• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2015

A. Capaian Pelaksanaan Pokja

Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan pada periode II tahun 2015-2019 fokus pada delapan (8) area perubahan dan memiliki sembilan (9) program kerja reformasi birokrasi yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Nomor 103/SJ-DAG/KEP/2/2015tentang Pembentukan Kelompok Kerja Dalam Rangka Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan yang kemudian direvisi dengan Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian PerdaganganNomor 338/SJ-DAG/KEP/6/2015.

Pada tahun berjalan 2015, pelaksanaan Reformasi Birokrasi melanjutkan kegiatan berdasarkan masukan pada evaluasi dan verifikasi lapangan reformasi birokrasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, hal tersebut dikarenakan belum disusunnya Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan 2015-2019 sebagai dasar dan acuan bagi pelaksanaan reformasi birokrasi.

Adapun beberapa capaian yang sudah diraih oleh Pokja Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan anatara lain sebagai berikut:

a. Area Perubahan Mental Aparatur (Pokja Manajemen Perubahan)

Salah satu area penting dalam reformasi birokrasi adalah perubahan mindset (pola pikir) dan culture set (budaya kerja). Perubahan pola pikir dan budaya kerja birokrasi ditujukan untuk mewujudkan peningkatan integritas dan kinerja birokrasi yang tinggi. Manajemen perubahan dalam proses reformasi birokrasi di Kementerian Perdagangan dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Manajemen Perubahan yang diatur dalam Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2011 serta PERMENPAN 2014 No. 027 tentangPedoman Pembangunan Agen Perubahan Di Instansi Pemerintah.

Sasaran yang ingin dicapai tahun 2015 ini adalah:

a) Meningkatnya integritas aparatur

b) Meningkatnya efektivitas pelaksanaan reformasi birokrasi

Pada tahun 2015 Pokja Manajemen Perubahan telah melaksanakan berbagai kegiatan yang mendukung bagi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan, antara lain adalah:

a) Telah menetapkan role model dan agen perubahan di lingkungan Kementerian Perdagangan;

b) Peningkatan motivasi pegawai melalui pertemuan antara pegawai dan pimpinan Kementerian Perdagangan serta siraman rohani;

c) Telah melaksanakan workshop dalam rangka penetapan program agen perubahan untuk tahun 2016 bekerja sama dengan AIPEG;

d) Pengembangan nilai-nilai untuk menegakkan integritas;

e) Perumusan dan penetapan kebijakan untuk mendorong peningkatan komitmen pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

 Pembuatan SK Tim RB dan Tim Pokja-Pokja RB  SK yang terkait pelaksanaan RB

 Pelaksanaan workshop sosialisasi kebijakan f) Pelaksanaan Rapat Pimpinan Tahun 2015; g) Pencanangan budaya kerja positif

 Berdoa ketika mulai bekerja pukul 08.30, disampaikan sepanjang tahun melalui pengeras suara di seluruh lingkungan Kementerian Perdagangan  Berdoa sebelum pulang bekerja pukul 17.00/17.30, disampaikan sepanjang tahun melalui pengeras suara di seluruh lingkungan Kementerian Perdagangan

 Mengumandangkan lagu mars perdagangan setiap pagi sebelum bekerja pukul 08.30, disampaikan sepanjang tahun melalui pengeras suara di seluruh lingkungan Kementerian Perdagangan

h) DiskusiPolicy Position ke-1 tanggal Maret 5, de ga te a Brain Storming Mengenai Pokok-pokok Pengaturan Dalam Rancangan Peraturan Pemerintah terkait E-Commerce da “osialisasi Ke ijaka Pe ga asa da Wilayah Terti Ad i istrasi WTA ;

i) Diskusi Policy Position ke-2 tanggal 23 Maret 5, de ga te a I al Daga g “e agai “alah “atu “trategi Pe i gkata Ekspor I do esia ;

j) Pelaksanaan Forum Diskusi Kebijakan Pengendalian Harga, tanggal 6 April 2015;

k) Pelaksanaan Workshop Pemantapan Reformasi Birokrasi Bagi Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan, tanggal 7 April 2015;

l) Focus Group Discussion (FGD) Implementasi Sistem Perusahaan Online (SIPO), pada tanggal 23 April 2015;

m) Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri, pada tanggal 5 Mei 2015; n) DiskusiPolicy Position ke-3 tanggal 5 Mei 5, de ga te a A alisis

Kinerja Perdagangan Luar Negeri menyikapi Perkembangan Ekonomi Global

da Nasio al “aat I i ;

o) Workshop Managing Change, tanggal 29 Juni 2015;

p) Workshop ke-1, Pendalaman Peraturan Menteri PAN-RB No.27 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Agen Perubahan di Instansi Pemerintah.Workshop dilaksanakan tanggal 27 s/d 28 Oktober 2015, di Ruang Dahlia Gd. Tengah Lt.1 Kementerian Perdagangan, dihadiri oleh APIEG dan 19 unit kerja dengan jumlah 39 peserta;

q) Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) Agen Perubahan Kementerian Perdagangan, tanggal 3 s/d 4 November 2015, di Ruang Rapat Kapushaka Gd. Utama Lt.7, dihadiri oleh AIPEG dan 14 unit kerja dengan jumlah 40 peserta;

r) Pelaksanaan Rapat Pleno Calon Agen Perubahan, tanggal 6 November 2015, di di Ruang Rapat Kapushaka Gd. Utama Lt.7, dihadiri oleh AIPEG dan 13 unit kerja dengan jumlah 26 peserta;

s) Pelaksanaan Rapat Koordinasi Group dan Finalisasi Survei bagi Calon Agen Perubahan Kementerian Perdagangan, tanggal 23 November 2015, di Ruang

Dahlia Gd. Tengah Lt.1, dihadiri oleh AIPEG dan 12 unit kerja dengan jumlah 23 peserta;

t) DiskusiPolicy Position ke-7 tanggal 7 Desember 2015, dengan tema

Perke a ga “DM Perdaga ga Dala Me duku g Re olusi Me tal di

Lingkungan Kementerian Perdaga ga ;

u) Pelaksanaan Rapat Koordinasi Progress Report Kegiatan Kelompok Agen Perubahan Kementerian Perdagangan, pada tanggal 14 Desember 2015, di Ruang Dahlia Gd. Tengah Lt.1, dihadiri oleh AIPEG dan 11 unit kerja dengan jumlah 20 peserta.

Gambar 1. Photo Pelaksanaan Workshop Agen Perubahan (27-28 Oktober 2016)

Berdasarkan capaian yang telah didapat oleh Pokja Manajemen Perubahan pada tahun 2015 tersebut, Pokja Monitoring dan Evaluasi telah memberikan rekomendasi terhadap beberapa hal yang perlu ditingkatkan dan diprioritaskan untuk dijadikan salah satu agenda penting di rencana aksi tahun 2016 antara lain:

a) Rapat persiapan workshop dengan Tim AIPEG. Dengan Pelaksanaan Workshop bersama AIPEG ini, pelaksanaan Reformasi BirokrasiKementerian Perdagangan ini akan meningkatkan kualitas Reformasi Birokrasiitu sendiri secara signifikan. Melalui kegiatan workshop ini akan dapat memotivasi SDM di Kementerian Perdagangan untuk menjadi agen perubahan (agent of

change). Dampak jangka panjangnya, semangat dalam menciptakan perubahan di internal Kementerian Perdagangan semakin besar;

b) Pengembangan nilai-nilai untuk menegakkan integritas juga sangat prioritas untuk dimasukkan ke dalam rencana aksi tahun 2016. Khususnya implementasi dan pelaksanaan SPIP. Dengan berhasilnya implementasi SPIP di unit - unit eselon dua Kementerian Perdagangan, cita - cita ataupun semangat Reformasi Birokrasi dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktek Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN) atau menciptakan prinsip clean government and good governance dapat bisa menjadi lebih nyata. Dengan impelementasi SPIP, unit eselon 2 memiliki mekanisme internal yang berjalan secara automatis dalam mengawal pelaksanaan realisasi capaian kinerja dan anggaran;

c) Public campaign untuk mendorong peran serta masyarakat sebagai unsur pengawas juga hal yang tidak kalah penting untuk di jadikan rencana aksi pokja Manajemen Perubahan di tahun 2016. Melalui hal ini, masyarakat akan ikut serta/ berperan dalam mewujudkan pelayan publik yang sesuai cita - cita Reformasi Birokrasi. Selain itu, peran serta masyarakat juga bisa menjadi saksi perubahan RB Kementerian Perdagangan itu sendiri.

Dengan terlaksananya 3 hal diatas, diharapkan dapat mempercepat arus perubahan Reformasi Birokrasi di lingkungan internal Kementerian Perdagangan.

b. Area Perubahan Pengawasan (Pokja Penguatan Pengawasan)

Program ini bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintah

ya g ersih da e as KKN de ga Ter apai ya tujua orga isasi se ara efisie da efektif serta taat pada peratura . Da Pe gelolaa keua ga Ke e teria

Perdagangan yang andal dan terper aya.

Sasaran yang ingin dicapai tahun 2015 adalah:

a) Meningkatnya kapasitas APIP

b) Meningkatnya penerapan penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan bebas KKN

d) Meningkatnya opini WTP-BPK.

Capaian Pokja Penguatan Pengawasan antara lain adalah :

a) Pendidikan dan pelatihan APIP di lingkungan Kementerian Perdagangan;

b) APIP di lingkungan Kementerian Perdagangan memperoleh Level 2 dalam hal kapabilitas yang dinilai oleh BPKP dibuktikan dengan Surat dari Kepala BPK;

c) Pelaksanaan PMPRB tahun 2015;

d) Melaksanakan kegiatan WTA di tahun 2015 sebagai langkah menuju WBK dan WBBM. Pelaksanaan penilaian WTA tahun 2015 menghasilkan 45 unit Eselon II dilingkungan Kementerian Perdagangan yang meraih unit berpredikat WTA, hasil tersebut lebih baik dibandingkan tahun 2014 yang hanya dapat 21 unit meraih predikat WTA;

e) Kegiatan Whistle Blowing System telah diterapkan pada Unit Layanan Pengadaan Kementerian Perdagangan dan akan terus dievaluasi setiap tahunnya;

f) Tindak lanjut rekomendasi hasil audit 2014;

g) Terdapat 1 (satu) laporan gratifikasi ke KPK a.n. Menteri Perdagangan sebagai salah satu bentuk upaya menuju penanganan benturan kepentingan;

h) Telah dilaksanakan kegiatan pemetaan risiko pada Sekretariat Inspektorat Jenderal;

i) Implementasi SPIP dilaksanakan dengan hasil kegiatan pemetaan risiko pada beberapa unit di Kementerian Perdagangan . Dari hasil Monev SPIP terdapat unit yang telah melaksanakan sosialisasi dan unit tersebut telah juga memetakan risiko yang terdapat pada unit kerjanya;

j) Telah dilakukan penjenjangan APIP lewat JFA, dan didapat jumlah pegawai yang mengikuti penjenjangan JFA sebanyak 18 Orang yang

terdiri dari 8 orang mengikuti JFA Ahli, 2 orang mengikuti JFA Muda dan 8 orang mengikuti JFA pembentukan auditor pertama;

k) Penyelenggaraan workshop pengembangan profesi auditor pada tanggal 1 Desember 2015 yang dihadiri oleh seluruh Irjen K/L. Dalam Kesempatan tersebut hadir perwakilan Inspektur Jenderal, Para Inspektur, Perwakilan Auditor madya dan Auditor Muda dari seluruh peserta Inspektorat K/L yang menjadi anggota AAIPI;

l) Telah dilakukan Monev pembekalan APIP yang dituangkan dalam laporan;

m) Telah dibuat pedoman audit berbasis risiko pada Bulan Desember 2015;

n) Telah dilakukan Gelar Hasil Pengawasan pada Bulan Maret 2015 dan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan telah disampaikan kepadan Menteri Perdagangan dan ditembuskan kepada Kementerian PAN&RB;

o) Laporan Pemutakhiran Tindak lanjut hasil temuan BPK-RI dan Itjen telah dilaksanakan pada unit Pusat di Ditjen Perdagangan Dalam Negeri dan Ditjen Perdagangan Luar Negeri;

p) Terdapat laporan pemutahiran dengan Itprov menyatakan bahwa sebanyak 8 unit Satker Dekonsentrasi dari 12 Provinsi telah berhasil melaksanakan seluruh rekomendasi dengan jumlah rekomendasi sebanyak 91 rekomendasi;

q) Telah dilakukan Monitoring TLHP BPK dan Itjen, dan di dalam laporan tersebut menyatakan bahwa jumlah TLHP BPK telah berhasil diselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 118 rekomendasi atau sebanyak 48% dari jumlah 247 rekomendasi dan 135 temuan. Sedangkan TP-TGR yang telah dikembalikan ke kas negara adalah Rp17.518,36 juta atau 57,66% dari seluruh temuan pengembalian ke kas negara yaitu sebesar Rp25.891,49 juta. Jumlah TLHP Itjen mencapai 76,96%;

r) Penandatanganan Komitmen Pimpinan Kementerian Perdagangan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tentang Pencegahan Korupsi Terintegrasi pada tanggal 26 Agustus 2015;

s) Telah dilaksanakan Sosialisasi mengenai Gratifikasi bersamaan dengan Penandatanganan Komitmen Pimpinan Kementerian Perdagangan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tentang Pencegahan Korupsi Terintegrasi pada tanggal 26 Agustus 2015;

t) Dikeluarkannya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 56/M-DAG/PER/7/2015 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan;

u) UPG/Satgas Pengendali Gratifikasi kembali diperbaharui dengan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 765/M-DAG/KEP/7/2015 tentang Pembentukan Satuan Tugas Pengendali Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan;

v) Telah diterbitkan satu juknis WTA yang telah disempurnakan lewat 21. Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 316/M-DAG/KEP/2/2015 tentang Petunjuk Teknis Penetapan dan Penilaian Wilayah Tertib Administrasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan;

w) Telah dilakukan kampanye Whistleblowing System dalam bentuk penayangan link WBS dalam web Kementerian Perdagangan ;

x) Telah dilakukan Penangangan Whistleblowing System sesuai dengan Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Nomor 13/IJ-DAG/KEP/6/2015 tentang Penetapan Verifikator dan Penelaah Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa Kementerian Perdagangan, dan telah dituangkan dalam Laporan;

y) Telah dilakukan kegiatan Monitoring dan evaluasi penanganan Whistleblowing System yang dituangkan dalam laporan;

z) Inspektorat Jenderal telah melakukan reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan sebelum disampaikan ke Menteri Keuangan.

Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK tahun 2015 sehingga mempertahankan Opini WTP dari BPK sejak tahun 2011.

Gambar 2. Photo penyerahan tropi pelaksanaan WTA Tahun 2015

c. Area Perubahan Akuntabilitas (Pokja Penguatan Akuntabilitas Kinerja)

Penguatan Akuntabilitas Kinerja merupakan area yang penting karena penerapan sistem akuntabilitas yang baik dapat mendorong birokrasi lebih berkinerja dan mampu mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai dengan segala sumber-sumber yang dipergunakannya. Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2015 adalah

1) Meningkatnya kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja yang terintegrasi

2) Meningkatnya penerapan sistem manajemen kinerja

3) Meningkatkan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara

AdapunCapaian Pokja Penguatan Akuntabilitas tahun 2015 antara lain : a) Keterlibatan sebagian besar pimpinan pada saat penyusunan pedoman SAKIP,

Renstra 2015, Renja 2015, anggaran, perjanjian kinerja 2015, LAPKIN 2015, serta evaluasi pelaksanaan SAKIP 2015;

b) Keterlibatan pimpinan secara langsung pada saat penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja;

c) Keterlibatan pimpinan secara langsung pada saat penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja;

d) Pelatihan sistem BSC bagi Operator Perwakilan perdagangan diluar negri dan unit-unit dilingkungan Kementerian Perdagangan ;

e) Penyusunan IKP Kementerian Perdagangan 2015;

f) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan IKP Kementerian Perdagangan 2015;

g) Pembuatan strategic map/arsitektur BSC Kementerian Perdagangan ;

h) Monitoring dan evaluasi kinerja berbasis BSC Kementerian Perdagangan ;

i) Sistem Manajemen Kinerja Individu yang mendukung kinerja organisasi.

Berdasarkan capaian tersebut, ada beberapa hal yang perlu menjadi prioritas bagi Pokja Penguatan Akuntabilitas, yaitu :

a) Peningkatan kualitas akuntabilitas Kementerian Perdagangan: hal ini harus dimulainya dari komitmen pimpinan yang memiliki kesadaran terhadap kontrak kinerja unit mereka masing - masing

b) Perlunya peningkatan kualitas akuntabilitas Kementerian Perdagangan yang tercemin melalui tertelusurnya / tercerminnya antara Kontrak Kinerja Organisasi dan Kontrak Kinerja Individu. Dengan cara ini, dapat dipastikan bahwa target -

target ki erja Ke e teria Perdaga ga dapat di agi ha is da tertelusur dari

pimpinan hingga staff / pelaksana Kementerian Perdagangan.

Diharapka de ga e perhatika hal terkait Pe i gkatan kualitas

aku ta ilitas da Ketelusura a tara ki erja orga isasi da ki erja i di idu ,

kinerja Pokja Akuntabilitas secara umum dapat memberikan dampak yang signifikan, sehingga bentuk / tingkatan akuntabilitas Kementerian Perdagangan dapat meningkat. Dengan ini, hasil kerja / kinerja Kementerian Perdagangan akan lebih akuntabel (dapat dipertanggung jawabkan) dan dapat lebih di percaya oleh masyarakat.

d. Area Perubahan Kelembagaan (Pokja Penataan dan Penguatan Organisasi) Program ini bertujuan untuk meningkatkan efiktivitas dan efisiensi kelembagaan secara professional sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas sehingga organisasi menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing). Sasaran yang ingin dicapai pada tahun ini adalah: Meningkatnya ketepatan fungsi dan ukuran di unit kerja Kementerian Perdagangan.

Capaian Pokja Penataan dan Penguatan Organisasi pada tahun 2015 antara lain adalah :

a) Telah dilakukan penataan kelembagaan Kementerian Perdagangan dengan disahkannya Perpres No. 48 Tahun 2015 tentang Kementerian Perdagangan; b) Telah dilakukan penataan penataan organisasi dan tata kerja unit Eselon II ke

bawah sebagai tindak lanjut Perpres No. 48 Tahun 2015;

c) Dilakukan penyusunan Tusi Eselon II, III dan IV di lingkungan Kementerian Perdagangan ;

d) Telah dilakukan pelaksanaan FGD untuk melakukan standardisasi jabatan di lingkungan unit kesekretariatan dan Ketatausahaan ;

e) Telah dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan analisis jabatan, evaluasi jabatan dan analisis beban kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan ;

f) Telah dilakukan review jabatan fungsional umum yang ada di lingkungan Kementerian Perdagangan untuk dilakukan penyederhanaan jabatan;

g) Sedang disusun instrumen bagi evaluasi kinerja organisasi Kementerian Perdagangan.

h) Telah dilakukan sosialisasi model evaluasi kinerja (review kelembagaan) organisasi Kementerian Perdagangan

Gambar 3. Foto. Usulan Struktur Organisasi Kementerian Perdagangan di KemenPAN dan RB

Berdasarkan capaian pokja penataan dan penguatan organisasi tersebut, ada beberapa hal yang perlu menjadi prioritas, yaitu :

a) Penataan Kelembagaan: hal ini sangat penting dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi internal Kementerian Perdagangan. Dengan dilaksanakannya penataan kelembagaan, diharapkan Kementerian Perdagangan sebagai bentuk organisasi dapat menjadi organisasi yang lebih efektif, efesien dan akuntabel.

b) Sekretariat Reformasi Birokrasi: Hal ini juga harus diprioritaskan karena dalam implementasi dan pelaksanaan Reformasi Birokrasi diperlukan penetapan target ataupun langkah - langkah yang strategis dalam Roadmap, Rencana Aksi maupun Quickwins. Dengan ini, diharapkan pelaksanaan Reformasi Birokrasi dapat memiliki langkah - langkah yang tepat.

e. Area Perubahan Tatalaksana (Pokja Penataan Tatalaksana)

Penatalaksanaan merupakan pilar penting dalam reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan. POKJA Penataan Tatalaksana telah membangun dan menata tatalaksana (business process) dalam rangka memberikan dasar yang kuat bagi penyusunan standard operating procedures (SOP) yang lebih sederhana, efisien, efektif, produktif dan akuntabel.

Program kerja ini bertujuan untuk meningkatkan efisensi dan efektivitas bisnis proses dan mekanisme kerja/prosedur dalam sistim manajemen organisasi. Sasaran yang ingin dicapai tahun 2015 adalah:

a) Meningkatnya penerapan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, cepat, terukur, sederhana, transparan dan partisipatif, dan berbasis e-Government

b) Meningkatnya penerapan manajemen kearsipan yang handal.

Capaian Pokja Penataan Tatalaksana pada tahun 2015 antara lain :

a) Telah disusun alat/instrumen/mekanisme untuk mengevaluasi penerapan Standard Operating Procedures (SOP), dan telah disahkan oleh Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian, dan akan digunakan untuk mengevaluasi penerapan Standard Operating Procedures (SOP);

b) Sudah dilaksanakan kegiatan audit SOP mikro dilingkungan Ditjen PDN dan PEN tahun 2015 pada tanggal 22-26 Juni 2015, yang dilakukan oleh tim pelaksana Audit SOP Mikro yang berasal dari pegawai di lingkungan kementerian perdagangan ;

c) Implementasi e-audit di Kementerian Perdagangan;

d) Publikasi transparansi laporan Keuangan di Kementerian Perdagangan sudah dipublikasikan di Website Kementerian Perdagangan ;

e) Melakukan Integrasi Sistem Informasi Keuangan di Biro Keuangan dengan Unit di semua Eselon I;

f) Pengadaan melalui E-Catalog;

g) Telah disusun NSPK penunjang implementasi E-Archives di Lingkungan Kementerian Perdagangan;

h) Trial and error aplikasi e-arsip yang dikembangkan secara mandiri oleh Biro Umum Kementerian Perdagangan.

Gambar 4. Photo Kegiatan audit SOP mikro di lingkungan Ditjen PDN dan PEN tahun 2015

Dari capaian-capaian tersebut, ada dua hal yang menjadi prioritas bagi pokja penataan tatalaksana, yaitu :

a) Monitoring dan Evaluasi Sistem dan prosedur Kerja: Dengan hal ini, sistem bekerja pemerintah akan lebih efesien, efektif, terorganisir dan hasilnya akan lebih berkualitas. Sehingga, level akuntabilitas Kementerian Perdagangan juga akan lebih baik;

b) E-GOVERNMENT: Dengan hal ini, Kementerian Perdagangan akan menunjukan

tingkat transparansi yang lebih baik kepada masyarakat melalui e-katalog.

f. Area Perubahan SDM Aparatur (Pokja Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur)

Program ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme SDM aparatur yang didukung sistem rekruitmen dan promosi serta pengembangan kualitas aparatur yang berbasis kompetensi dan transparan. Adapun sasaran yang ingin dicapai melalui program ini adalah Meningkatnya profesionalisme SDM Aparatur di bidang Perdagangan.Adapun capaian Pokja Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur antara lain:

a) Aplikasi Perhitungan Beban Kerja;

b) Workshop evaluasi penyusunan formasi jabatan fungsional tertentu bidang kemetrologian;

c) Telah dilaksanakan pengisian pejabat tinggi pratama;

d) Persiapan pembangunan assessment center (jangka menengah);

e) Pembangunan/pengembangan sistem informasi ASN di lingkungan Kementerian Perdagangan;

f) Perumusan dan penetapan kebijakan pengendalian kualitas diklat di lingkungan Kementerian Perdagangan;

g) Penguatan sistem dan kualitas pendidikan dan pelatihan untuk mendukung kinerja.

Berdasarkan capaian di atas, ada tigal hal yang harus lebih diprioritaskan yaitu:

a) Pelaksanaan Rekruitmen dan seleksi secara transparan dan berbasis kompetensi;

b) Sistem promosi secara terbuka di lingkungan Kementerian Perdagangan;

c) Perumusan dan penetapan kebijakan pengendalian kualitas diklat di lingkungan Kementerian Perdagangan.

Dengan diprioritaskannya tiga hal diatas, diharapkan rotasi posisi dan promosi di lingkungan Kementerian Perdagangan semakin sering, sehingga SDM di Kementerian Perdagangan semakin berpengalaman, berkualitas dan terhindar dari kejenuhan. Secara automatis, ketika SDM terhindar dari kejenuhan maka hasil dan karya dari individu tersebut akan lebih baik dan berkualitas. Selain itu, pemetaan karir untuk SDM internal Kementerian Perdagangan semakin diisi oleh SDM yang tepat sesuai latar belakang pendidikan dan pengalaman. Hal ini akan lebih sempurna, apabila Kementerian Perdagangan terus meningkatkan kualitas SDM dengan diklat - diklat yang bermutu.

g. Area Perubahan Peraturan Perundang-undangan (Pokja Penataan Peraturan dan perundang-undangan)

Kementerian Perdagangan sebagai instansi/lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan produk peraturan perundang-undangan dalam hal

ini Peraturan Menteri Perdagangan dan Keputusan Menteri Perdagangan dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum dan kepastian berusaha bagi para pelaku usaha dalam melakukan kegiatan usaha perdagangan. Dinamika perekonomian yang berjalan dengan cepat menghendaki Peraturan Perundang-undangan yang ada dapat menjawab permasalahan perekonomian khususnya di bidang perdagangan.

Dalam upaya untuk melakukan akselerasi hukum dan harmonisasi hukum, Kementerian Perdagangan telah berhasil menelaah dan menyusun berbagai Peraturan Perundang-undangan di bidang Perdagangan yang telah disusun sesuai dengan prosedur dan tata cara pembentukan peraturan perundanganundangan berdasarkan Undang-Undang No. 12 tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan organisasi. Sasaran yang ingin dicapai melalui program kerja ini adalah:

a) Meningkatnya keterlibatan publik dalam proses perumusan kebijakan;

b) Meningkatnya kualitas regulasi yang melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak tumpang tindih dan mendorong iklim kondusif bagi publik. Capaian Pokja Pentaan Peraturan dan Perundang-undangan antara lain :

a) Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU, PP, Perpres) melalui proses penyusunan Policy paper, Kajian, Naskah Akademik, Rapat antar Unit di Kementerian, Rapat Antar Kementerian, Harmonisasi, Paraf Koordinasi;

b) evaluasi atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan (Permendag);

c) Pembahasan RPP tentang Perdagangan Perbatasan mengenai penetapan wilayah perbatasan darat dan perbatasan laut yang dapat dilakukan aktivitas perdagangan perbatasan dan pengaturan perdagangan perbatasan (Ps. 55);

d) Pembahasan substansi RPP Tindakan Pengamanan Perdagangan Tindakan Antidumping dan Tindakan Iimbalan;

e) RPP tentang Sistem Informasi Perdagangan;

f) Dari 8 regulasi pada paket deregulasi dalam paket kebijakan ekonomi 2015, 5 regulasi telah selesai dan 3 regulasi dalam proses penyelesaian;

g) Dari 24 regulasi pada paket debirokratisasi dalam paket kebijakan ekonomi 2015, 14 regulasi telah selesai dan 10 regulasi dalam proses penyelesaian.

h. Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (Pokja Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik)

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat serta sebagai ujung tombak sistem pelayanan perijinan yang terpadu, tertib dan transparan atas perijinan yang diterbitkan sesuai dengan harapan masyarakat.Sasaran yang ingin dicapai pada tahun ini adalah:

a) Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat

Dokumen terkait