• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR VII-50 perpipaan, blackwater langsung dibuang ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu, jad

Grafik Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak aman di Kabupaten Banyuwangi

LAPORAN AKHIR VII-50 perpipaan, blackwater langsung dibuang ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu, jad

masih termasuk kategori buang air besar sembarangan (BABs).

Tabel 7.48 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik

Input User Interface

Pengumpulan dan Penampungan Pengangkuta n /Pengaliran (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat

Daur Ulang dan /Pembuangan akhir Kode/Nama Aliran Black Water: Grey Water:

Jamban pribadi Tangki Septik Truk Tinja IPLT - Aliran Limbah AL1 MCK Umum Tangki Septik Truk Tinja IPLT Aliran Limbah AL2 Jamban pribadi --- Perpipaan IPAL Komunal - Aliran Limbah AL3 Jamban pribadi Cubluk - --- Tanah/Kebun Aliran Limbah AL4 Jamban pribadi --- --- sungai Aliran Limbah AL5 WC Helikopter --- --- Sungai/laut Aliran Limbah AL6 Sumber : Dinas PU BCT, DKP (2016)

Dari tabel 7.50. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik saat ini, kabupaten Banyuwangi sampai saat ini belum ada kecamatan yang sudah ODF (Open Defecation Free) atau bebas BABS, walaupun sudah ada deklarasi ODF di tingkat desa/kelurahan. Total KK yang BABS sebanyak 133.737 KK, sedangkan pemakaian jamban didominasi oleh jamban pribadi dengan tangki septik selain itu juga sudah memanfaatkan sistem offsite yang berupa IPAL komunal yang berada di wilayah perkotaan.

Kondisi sarana dan prasarana air limbah domestik dapat dilihat pada Tabel 7.49, dapat diketahui bahwa sebagian besar kondisi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah domestik berfungsi dengan baik. Jumlah MCK++ dari program Dak-SLBM ada 9 dan berfungsi dengan baik. Jumlah IPAL komunal ada 4 unit dan semuanya berfungsi dengan baik. Kabupaten Banyuwangi juga sudah mempunyai IPLT yang dibangun pada tahun 1991 dengan kapasitas 30 m3/hari, berfungsi tetapi kurang maksimal, sehingga

perlu dilakukan optimalisasi IPLT.

Tabel 7.49 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik

No Jenis Satuan Jumlah/ Kapasitas Kondisi Keterangan Berfungsi Tidak berfungsi

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)

SPAL Setempat (Sistem Onsite)

1 Berbasis komunal

- MCK Komunal unit 9 √ - DAK-SLBM

2. Truk Tinja unit 2 √ -

3 IPLT : kapasitas M3/hari 30 √ -

SPAL Terpusat (Sistem Offsite)

1 Berbasis komunal

- Tangki septik komunal >10KK

unit - - -

- IPAL Komunal unit 4 √ - 3 Sanimas, 1

APBD Sumber : Dinas PU BCT, DKP (2016)

LAPORAN AKHIR VII-51

Tabel 7.50 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik saat ini di Kabupaten Banyuwangi

Sumber : www.stbm-indonesia.org dan analisa Pokja Sanitasi Kab.Banyuwangi, 2016

Tangki Septik Individual Tangki Septik Komunal (< 10KK) Tangki Septik Komunal (>10KK) IPAL Komunal IPAL

Kawasan IPAL Kota

Tangki Septik Individual belum aman** Cubluk

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii) (xiii)

1 PESANGGARAN 14.976 6.852 0 240 0 0 0 0 1.938 782 5.164 2 SILIRAGUNG 13.674 8.727 0 0 0 0 0 0 1.847 918 2.181 3 BANGOREJO 18.305 13.805 0 100 0 0 0 0 1.712 - 2.688 4 PURWOHARJO 19.939 13.652 0 0 0 40 0 0 1.328 2.116 2.803 5 TEGALDLIMO 18.855 10.594 0 0 0 0 0 0 819 332 7.110 6 MUNCAR 40.360 27.342 0 100 0 0 0 0 2.405 2.075 8.437 7 CLURING 21.635 11.718 0 0 0 0 0 0 62 195 9.661 8 GAMBIRAN 18.151 12.545 0 100 0 0 0 0 - 2.021 3.485 9 TEGALSARI 14.335 9.428 0 0 0 0 0 0 204 902 3.801 10 GLENMORE 21.483 7.301 0 0 0 0 0 0 1.916 94 12.172 11 KALIBARU 19.176 10.142 0 0 0 0 0 0 1.189 653 7.191 12 GENTENG 25.803 18.376 0 420 0 0 0 0 1.728 108 5.171 13 SRONO 26.991 18.263 0 0 0 0 0 0 1.962 1.083 5.682 14 ROGOJAMPI 28.648 16.489 0 0 0 0 0 0 1.548 22 10.589 15 KABAT 21.028 11.351 0 50 0 0 0 0 567 909 8.152 16 SINGOJURUH 13.820 6.275 0 25 0 0 0 0 6.340 476 704 17 SEMPU 21.916 12.769 0 140 0 0 0 0 537 1.243 7.227 18 SONGGON 15.306 8.066 0 0 0 0 0 0 920 188 6.132 19 GLAGAH 10.625 4.349 0 0 0 0 0 0 1.199 189 4.888 20 LICIN 8.716 1.906 0 0 0 0 0 0 1.164 107 5.539 21 BANYUWANGI 32.914 28.470 0 660 0 30 0 0 854 839 2.061 22 GIRI 8.975 4.515 0 0 0 120 0 0 - 25 4.315 23 KALIPURO 25.552 17.170 0 0 0 0 0 0 3.868 1.335 3.178 24 WONGSOREJO 23.608 13.665 0 0 0 0 0 0 3.209 1.329 5.405 484.791 293.771 - 1.835 - 190 - - 37.316 17.942 133.737

Sumber : www.stbm-indonesia.org dan analisa Pokja Sanitasi Kab.Banyuwangi, 2016

BABs (KK)* On-Site Off-Site No Nama Kecamatan Jumlah Penduduk (KK) Akses Layak (KK) Akses Dasar (KK) MCK***

LAPORAN AKHIR VII-52

Area Beresiko dan Permasalahan Air Limbah

Tabel 7.51 Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik

NO. AREA

BERESIKO WILAYAH PRIORITAS AIR LIMBAH 1 4 BENCULUK KECAMATAN CLURING 2 4 LABANASEM KECAMATAN KABAT 3 4 GUMIRIH KECAMATAN SINGOJURUH

1 3 SUMBERMULYO KECAMATAN PESANGGARAN 2 3 SAMBIREJO KECAMATAN BANGOREJO 3 3 KEBONDALEM

4 3 KENDALREJO KECAMATAN TEGALDLIMO 5 3 KEDUNGREJO KECAMATAN MUNCAR 6 3 TEMBOKREJO

7 3 TAMPO KECAMATAN CLURING 8 3 CLURING

9 3 JAJAG KECAMATAN GAMBIRAN 10 3 DASRI KECAMATAN TEGALSARI 11 3 KARANGHARJO KECAMATAN GLENMORE 12 3 SEPANJANG

13 3 KALIBARU KULON KECAMATAN KALIBARU 14 3 KALIBARU WETAN

15 3 SETAIL KECAMATAN GENTENG 16 3 GENTENG KULON

17 3 GENTENG WETAN 18 3 KEMBIRITAN

19 3 KEBAMAN KECAMATAN SRONO 20 3 PARIJATAH KULON

21 3 ALIYAN KECAMATAN ROGOJAMPI 22 3 ROGOJAMPI

23 3 KAOTAN 24 3 KARANG BENDO

25 3 BENELAN KIDUL KECAMATAN SINGOJURUH 26 3 SINGOLATREN

27 3 PADANG 28 3 CANTUK 29 3 SUMBER BARU

30 3 SEMPU KECAMATAN SEMPU 31 3 TEMUASRI

32 3 GENDOH

33 3 BEDEWANG KECAMATAN SONGGON 34 3 OLEHSARI KECAMATAN GLAGAH 35 3 KEMIREN

36 3 LICIN KECAMATAN LICIN

37 3 KARANGREJO KECAMATAN BANYUWANGI 38 3 KAMPUNGMANDAR

39 3 KETAPANG KECAMATAN KALIPURO

Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2016

Dari Tabel 7.51 dapat diketahui bahwa area beresiko sangat tinggi berada di 3 desa/kecamatan, yaitu desa Benculuk (kec. Cluring), desa Labanasem (Kec. Kabat) dan desa Gumirih (kec. Singojuruh). Sedangkan area beresiko tinggi berada di 39 desa/kel yang tersebar di 19 kecamatan yang berbeda. Untuk permasalahan mendesak air limbah domestik dapat dilihat pada Tabel 7.52.

LAPORAN AKHIR VII-53

Tabel 7.52 : Pemasalahan Mendesak Air Limbah Domestik

No. Permasalahan Mendesak

 Aspek Teknis

1. Jumlah KK tahun ini adalah 484.791 KK. Jumlah kepemilikan jamban di Kabupaten Banyuwangi(Study EHRA 2016) adalah 79% atau 380.615 KK dengan rincian 75% jamban pribadi dan 4% MCK/WC umum.

BABS: Sebanyak 21 % KK atau setara dengan 101.806 KK (Studi EHRA, 2016) 2. Jumlah kepemilikan septic tank dan pipa sewer = 64% (310.266 KK)

Artinya dari 380.615 KK yang memiliki jamban pribadi dan MCK ada 70.349 KK yang tidak mempunyai septictank (Studi EHRA, 2016)

3. Sekitar 83% KK tidak pernah mengosongkan tangki septik (Studi EHRA, 2016) 4. Hanya ada 1 truk penyedot tinja milik pemda, pembuangan tinja ke IPLT,

sungai atau ke tanah

5. Kurangnya IPAL Komunal di wilayah perdesaan

6. IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) belum berfungsi secara optimal

 Aspek Non Teknis

1. Belum mempunyai masterplan air limbah skala Kabupaten 2. Dana APBD untuk air limbah terlalu kecil

3. Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat dan swasta 4. Implementasi regulasi tentang larangan BABS belum maksimal

5. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pengolahan limbah domestik 6. Masih kurangnya kegiatan komunikasi terkait pengelolaan air limbah. Sumber : Studi EHRA dan Analisa Pokja Sanitasi Banyuwangi 2016

Dari tabel 7.52 di atas, permasalahan mendesak air limbah domestik, nampak bahwa masih banyak masyarakat yang melakukan praktek BABS dan jumlah kepemilikan septik tank yang hanya 64% dan pengurasan tangki septic hanya 17%. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pengolahan limbah domestik, hal ini karena masih banyaknya perilaku masyarakat yang masih BAB sembarangan baik itu di sungai, di kebun, laut dan sebagainya. Masih kurangnya kegiatan komunikasi terkait pengelolaan air limbah sehingga masih ada masyarakat yang membuang air limbah rumah tangga ke saluran drainase.

7.4.1.2Sasaran Program Pengelolaan Air Limbah

Tahapan pengembangan air limbah domestik didapatkan dari data dasar cakupan layanan eksisting saat ini. Kemudian ditentukan target pengembangan cakupan layanan air limbah domestik. Target cakupan layanan air limbah dibuat secara bertahap yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tahapan pengembangan air limbah domestik Kabupaten Banyuwangi sesuai dengan hasil perhitungan Instrumen Perencanaan Air Limbah, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

LAPORAN AKHIR VII-54

Tabel 7.53 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Banyuwangi

Sumber : Intrumen Perencanaan Sanitasi, 2016 7.4.1.3Usulan Kebutuhan Program Air Limbah

Usulan Program Kegiatan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) untuk sub sektor Air Limbah, Persampahan dan Drainase, selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 7.60

7.4.2 Persampahan

7.4.2.1 Kondisi Eksisting Persampahan

Di Kabupaten Banyuwangi, permasalahan persampahan merupakan salah satu prioritas yang harus dicermati dalam pembangunan. Persampahan merupakan permasalahan yang kompleks dimana untuk dapat mengatasinya, maka diperlukan suatu penanganan secara menyeluruh serta harus terus diupayakan suatu koordinasi terkait antar satuan kerja. Untuk penanganan permasalahan persampahan yang ada di wilayah administratif Kabupaten Banyuwangi merupakan tanggungjawab dari Pemerintah dalam hal ini melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP).

Masyarakat terlibat aktif pada penyuluhan-penyuluhan di desa, sekolah- sekolah dan ibu-ibu PKK. Selain itu terdapat pula, program dasawisma di setiap kelurahan untuk memilah sampah dan bank sampah. Sistem pewadahan sampah menggunakan tong sampah, ban bekas, pasangan bata, keranjang sampah, bak sampah drum yang disediakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, pengelola pasar, dan masyarakat.

Sampah dari sumber sampah biasanya ditampung menggunakan bak sampah, kemudian dikumpulkan dengan sarana gerobak untuk dibuang ke TPS. Pengumpulan

LAPORAN AKHIR VII-55

Dokumen terkait