.

2. Bimbingan dan Konseling bersifat individu

Setiap individu bersifat unik dan melalui bimbingan dan konseling individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut.

3. Bimbingan dan Konseling menekankan hal yang positif

Dalam kenyataan masih ada individu yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan dan konseling, karena bimbingan dan konseling dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan dan konseling sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan, kesuksesan, karena bimbingan dan konseling merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhdap diri sendiri.28

28

Abu Bakar M.Luddin, (2010), Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik, Bandung: Citapustaka Media Perintis, hal.31-32

B. Tugas Pokok Guru Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling

Konselor atau guru bimbingan dan konseling adalah pihak yang membantu klien dalam proses konseling. Sebagai pihak yang paling memahami dasar dan teknik konseling secara luas, konselor dalam perannya bertindak fasilitator bagi klien. Selain itu, konselor juga bertindak sebagai penasehat, guru, konsultan yang mendampingi klien sampai klien dapat menemukan dan mengatasi masalah yang dihadapinya.

Dalam melakukan proses konseling, seorang konselor harus dapat menerima kondisi klien dengan apa adanya,Konselor harus dapat menciptakan suasana yang kondusif saat proses konseling berlangsung. Posisi konselor sebagai pihak yang membantu, menempatkannya pada posisi yang benar-benar dapat memahami dengan baik permasalahan yang dihadapi klien.29

Konselor disebut juga dengan guru pembimbing yaitu orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa. Pribadi susila yang cakap adalah diharapkan ada pada diri setiap anak didiknya. Untuk itulah guru pembimbing dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar dimasa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Setiap hari guru pembimbing meluangkan waktu demi kepentingan anak didik. Bila suatu ketika anak didik tidak hadir disekolah, guru pembimbing menanyakan kepada anak-anak yang hadir apa sebabnya dia tidak hadir kesekolah. Ngalim Purwanto mengatakan bahwa :

29

Namora Lumongga, (2011), Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik, Jakarta: PT.Kharisma Putra Utama, hal.21

Guru pembimbing sebagai pendidik adalah seorang yang berjasa besar terhadap masyakat dan negara, tinggi dan rendahnya suatu kebudayaan masyarakat, maju dan mundurnya kebudayaan suatu masyarakat suatu negara, sebagian besar tergantung pada pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh guru pembimbing.30

2. Karakteristik Guru Bimbingan dan Konseling a. Congruence

Menurut pandangan rogersbahwa :

Seorang konselor haruslah terinteraksi dan kongruen, maksudnya seorang konselor terlebih dahulu harus memahami dirinya sendiri antara pikiran, perasaan, dan pengalamannya harus serasi.Konselor haruslah sunguh-sungguh menjadi diri sendiri, tanpa menutupi kekurangan yang ada pada dirinya.

b. Unconditional Positive Regard

Konselor harus dapat menerima atau respek kepada klien walaupun dengan keadaan yang tidak dapat diterima oleh lingkungan.

c. Empathy

Empathy adalah memahami orang lain dari sudut kerangka berpikirnya. Selain itu empati yang dirasakan juga harus ditunjukkan.Konselor harus dapat menyingkirkan nilainya sendiri tetapi tidak boleh ikut terlarut dalam nilai-nilai klien.31

3. Syarat-syarat Guru Bimbingan dan Konseling

Supaya guru pembimbing dapat menjalankan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya, maka guru pembimbing harus memenuhi syarat-syarat teretentu, yaitu:

1. Persyaratan yang berkaitan dengan pendidikan

30

M.Ngalim Purwanto, (2006), Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal.126

31

Namora Lumongga, (2011), Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik, Jakarta: PT.Kharisma Putra Utama, hal.24

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan profesional menuntut persyaratan tertentu antara lain pendidikan. Syarat pendidikan formal secara ideal berijazah sarjana yang menguasai berbagai ilmu, antara lain ilmu pendidikan, psikologi, pengukuran dan penilaian. Dan bidang yang harus dikuasai meliputi antara lain:

a. Proses konseling b. pemahaman individu

c. informasi dalam pendidikan, pekerjaan dan jabatan/karir d. prosedur penelitian dan penilaian bimbingan

e. Persyaratan yang berkaitan dengan kepribadian

2. Seorang guru pembimbingan sebaiknya memiliki sifat-sifat kepribadian tertentu, diantaranya:

a. Memiliki pemahaman terhadap orang lain secara objektif dan simpatik b. Memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain secara baik

dan lancar.

c. Memiliki minat yang mendalam mengenai peserta didik dan berkeinginan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan kepada mereka.32 4. Peran Guru Bimbingan dan Konseling

Guru pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannya atau wewenangnya. Oleh karena itu, pembimbing jangan sampai mencampuri wewenang dan tanggung jawab yang bukan wewenangnya. Karena pekerjaan

32

Lahmuddin, (2006), Konsep-konsep Dasar Bimbingan dan Konseling, Bandung: Cipta pustaka, hal.64-65

pembimbing berhubungan langsung dengan pribadi orang maka seorang pembimbing harus :33

a. Dapat memegang atau menyimpanrahasia klien dengan sebaik-baiknya Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu „alaihi wasallam beliau bersabda:

ىدِ دَ دَ دِ نْا ىدَ نْ دَ ىدُ اللَّهُ ىدُ دَ دَ دَ ى اللَّهُ دِ ى دَ نْ دُّلا ى دِ ى دًلنْ دَ ىدٌلنْ دَ ىدُ دُ نْ دَ ى دَ

Artinya :

“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” [Bukhari Muslim]

b. Menunjukkan sikap hormat kepada klien c. Menghargai bermacam-macam klien

d. Pembimbing tidak diperkenankan menggunakan tenaga pembantu yang tidak ahli atau tidak terlatih

e. Pembimbing tidak diperkenankan mengambil tindakan-tindakan yang mungkin dapat menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi klien

f. Pembimbing tidak diperkenankan mengalihkan klien kepada konselor lain tanpa persetujuan klien.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru pembimbing harus selalu berusaha semaksimal mungkin membantu peserta didiknya dalam mengentaskan masalah yang sedang dialaminya dan harus memegang teguh asas kerahasiaan, sehingga peserta dapat percaya dan merasa tenang serta nyaman ketika mengutarakan masalah yang dialaminya.34

33

Bimo Walgito, (2010), Bimbingan dan Konseling (Studi&Karier),Yogyakarta: Andi, hal.37

34

Neviyarti, (2009), Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berorientasi Khalifah Fil, Bandung: Alfabeta, hal.75-76

C. Underachiever

1. Pengertian Underachiever

Siswa berbakat atau dalam istilah UUSPN “yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa” diharapkan mencapai prestasi yang tinggi (unggul) disekolah dan kelak menjadi anggota masyarakat yang dapat memberi sumbangan yang bermakna untuk kesejahteraan bangsa dan negaranya. Namun sayang sekali tidak semua siswa yang berbakat dapat berprestasi setara dengan potensinya. Cukup banyak dari mereka yang menjadi underachiever yaitu seseorang yang berprestasi dibawah taraf kemampuannya, bahkan ada yang putus sekolah. Anak-anak ini mempunyai kemampuan mental unggul tetapi berprestasi kurang disekolah dikhawatirkan kelak menjadi anggota masyarakat yang relatif non-produktif. Kegagalan anak berbakat untuk merealisasikan potensi intelektual dan

Dokumen terkait