LANDASAN TEORI
2.1.8. Standar Proses Kurikulum 2013
2.1.8.4 Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Kurikulum 2013
2.1.8.4.5 Langkah-langkah umum pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Saintifik
Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilakasanakan dengan pendekatan ilmiah (saintifik), meliputi: menggali informasi melalui observing/pengmatan, questioning/bertanya, experimenting/percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan
dengan menaganalisis, associating/menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta serta membentuk jejaring/networking.
Pendekatan ilmiah/scientific approach mempunyai kreteria proses pembelajaran sebagai berikut :
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, atau legenda atau dongen semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif, guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir secara kritis, analistik, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Sedangkan proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu attitude/sikap, knowledge/pengetahuan, dan skill/keterampilan.
a. Ranah sikap mengamati transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”.
b. Ranah keterampilan mengamati transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
c. Ranah pengetahuan mengamati transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa”.
d. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skill) dan menusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skill) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. e. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Adapaun bentuk kegiatan pembelajaran melalui pendekatan scientific dapat dilihat, seperti tabel berikut.
Tabel 2.6 Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific Kegiatan Aktivitas Belajar
Mengamati (observing)
Melihat, mengamti, membaca, mendengar, meyimak (tanpa dan dengan alat)
Menanya (questioning)
Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai yang bersifat hipotesis, diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan)
Pengumpulan data (experimenting)
Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan, menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen), mengumpulkan data.
Mengasosiasi (associating)
Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mennetukan hubungan data/kategori, menyimpulkan dari hasil analisis data, dimulai dari unstructured-uni structure-multistrucure-complicated
structure
Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya.
Catatan: Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah : Menyediakan sumber belajar,
Mendorong siswa berinteraksi dengan sumber belajar (menugaskan),
Mengajukan pertanyaan agar siswa memikirkan hasil interaksinya, Memantau persepsi dan proses berpikir siswa serta memberikan
Mendorong siswa berdialog/berbagi hasil pemikirannya, Mengkonfirmasi pemahaman yang diperoleh, dan
Mendorong siswa untuk merefleksikan pengalaman belajaranya. 2.1.9 Standar Penilaian Pendidikan
Dalam Permendikbud No 66 tahun 2013 Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut:
1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
11. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.