• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEUANGAN POKOK SISTEM AKUNTANSI INSTANSI

Dalam dokumen Materi sapp alat tracking kamera (Halaman 49-62)

LAPORAN KEUANGAN POKOK

SISTEM AKUNTANSI INSTANSI

A. Pendahuluan

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamanatkan bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Laporan Keuangan dimaksud diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara. Disamping itu, Laporan Keuangan juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dihasilkan dari Sistem Akuntansi Instansi paling sedikit meliputi:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); 2. Neraca;

3. Laporan Operasional (LO);

4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); dan 5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

B. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Format LRA sebagaimana Ilustrasi 1 disajikan sedemikian rupa sehingga menampilkan berbagai unsur pendapatan dan belanja yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.

LRA menyandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggarannya. Pendapatan disajikan dengan pengklasifikasian menurut jenis pendapatan. Sedangkan Belanja disajikan dengan pengklasifikasian menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi. Klasifikasi Belanja menurut ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi Belanja menurut ekonomi untuk pemerintah pusat sebagaimana Ilustrasi 1 yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain.

46

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Ilustrasi 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

No URAIAN ANGGARAN REALISASI

REALISASI DI ATAS (BAWAH) ANGGARAN % REALISASI ANGGARAN 1 2 3 4 5 6

A PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH

I. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH TRANSAKSI KAS

1. PENERIMAAN DALAM NEGERI 0 0 0 0.00

a.Penerimaan Perpajakan 0 0 0 0.00

b.Penerimaan Negara Bukan Pajak 0 0 0 0.00

2. HIBAH 0 0 0 0.00

II. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH TRANSAKSI NON KAS

1. PENERIMAAN DALAM NEGERI NON KAS 0 0 0 0.00

a.Penerimaan Perpajakan Non kas 0 0 0 0.00

b.Penerimaan Negara Bukan Pajak Non kas 0 0 0 0.00

2. HIBAH NON KAS 0 0 0 0.00

JUMLAH PENDAPATAN DAN HIBAH (AI + AII) 0 0 0 0.00

B BELANJA

I. BELANJA TRANSAKSI KAS

Belanja Pegawai 0 0 0 0.00

Belanja Barang 0 0 0 0.00

Belanja Modal 0 0 0 0.00

Pembayaran Bunga Utang 0 0 0 0.00

Subsidi 0 0 0 0.00

Hibah 0 0 0 0.00

Bantuan Sosial 0 0 0 0.00

Belanja Lain-lain 0 0 0 0.00

II. BELANJA TRANSAKSI NON KAS

Belanja Pegawai Non kas 0 0 0 0.00

Belanja Barang Non kas 0 0 0 0.00

Belanja Modal Non kas 0 0 0 0.00

Pembayaran Bunga Utang Non kas 0 0 0 0.00

Subsidi Non kas 0 0 0 0.00

Hibah Non kas 0 0 0 0.00

Bantuan Sosial Non kas 0 0 0 0.00

Belanja Lain-lain Non kas 0 0 0 0.00

JUMLAH BELANJA (BI + BII) 0 0 0 0.00

C PEMBIAYAAN

1. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI (NETO) 0 0 0 0.00

a.Perbankan Dalam Negeri 0 0 0 0.00

b.Non Perbankan Dalam Negeri (Neto) 0 0 0 0.00

2. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (NETO) 0 0 0 0.00

a.Penarikan Pinjaman Luar Negeri 0 0 0 0.00

b.Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri 0 0 0 0.00

JUMLAH PEMBIAYAAN (C.1 +C.2) 0 0 0 0.00

Jakarta, [tanggal] [bulan] [tahun] Pengguna Anggaran,

Nama NIP

LAPORAN REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA UNTUK SEMESTER YANG BERAKHIR XX XXXXXXXX XXXX

C. Neraca

Neraca adalah salah satu komponen laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

Format Neraca sebagaimana Ilustrasi 2 mencerminkan persamaan akuntansi yang umum dikenal, yaitu: Aset = Kewajiban + Ekuitas

Ilustrasi 2. Neraca

NERACA

TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PER 31 DESEMBER 20X3

Uraian 20X2 20X3

ASET

ASET LANCAR

Kas di Bendahara Pengeluaran Kas Lainnya dan Setara Kas Kas di Bendahara Penerimaan Kas pada Badan Layanan Umum Piutang Pajak

Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Penyisihan Piutang

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi

Piutang dari Kegiatan Operasional Badan Layanan Umum

Piutang dari Kegiatan Non Operasional Badan Layanan Umum

XXX XXX XXX XXX XXX XXX (XXX) XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX (XXX) XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

48

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Investasi jangka Pendek Badan Layanan

Umum

Piutang Lainnya Uang Muka Belanja Persediaan

Persediaan Badan Layanan Umum Jumlah Aset Lancar

INVESTASI JANGKA PANJANG

INVESTASI NON PERMANEN

Investasi non permanen Badan Layanan Umum

Dana Bergulir

Jumlah Investasi Non Permanen

INVESTASI PERMANEN

Investasi permanen Badan Layanan Umum Jumlah Investasi Permanen

ASET TETAP

Tanah

Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya

Konstruksi Dalam Pengerjaan Tanah Badan Layanan Umum

Peralatan dan Mesin Badan Layanan Umum Gedung dan Bangunan Badan Layanan Umum

Jalan, Irigasi, dan Jaringan Badan Layanan Umum

Aset Tetap Lainnya Badan Layanan Umum Konstruksi Dalam Pengerjaan Badan Layanan Umum

Jumlah Aset Tetap ASET LAINNYA

Tagihan Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Aset Tak Berwujud

Aset Lain-lain

Jumlah Aset Lainnya

XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX JUMLAH ASET XXX XXXX KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Uang Muka dari KPPN

Pendapatan Diterima Dimuka Utang Kepada Pihak Ketiga

XXX XXX XXX XXX XXX XXX

Utang Jangka Pendek Lainnya

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek JUMLAH KEWAJIBAN

EKUITAS

EKUITAS DANA LANCAR

Dana Lancar BLU Cadangan Piutang Cadangan Pesediaan

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek

Jumlah Ekuitas Dana Lancar EKUITAS DANA INVESTASI

Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang

Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya

Jumlah Ekuitas Dana Investasi

XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

D. Laporan Operasional (LO)

Laporan Operasional (LO) merupakan salah satu komponen laporan keuangan pokok yang menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan. Disamping melaporkan kegiatan operasional, LO juga melaporkan transaksi keuangan dari kegiatan non operasional dan pos luar biasa yang merupakan transaksi di luar tugas dan fungsi utama entitas.

LO merupakan salah satu jenis laporan baru yang harus disusun dalam rangka penyusunan dan panyajian laporan keuangan berdasarkan basis akrual. Laporan Operasional disajikan oleh entitas pelaporan dan entitas akuntansi dalam rangka melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi. Dengan demikian, Laporan Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam LO unsur pendapatan akan dicatat apabila proses dalam menghasilkan pendapatan tersebut sudah selesai tanpa memperhatikan diterimanya kas oleh entitas. Demikian halnya untuk beban-beban akan

50

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat dicatat pada saat terjadinya. Laporan Operasional hanya dapat dihasilkan oleh entitas yang telah menerapkan sistem akuntansi dengan basis akrual. Format LO sebagaimana Ilustrasi 3 menyajikan informasi yang mencakup pos-pos yang paling sedikit meliputi Pendapatan-LO, Beban, Surplus/Defisit dari Operasi, Kegiatan Non Operasional, Surplus/Defisit Sebelum Pos Luar Biasa, Pos Luar Biasa, Surplus/Defisit-LO.

Ilustrasi 3. Laporan Operasional

E. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) merupakan salah satu jenis laporan baru yang harus disusun berdasarkan basis akrual. LPE menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. LPE disajikan oleh entitas pelaporan dan entitas akuntansi untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.

52

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Format LPE sebagaimana Ilustrasi 4 menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos ekuitas awal, surplus/defisit LO, koreksi dan ekuitas akhir. Ekuitas adalah adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. LPE menunjukkan perubahan ekuitas selama satu periode.

Ilustrasi 4. Laporan Perubahan Ekuitas

Keterkaitan LPE dengan Laporan Keuangan Lainnya dapat digambarkan pada alur transaksi akuntansi pada Gambar 5. Nilai ekuitas awal didapat dari nilai ekuitas akhir pada periode sebelumnya. Surplus/defisit LO didapat dari Laporan Operasional yaitu nilai akhir dari LO yang berupa surplus/defisit. Selanjutnya, nilai ekuitas akhir diperoleh dari nilai ekuitas awal ditambah surplus/defisit LO. Nilai ekuitas yang tersebut itulah yang dituangkan di neraca.

Gambar 1

Keterkaitan LO, LPE, dan Neraca

F. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan satu kesatuan dan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan yang meliputi penjelasan atau perincian atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas.

CaLK memberikan informasi kualitatif dan mengungkapkan kebijakan serta menjelaskan kinerja pemerintah dalam tahapan pengelolaan keuangan negara. Selain itu, CaLK memberikan penjelasan atas segala informasi yang ada dalam laporan keuangan lainnya dengan bahasa yang lebih mudah dicerna oleh lebih banyak pengguna laporan keuangan pemerintah. Hal tersebut diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk lebih berpartisipasi dalam menyikapi kondisi keuangan negara yang dilaporkan secara lebih pragmatis.

54

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat CaLK pada dasarnya dimaksudkan agar laporan keuangan pemerintah dapat dipahami secara menyeluruh oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun pemerintah saja. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman bagi pengguna maupun pembaca laporan keuangan pemerintah, dalam keadaan tertentu masih dimungkinkan setiap entitas pelaporan (pemerintah) menambah atau mengubah susunan penyajian atas pos-pos tertentu dalam CaLK, selama perubahan tersebut tidak mengurangi ataupun menghilangkan substansi informasi yang harus disajikan.

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) disusun dan dilaporkan pada periode pelaporan yang berakhir 30 Juni tahun anggaran berjalan dan pada periode pelaporan yang berakhir 31 Desember tahun anggaran berjalan, dan disampaikan dalam satu kesatuan dengan laporan keuangan. CaLK setidaknya mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

a.Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi; b.Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;

c. Ikhtisar pencapaian target keuangan selama periode pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;

d.Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;

e. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada laporan keuangan lainnya, seperti pos-pos pada Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca.

f. Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam laporan keuangan lainnya; g. Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak

Lampiran: Pernyataan Tanggung Jawab

Ilustrasi Format Pernyataan Tanggung Jawab Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga pada Tingkat Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)

Pernyataan Tanggung Jawab

Laporan Keuangan <nama satker> selaku UAKPA yang terdiri dari (a) Laporan Realisasi Anggaran (b) Laporan Operasional (c) Laporan Perubahan Ekuitas (d) Neraca dan (e) Catatan atas Laporan Keuangan Periode <Semester …./Tahun Anggaran....> sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.

<Paragraph penjelasan – untuk menjelaskan hal yang perlu dijelaskan terkait dengan hal yang khusus dalam penyusunan laporan keuangan>

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

..., ...

Kepala Satuan Kerja

56

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

Lampiran: Pernyataan Tanggung Jawab

Ilustrasi Format Pernyataan Tanggung Jawab Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga pada Tingkat Pengguna Anggaran (UAPA)

Pernyataan Tanggung Jawab

Laporan Keuangan <Nama Kementerian Negara/Lembaga yang terdiri (a) Laporan Realisasi Anggaran (b) Laporan Operasional (c) Laporan Perubahan Ekuitas (d) Neraca dan (e) Catatan atas Laporan Keuangan Periode <Semester …. /Tahun Anggaran....> sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.

<Paragraph penjelasan – untuk menjelaskan hal yang perlu dijelaskan terkait dengan hal yang khusus dalam penyusunan laporan keuangan>

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

..., ...

Menteri/Pimpinan Lembaga,

Lampiran: Pernyataan Telah Direviu

Ilustrasi Format Pernyataan Telah Direviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

PERNYATAAN TELAH DIREVIU KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA [NAMA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA] TAHUN ANGGARAN

[TAHUN ANGGARAN]

Kami telah mereviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga [Nama Kementerian Negara/Lembaga] untuk tahun anggaran [Tahun Anggaran] berupa Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca per tanggal [Tanggal Neraca], dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Semua informasi yang dimuat dalam Laporan Keuangan adalah penyajian manajemen Kementerian Negara/Lembaga [Nama Kementerian Negara/Lembaga].

Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi, serta kesesuaian pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi dengan SAP. Reviu mempunyai lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang dilakukan sesuai dengan peraturan terkait dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberi pendapat semacam itu.

< Paragraph penjelasan – untuk menjelaskan hal-hal yang perlu

dijelaskan terkait hasil pelaksanaan reviu atas laporan keuangan > Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Per bendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dan peraturan lain yang terkait.

[Nama Kota], [Tanggal-Bulan-Tahun] [Jabatan Penanda Tangan]

[Nama Penanda Tangan] [NIP]

Dalam dokumen Materi sapp alat tracking kamera (Halaman 49-62)

Dokumen terkait