• Tidak ada hasil yang ditemukan

Langkah Pengembangan Assesment

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh : NURY HARDIANTI NIM (Halaman 38-63)

2.2 Kajian Pustaka

2.2.4. Pengembangan Assessment

2.2.4.1 Langkah Pengembangan Assesment

Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai;

2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan;

3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya;

4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak;

5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak inter-nal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya;

6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

39

Selain itu, menurut Abidin (2014), ada beberapa prinsip asesmen, yaitu (a) asesmen harusnya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif, (b) harus dibedakan antara penskoran (score) dan asesmen (grading), (c) dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam patokan, yaitu pemberian yang non-referenced dan yang criterion non-referenced, (d) kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar;

assessment harus bersifat komparabel.

Penilaian (assessment) dalam pembelajaran harus memiliki prosedur/langkah-langkah tertentu. Menurut Uno dan Satria, terdapat beberapa urutan kerja yang harus dilakukan yaitu: (a) menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaian hasil belajar; (b) menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator; (c) memetakan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kriteria ketuntasan, dan aspek yang terdapat pada rapor; (d) memetakan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kriteria ketuntasan, aspek penilaian, dan teknik penilaian; (e) menetapkan teknik penilaian dengan mempertimbangkan ciri indikator.

Hal ini pula dijelaskan oleh Subali, bahwa Agar dapat diperoleh alat assesment atau alat ukur yang baik perlu dikembangkan suatu prosedur atau langkah-langkah yang benar, yang meliputi perencanaan assessment yang memuat maksud dan tujuan asesmen, yaitu 1. Penyusunan kisi-kisi; 2. Penyusunan instrumen/alat ukur; 3.

Penelahan (review) untuk menilai kualitas alat ukur/instrumen secara kualitatif, yakni sebelum digunakan; 4. Uji coba alat ukur, untuk menyelidiki kesahihan dan kendala secara empiris; 5. Pelaksanaan pengukuran; 6. Assessment yang merupakan interpretasi hasil pengukuran; 7. Pemanfaatan hasil assessment. Sedangkan, menurut Firman, tahapan pokok dalam proses assessment meliputi tiga tahapan, yaitu (a) tahap persiapan, (b) tahap pengumpulan informasi, dan (c)

40

tahap pertimbangan. Langkah-langkah dalam penilaian tersebut digambarkan pada bagan di bawah.

Gambar 1. Langkah-langkah prosedur pengembangan penilaian

Mekanisme asesmen di sekolah dapat disistemkan tergantung informasi yang dibutuhkan. Untuk itu, mekanisme dapat melalui prosedur sebagai berikut:

1. Mendiskripsikan masalah atau kondisi peserta didik baik menurut pengamatan guru, yang dirasakan oleh orang tua, dan informasi beberapa orang terdekat tentang kondisi peserta didik.

2. Menentukan kebutuhan informasi dari beberapa aspek peserta didik, misalnya informasi tentang cara komunikasi, kata-kata verbal yang dapat diucapkan, perilaku yang maldaptif yang sering ditunjukkan, kemampuan bantu diri, serta respon-respon sosial yang dapat dilakukan oleh anak.

3. Kebutuhan informasi itu diinventarisasi atau ditentukan, serta diurutkan secara prioritas menurut informasi pokok dan informasi tambahan sebagai penguatan dari informasi pokok. Seorang siswa yang selalu mengalami kesalahan di bidang berhitung perkalian

41

dengan cara menurun akan dicari informasi secara diagnostik letak kesalahannya.

4. Menentukan sumber informasi. Sumber ditentukan mulai dari sumber yang terdekat dengan anak kemudian meluas ke sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang terjadi pada anak 5. Menentukan metode atau cara untuk memperoleh informasi 6. Penentuan rujukan.

7. Pertemuan tim assessment

8. Kesimpulan untuk mendeskrisikan kemampuan anak atau peserta didik berupa potensi dan hambatan-hambatan yang dimiliki anak 9. Perencanaan program sebagai sebuah keputusan titik awal

pembelajaran.

Tahap pengembangan atau evaluasi teknologi secara umum dibagi menjadi dua kategori yaitu teknologi uji dan teknologi non uji (Daryanto, 2008).

a. Metode uji

Indrakusuma (1975: 27) menjelaskan bahwa pengujian adalah suatu proses yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data yang diinginkan secara tepat dan cepat. Teknik tes meliputi tes lisan, tes tertulis dan tes tindakan. Menilai kegunaan metode tes, dapat dibagi menjadi tes diagnostik, tes pembentukan dan tes keseluruhan (Arikunto, 2013:47).

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan siswa dan memberikan pengobatan yang

42

tepat berdasarkan kelemahan tersebut. Tes formulir digunakan untuk menentukan seberapa baik prestasi siswa setelah menyelesaikan program tertentu.

b. Teknik tanpa tes

Evaluasi Tanpa Tes adalah proses yang disetujui untuk mendapatkan wawasan tentang minat, sifat, dan kepribadian karakter.

Teknik non-tes adalah teknik evaluasi yang dilakukan tanpa tes (Djaali dan Muljono, 2008:16). Metode selain pengujian meliputi observasi, survei, wawancara, skala bertingkat, sosiologi, studi kasus, dan daftar periksa.

Untuk menerapkan metode evaluasi, Anda memerlukan alat yang disebut evaluator. Format penilaian ujian tertulis meliputi bentuk objektif dan interpretasi. Format deskripsi mencakup deskripsi gratis terbatas. Bentuk objektif meliputi pilihan ganda, tes, adil, menjodohkan, dan jawaban singkat.

Mardapi (2013:16) menunjukkan bahwa pilihan format tes harus sesuai dengan tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk meninjau lembar jawaban tes, jangkauan sumber daya, data tes dan karakteristik mata pelajaran. Jelaskan bahwa ada. Saya telah mengkonfirmasi bahwa formulir aplikasi yang saya pilih sudah benar.

Studi ini menyangkut pengembangan alat evaluasi deskriptif.

Pertanyaan deskriptif adalah pertanyaan yang meminta siswa untuk mengorganisasikan ide-ide dan pelajaran yang mereka pelajari.

Jawaban diberikan dalam bentuk teks deskriptif.

43

Berdasarkan skor tersebut, pertanyaan deskriptif dikategorikan menjadi penjelasan objektif dan non-objektif. Pertanyaan deskriptif objektif adalah rumusan dari satu atau lebih pertanyaan yang memerlukan seperangkat jawaban dengan arti/konsep tertentu agar skor dapat diberikan secara objektif. Format uraian non-objektif adalah jenis pertanyaan yang memerlukan kumpulan jawaban berupa pemahaman/konsep sesuai dengan pendapat masing-masing siswa, sehingga sulit untuk membuat skor menjadi objektif (skor bersifat subjektif). Sebagai aturan umum, perbedaan antara pertanyaan esai objektif dan pertanyaan esai non-objektif adalah kepastian nilainya.

Dalam deskripsi formulir target, panduan penilaian berisi jawaban yang lebih jelas. Setiap kata kunci dijelaskan dan dicatat dengan jelas. Dalam bentuk deskripsi non-objektif, panduan penilaian berisi kriteria, dan setiap kriteria dinilai sebagai rentang skor.

Keuntungan dari format pertanyaan deskriptif adalah memungkinkan siswa untuk mempresentasikan jawaban yang belum terjawab, mengatur pemikiran mereka, mengungkapkan pendapat, dan mengukur kemampuan siswa untuk mengekspresikan ide menggunakan kata-kata dan frasa Anda. Soal berbentuk penjelasan tidak hanya memiliki kelebihan tetapi juga kekurangan.

Kelemahan atau keterbatasan pertanyaan deskriptif antara lain jumlah dokumen atau topik yang relatif terbatas, waktu respon yang sangat lama, skor yang relatif subjektif, dan pertanyaan pilihan ganda.

44

Misalnya, tingkat kepercayaan diri relatif rendah. Memang, keandalan pertanyaan deskriptif sangat tergantung pada nilai tes. Berikut beberapa aturan yang perlu diperhatikan dalam menulis soal eksplanasi (Balitbang Kemendikbud, 2017).

a. Materi

1) Pertanyaan harus sesuai dengan data.

2) Perlu ditentukan batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (lingkup).

3) Isi dokumen ini hanya untuk tujuan pengukuran.

4) Isi dokumen yang diminta tergantung pada tingkat sekolah, jenis sekolah atau tingkat sekolah.

b. Konstruksi

1) Bahasa pertanyaan atau teks pertanyaan harus berupa pertanyaan atau imperatif yang membutuhkan jawaban yang tidak terbantahkan.

2) Instruksi yang jelas tentang cara memecahkan masalah.

3) Buat panduan penilaian yang menjelaskan komponen yang akan dievaluasi atau kriteria penilaiannya, jumlah poin untuk setiap komponen, atau rentang skor yang dapat diperoleh untuk setiap kriteria pertanyaan yang bersangkutan.

45

4) Unsur-unsur lain yang berkaitan dengan soal, seperti tabel, gambar, grafik, peta, dan unsur-unsur lainnya, harus disajikan secara jelas, mudah dipahami, dan mudah dibaca agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda. Itu juga harus masuk akal.

c. Bahasa

1) Penyusunan kalimat pertanyaan menggunakan kata-kata (kalimat dan kata) yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa.

2) Kata-kata pertanyaan tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung siswa atau kelompok tertentu.

3) Kata-kata pertanyaan tidak menggunakan multitafsir atau kata/ekspresi yang menyesatkan.

4) Aksen bahasa Indonesia yang baik dan tepat.

5) Aspek linguistik dan budaya diperhitungkan saat membuat permintaan.

6) Jangan menggunakan bahasa daerah.

2.2.5. Materi Tekanan zat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari Saat musim hujan kamu sering menjumpai jalanan yang berlumpur akibat terguyur hujan, sehingga kita lebih sulit untuk melintasi jalanan tersebut. Jika kamu hendak melewati jalanan yang berlumpur, maka sepatu manakah yang akan kamu gunakan, sepatu boot atau sepatu hak tinggi?

(Zubaidah, 2017: 2)

46

Gambar 2.1 (a) Jalanan Berlumpur,(b) Sepatu Boot,(c) Sepatu Hak Tinggi Sumber: Dok. Kemendikbud

Agar kamu dapat melewati jalanan berlumpur dengan mudah, sebaiknya kamu menggunakan sepatu boot. Menggunakan sepatu boot kamu akan mudah melewati jalanan yang berlumpur dan tidak mudah terjebak masuk ke dalam lumpur. Mengapa hal ini dapat terjadi? Coba amati gambar sepatu boot dan sepatu hak tinggi yang terdapat pada Gambar 2.1. b dan c! Apabila kita cermati, sepatu boot memiliki permukaan pijakan lebih luas dibandingkan dengan sepatu hak tinggi. Sepatu yang memiliki permukaan pijakan lebih luas tidak mudah terjebak masuk ke dalam lumpur. Fenomena tersebut juga dapat kamu amati pada angsa atau entok atau bebek dan ayam. Coba kamu perhatikan tempat hidup angsa dan ayam!

Angsa dapat dengan mudah mencari makan di tempat yang berlumpur, misalnya di sawah, sedangkan ayam kesulitan untuk mencari makan ditempat tersebut. Mengapa angsa dapat memiliki kemampuan seperti itu?

Coba kamu perhatikan struktur dari kaki angsa dan ayam. Angsa memiliki selaput pada kakinya, sedangkan ayam tidak memiliki. Agar kamu mengetahuinya, perhatikan Gambar 2.2. ! Permukaan pijakan yang luas menyebabkan tekanan yang dihasilkan oleh kaki terhadap lumpur semakin kecil, sehingga angsa tidak mudah terperosok masuk ke dalam lumpur.

Maha Besar Tuhan yang telah merancang struktur kaki angsa yang dilengkapi selaput, sehingga angsa dapat mencari makan di tempat yang berlumpur. Masih banyak fenomena di alam terkait tekanan yang menarik untuk dipelajari. Kamu tentu ingin mengetahuinya lebih dalam bukan? Ayo kita pelajari dengan lebih semangat.

47

Gambar 2.2 (a) Kaki Angsa, (b) Kaki Ayam Sumber: Dok. Kemendikbud

1. Tekanan Zat

Tekanan merupakan salah satu besaran fisika. Tekanan dapat didefiniskan sebagai gaya per satuan luas. Tekanan merupakan salah satu besaran turunan dengan dimensi [ ] dengan satuan kg. atau sering disebut sebagai satuan pascal (Pa) (Billah, 2018: 2). Berdasarkan zat dan wujudnya, tekanan dapat digolongkan menjadi tiga, yakni: tekanan zat padat, zat cair, dan gas.

a. Tekanan Zat Padat

Konsep tekanan sama dengan penyebaran gaya pada luas suatu permukaan. Sehingga, apabila gaya yang diberikan pada suatu benda (F) semakin besar, maka tekanan yang dihasilkan akan semakin besar.

Sebaliknya, semakin luas permukaan suatu benda, tekanan yang dihasilkan semakin kecil. Secara matematis, besaran tekanan dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut.

P = dengan:

P = Tekanan (N/ yang disebut juga satuan pascal (Pa) F = Gaya (newton)

A = Luas bidang ( )

48

Mengetahui bahwa besar tekanan dipengaruhi oleh besarnya gaya dan luas bidang, sekarang kamu tentunya dapat menjelaskan alasan ketika kamu berjalan di tanah berlumpur dengan menggunakan sepatu boot, kamu akan lebih mudah berjalan dan tidak mudah terjebak masuk ke dalam lumpur dibandingkan dengan menggunakan sepatu dengan pijakan yang sempit. Kamu juga dapat memahami alasan angsa lebih mudah mencari makanan di tempat yang berlumpur dari pada ayam.

2. Tekanan Zat Cair a. Tekanan Hidrostatis

Indonesia merupakan negara yang memiliki lautan yang sangat luas. Tuhan telah menganugerahkan pesona bawah laut Indonesia yang sangat indah, sehingga kita patut mensyukuri dan menjaganya. Pernahkah kamu menyelam ke dalam laut untuk melihat biota bawah laut? Perhatikan Gambar 2.1!

Gambar 2.3 Menyelam Melihat Pesona Bawah Laut Sumber : Dok. Kemendikbud.

Kamu menyelam, bagaimanakah kondisi telinga yang kamu rasakan? Apakah telingamu terasa tertekanan? Semakin dalam kamu menyelam, kamu akan merasakan tekanan yang lebih besar. Bagian sebelumnya kamu sudah memahami bahwa tekanan merupakan besarnya

49

gaya pesatuan luas permukaan tempat gaya itu bekerja, secara matematis, secara matematis dirumuskan sebagai:

P =

Zat cair, gaya (F) disebabkan oleh berat zat cair (w) yang berada di atas benda, sehingga:

P =

karena berat (w) = m × g m = ρ × V

V = h × A maka

Dapat ditulis bahwa P = atau P = p dengan:

p = Tekanan (N/ ) m =Massa benda (kg)

ρ = Massa jenis zat cair (kg/ ) g = Percepatan gravitasi (m/ ) h = Tinggi zat cair (m)

v = Volume ( )

Tekanan hidrostatis ini penting untuk diperhatikan dalam merancang berbagai struktur bangunan dalam penampungan air, misalnya pembangunan bendungan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Selain PLTA, para arsitek kapal selam juga memperhitungkan tekanan hidrostatis air laut, sehingga kapal selam mampu menyelam ke dasar laut

50

dengan kedalaman ratusan meter tanpa mengalami kebocoran atau kerusakan akibat tekanan hidrostatis.

Apakah kamu mengetahui bahwa manusia hanya mampu menyelam hingga kedalaman kurang lebih 20 m? Hal ini dikarenakan paru-paru manusia tidak dapat menahan tekanan yang besar (>240.000 Pa).

Gambar 2.4 Struktur Bendungan Air Sumber: Dok. Kemendikbud

b. Hukum Archimedes

Pernahkah kamu melihat kapal selam? Bagian sebelumnya kamu telah mengetahui bahwa dalam merancang kapal selam harus memerhatikan tekanan hidrostatis air laut. Hal ini menjadi pertimbangan dalam merancang struktur dan pemilihan bahan untuk membuat kapal selam. Salah satu bahan yang tahan terhadap tekanan hidrostatis air laut yang sangat besar adalah baja. Tahukah kamu bahwa baja merupakan logam yang utamanya terbuat dari campuran besi dan karbon?.

Demikian baja memiliki massa jenis yang lebih besar daripada massa jenis air laut. Coba kamu pikirkan mengapa kapal selam maupun kapal laut lainnya yang terbuat dari baja tidak tenggelam, padahal massa

51

jenis baja jauh lebih besar daripada massa jenis air laut? Sebelum mempelajarinya lebih jauh, ayo lakukan aktivitas berikut terlebih dahulu!

2.5 Kapal Selam Sumber: inihabit

Tabel. 1.2

52 Aktivitas 7.3

Sumber: Zubaidah dkk (2017: 25)

Setelah kamu melakukan percobaan hukum Archimedes, kamu dapat mengetahui bahwa ketika suatu benda di masukkan ke dalam air, beratnya seolah-olah berkurang. Peristiwa ini bukan berarti ada massa benda yang hilang. Berat benda berkurang saat di masukkan ke dalam air, disebabkan oleh adanya gaya apung (Fa) yang mendorong benda ke atas

53

atau berlawanan dengan arah berat benda. Perhatikan Gambar 2.3! Secara matematis, dapat dituliskan:

, sehingga dengan

Fa = Gaya apung (N) Wba = Berat di air (N) Wbu = Berat di udara (N)

Gambar. 2.6 Gaya yang Bekerja pada Batu yang Tenggelam Sumber: Dok. Kemendikbud

Fenomena ini dipelajari oleh Archimedes yang hasilnya kemudian dinyatakan sebagai hukum Archimedes sebagai berikut “Jika benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda itu akan mendapat gaya ke atas yang sama besar dengan berat zat cair yang didesak oleh benda tersebut”.

Archimedes (287 SM-212 SM) adalah seorang berkebangsaan Yunani yang terkenal sebagai ahli matematika, astronomi, filsafat, fisika, dan insinyur. Pada suatu hari ia diminta Raja Hieron II untuk membuktikan bahwa mahkotanya benar-benar berasal dari emas murni. Archimedes merasa kesulitan menentukan massa jenis mahkota tersebut, karena tidak bisa menghitung volume mahkota. Hingga pada akhirnya saat Archimedes

54

menceburkan dirinya ke bak mandi, ia mengamati adanya air yang tumpah dari bak tersebut. Seketika itu Archimedes berteriak “eureka, eureka!”.

Archimedes menyadari bahwa volume air yang tumpah tersebut sama besarnya dengan volume tubuh yang mendesak air keluar dari bak.

Melalui temuan tersebut, Archimedes dapat membuktikan bahwa ternyata mahkota Raja tidak berasal dari emas murni melainkan dicampur dengan perak, sehingga pembuat mahkota tersebut dihukum mati oleh sang Raja. Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara karena di dalam air benda mendapat gaya ke atas.

Ketika di udara, benda memiliki berat mendekati yang sesungguhnya.

Karena berat zat cair yang didesak atau dipindahkan benda adalah:

= = Sehingga berat air yang didesak oleh benda adalah :

=

Berarti, menurut hukum Archimedes, besar gaya ke atas adalah : =

Hukum Archimedes tersebut digunakan sebagai dasar pembuatan kapal laut atau kapal selam. Suatu benda dapat terapung atau tenggelam tergantung pada besarnya gaya berat (w) dan gaya apung (Fa). Jika gaya apung maksimum lebih besar daripada gaya berat, maka benda akan

55

terapung. Sebaliknya, jika gaya apung maksimum lebih kecil daripadi gaya berat maka benda akan tenggelam. Jika gaya apung maksimum sama dengan berat benda, maka benda akan melayang. Gaya apung maksimum adalah gaya apung, jika seluruh benda berada di bawah permukaan zat cair Hampir semua logam memiliki massa jenis (kerapatan) yang lebih besar dari air. Tentu kamu berpikir bahwa semua logam akan tenggelam dalam air. Mengapa kapal laut yang terbuat dari logam tidak tenggelam? Kapal laut dapat terapung, karena pada saat di letakkan secara tegak di lautan, kapal laut dapat memindahkan air laut dalam jumlah yang cukup besar, sehingga kapal laut mendapat gaya ke atas yang sama besar dengan berat kapal laut (Gambar 2.7).

Gambar 2.7 Struktur Kapal Laut Sumber: Hart & Davis, 2009

Dengan kapal selam? Bagaimana kapal selam dapat terapung, melayang, dan tenggelam dalam air laut? Prinsipnya kapal selam dapat memiliki kemampuan tersebut karena berat kapal selam dapat diperbesar dengan cara memasukkan air ke dalam badan kapal dan dapat diperkecil dengan cara mengeluarkan air dari badan kapal. Ketika kapal selam akan tenggelam, air laut di masukkan ke dalam penampung dalam badan kapal.

Berat total dari kapal selam menjadi lebih besar daripada gaya ke atas,

56

sehingga kapal selam dapat tenggelam. Agar tidak terus tenggelam, pada kedalaman tertentu air dalam badan kapal selam di keluarkan kembali dari penampung, sehingga berat total dari kapal selam sama dengan gaya ke atas. Hal ini menyebabkan kapal selam melayang dalam air. Saat kapal selam akan mengapung, air dari penampungan pada badan kapal di keluarkan sehingga volume total dari kapal selam menjadi lebih kecil daripada gaya ke atas, sehingga kapal selam dapat mengapung. Perhatikan Gambar 2.8. !

Gambar 2.8 Mekanisme Pengeluaran dan Pemasukan Air Kapal Selam

Sumber: Hart & Davis, 2009 c. Hukum Pascal

Pernahkah kamu melihat mobil yang dicuci di tempat pencucian kendaraan? Mobil di tempat pencucian kendaraan akan diangkat dengan menggunakan alat pengangkat yang disebut pompa hidrolik (Gambar 2.9.) untuk membantu pencuci mobil menjangkau semua bagian mobil yang akan dibersihkan.

57

Gambar 2.9 Pompa Hidrolik Pengangkat Mobil Sumber: Dok. Kemendikbud

Bagaimana alat pengangkat tersebut dapat mengangkat mobil yang sangat berat padahal di dalam pompa hidrolik tersebut hanya berisi udara atau dapat berupa minyak? Hal ini merupakan bunyi dari hukum Pascal yang dikemukakan oleh Blaise Pascal (1623-1662). Blaise Pascal yang lahir pada 19 Juni 1623 adalah seorang ahli matematika dan geometri yang juga mendalami ilmu filsafat dan agama. Meskipun tidak menempuh pendidikan yang resmi, pada usia 12 tahun Pascal berhasil menciptakan mesin penghitung yang membantu pekerjaan ayahnya sebagai petugas penarik pajak. Sepanjang hidupnya banyak penemuan yang ia publikasikan terutama pada bidang matematika. Selain itu, Pascal juga banyak melahirkan karya-karya dalam bidang fisika hidrodinamika dan hidrostatika, salah satunya adalah hukum Pascal. Coba perhatikan Gambar 2.10 yang merupakan penerapan hukum Pascal pada pompa hidrolik!

Gambar 2.10 Model Dongkrak Hidrolik Sumber: Dok. Kemendikbud

58

Jika pada penampang dengan luas A1 diberi gaya dorong F1, maka akan dihasilkan tekanan P dapat dirumuskan :

=

Menurut hukum Pascal tekanan P tersebut diteruskan ke segala arah dengan sama besar, termasuk ke luas penampang A2. Pada penampang A2, muncul gaya angkat F2 dengan tekanan:

=

Secara matematis diperoleh persamaan pada dongkrak hidrolik sebagai berikut.

= = Dengan:

P = Tekanan (N/ )

F1 dan F2 = Gaya yang diberikan (newton) A1 dan A2= Luas penampang ( )

Jika A2 lebih besar dari A1, maka akan diperoleh gaya angkat F2 yang lebih besar dari F1. Ini merupakan prinsip kerja dari pompa hidrolik.

Apakah kamu sudah mampu menjawab mengapa pompa hidrolik mampu mengangkat motor atau mobil yang sangat berat dengan menggunakan gaya yang kecil padahal di dalam pompa hidrolik tersebut hanya berisi udara atau dapat berupa minyak?.

Pompa hidrolik menerapkan prinsip dari Hukum Pascal. Pada pompa hidrolik terdapat dua luas penampang yang berbeda, yaitu luas

59

penampang kecil (A1) dan luas penampang besar (A2). Perhatikan Gambar 2.8. ! Luas penampang kecil (A1) misalnya 1 akan diberi gaya yang kecil (F1) misalnya 10 N, sehingga menghasilkan tekanan (P) sebesar 10 N/ . Tekanan P (10 N/cm2) akan diteruskan menuju luas penampang besar (A2) misalnya 100 .

Sehingga 2 =

2 =

= 1.000 N

Berdasarkan contoh tersebut dapat dilihat bahwa dengan memberikan gaya 10 N pada luas penampang kecil mampu menghasilkan gaya 1.000 N pada luas penampang besar. Berdasarkan prinsip inilah pompa hidrolik tersebut mampu mengangkat motor atau mobil yang cukup berat.

3. Tekanan Gas

Pada bagian sebelumnya kamu telah mempelajari bahwa zat padat dan zat cair memiliki tekanan. Bagaimana dengan gas? Apakah gas juga memiliki tekanan? Pernahkah kamu melihat balon udara? Bagaimana balon udara dapat terbang? Coba lakukan aktivitas berikut agar kamu dapat memahami jawaban pertanyaan tersebut!

60 Tabel. 1.3 Aktivitas 7.5

Sumber: Zubaidah dkk (2017: 32)

Percobaan yang telah Anda tunjukkan menunjukkan bahwa gas juga memiliki tekanan. Kami menemukan bahwa ketika cangkir berisi air

61

dibalik, kertas HVS dapat menahan air di dalam cangkir. Hal ini terjadi karena HVS menerima tekanan dari udara luar yang lebih tinggi dari tekanan

dibalik, kertas HVS dapat menahan air di dalam cangkir. Hal ini terjadi karena HVS menerima tekanan dari udara luar yang lebih tinggi dari tekanan

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh : NURY HARDIANTI NIM (Halaman 38-63)

Dokumen terkait