• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.2 Idenfikasi Biaya

6.2.3 Laporan Laba-Rugi

Pada laporan laba rugi didapatkan pendapatan operasional. Laporan biaya operasional ini dapat dijadikan salah satu kesimpulan berfungsinya investasi yang telah dilakukan. Walaupun tidak begitu spesifik, tetapi dapat menjadi salah satu indikator. Pendapatan pertahun merupakan pemasukan yang didapatkan oleh PT. BPR Aridha Arta Nugraha secara rutin setiap tahunnya, pendapatan ini didapat dari proses bisnis yang dilakukan oleh Bank ini seperti hasil bunga, kredit dan lain-lain. Dari data yang didapatkan, pendapatan BPR dari tahun 2011 hingga 2015 sebagai berikut :

Tabel 6.2 Pendapatan PT. BPR Aridha Arta Nugraha

Tahun Pendapatan 2011 Rp. 1,655,046,259 2012 Rp. 2,040,577,345 2013 Rp. 2,217,533,539 2014 Rp. 2,665,876,681 2015 Rp. 2,732,846,175

Sumber : Hasil dari observasi.

6.3 Identifikasi Manfaat

Dari analisis wawancara dengan kepala bagian Operasional PT. BPR Aridha Arta Nugraha didapatkan manfaat dari Sistem Informasi Perbankan Terpadu (SIPT) yang diklarifikasi dalam 2 bentuk. Berikut manfaat investasi teknologi Informasi yang diklarifikasi menjadi tangible dan intangible benefit yang mengacu pada kelebihan Sistem Informasi Perbankan Terpadu yaitu sebagai berikut :

1. Penghematan biaya pembelian ATK

Sebelum adanya SIPT PT. BPR Aridha Arta Nugraha menggunakan pencatatan semi manual yang masih dibantu adanya aplikasi excel dan ms word untuk

perekapan dan pencataran. Masih adanya pencatatan manual yang sudah digantikan oleh SIPT. Biaya ATK tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

Penghematan biaya bolpoin, map, kertas.

Bollpoin.

Manfaat yang diperoleh dalam pengurangan biaya bollpoin sesuai data yang didapat adalah sebgai berikut :

Jumlah bollpoin yang digunakan dalam sebulan adalah 4 lusin. Dengan harga 1 lusinnya adalah Rp. 20.000 . Jika dalam 1 bulan menghabikan 4 lusin bollpoin makan biaya yang dikeluarkan tiap bulan untuk bollpoin adalah Rp. 80.000 dan dalam setahun Rp. 960.000

Map

Untuk mengeompokkan data-data rekapan, diperlukan map untuk mengkategorikan. Diperlukan kurang lebih 8 map dalam sebulan denagan harga satu mapnya Rp. 2.500 jadi dalam sebulan biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 20.000 dan setahun Rp. 240.000

Kertas

Diperlukannya kertas dalam pencatatan dan perekapan. Dibandingkan menggunakan sistem, pencatatan manual lebih banyak menghabiskan kertas. Diperkirakan dalam sebulan kertas yang diperlukan adalah 2 RIM dengan 1 RIM nya Rp. 35.000 dan satu tahunnya menghabiskan biaya 840.000

59

2. Pengurangan kesalahan perhitungan transaksi

Sebelum adanya software SIPT kesalahan dalam hal pencatatan atau transaksi yang masih dilakukan secara manual berada dia angka 0,5 % perbulannya. Kesalahan tersebut terjadi karena human error yang masih merekap data dengan manual. Dengan menerapkan SIPT dapat mengurangi kesalahan perhitungan transaksi. Berikut estimasi pengurangan kesalahan perhitungan transaksi dalan setahun.

Omset yang dihasilkan dalam setahun dalam kurun waktu 2011-2015 rata-rata adalah Rp. 180.000.000 per bulan. Persentase kesalahan perekapan data adalah 0,5 % Jadi biaya kesalahan dapat dihitung dalam transaksi sebulan sebesar 180.000.000 X 0,5 % = 900.000

Jadi biaya yang dapat dihindari dari kesalahan perakapan data adalah Rp. 900.000 X 12 = Rp. 10.800.000

3. Waktu proses dalam perekapan data

Dengan penerapan sistem SIPT dapat menghemat pengeluaran biaya karena adanya percepatan waktu dalam proses rekap laporan keuangan, penghematan waktu dalam melakukan rekap data dalam jumlah besar. Laporan juga diupdate secara harian. Laporan yang dibantu antara lain , laproan harian kasir, laporan akuntansi yang termasuk buku besar , neraca, rugi laba, laporan simpanan, laporan deposito, laporan pinjaman. Jika laporan tersebut sebelumnya dilakukan manual, maka jika sudah ada sistem pengurangan biaya tenaga karyawan untuk merekap data.

Jumlah percepatan waktu dalam proses rekap laporan keuangan selama setahun adalah :

- Waktu yang diperlukan untuk merekap data selama 1 bulan adalah = 15 jam

- Dalam setahun memerlukan waktu 15 * 12 = 180 jam

- Biaya yang dikeluarkan untuk membayar karyawan dalam merekap tiap jamnya Rp. 15.000 Jadi dapat dihitung nilai manfaat yang diperoleh dari percepatan akses informasi ini dalam setahun sebesar Rp. 15.000 * 180 = Rp. 2.700.000

4. Kredit yang dibayar tepat waktu

Investasi pada bidang teknologi informasi yang efektif dapat memberi keuntungan pada bagian manajemen dari aspek pengambilan keputusan yang lebih baik. Software SIPT ini dapat menampilkan informasi tentang pemantauan piutang dan penagihan. Bagi perusahaan yang memiliki ratusan nasabah yang terdaftar untuk meminjam kredit adalah hal yang susah untuk penagihan piutang. Faktanya, mereka (pengkredit) pada umumnya yang tidak ditagih cenderung akan terlambat membayar hutangnya. Dengan software yang dapat memantau nasabahnya pihak manajemen akan sangat terbantu untuk mengambil keputusan. Manajemen bank dapat memonitor nasabah yang harus segera melunasi kewajibannya. Jika utang tersebut dibayarkan tepat waktu maka pihak bank akan diuntungkan dari diperolehnya masukan uang tunai dari pitunagn yang dibayarkan nasabahnya. Maka pihak bank mendapatkan pemasukan tambahan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah, dan berkurangnya tugas dari Account Officer untuk bagian penagihan sehingga dapat fokus terhadap bagian penawaran kredit atau tugas yang lain.

Sebuah BPR dikatakan sehat jika hanya 5% dari total pinjaman yang menunggak bayar atau telat bayar. Jika pihak Bank memberikan total kredit sebesar Rp. 7.471.089,00 pada tahun 2012 maka dengan adanya software ini, dana yang dapat dihindari dari kerugian perusahaan sebesar 5% X Rp. Rp. 7.471.089 adalah Rp. 373.554.464,85 . Untuk jumlah kredit tiap tahun yang

61

diberikan PT. BPR Aridha Arta Nugraha dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 6.3 Kredit PT. BPR Aridha Arta Nugraha

Tahun Keuntungan bunga kredit 5% dari total kredit

2012 Rp. 1.633.389.799,00 Rp. 81.669.489,95 2013 Rp. 1.729.408.604,00 Rp. 86.470.430,2 2014 Rp. 2.093.857.407,00 Rp. 104.692.870,35 2015 Rp. 2.221.784.346,00 Rp. 111.089.217,3

Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan setelah adanya aplikasi, uang cash yang dapat dihindari dari kehilangan atau keterlambatan pembayaran cukup besar. Dana tersebut berguna bagi perushaan untuk diputar kembali kepada nasabah lain atau diinvestasikan pada hal lain. Tabel dibawah akan menjelaskan, rincian dari keuntungan tiap tahun perusahaan setelah adanya sistem ini :

Tabel 6.4 Kesimpulan Manfaat Tahun 1

No. Manfaat

1. Penghematan biaya pembelian ATK.

Rp. 2.040.000 2. Pengurangan kesalahan

perhitungan transsaksi.

Rp. 10.800.000 3. Waktu proses dalam perekapan

data.

Rp. 2.700.000 4. Kredit yang dibayar tepat waktu

tahun 1

Rp. 81.669.489,95 Total Keuntungan Tahun 1 Rp. 96.409.489,95

Tabel 6.5 Kesimpulan Manfaat Tahun 2

No. Manfaat

1. Penghematan biaya pembelian ATK.

Rp. 2.040.000 2. Pengurangan kesalahan

perhitungan transsaksi.

Rp. 10.800.000 3. Waktu proses dalam perekapan

data.

Rp. 2.700.000 4. Kredit yang dibayar tepat waktu

tahun 2

Rp. 86.470.430,2 Total Keuntungan Tahun 2 Rp. 101.210.430,2

Tabel 6.6 Kesimpulan Manfaat Tahun 3

No. Manfaat

1. Penghematan biaya pembelian ATK.

Rp. 2.040.000 2. Pengurangan kesalahan

perhitungan transsaksi.

Rp. 10.800.000 3. Waktu proses dalam perekapan

data.

Rp. 2.700.000 4. Kredit yang dibayar tepat waktu

tahun 3

Rp. 104.692.870,35 Total Keuntungan Tahun 3 Rp. 119.432.870,35

Dokumen terkait