• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Partial Least Square

2.6.3. Langkah-langkah Analisis Data dengan PLS 35

Analisis data dan pemodelan persamaan structural dengan menggunakan software PLS, adalah sebagai berikut:

1. Merancang Model Struktural (Inner Model)

Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten pada PLS didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.

2. Merancang Model Pengukuran (Outter Model)

Perancangan model pengukuran (outter model) dalam PLS sangat penting karena terkait dengan apakah indikator bersifat refleksif atau formatif. Outter Model mendefinisikan setiap indikator yang berhubungan dengan variabel laten yang ada pada model struktural. Perancangan ini disesuaikan dengan sifat variabel laten.

3. Mengkonstruksi diagram Jalur

Bilamana langkah satu dan dua sudah dilakukan, maka agar hasilnya lebih mudah dipahami, hasil perancangan inner model dan outter model tersebut, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk diagram jalur.

4. Konversi diagram Jalur ke dalam Sistem

Persamaan a. Outter model

Outter model, yaitu spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatornya, disebut juga dengan outter relation atau measurement model, mendefinisikan karakteristik konstruk dengan

36

variabel manifesnya. Model indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:

(2.1)

π‘₯ = Ξ›π‘₯𝜁 + 𝛿 𝑦 = Ξ›π‘¦πœ‚ + πœ€

Di mana x dan y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (𝜁) dan endogen (πœ‚). Sedangkan Ξ›π‘₯

dan Λ𝑦merupakan matriks loading yang menggambarkan seperti koefisien regresi sederhana yang menghubungakan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan

𝛿 dan πœ€ dapat diinterpretasikan sebagai kesalahan pengukuran atau noise.

Model indikator formatif persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:

(2.2)

𝜁 = Π𝜁X𝑖+ 𝛿 πœ‚ = Ξ πœ‚Y𝑖+ πœ€

Dimana 𝜁, πœ‚, X, dan Y sama dengan persamaan sebelumnya. Dengan Π𝜁 dan Ξ πœ‚adalah seperti koefisien regresi berganda dari variabel laten terhadap indikator, sedangkan 𝛿 dan πœ€ adalah residual dari regresi.

Pada model PLS Gambar 3 terdapat outter model sebagai berikut:

(2.3)

x1 = πœ†π‘₯1𝜁1+ 𝛿1

x2 = πœ†π‘₯2𝜁2+ 𝛿2

x3 = πœ†π‘₯3𝜁3+ 𝛿3

Untuk variabel laten eksogen 2 (formatif)

(2.4)

𝜁2= πœ†π‘₯4𝑋4+ πœ†π‘₯5𝑋5+ πœ†π‘₯6𝑋6+ 𝛿4

Untuk variabel laten endogen 2 (reflektif)

(2.5)

y1= πœ†π‘¦1πœ‚1+ πœ€1

y2 = πœ†π‘¦2πœ‚2+ πœ€2

Untuk variabel laten endogen 2 (reflektif)

(2.6)

y3 = πœ†π‘¦3πœ‚3+ πœ€3

y4 = πœ†π‘¦4πœ‚4+ πœ€4

b. Inner model

Inner model, yaitu spesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), disebut juga dengan inner relation, menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan teori substansif penelitian. Tanpa kehilangan sifat umumnya, diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator

38

atau variabel manifest diskala zero means dan unit varian sama dengan satu, sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dari model.

Model persamaannya dapat ditulis seperti di bawah ini:

(2.7)

πœ‚ = π›½πœ‚ + Ξ“πœ + 𝜍

Dimana menggambarkan vektor variabel endogen (dependen), adalah vektor variabel laten eksogen dan adalah vektor residual (unexplained variance). Oleh karena PLS didesain untuk model rekursif, maka hubungan antar variabel laten, berlaku bahwa setiap variabel laten dependen, atau sering disebut causal chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut:

(2.8)

πœ‚π‘—= Ξ£π‘–π›½π‘—π‘–πœ‚π‘–+ Ξ£π‘–π›Ύπ‘—π‘πœπ‘+ πœπ‘—

Dimana 𝛾𝑗𝑏 (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan Ξ“) adalah koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (πœ‚) dengan eksogen (𝜁). Sedangkan 𝛽𝑗𝑖 (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan 𝛽) adalah koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (πœ‚) dengan endogen (πœ‚); untuk range indeks i dan

Pada model PLS Gambar 3 inner model dinyatakan dalam sistem persamaan sebagai berikut:

(2.9)

πœ‚1 = 𝛾1𝜁1+ 𝛾2𝜁2+ 𝜁1

πœ‚2= 𝛽1πœ‚1+ 𝛾3𝜁1+ 𝛾4𝜁2+ 𝜁2 c. Weight relation

Weight relation, estimasi nilai kasus variabel laten. Inner dan outter model memberikan spesifikasi yang diikuti dengan estimasi weight relation dalam algoritma PLS:

(2.10)

πœπ‘ = Ξ£π‘˜π‘wπ‘˜π‘xπ‘˜π‘ πœ‚π‘– = Ξ£π‘˜π‘–wπ‘˜π‘–xπ‘˜π‘–

Dimana wπ‘˜π‘ dan wπ‘˜π‘– adalah k weight yang digunakan untuk membentuk estimasi variabel laten πœπ‘ dan πœ‚π‘–. Estimasi variabel laten adalah linear agregat dari indikator yang nilai weight-nya didapat dengan prosedur estimasi PLS.

Notasi Keterangan

πœ‰ (ksi) Vektor variabel laten eksogen (variabel independen)

πœ‚ (eta) Vektor variabel laten endogen (variabel dependen, dan juga dapat menjadi

40

variabel independen pada persamaan lain)

𝛾 (gamma) Koefisien matriks yang menunjukkan pengaruh langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen

𝛽 (beta Koefisien matriks yang menunjukkan pengaruh langsung variabel endogen terhadap variabel endogen

Y Indikator variabel eksogen X Indikator variabel endogen

πœ† (lambda) Bobot yang digunakan untuk membentuk variabel laten

Ξ¦ (PHI) Matriks kovarians variabel laten eksogen berukuran

𝛿 (DELTA) Kesalahan pengukuran (measurement error) dari indikator variabel eksogen

πœ€ (EPSILON) Kesalahan pengukuran (measurement error) dari indikator variabel endogen

𝜁 (ZETA) Vektor residual (error) yaitu antara variabel eksogen dan/atau endogen terhadap variabel endogen

Ξ¨ (PSI) Matriks kovarians antara residual struktural

Ξ› (LAMDA) Matriks kovarians antara loading indikator dari variabel laten

Ξ˜π›Ώ (THETA-DELTA)

Matriks kovarians simetris antara kesalahan pengukuran pada indikator-indikator dari variabel laten eksogen

Ξ˜πœ€ (THETA-EPSILON)

Matriks kovarians simetris antara kesalahan pengukuran pada indikator-indikator dari variabel laten endogen

5. Estimasi

Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah metode kuadrat terkecil (least Square methods). Proses perhitungan dilakukan dengan cara iterasi, dimana iterasi akan berhenti jika telah tercapai kondisi konvergen.

Pendugaan paramenet di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu:

1) Weight estimate digunakan untuk menciptakan skor variabel laten

2) Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya 3) Means dan lokasi parameter (nilai konstanta

42

6. Goodness of Fit

a. Outter model Convergent validity

Korelasi antara skor indikator refleksif dengan skor variabel latennya. Untuk hal ini loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup, pada jumlah indikator per konstruk tidak besar, berkisar antara 3 sampai 7 indikator.

Discriminant validity

Membandingkan nilai Square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk lainnya dalam model, jika Square root of average variance extracted (AVE) konstruk lebih besar dari korelasi dengan seluruh konstruk lainnya maka dikatakan memiliki discriminant validity yang baik. Direkomendasikan nilai pengukuran harus lebih besar dari 0.5.

(2.11)

𝐴𝑉𝐸 = Ξ£πœ† Ξ£πœ†π‘–2 𝑖 2+ Ξ£π‘–π‘£π‘Žπ‘Ÿ (πœ€π‘–) Composite reliability (𝝆𝒄)

Kelompok indikator yang mengukur sebuah variabel memiliki reliabilitas komposit yang baik jika memiliki composite reliability β‰₯ 0.7, walaupun bukan merupakan standar absolut.

(2.12)

πœŒπ‘ =(Σλ (Σλ𝑖)2

b. Inner model

Goodness of Fit Model diukur menggunakan R-Square variabel laten dependen dengan interpretasi yang sama dengan regresi; Q-Square predictive relevance untuk model structural, mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-Square > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance; sebaliknya jika nilai Q-Square ≀ 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance. Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus:

(2.13)

𝑄2= 1 βˆ’ (1 βˆ’ 𝑅12)(1 βˆ’ 𝑅22) … (1 βˆ’ 𝑅𝑝2)

Dimana 𝑅12, 𝑅22… 𝑅𝑝2 adalah R-Square variabel endogen dalam model persamaan. Besaran

𝑄2memiliki nilai dengan rentang 0 < 𝑄2< 1, dimana semakin mendekati 1 berarti model semakin baik. Besaran 𝑄2 ini setara dengan koefisien determinasi total pada analisis jalur (path analysis).

7. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis (𝛽, 𝛾, dan πœ†) dilakukan dengan metode resampling Bootstrap yang dikembangkan oleh Geisser & Stone. Statistic uji yang digunakan adalah statistic t atau uji t, dengan hipotesis statistik sebagai berikut:

44

Hipotesis statistik untuk outter model adalah

𝐻0: πœ†π‘–= 0 lawan

𝐻1: πœ†π‘– β‰  0

Sedangkan hipotesis statistik untuk inner model: pengaruh variabel laten eksogen terhadap endogen adalah

𝐻0: 𝛾𝑖 = 0 lawan

𝐻1: 𝛾𝑖≠ 0

Sedangkan hipotesis stastistik untuk inner model: pengaruh variabel laten endogen terhadap endogen adalah

𝐻0: 𝛽𝑖 = 0 lawan

𝐻1: 𝛽𝑖≠ 0

Penerapan metode resampling, memungkinkan berlakukan data terdistribusi bebas (distribution free), tidak memerlukan asumsi distribusi normal, serta tidak memerlukan sampel yang besar (direkomendasikan sampel minimum 30). Pengujian dilakukan dengan t-test, bilamana diperoleh p-value ≀ 0.1 (alpha 10%), maka disimpulkan signifikan, dan sebaliknya. Bilamana hasil pengujian hipotesis pada outter model signifikan, hal ini menunjukkan bahwa indikator dipandang dapat digunakan sebagai instrument pengukur variabel laten. Sedangkan bilamana hasil pengujian pada inner model adalah signifikan, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna variabel laten terhadap variabel laten lainnya [38].

Pada bab ini akan diuraikan mengenai metodologi yang akan dilakukan oleh penulis dalam pembuatan tugas akhir. Metodologi juga digunakan sebagai panduan dalam pengerjaan tugas akhir agar terarah dan sistematis. Adapun urutan dari pengerjaan tugas akhir dapat dilihat pada Gambar 0.1 dibawah ini:

Gambar 0.1 Metodologi Pengerjaan Tugas Akhir

Dokumen terkait