• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN SPLINTING PADA KASUS GIGI MOBILITI DENGAN THIN HIGH MODULUS POLYETHYLEN RIBBON

Restorasi yang fraktur dan estetik yang kurang baik menjadi masalah yang sering timbul dalam restorasi yang menggunakan bahan resin komposit adhesif. Seperti penelitian yang dilakukan Pollack selama 25 tahun menunjukkan keharusan untuk melakukan perbaikan terhadap restorasi komposit akibat frakturnya restorasi di sekitar gigi. Tetapi masalah ini sudah dapat diatasi dengan diperkenalkannya bahan

Enamia Sanitin Ginting : Manajemen Gigi Mobiliti Akibat Penyakit Periodontal, 2010.

Polyethylen fiber yang memiliki kekuatan yang sangat baik, biocompatible, estetis,

mudah untuk dimanipulasi, memiliki serat yang berwarna transparan dan yang dapat ditanamkan kedalam bahan resin.11

Untuk membahas lebih lanjut tentang penggunaan bahan ini, dalam Bab ini akan dikutip 2 laporan kasus yang nantinya akan menggunakan bahan ini sebagai alat splin periodontal khususnya pada kasus gigi mobiliti akibat penyakit periodontal. Kasus pertama seperti yang dilaporkan oleh Neslihan Arhun, Arya Arman13 dan kasus kedua seperti yang dilaporkan oleh Howard E.Stressler, Carolyn Brown.11

Laporan Kasus yang dilaporkan oleh Neslihan Arhun dan Arya Arman

Seorang pasien wanita berumur 41 tahun dan selama lima bulan tidak memiliki masalah terhadap kesehatanya. Pasien pertama sekali mengunjungi klinik periodontik dikarenakan masalah mobiliti pada gigi anterior maksilanya. Pasien

tersebut memiliki hubungan oklusi klas I dengan nilai overbite/overjet yang melebihi nilai normal dan multidiastema pada rahang atas akibat penyakit periodontal serta gigi yang crowded di rahang bawah.

Gigi 35,45 dan 23 telah hilang dan gigi 75,85 dan 63 masih berada dalam rahang. Uji klinis dan radiologis memperlihatkan adanya mobiliti gigi, resesi gingiva, kehilangan tulang alveolar dalam arah vertikal dan horizontal dan ruang triangular

black pada daerah anterior maksila. Gigi insivus sentralis kanan dan insisivus lateralis

kiri mengalami ekstrusi dan protrusi akibat penyakit periodontal. Dalam pembicaraan terhadap pilihan perawatan, pasien memutuskan untuk merestorasi dan

Enamia Sanitin Ginting : Manajemen Gigi Mobiliti Akibat Penyakit Periodontal, 2010.

mempertahankan giginya serta setuju untuk melakukan perawatan ortodonti di kemudian hari.13

Gambar 16. Gambaran klinis gigi pasien sebelum dilakukan perawatan (Arhun N, Arman A. Fiber-reinforced technology in multidisciplinary chairside approach. Indian Dent Res 2008;19(3):275).

Rencana perawatan yang dilakukan adalah untuk menutup ruang pada daerah maksila dengan retrusi insisivus, intrusi periodontal pendukung gigi anterior maksila, membentuk kembali gigi insisivus untuk memperoleh kontak permukaan yang ideal sehingga mengurangi ruang triangular black, memperbaiki crowded pada mandibula dengan protrusi insisivus bawah dan mengurangi enamel pada gigi insisivus bawah untuk mendapatkan oklusi yang baik serta restorasi yang estetis.13

Gigi 12, 11, 21 dan 22 mendapatkan perawatan endodonti sebagai perawatan pendahuluan sebelum perawatan ortodonti. Rahang atas dan rahang bawah di bonding dengan besar kawat yang ditingkatkan mulai dari kawat Ni-Ti 0.014” meningkat sampai 0.016 x 0.022 kawat stainless steel. Karena pasien mengalami masalah periodontal yang berat maka penggunaan light ortodontik force menjadi pilihan. Perawatan ortodonti aktif telah selesai dalam waktu delapan bulan dan oklusi dengan hubungan interinsisal yang normal telah diperoleh.13

Enamia Sanitin Ginting : Manajemen Gigi Mobiliti Akibat Penyakit Periodontal, 2010.

Gambar 17. Gambaran klinis gigi pasien setelah fase perawatan ortodonti (Arhun N, Arman A. Fiber-reinforced technology in multidisciplinary chairside approach. Indian Dent Res 2008;19(3):275)

Terdapat dua alternatif rencana perawatan yang dapat digunakan sebagai restorasi akhir. Alternatif pertama adalah dengan membentuk jembatan pada gigi anterior. Sedangkan pilihan lain adalah merestorasi ruang black triangle serta kaninus primer dengan menggunakan resin komposit. Dengan memperhatikan keaadan periodontal pasien akhirnya ahli ortodontik, periodontik dan prostodontik menetapkan perawatan dengan menggunakan resin komposit sebagai pilihan untuk restorasi akhir. Gigi 63 di retorasi menyerupai gigi kaninus dan ruang black triangle ditutup dengan menggunakan resin komposit. Retainer cekat dengan menggunakan

fiber reinforced ribbon dan resin komposit digunakan sebagai retensi untuk

menstabilisasi gigi yang mobiliti dan kunjungan 14 bulan setelah perawatan dijadwalkan untuk mengetahui keadaan splin, status periodontal dan higiene oral pasien.13

Enamia Sanitin Ginting : Manajemen Gigi Mobiliti Akibat Penyakit Periodontal, 2010.

Gambar 18. Kondisi splint lingual setelah 14 bulan pemasangan (Arhun N, Arman A. Fiber-reinforced technology in multidisciplinary chairside approach. Indian Dent Res 2008;19(3):275).

Gambar 19. Pandangan frontal gigi pasien setelah 14 bulan perawatan (Arhun N, Arman A. Fiber-reinforced technology in multidisciplinary chairside approach. Indian Dent Res 2008;19(3):275).

Laporan kasus yang dilaporkan oleh Howarrd Strassler dan Carolyn Brown 2: Seorang pasien datang dengan keluhan ketidaknyamanan gigi ketika digunakan untuk mengunyah pada daerah anterior rahang bawah. Secara radiografis, daerah insisivus mandibula telah mengalami kehilangan tulang lebih dari 50% dengan mobility 2, sesuai dengan indeks Miller. Pasien tersebut disarankan untuk melakukan splinting oleh ahli periodontik akibat trauma oklusi sekunder pada daerah insisivus mandibula. Setelah berkonsultasi dengan ahli periodontik maka diputuskan untuk menggunakan bahan ribbon reinforced composite resin bonded splint yang ditempatkan secara langsung, mulai dari kaninus ke kaninus pada mandibula.11

Enamia Sanitin Ginting : Manajemen Gigi Mobiliti Akibat Penyakit Periodontal, 2010.

Untuk prosedur klinis pada kasus ini, hal-hal yang dilakukan meliputi;

Gigi diisolasi dengan dental dam. Dental dam bertujuan memberikan derajat isolasi yang baik. Selain itu, pada pasien dengan sensitivitas akar dan permukaan akar yang tersingkap bertindak sebagai penahan terhadap air, udara dan semprotan air-udara selama prosedur splinting sehingga penggunaan bahan anestesi menjadi tidak terlalu penting.11

Kemudian permukaan fasial dan lingual gigi dibersihkan dengan menggunakan cup prophylaksis dengan pasta pumice non fluoridasi. Permukaan interproksimal gigi juga dibersihkan dan dipreparasi dengan menggunakan CeriSander, sebuah medium grit strip diamond. Untuk mengurangi daerah interproksimal permukaan fasial digunakan bur chamfer diamond tipis, berujung bulat. Composite resin reinforcement sangat efektif pada daerah interproksimal oleh karena itu splin ini harus meluas dari permukaan lingual tengah tiap gigi kaninus.11

Dental floss diletakkan pada permukaan lingual pada daerah kontak proksimal

dan dipotong sesuai dengan panjang permukaan itu. Bersamaan dengan pemotongan floss, sepotong ribbon dengan lebar 3 mm diambil dan dipotong sama panjang dengan dental floss. Untuk memotong ribbon, pabrik menyediakan gunting dengan pisau pemotong khusus sebagai bagian dari produk. Kontaminasi pada permukaan sangat mungkin terjadi bahkan sampai plasma treated fiber dibasahi resin adhesif. Oleh karena itu, penggunaan alat yang bersih ketika memegang ribbon sebelum resin di aplikasikan harus dilakukan.11

Enamia Sanitin Ginting : Manajemen Gigi Mobiliti Akibat Penyakit Periodontal, 2010.

Potongan ribbon ini diisi oleh resin adhesif dari sistem bonding generasi keempat, Tenure® Sb.. Tujuannya untuk mengubah bentuk opaque dari ribbon menjadi translusen. Kemudian ribbon dikeringkan untuk menghilangkan kelebihan resin dengan menggunakan napkin. Ribbon di kesampingkan dahulu dan ditutupi untuk menghalangi adanya cahaya yang masuk sampai ribbon tersebut dapat ditanamkan kedalam resin komposit pada gigi.11

Kemudian gigi di etsa selama 30 detik dengan menggunakan gel etsa asam fosfor (Uni Etch®,d). Bahan etsa dialirkan pada semua gigi yang akan di splin. Kemudian gigi dibersihkan dengan semprotan air-udara selama 10 detik dan dikeringkan. Untuk mengurangi kelebihan resin komposit, maka bahan impression dengan viskositas sedang ditempatkan pada daerah embrassur gingiva.11

Selanjutnya resin adhesif diletakkan pada permukaan enamel yang telah di etsa termasuk permukaan fasial dan interproksimal dengan menggunakan sikat

disposable (Benda® Brush). Resin komposit hibrida dengan viskositas sedang yang terdapat dalam tube (Prisma® TPHf) dikeluarkan ke permukaan fasial dari semua daerah interproksimal gigi yang akan di splin. Permukaan fasial dibentuk dan disinari selama 20 detik. Ribbon ditempatkan ke resin komposit dimulai dari permukaan midlingual dari tiap kaninus dan ditekan kedalam resin komposit. Kelebihan resin komposit yang terjadi saat ribbon di tekan harus dibersihkan sebelum dilakukan penyinaran. Pernyinaran permukaan lingual dilakukan selama 60 detik untuk tiap gigi. Pada saat ini, ribbon masih dapat terlihat dan belum ditutupi oleh ketebalan yang adekuat dari resin komposit. Untuk itu, resin komposit dengan kekuatan yang

Enamia Sanitin Ginting : Manajemen Gigi Mobiliti Akibat Penyakit Periodontal, 2010.

baik, tahan terhadap pemakaian dan memiliki daya alir yang baik di aplikasikan untuk menghaluskan permukaan yang tidak rata pada permukaan lingual dan memberikan ketebalan yang cukup dari komposit yang menutupi ribbon. Kemudian di lakukan penyinaran lagi selama 20 detik.11

Bahan polysiloxane dilepaskan dari embrasur gingiva. Dental dam juga dilepaskan. Pada tahap ini, bila dibutuhkan pembentukan lebih lanjut, dapat di lakukan dengan finishing bur atau diamond bur. Permukaan lingual di polish dengan menggunakan alumunium abrasif (Enhance®,f). Polish akhir diselesaikan dengan menggunakan pasta polish resin komposit. Tahap akhir adalah penyesuaian oklusi dan menjadikan splin terlihat estetis.11

Splin yang baik memberikan stabilisasi terhadap gigi, meningkatkan fungsi gigi dan memenuhi kebutuhan estetis yang diharapkan pasien. Gambaran radiografi dari splin yang baik juga memperlihatkan perbaikan antara jaringan periodonsium dengan gigi. 11

---oo00oo---

BAB 5

Dokumen terkait