• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.2 Landasan Teoretis

2.2.4 Langkah-langkah dalam Bermain Drama

Sebuah pementasan drama dapat dikatakan berhasil baik dan sukses apabila mengikuti beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Adapun beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk mewujudkan sebuah pementasan yang baik terdiri atas 3 tahapan, yaitu 1) Prapementasan, 2) Saat Pementasan, dan 3) Sesudah Pementasan. Penjabaran tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut.

2.2.4.1 Prapementasan

Pada sebuah pementasan drama hendaknya mempersiapkan persiapan-persiapan sebelum pementasan itu ditampilkan, yakni berupa tahap persiapan-persiapan dan tahap latihan. Menurut Djajakusuma dalam Tarigan (1993:98-100) langkah-langkah yang termasuk dalam persiapan prapementasan antara lain yaitu:

2.2.4.2 Tahap Persiapan

Dalam tahap ini terdapat beberapa langkah-langkah yang harus ditempuh, antara lain yaitu:

1)Memilih cerita

Pada langkah ini merupakan kegiatan memilih cerita yang nantinya dipentaskan sesuai dengan maksud pementasan. Pemilihan naskah cerita juga harus memenuhi baik tidaknya tema, plot, struktur, dan lain-lain. Kesemuanya ini harus sudah ditentukan dengan sebaik-baiknya.

2)Mendapatkan Izin Tertulis Pengarang

Jika pementasan tersebut menggunakan naskah pengarang naskah, maka hendaknya sudah mendapatkan izin dan menyeleseikan masalah imbalan (honorarium) pengarang.

3)Menentukan Sutradara

Menurut Harymawan (1988: 62) Sutradara ialah karyawan yang mengkoordinir segala anasir teater atau drama dengan paham, kecakapan serta daya khayal yang inteligen sehingga mencapai suatu pertunjukkan yang berhasil. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dalam hal menentukan sutradara haruslah berhati-hati dan teliti. Seorang sutradara haruslah yang bertanggung jawab, dapat dipercaya, berani, jujur, mempunyai kemauan yang besar, dan bisa memimpin.

Fungsi sutradara sangat menentukan keberhasilan suatu pementasan drama. Sutradara merupakan seorang pengarah tentang bagaimana pementasan harus dilakukan. Ia bertanggung jawab penuh penginterpretasikan naskah yang akan dipentaskan, dan menentukan corak warna pementasan yang akan mendukung suatu pementasan drama. Seorang sutradara juga berfungsi untuk mengkoordinasi dan mengarahkan segala unsur pementasan drama (pemain

dan properti), memberikan penafsiran pokok atas naskah, dan dengan kecakapan sutradara dapat mewujudkan suatu pementasan drama yang total (maksimal).

4)Memilih Pembantu Sutradara

Para pembantu itu diantaranya, perencana set (dekorasi, penata cahaya), pemimpin panggung (motornya pementasan), dan asisten sutradara yang dapat mewakili atau menggantikan sutradara sewaktu-waktu jika diperlukan.

5)Memperlajari Naskah

Mempelajari naskah bertujuan agar dapat mengenal tema, konflik, dan klimaks yang terdapat dalam naskah yang akan dipentaskan. Langkah ini antara lain; menentukan cara yang sebaik-baiknya dalam mementaskan cerita,, menganalisis setiap tokoh beserta wataknya serta hubungannya satu sama lain, menganalisis pendidikan serta latar belakang tokoh, merencanakan floorplan atau rencana pentas yang berhubungan dengan dekorasi lampu, jendela, dan sebagainya.

6)Menyusun Buku Kerja

Buku ini beris catatan-catatan sutradara misalnya gerak, mimik, napas, dan tanda-tanda bagi pemain seperti: tanda-tanda lampu, efek suara, musik, dan lain-lain.

7)Memilih Pemain

Pemain haruslah dipilih orang-orang yang bisa memegang rol atau peranan dalam mengapresiasikan tokoh yang nantinya dibawakan olehnya. Pemilihan pemain juga bisa dilakukan dengan cara casting.

2.2.4.3 Tahap Latihan

Tahap-tahap yang terdapat pada masa latihan antara lain, yaitu: 1)Latihan Membaca

Latihan membaca bertujuan supaya pemain dapat mengetahui hubungan satu sama lain serta konflik, suspense, dan klimaks yang terdapat di dalam naskah drama.

2)Latihan Bloking

Dalam latihan blocking bertujuan untuk menentukan bloking seiap pemain, yakni gerak dan pengelompokkan pemain. Sedangkan setiap gerak, mimik, haruslah mempunyai arti dalam pengekspresian lakon yang dibawakan pemain dengan wajar dan mempunyai alasan yang tepat.

3)Latihan Karya

Dalam latihan karya pemain dipastikan sudah hafal teks beserta gerak laku yang singkron yang nantinya akan menggambarkan watak serta karakter yang dibawanya dengan wajar.

4)Laihan Pelicin

Latihan pelicin bertujuan agar pemain benar-benar menjalani dan memerankan denagn baik dalam menghayati suka-dukanya, perjuangannya,

kejayaannya, serta kegagalan yang akan nampak pada diri tokoh yang akan diperankan olehnya.

5)Latihan Umum

Latihan umum merupakan latihan akhir guna mempersiapkan semua kebutuhan pentas dari kesiapan para pemain, para karyawan pentas, dan lain-lain. Latihan ini diadakan untuk membiasakan para pemain dengan respon dan reaksi dari para penonton agar pada saat pementasan yang sebenarnya mereka tidak gugup dan benar-benar sudah siap.

2.2.4.4 Pementasan

Yang dimaksud pementasan ialah proses, cara, perbuatan mementaskan naskah drama dari hasil latihan yang telah dilakukan sebelumnya. Atau dengan kata lain diartikan bahwa pementasan merupakan puncaknya dari hasil latihan yang ditempuh selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan sampai mencapai berbulan-bulan lamanya untuk mementaskan hasil karya berupa gerak akting.

Akting baru dalam pementasan kemungkinan dapat terjadi apabila dalam hati pemain ada kehendak. Kehendak atau niat pemain harus dilengkapi dengan imajinasi (membayangkan sesuatu). Pengimajinasian dapat ditingkatkan atau ditumbuhkan dengan sering mengapresiasi karya sastra baik berupa puisi maupun cerpen atau novel (Wiyanto 2002:60).

Pada saat pementasan yang perlu diperhatikan oleh pemain adalah dalam hal akting harus menampilkan pengimajinasian secara, artinya pemain dalam menampilakan pengimajinasiannya tidak berlebihan. Dalam situasi seperti itu, pemin tidak boleh memperlihatkan kepura-puraannya saat pementasan. Pemain

harus meyakinkan penonton sehingga penonton merasa bahwa pemain menampilkan pengimajinasiannya secara nyata.

2.2.4.5 Pasca-Pementasan

Dalam pasca-pementasan, pementasan yang sudah berlangsung diadakan penilaian-penilaian terhadap unsur-unsur yang terdapat dalam dram seperti: kinesik (gerak tubuh), intonasi, pelafalan, dan ekspresi. Terdapat juga sran dan kritikan terhadap pementasan yang sudah berlangsung dengan tujuan mengerti kekurangan-kekurangan pementasan guna refleksi terhadap pementasan selanjutnya.

2.2.4.5.1 Tahap tindak lanjut

Pada tahap tindak lanjut yang harus dilakukan adalah dengan menindaklanjuti kekurangan-kekurangan yang telah disimpulkan pada saat evaluasi pasca-pementasan, dengan cara memperbaiki, melakukan latihan-latihan, agar saat pementasan selanjutnya lebih maksimal dan terarah.

2.2.5 Teknik Permainan (Dolanan) Anak dalam Pembelajaran Memerankan

Dokumen terkait