• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

4. Langkah-langkah Melakukan Progressive Muscle Relaxation

2. Mulailah dengan melakukan beberapa pernapasan dalam. Tarik napas perlahan dan dalam melalui hidung kemudian hembuskan perlahan melalui mulut. Ulangi beberapa kali

Gerakan 1 ditunjukkan untuk melatih otot tangan.

1. Genggang tangan kiri sambil membuat satu kepalan.

2. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. 3. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan relaks selama

10 detik.

4. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat merasakan membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami.

5. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kiri.

Gerakan ke 2 ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.

Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit.

Gerakan ke 3 ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal lengan).

Gerakan ke 4 ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.

1. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh kedua telinga.

2. Fokuskan atas, dan leher.

Gerakan ke 5 dan ke 6 ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti otot dahi, mata, rahang, dan mulut).

1. Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa dan kulitnya keriput.

2. Tutu keras-keras mata sehingga dapat dirasakan disekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.

Gerakan ke 7 ditujukan untuk mrngrndurkan ketagangan yang dialami oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan mengigit gigi sehingga terjadi ketegangan disekitar otot rahang.

Gerakan ke 8 ditujukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir dimonyongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut. Gerakan ke 9 ditujukan untuk merileksasikan otot leher bagian depan maupun belakang. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher bagian depan. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat. Tekan kepala pada

1. Gerakan membawa kepala ke muka.

2. Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka.

Gerakan ke 11 ditujukan untuk melatih otot punggung 1. Angkat tubuh dari sandaran kursi.

2. Punggung dilengkungkan.

3. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks. 4. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi

lemas.

Gerakan ke 12 ditujukan untuk melemaskan otot dada.

1. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya.

2. Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan ke bagian dada sampai turun ke perut, kemudia dilepas.

3. Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.

4. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan relaks

3. Ulangi kembali seperti gerakan awal perut ini.

Gerakan 14-15 ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis). 1. Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.

2. Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan pindah ke otot betis.

3. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu lepaskan. 4. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

T. Bidang Layanan : Belajar

U. Jenis Layanan : Layanan Informasi

V. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan W. Tugas Perkembangan : Pengembangan Akademik

X. Kompetensi Dasar : Diharapkan peserta didik mampu memahami apa itu stress belajar, penyebab stress belajar dan gejala stress belajar

Y. Sasaran Layanan : Pesrta Didik Kelas XII Z. Strategi Layanan : Bimbingan Kelompok

AA. Metode : Ceramah

BB. Materi Layanan : Pengertian stress belajar (Materi Terlampir)

CC. Tempat : LAB Komputer

DD. Alokasi Waktu : 1 x 45menit EE. Pelaksanaan : Penulis

FF. Pihak yang Berperan Serta : -

GG. Alat dan Bahan : Alat Tulis dan lembar Tugas HH. Rencana Penilaian : Partisipasi dan antusiasme peserta

JJ. Deskrpsi Kegiatan :

Tahap Kegiatan Waktu

Pembukaan e. Peserta didik dan penulis

mengucapkan salam pembuka dan

berdo’a.

f. Peserta didik dan penulis mengkondisikan suasana kelas. g. Peserta didik dan penulis

mengapresiasikan kehadiran. h. Penulis menjelaskan tujuan dan

manfaat materi layanan. Inti d. Menyampaikan materi tentang

stress belajar, gejala stress belajar, bentuk-bentuk stress belajar, dan faktor yang menyebabkan stress belajar.

e. mengarahkan peserta didik untuk menuliskan gejala-gejala stress belajar yang dialami.

f. Mendiskusikan hasil pekerjaan peserta didik

Penutup d. Penulis dan peserta didik

dilakukan

f. Menutup kegiatan layanan dengan

do’a dan salam penutup

Bandar Lampung, 2018

Guru BK Mahasiswi

A. Pengertian Stres Belajar

Stres belajar adalah sebuah tingkah laku yang maladaptif karena apabila dibiarkan tingkah laku tersebut akan berdampak buruk kepada siswa seperti gangguan belajar. Dalam proses treatment, subjek diajak untuk menyadari konsekuensi dari stres belajar untuk membuat tujuan-tujuan baru.

Stres Belajar adalah suatu kondisi yang dirasakan oleh siswa tentang adanya bahaya, tekanan atau ancaman yang melampaui batas kemampuannya dan dapat membahayakan kesejahteraan dirinya. Hal ini ditandai dengan gejala-gejala seperti fisik (sakit kepala, nafas terengah-engah, sulit bicara, jantung berdebar kencang dan tangan kaki dingin), emosi (mudah tersinggung, panik, sering menangis, telat mengambil keputusan, kurang konsentrasi) dan perilaku (dahi berkerut, mengigit kuku, merokok berlebihan, sering menunda pekerjaan dan menarik diri dari pergaulan).

Baumel dalam Wulandari menyatakan bahwa stres belajar merupakan stres yang disebabkan oleh stressor, yaitu yang bersumber dari proses belajar mengajar atau yang berhubungan dengan kegiatan belajar yang meliputi lama belajar, banyak tugas, serta kecemasan ujian dan manajeman waktu.

masa transisi yang ditandai dengan seperangkat tuntutan yang berkaitan dengan peraturan. Stress akademik merupakan produk kombinasi dari tuntutan terkait dengan bidang akademik yang melebihi kemampuan yang dimiliki individu.

B. Bentuk Stres Belajar

Menurut Lazarus bentuk stres terdapat dua bentuk, yaitu distres dan eustres.

a. Distres (stres negatif) yaitu stres yang mengganggu. Individu yang tidak mampu mengatasi keadaan emosinya akan mudah terserang distres. Distres juga memiliki pengertian stres yang merusak dan merugikan. Ciri-ciri individu yang telah mengalami distres yaitu mudah marah, cepat tersinggung, sulit berkonsentrasi, sukar mengambil keputusan, pelupa, pemurung, tidak energik dan cepat bingung.

b. Eustres (stres positif) yaitu stres baik atau stres yang tidak mengganggu dan memberikan perasaan bersemangat. Stres yang bermanfaat dan konstruktif.

a. Faktor Internal yang mengakibatkan stres 1. Pola Pikir

Individu yang berfikir bahwa mereka tidak dapat mengendalikan situasi stres mereka cenderung mengalami stres lebih besar. Semakin besar kendali yang siswa pikir dapat ia lakukan, semakin kecil kemungkinan stres yang akan siswa alami.

2. Kepribadian

Kepribadian siswa dapat menentukan tingkat toleransinya terhadap stres. Tingkat stres siswa optimis biasanya lebih kecil dibandingkan siswa yang sifatnya pesimis.

3. Keyakinan

Keyakinan terhadap diri memainkan peranan penting dalam menginterpretasikan situasi-siatuasi disekitar individu. Penilaian yang diyakini siswa, dapat mengubah cara berfikirnya terhadap suatu hal bahkan dalam jangka panjang dapat membawa secara psikologis

b. Faktor ekstrenal yang mengakibatkan stres 1. Pelajaran lebih padat

Kurikulum dalam sistem endidikan telah ditambah bobotnya dengan sttandar lebih tinggi. Akibantanyapersaingan semakin ketat, waktu belajar bertambah dan beban pelajar semakin berlipat.

3. Dorongan status sosial

Pendidikan selalu menjadi simbol status sosial. Siswa yang berhasil secara akademik sangat disuakai, dikenal dan dipuji oleh masyarakat. Sebaliknya siswa yang tidak berprestasi di sekolah disebut lamban, malas atau sulit. Mereka dianggap sebagai pembuat masalah dan cenderung ditolak guru, dimarahi guru dan diabaikan teman-temannya.

4. Orang tua saling berlomba

Dikalangan orang tua yang lebih terdidik dan kaya informasi, persaingan untuk menghasilkan anak-anak yang memiliki kemampuan dalam berbagai aspek juga lebih keras. Hal tersebut menimbulkan adanya persaingan antar siswa untuk menjadi siswa terpandai, terpintar dan serba bisa.

Setiap siswa mengalami stres dengan kapasitas dan cara yang berbeda. Dalam lingkup sekolah walaupun menghadapi situasi yang sama tetapi mereka memiliki intensitas tingkat stres yeng berbeda dan tidak semua mengalami stres.

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi terjadinya yaitu ada faktor internal diantaranya kontrol atas jangka waktu, evaluasi kognitif, keyakinan, pola pikir, kepribadian. Faktor ekternal yaitu dukungan masyarakat, pelajaran lebih padat, tekanan untuk berprestasi, dorongan status sosial, dan orang tua saling berlomba.

anda mengalami stress. Tanda-tanda stress yang dapat terlihat adalah ketika anda susah untuk berkosentrasi pada sesuatu hal. Bahkan anda juga kesulitan mengingat hal-hal kecil yang sebenarnya mudah untuk diingat. Penelitian yang ada menunjukkan jika stress yang berkepanjangan bisa menjadi penyebab penyakit alzheimer.

Dokumen terkait