• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Magang Kerja

Dalam dokumen ISWANTO WAHYU UTOMO F 3509039 (Halaman 68-90)

TINJAUAN PUSTAKA

B. Laporan Magang Kerja

1. Diskripsi Magang Kerja

Magang kerja merupakan sistem pelatihan kerja di suatu perusahaan dengan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama dibangku perkuliahan. Bekerja secara langsung yang dibimbing oleh karyawan yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang ataupun jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.

2. Tujuan Magang Kerja

a. Agar mahasiswa mendapat pengalaman langsung dan pengetahuan tentang berbagai aktivitas di dunia kerja.

b. Dapat melatih mahasiswa untuk menemukan penyebab masalah dan mampu memberikan solusi bagi perusahaan.

c. Melatih mahasiswa untuk bekerja sebelum masuk dalam dunia kerja yang sebenarnya.

3. Manfaat Magang Kerja

Magang kerja dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu : a. Bagi Mahasiswa

1) Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah didapat selama menempuh pendidikan di bangku perkuliahan.

2) Agar mahasiswa setelah lulus dapat menghadapi masalah yang timbul dalam dunia kerja.

b. Bagi Perusahaan

1) Perusahaan akan mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

2) Hasil penelitian mahasiswa selama magang kerja dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau bahkan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan perusahaan.

4. Pelaksanaan Magang kerja

Tempat : kegiatan magang dilakukan di PT. Indaco Coatings Industry yang berlokasi di jalan Solo-Sragen km 13,2 Pulosari, Kebakkramat, Karanganyar.

Waktu : pelaksanaan magang dilakukan pada tanggal 6 Februari sampai dengan 9 Maret 2012.

5. Kegiatan Magang Kerja

a. Minggu pertama tanggal 6 Februari - 10 Februari 2012 : 1) Perkenalan pada staf, pembimbing magang, dan karyawan.

2) Penjelasan dari pembimbing magang tentang hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan.

3) Penempatan tempat magang kerja dan peraturan dalam magang kerja. 4) Mengamati lokasi dan lingkungan perusahaan.

b. Minggu kedua tanggal 13 Februari – 17 Februari 2012 :

1) Mengamati, mempelajari data-data yang berkaitan dengan proses produksi di setiap departemen di perusahaan.

2) Melakukan pengamatan pengendalian kualitas yang dilakukan dalam laboratorium cat Envitex.

c. Minggu ketiga tanggal 20 Februari – 24 Februari 2012 :

1) Melakukan pengamatan proses produksi cat Envitex dan dijelaskan tentang peralatan yang digunakan dalam proses produksi cat Envitex. 2) Melakukan wawancara dan membantu karyawan dalam menyelesaikan

tugas di bagian PPIC.

3) Mencari data yang berkaitan dengan topik pengendalian kualitas di bagian PPIC.

4) Mencari data yang berkaitan dengan topik pengendalian kualitas di bagian laboratorium cat Envitex.

d. Minggu keempat tanggal 27 Februari – 2 Maret 2012 :

1) Mencari data di bagian personalia mengenai perusahaan dan karyawan yang bekerja.

2) Melakukan pengamatan dan pembelajaran mengenai produktivitas kerja dari karyawan.

e. Minggu kelima 5 Maret – 9 Maret 2012 :

1) Melakukan pengecekan terhadap semua data yang diperoleh selama magang dan melengkapi data yang kurang.

2) Tes tertulis dan tes wawancara dengan pembimbing magang yang berkaitan dengan pengendalian kualitas.

3) Berpamitan dengan staf, pembimbing magang, dan karyawan karena magang kerja telah selesai.

Demikian laporan magang kerja yang telah dilaksanakan pada tanggal 6 Februari sampai dengan 9 Maret 2012 dalam rangka penulisan tugas akhir.

C. Pembahasan Masalah

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Indaco Coatings Industry maka dilakukan pembahasan mengenai pengendalian kualitas dengan menggunakan analisis p-chart.

Analisis ini dipilih karena sesuai dengan hasil analisis yaitu dengan pengendalian model rata-rata menggunakan sampel. Dengan metode ini juga dapat mengetahui dan menentukan apakah kerusakan pada produk cat envitex yang terjadi dalam proses produksi dalam batas kendali atau tidak. Dalam analisis ini disertakan diagram pareto dan diagram sebab-akibat (fishbone) untuk mengetahui jenis kerusakan serta penyebabnya.

1) Analisis P-Chart

Bagan pengendalian p-chart digunakan untuk mengadakan pengujian terhadap kualitas proses produksi yang mengetahui banyaknya jumlah produk yang rusak dan untuk mengetahui apakah ada jumlah kerusakan produksi yang masih dalam batas kendali atau tidak. Untuk perhitungan dengan analisis p-chart dilakukan dengan observasi pada bulan Februari tahun 2012 pada PT.

Indaco Coatings Industry. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan produk yang terjadi.

Tabel 3.3

Data Kerusakan Cat Envitex pada PT. Indaco Coatings Industry

No Tanggal Jumlah produksi Jumlah produksi yang di observasi Jumlah produk rusak Prosentase kerusakan 1 01 Februari 2012 7209 463 20 0,0432 2 02 Februari 2012 5655 463 14 0,0302 3 03 Februari 2012 5845 463 17 0,0367 4 06 Februari 2012 7745 463 20 0,0432 5 07 Februari 2012 7839 463 18 0,0389 6 08 Februari 2012 7174 463 31 0,067 7 09 Februari 2012 6095 463 18 0,0389 8 10 Februari 2012 7123 463 16 0,0346 9 13 Februari 2012 8823 463 32 0,0691 10 14 Februari 2012 7410 463 22 0,0475 11 15 Februari 2012 4070 463 20 0,0432 12 16 Februari 2012 3532 463 14 0,0302 13 17 Februari 2012 2500 463 10 0,0216 14 20 Februari 2012 3084 463 16 0,0346 15 21 Februari 2012 3117 463 20 0,0432 16 22 Februari 2012 2898 463 12 0,0259 17 23 Februari 2012 4699 463 17 0,0367 18 24 Februari 2012 3511 463 16 0,0346 19 27 Februari 2012 4284 463 19 0,041 20 28 Februari 2012 4617 463 15 0,0324 Jumlah 107230 9260 367

Sumber : Data Olahan PT. Indaco Coantings Industry, 2012

Dari data di atas kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan p-chart, langkah-langkah perhitungannya adalah :

a. Menghitung besarnya sampel dengan rumus : n =

= = = 463

b. Menentukan proporsi kerusakan dengan rumus : =

=

= 0,0396

c. Menentukan standar deviasi dengan rumus : =

=

= 0,00906

d. Menentukan batas kendali dengan rumus : 1) Batas Kendali Atas (UCL)

UCL = + 3

= 0,0396 + 3 = 0,06678

2) Batas Kendali Bawah (LCL) LCL = – 3

= 0,0396 – 3 = 0,01241

Berdasarkan perhitungan dengan analisis p-chart dengan rumus tingkat kerusakan pada produk cat envitex memiliki rata-rata kerusakan 0,0396 dan standar deviasi 0,00906, serta memiliki batas kendali atas (UCL) sebesar 0,06678 dan batas kendali bawah (LCL) sebesar 0,01241. Sehingga dilihat dari data kerusakan cat envitex terlihat bahwa jumlah kerusakan ada yang mengalami out of control yaitu pada tanggal 8 dan 13 Februari 2012. Pada tanggal 1, 2, 3, 6, 7, 9, 10, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 27 dan 28 Februari 2012 berada dalam batas pengendalian (in control). Kerusakan yang terjadi pada cat envitex disebabkan oleh banyak hal diantaranya adalah warna beda, kurang halus, mengulit, pengendapan dan lain-lain. Dengan kerusakan tertinggi adalah warna beda.

Dengan adanya produk yang mengalami out of control yaitu pada tanggal 8 dan 13 Februari 2012, maka dapat dilakukan revisi sebagai berikut :

a. Menentukan rata-rata kerusakan yang baru dengan rumus:

=

= 0,03647

b. Menentukan standar deviasi yang baru dengan rumus:

=

= 0,08711

c. Menentukan batas kendali baru dengan rumus: 1) Batas Kendali Atas (UCL)

= 0,03647 + 3 = 0,06260

2) Batas Kendali Bawah (LCL)

= 0,03647 – 3 = 0,01033

Berdasarkan perhitungan diatas maka diperoleh perhitungan baru, yaitu rata-rata kerusakan sebesar 0,03647 dan standar deviasi sebesar 0,08711. Batas kendali atas (UCL) sebesar 0,06260 dan batas kendali bawah sebesar 0,01033.

2) Analisis P-Chart dengan Software POM for Windows

Tabel 3.4

Data Kerusakan Produk Cat Envitex pada PT. Indaco Coatings Industry

Bulan Februari 2012

Data Kerusakan Cat Envitex PT. Indaco Coatings Industry Solution

Sample Number of Defects Fraction Defective 3 sigma (99.73%)

01 Februari 2012 20 .0432 Total Defects 367 02 Februari 2012 14 .0302 Total units sampled 9260 03 Februari 2012 17 .0367 Defect rate (pbar) .0396 06 Februari 2012 20 .0432 Std dev of proportions .0091 07 Februari 2012 18 .0389

08 Februari 2012 31 .067 UCL (Upper control limit) .0668 09 Februari 2012 18 .0389 CL (Center line) .0396 10 Februari 2012 16 .0346 LCL (Lower Control Limit) .0124 13 Februari 2012 32 .0691 14 Februari 2012 22 .0475 15 Februari 2012 20 .0432 16 Februari 2012 14 .0302 17 Februari 2012 10 .0216 20 Februari 2012 16 .0346 21 Februari 2012 20 .0432 22 Februari 2012 12 .0259 23 Februari 2012 17 .0367 24 Februari 2012 16 .0346 27 Februari 2012 19 .041 28 Februari 2012 15 .0324

Sumber: POM For Windows, 2012

Gambar 3.3

Bagan Kendali P-Chart

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan POM for windows dapat disimpulkan bahwa ada jumlah kerusakan yang mengalami out of control, maka dapat dilakukan revisi dengan POM for windows sebagai berikut :

Tabel 3.5

Data Kerusakan Produk Cat Envitex Setelah Revisi pada PT. Indaco Coatings Industry

Bulan Februari 2012

Data Kerusakan Cat Envitex Setelah Direvisi PT. Indaco Coatings Industry Solution

Sample Number of Defects Fraction Defective 3 sigma (99.73%) 01 Februari 2012 20 .0432 Total Defects 304 02 Februari 2012 14 .0302 Total units sampled 8334 03 Februari 2012 17 .0367 Defect rate (pbar) .0365 06 Februari 2012 20 .0432 Std dev of proportions .0087 07 Februari 2012 18 .0389

09 Februari 2012 18 .0389 UCL (Upper control limit) .0626 10 Februari 2012 16 .0346 CL (Center line) .0365 14 Februari 2012 22 .0475 LCL (Lower Control Limit) .0103 15 Februari 2012 20 .0432 16 Februari 2012 14 .0302 17 Februari 2012 10 .0216 20 Februari 2012 16 .0346 21 Februari 2012 20 .0432 22 Februari 2012 12 .0259 23 Februari 2012 17 .0367 24 Februari 2012 16 .0346 27 Februari 2012 19 .041 28 Februari 2012 15 .0324

Sumber: POM For Windows, 2012

Gambar 3.4

Bagan Kendali P-Chart Setelah Revisi

3) Diagram pareto

Diagram Pareto digunakan untuk mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang penting, untuk mencari cacat yang terbesar dan yang paling berpengaruh. Pencarian cacat terbesar atau cacat yang paling berpengaruh dapat berguna untuk mencari beberapa wakil dari cacat yang teridentifikasi, kemudian dapat digunakan untuk membuat diagram sebab-akibat. Hal ini perlu untuk dilakukan mengingat sangat sulit untuk mencari penyebab dari semua cacat yang teridentifikasi. Apabila semua cacat dianalisis untuk dicari penyebabnya maka hal tersebut hanya akan

menghabiskan waktu dan biaya dengan sia-sia. Berikut presentase kerusakan cat envitex dilihat dari kerusakan keseluruhan :

Table 3.6

Jumlah Kerusakan Cat Envitex PT. Indaco Coatings Industry

No Jenis Kerusakan Jumlah Kerusakan Prosentase Kerusakan 1 Warna beda 114 31,06% 2 Kurang halus 102 27,79% 3 Mengulit 67 18,26% 4 Pengendapan 43 11,72% 5 Kerusakan lainnya 41 11,17% 367 100% Sumber : Data Olahan PT. Indaco Coantings Industry, 2012 Menghitung persentase jenis kerusakan cat envitex :

Gambar 3.5

Diagram Pareto Tingkat Kerusakan Cat Envitex PT. Indaco Coatings Industry

Berdasarkan diagram pareto dapat diketahui bahwa jenis kerusakan tertinggi terjadi karena warna beda. Beberapa sebab yang mengakibatkan cat envitex menjadi rusak antara lain :

a. Warna beda

Kerusakan warna cat yang tidak sesuai dengan standar warna yang sudah di tetapkan perusahaan.

b. Kurang halus

Kerusakan yang berupa partikel-partikel cat yang masih kasar. c. Mengulit

d. Pengendapan

Kerusakan yang terjadi karena bahan baku tidak bisa tercampur secara merata.

e. Kerusakan lainnya

Kerusakan yang terdiri dari beberapa kerusakan yang prosentasinya kecil seperti ada kotoran, bau tidak biasa, terkontaminasi.

4) Diagram Sebab-Akibat (Fish Bone Chart)

Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fish bone chart) dan berguna untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram fish bone tersebut. Cara untuk membuat diagram sebab-akibat dimulai dengan menggunakan 4 kategori yaitu: manusia, metode, mesin, material.

a. Faktor Manusia

1) Kurang ahli dalam colour matching

Karyawan yang kurang ahli dalam colour matching bisa mengakibatkan produk cat gagal uji QC dan mengakibatkan penambahan bahan baku yang lain harus dilakukan.

2) Kurang ahli mengoperasikan mesin produksi

Karyawan yang kurang ahli mengoperasikan mesin produksi cat dapat merusak hasil produksi cat kerusakannya seperti cat kurang halus dan pengendapan.

3) Saat istirahat operator lalai dalam menutup tong cat

Karyawan yang lalai menutup tong cat dapat mengakibatkan permukaan atas cat menjadi mengulit dan terkena debu atau kotoran. b. Faktor Metode

1) Instruksi kurang jelas

Hal ini dapat berpengaruh pada hasil produksi, karena banyaknya pekerjaan dan konstruksi dibutuhkan instruksi yang jelas untuk meminimalkan tingkat kesalahan atau kecacatan.

2) Metode kerja kurang tepat

Kesalahan ini mungkin saja terjadi karena banyak jenis cat yang diproduksi sehingga membuat kelalaian penggunaan metode yang sama namun dalam jenis yang berbeda.

c. Faktor Mesin

1) Mesin rusak atau macet

Kemacetan mesin secara tiba-tiba dapat mengakibatkan proses produksi menjadi lambat dan meningkatkan resiko kerusakan produk yang dihasilkan.

2) Service mesin tidak rutin

Service mesin tidak rutin bisa mengakibatkan kurang optimalnya proses produksi berlangsung dan kurangnya perawatan bisa mengakibatkan mesin rusak dan bisa mengakibatkan menurunnya terjadinya kerusakan produk.

d. Faktor Material

1) Bahan baku cat yang tertumpuk di gudang terlalu lama

Bahan baku cat yang tertumpuk di gudang terlalu lama dapat mengakibatkan tidak layak pakai atau batas waktu pengunaan habis dapat mengakibatkan kerusakan cat.

2) Bahan baku dari pemasok rusak

Bahan baku dari pemasok rusak atau jelek mengakibatkan kerusakan hasil produksi.

3) Kualitas bahan baku tidak sesuai prosedur

Bahan baku harus sesuai dengan yang diterapkan RnD. Maka dari itu pengendalian bahan baku harus benar-benar diperhatikan, karena bahan baku merupakan proses awal yang akan mempengaruhi proses selanjutnya.

Kurang ahli dalam colour Mesin rusak atau macet matching

Kurang ahli mengoperasikan Service mesin tidak rutin mesin produksi

Saat istirahat operator lalai dalam menutup tong cat

Instruksi kurang jelas Bahan baku cat yang tertumpuk di gudang terlalu lama

Metode kerja kurang tepat Bahan baku cat dari pemasok rusak

Kualitas bahan baku tidak sesuai prosedur

Gambar 3.6

Diagram Sebab-Akibat (Fish Bone Chart)

Manusia

Material Metode

Mesin

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengendalian kualitas pada produk cat envitex di PT. Indaco Coatings Industry dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Data menunjukkan tingkat kerusakan yaitu dengan jumlah produksi 107230 kg, masih memiliki kerusakan cat sebanyak 367 kg dengan proporsi kerusakan sebesar 0,0396. Dengan menggunakan metode p-chart pada bulan Februari 2012 diketahui rata-rata kerusakan sebesar 0,0396. Batas kendali atas (UCL) sebesar 0,06678 dan batas kendali bawah (LCL) sebesar 0,01241. Dan ditemukan dua kerusakan produk cat yang berada diluar batas pengendalian atas (UCL) pada tanggal 8 dan 13 Februari 2012. Kecacatan tertinggi pada tanggal 13 Februari 2012, sebesar 32 kg.

b. Dengan menggunakan metode p-chart revisi pada bulan Februari 2012 hasil perhitungan diperoleh rata-rata kerusakan sebesar 0,03647. Batas kendali atas (UCL) sebesar 0,06260 dan batas kendali bawah (LCL) sebesar 0,01033. c. Penulis juga menganalisis dengan diagram Pareto untuk mengetahui

kerusakan-kerusakan yang sering muncul atau sering terjadi. Penulis menyimpulkan bahwa kerusakan tertinggi adalah warna beda karena terlihat

dalam data kerusakan, kerusakan tersebut mendapat angka yang tertinggi yaitu 31,06%. Disusul dengan kurang halus sebesar 27,79%, mengulit sebesar 18,26%, pengendapan sebesar 11,72%, dan kerusakan lainnya sebesar 11,17%.

d. Untuk menganalisis penyebab-penyebab kerusakan tersebut penulis membuat diagram sebab–akibat. Di dalam diagram tersebut penulis mengidentifikasikan ke dalam empat kelompok yaitu :

a. Faktor Manusia

1) Kurang ahli dalam colour matching

2) Kurang ahli mengoperasikan mesin produksi 3) Saat istirahat operator lalai dalam menutup tong cat b. Faktor Metode

1) Instruksi kurang jelas 2) Metode kerja kurang tepat c. Faktor Mesin

1) Mesin rusak atau macet 2) Service mesin tidak rutin d. Faktor Material

1) Bahan baku cat yang tertumpuk di gudang terlalu lama 2) Bahan baku dari pemasok rusak

B. Saran

Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan penelitian yang dikemukakan diatas, maka peneliti memberi saran yang diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak perusahaan untuk menentukan langkah lebih lanjut mengenai pengendalian kualitas. Dengan masih adanya kerusakan produk cat envitex yang berada diluar batas kendali maka penulis memberikan saran kepada pihak perusahaan sebagai berikut :

1. Sumber daya manusia adalah prioritas utama dalam sebuah perusahaan maka dari itu untuk kelangsungan hidup perusahaan perlu memperketat dalam penyeleksian karyawan dalam hal potensi, pelatihan, dan etos kerja.

2. Perusahaan sebaiknya melampirkan instruksi kerja yang disertai penjelasan secara lisan, sehingga diharapkan dengan adanya instruksi maka pekerja dapat melakukan proses produksi sesuai dengan hasil yang diharapkan.

3. Perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan pemeliharaan terhadap mesin-mesin produksi dengan melakukan pemeriksaan secara rutin dan berkala agar proses produksi cat envitex berjalan lancar dan tidak terkendala oleh mesin yang tiba-tiba mengalami kerusakan pada saat proses produksi.

4. Pengendalian kualitas bahan baku dan penyimpanan bahan baku di gudang sebaiknya benar-benar diperhatikan sehingga dapat memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan, karena bahan baku merupakan proses awal yang akan mempengaruhi proses selanjutnya.

Dalam dokumen ISWANTO WAHYU UTOMO F 3509039 (Halaman 68-90)

Dokumen terkait