• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. KATEKESE MODEL SCP SEBAGAI USAHA UNTUK

A. Katekese Model SCP

3. Langkah-Langkah Katekese Model SCP

Menurut Thomas H. Groome dalam bukunya yang disadur oleh Sumarno (2005: 18-22) ada 5 langkah SCP.

a. Langkah 0: Pemusatan Aktivitas

Langkah 0 ini bertujuan untuk mendorong umat menemukan topik pertemuan yang bertolak dari kehidupan konkrit yang selanjutnya menjadi tema dasar pertemuan. Langkah ini tidak harus ada dalam proses pelaksanaan katekese dengan model SCP apabila tema pertemuan sudah ditemukan sebelumnya. Sarana yang dapat digunakan dalam langkah ini dapat berupa simbol, keyakinan, cerita, bahasa foto, poster, video, kaset suara, film, telenovela, atau sarana lain yang dapat menunjang. Langkah ini mengungkapkan keyakinan bahwa Allah selalu berkarya di tengah kehidupan manusia. Pemilihan tema dasar pertemuan sungguh- sungguh mendorong umat untuk terlibat aktif dalam pertemuan serta konsisten dengan model SCP dan tema dasar tidak bertentangan dengan iman Kristiani. Peran pembimbing dalam langkah ini menciptakan lingkungan psikososial dan fisik yang mendukung, memilih sarana yang tepat, membantu umat untuk merumuskan tema yang tepat.

b. Langkah I: Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual

Pada Langkah ini umat diajak mengungkapkan pengalaman hidup faktualnya. Sharing adalah salah satu cara yang dipakai oleh umat untuk mengungkapkan pengalaman hidupnya. Isi dari sharing pengalaman hidup dapat berupa pengalaman sendiri, kehidupan, atau permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Langkah ini bertujuan agar umat semakin menyadari pengalaman hidupnya dan selanjutnya dapat mengkomunikasikannya kepada sesama umat yang nantinya dapat memberikan motivasi atau peneguhan bagi hidup mereka. Dalam langkah ini pembimbing berperan sebagai fasilitator yang menghidupkan suasana pertemuan dan bersikap ramah, sabar, hormat, bersahabat, peka terhadap latar belakang keadaan dan permasalahan umat.

c. Langkah II: Refleksi Kritis Atas Sharing Pengalaman Hidup Faktual

Pada langkah ini umat diajak untuk menemukan dan mendalami pengalaman hidupnya melalui refleksi kristis dan menenghubungkannya dalam Kitab Suci sehingga umat menemukan inti dari pengalamannya demi terwujudnya kehidupan umat yang damai. Ada 3 unsur yang harus umat olah dalam langkah ini, yakni pemahaman kritis umat dalam menemukan arti pada keterlibatan hidup konkritnya. Tentunya, yang berkaitan dengan pengalaman yang telah terjadi, setelahnya umat masuk pada kenangan analitis yakni umat menyadari untuk mengingat kembali peristiwa imannya dan menemukan maknanya, kemudian umat secara kreatif melalui imajinasinya merenungkan hal positif apa yang hendak dilakukan baik pribadi maupun sosial untuk di masa mendatang.

Peran pembimbing dalam langkah ini mengajak umat menciptakan suasana yang menghormati dan mendukung satu dengan yang lain, mengajak mereka berefleksi secara kritis atas pengalamannya dan menemukan maknanya. Pendamping mendorong mereka untuk mengadakan dialog dan penegasan bersama. Umat diajak untuk menggeluti pengalaman imannya dan mengungkapkan pendapatnya dengan tuntunan pertanyaan dan yang menjadi lebih penting menyadari kondisi umat.

d. Langkah III: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau

Pada langkah ini umat diajak untuk menggali pengalaman iman Kristiani serta mengkomunikasikan nilai-nilai Tradisi dan visi Kristiani agar lebih terjangkau dan lebih mengena untuk kehidupan umat yang mempunyai konteks dan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Tradisi dan visi Kristiani mengungkapkan pewahyuan diri dan kehendak Allah yang memuncak dalam misteri hidup dan karya Yesus Kristus serta mengungkapkan tanggapan manusia atas pewahyuan tersebut.

Peran pembimbing dalam langkah ini mengajak umat untuk menafsirkan dan menghormati bacaan Kitab Suci yang telah dipilih sehingga mereka merasa terbantu dan mendapatkan informasi untuk memiliki nilai-nilai Tradisi dan visi Kristiani. Pembimbing melalui metode yang tepat membawa umat pada pengalaman iman mereka sehingga sasaran yang ingin dicapai dapat mengena serta menghantar mereka pada suatu kesadaran diri. Sikap pembimbing dalam langkah ini tidak menggurui, tidak menganggap bahwa pendapat sendirilah yang

benar, kemudian pembimbing dalam menafsirkan hendaklah mengikutsertakan kesaksian iman, harapan, dan hidupnya sendiri, selain itu pembimbing juga harus melakukkan persiapan yang matang dan setudi sendiri sehingga menguasai bahan.

e. Langkah IV: Interpretasi Dialektis Antara Tradisi dan Visi Umat dengan Tradisi dan Visi Kristiani

Pada langkah IV ini umat diajak untuk mengkomunikasikan iman Kristiani dalam situasi hidup konkret. Umat melalui nilai Tradisi dan visi Kristiani diajak untuk menemukan nilai hidup, menyadari sikap yang kurang baik dalam diri untuk diperbaiki, dan menemukan nilai hidup baru yang hendak dikembangkan. Umat secara aktif dan kreatif memberikan keyakinan pada diri untuk melakukan perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Langkah ini juga bertujuan untuk menekankan interpretasi yang dialektis antara tradisi dan visi umat dengan nilai tradisi dan visi Kristiani. Interpretasi tersebut dapat menciptakan kesadaran, sikap- sikap, dan niat-niat baru sebagai jemaat Kristiani yang mengutamakan nilai-nilai Kerajaan Allah.

Peran pembimbing dalam langkah ini mengajak umat dengan suasana bebas menghormati hasil penegasan mereka untuk pembaharuan hidup yang akan dating. Umat diajak untuk menumbuhkan rasa keyakinannya bahwa mereka mampu menemukan nilai hidup yang hendak dihayatinya dan memberikan dorongan pada mereka untuk merubah sikap yang tadinya pendengar pasif menjadi pihak yang aktif. Hal yang penting yang perlu bagi pembimbing yakni kesediaaan mendengarkan dengan hati seluruh hasil pemikian umat.

f. Langkah V: Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya Kerajaan Allah di Tengah-tengah Dunia

Pada langkah V ini umat diajak untuk ambil suatu keputusan yang membawa mereka pada aksi konkrit. Penentuan aksi konkrit ini dipahami sebagai tanggapan umat terhadap wahyu Allah. Langkah ini bertujuan untuk mendorong umat pada keterlibatan baru dengan jalan mengusahakan metanoia; pertobatan pribadi dan sosial yang berkelanjutan.

Peran pembimbing dalam langkah ini mengajak umat untuk bersikap optimis. Pembimbing juga memberikan rangkuman terhadap hasil langkah pertama sampai keempat supaya dapat lebih membantu umat. Pada langkah penutup umat diajak untuk memberikan keputusan pribadi atau bersama dan membuat suatu perayaan liturgi sederhana sebagai tanda bahwa Tuhan memberkati segala upaya yang akan dilakukan.

B.Usulan Program Katekese dengan Model SCP bagi Umat Lingkungan

Dokumen terkait