• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

3.1.1 Identifikasi Masalah

3.1.1.4 Laringitis Akut

Laringitis akut merupakan penyakit yang umum pada anak-anak, mempunyai onset yang cepat dan biasanya sembuh sendiri. Bila laringitis berlangsung lebih dari 3 minggu maka disebut laringitis kronik. Laringitis didefinisikan sebagai proses inflamasi yang melibatkan laring dan dapat disebabkan oleh berbagai proses baik infeksi maupun non-infeksi. Laringitis sering juga disebut juga dengan ‘croup’. Dalam proses peradangannya laringitis sering melibatkan saluran pernapasan dibawahnya yaitu trakea dan bronkus.

a. Gejala :

• Batuk kering

• Sakit leher

• Demam

• Nodul-nodul limpa (kelenjar-kelenjar limpa) yang membengkak di leher

• Nyeri menelan

b. Penanggulangan :

pasien dengan laringitis harus ditangani dengan tenang dan dengan sikap yang menentramkan hati, karena emosi atau marah akan memperburuk keadaan distress pernapasan anak. Kebanyakan pasien mengalami hipoksemia, sehingga oksigenisasi harus dilakukan dan diberikan oksigen yang dilembabkan. Oksigenisasi dapat dinilai pertama-tama dengan cara oximetry pulse noninvasif untuk meminimalkan ketidaknyamanan dan memaksimalkan ketenangan pasien. Bila distress pernapasan parah dan tidak responsif terhadap perawatan pertama maka harus diukur tekanan gas darah arteri untuk menilai hiperkapnia dan asidosis respiratori.

3.1.1.5 Epiglotitis

Epiglotitis (kadang disebut suproglotitis) adalah suatu infeksi pada epiglotis, yang bisa menybabkan penyumbatan saluran pernapasan dan kematian.

Epiglotis adalah tulang rawan yang berfungsi sebagai katup pada pita suara (laring) dan tabung udara (trakea), yang akan menutup selama proses menelan berlangsung.

a. Gejala :

• Ngiler

• Nyeri tenggorokan

• Sesak napas

• Gangguan menelan

• Badannya bungkuk kedepan sebagai upaya untuk bernapas

• Mengi (napas berbunyi)

• Suara serak

• Menggigil (kedinginan)

• Demam

• Sianosis(warna kulit kebiruan) b. Penanggulangan :

Epiglotitis merupakan keadaan gawat darurat, yang jika tidak segera diatasi bisa berakibat fatal. Anak harus segera dibawa kerumah sakit dan biasanya ditempatkan di ruang perawatan intensif.

Diberikan oksigen dan hampir selalu dilakukan pembukaan saluran pernapasan, baik dengan cara memasukkan tuba endotrakeal maupun dengan cara membuat lubang di leher bagian depan (trakeostomi). Untuk meningkatkan hidrasi, diberi cairan infus. Antibiotik diberikan untuk mengatasi infeksi. Kortikosteroid diberikan untuk mengurangi pembengkakan.

3.1.1.6 Tonsilitis

Tonsillitis adalah suatu peradangan pada tonsil (amandel). Tonsillitis sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak.

a. Gejala :

• Tenggorokan sakit

• Sakit saat menelan

• Sakit kepala

• Demam

• kedinginan

• Pembesaran, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening) disekitar rahang dan leher

• Kehilangan suara

b. Penaggulangan :

Jika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 10 hari. Jika anak mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.

Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika :

• Tonsillitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih/ tahun

• Tonsillitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih/tahun dalam kurung waktu 2 tahun

• Tonsillitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih/tahun dalam kurung waktu 3 tahun

• Tonsillitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

3.1.1.7 Asma

Batasan asma yang lengkap menggambarkan konsep inflamasi sebagai dasar mekanisme terjadinya asma dikeluarkan oleh GINA (Global Initiative for Asthma). Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran napas dengan banyak sel yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T.

Asma pada anak dapat dibagi kedalam tiga derajat penyakit, yaitu :

• Asma Episodik Jarang

• Asma Episodik Sering

• Asma persisten a. Gejala :

• Asma Episodik Jarang  Sesak napas

 Mengi selama 3-4 hari  Batuk selama 10-14 hari  Suara ada lendir

 Terdapat pada usia 3-6 tahun  Serangan 3-4x setahun  Gejala timbul di malam hari

• Asma Episodik Sering  Sesak napas  Mengi  Batuk

 Suara ada lendir

 Gejala timbul di malam hari

 Terjadi pada umur < 3 tahun, dan 8-13 tahun  Serangan 3-4x setahun

 Hay fever

• Asma Persisten

 Terjadi pada umur 6 bulan atau <3 tahun  Gejala timbul di malam hari

 Gangguan pertumbuhan  Sesak napas

 Mengi tiap hari  Batuk

 Suara ada lendir b. Penanggulangan :

• Asma Episodik Jarang

Asma Episodik Jarang cukup diobati dengan obat pereda berupa bronkodilator β-agonis hirupan kerja pendek (Short Acting β2-Agonist,

SABA) atau golongan santin kerja cepat bila perlu saja, yaitu jika ada gejala/serangan. Anjuran memakai hirupan tidak mudah dilakukan mengingat obat tersebut mahal dan tidak selalu tersedia disemua daerah. Di samping itu pemakaian obat hirupan (Metered Dose Inhaler atau Dry Powder Inhaler) memerlukan teknik penggunaan yang benar (untuk anak besar), dan membutuhkan alat bantu (untuk anak kecil/bayi) yang juga tidak selalu ada dan mahal harganya. Bila obat hirupan tidak ada/tidak dapat digunakan, maka β-agonis diberikan

per-oral.

• Asma Episodik Sering

Jika penggunaan β-agonis hirupan sudah lebih dari 3x perminggu (tanpa menghitung penggunaan praaktivitas fisis), atau serangan sedang/berat terjadi lebih dari sekali dalam sebulan, maka penggunaan

anti-inflamasi sebagai pengendali sudah terindikasi. pada awalnya, anti-inflamasi tahap pertama yang digunakan adalah kromoglikat, dengan dosis minimum 10 mg 2-4 kali perhari. Obat ini diberikan selama 6-8 minggu, kemudian dievaluasi hasilnya. Jika asma sudah terkendali, pemeberian kromoglikat dapat dikurangi menjadi 2-3 kali perhari.

• Asma Persisten

Cara pemberian steroid hirupan apakah dimulai dari dosis tinggi ke rendah selama gejala masih terkendali, atau sebaliknya dimulai dari dosis rendah ke tinggi hingga gejala dapat dikendalikan, tergantung pada kasusnya. Dalam keadaaan tertentu, khususnya pada anak dengan penyakit berat, dianjurkan untuk menggunakan dosis tinggi dahulu, disertai steroid oral jangka pendek (3-5 hari). Selanjutnya dosis steroid hirupan diturunkan sampai dosis terkecil yang masih optimal

3.1.1.8 Bronkitis

Bronkitis merupakan proses peradangan pada bronkus dengan manifestasi utama berupa batuk, yang dapat berlangsung secara akut maupun kronis. Proses ini dapat disebabkan karena perluasan dari proses penyakit yang terjadi dari saluran napas maupun bawah.

a. Gejala :

• Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)

• Sesak napas ketika melakukan olah raga atau aktifitas ringan

• Sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu)

• Lelah

• Sakit kepala

• Gangguan penglihatan

b. Penanggulangan :

• Mengontrol batuk agar sekret menjadi lebih encer/lebih mudah dikeluarkan :

 Anak dianjurkan untuk minum lebih banyak

 Pemberian uap atau mukolitik, bila perlu diikuti fisioterapi dada.

 Hati-hati dalam pemberian antitusif dan antihistamin karena akan mengakibatkan sekret menjadi lebih kental sehingga dapat menimbulkan atelektasis atau pneumonia

• Antibiotika diberikan apabila didapatkan adanya kecurigaan infeksi sekunder, dengan pilihan antibiotika : ampisilin, kloksasilin,

kloramfenikol, eritromisin.

3.1.1.9 Bronkiolitis

Bronkiolitis adalah infeksi virus akut yang terjadi pada bayi, pada tahun pertama kelahirannya, biasanya terjadi pada umur 2 sampai 10 bulan, infeksi bronkiolitis tidak terjadi pada anak lebih dari 2 tahun, terjadinya bronkhiolitis selama musim dingin dan berlangsung hingga musim semi. Bronkiolitis biasanya terjadi 2 sampai 7 hari.

a. Gejala :

• Iritasi

• Merasa lelah

• Demam yang menengah

• Batuk

• Muntah

• Diare

• Mengi (Napas berbunyi)

• Dan meningkatnya laju pernapasan b. Penanggulangan :

Prinsip dasar penanganan bronkhiolitis adalah terapi suportif : oksigenasi, pemberian cairan untuk mencegah dehidrasi, dan nutrisi yang adekuat. Bronkhiolitis ringan biasanya bisa rawat jalan dan perlu diberikan cairan peroral yang adekuat. Bayi dengan bronkhiolitis sedang sampe berat harus dirawat inap.

3.1.1.10 Pneumonia

Pneumonia adalah suatu infeksi pada paru-paru, dimana paru-paru terisi oleh cairan sehingga terjadi gangguan pernapasan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur atau parasit.

a. Gejala :

• Demam

• Batuk

• Hidung tersumbat

• Sesak napas

• Mengi (napas berbunyi)

• Hipoksia (kekurangan oksigen)

• Sianosis (pucat)

• Muntah b. Penanggulangan :

Pada kasus ringan, pasien boleh berobat jalan. Namun pada kasus berat, sebaiknya pasien dirawat inap.

Pada pasien rawat jalan:

• Istirahat/ perawatan supportif

• Bronkodilator – albuterol nebulizer/ inhaler

Pada pasien rawat inap :

• Oksigen

• Bronkodilator – albuterol nebulizer (perhatikan selama 4 jam)

• Isolasi pernapasan

• Ribavirin

• Antibiotik

• Analisa gas darah arteri

3.1.1.11 Pneumotoraks

Pneumotoraks adalah akumulasi udara ekstrapulmonal dalam dada. Pneumotoraks adalah terdapatnya udara bebas di dalam rongga pleura, yaitu rongga di antara pleura parietalis dan viseralis.

a. Gejala :

• Sesak napas

• Mengi

• Batuk

• Suara adanya lendir

• Sianotik (kebiruan) b. Penanggulangan :

Setelah diagnosis ditegakkan, maka harus segera dilakukan tindakan untuk menyelamatkan nyawa penderita. Sebuah jarum atau Abbocath berukuran besar harus segera ditusukkan ke dalam rongga pleura pada ruang sela iga ke dua linea mideo-klavikularis untuk mengeluarkan udara dan dalam rongga pleura. Apabila ragu-ragu terhadap kebenaran diagnosis, jarum dapat dihubungkan dengan semprit. Jika memang benar, maka penghisap (piston semprit) akan terdorong atau udara di dalam rongga pleura akan mudah dihisap

3.1.1.12

Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat (Whalley and Wong, 1996).

a. Gejala :

• Badan menggigil (kedinginan)

• Suhu badan naik

• Sesak napas

• Pernapasan cuping hidung

• Sianosis sekitar hidung dan mulut

• Nyeri pada dada

• Batuk mula-mula kering dan berdahak b. Penanggulangan :

• Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat dirumah

• Simptomatik terhadap batuk

• Batuk yang produktif jangan ditekan dengan antitusif

• Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan broncodilator.

• Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat. Antibiotik yang paling baik adalah antibiotik yang sesuai dengan penyebab yang mempunyai spektrum sempit

3.1.1.13 Atelektasis

Atelektasis (Atelectasis) adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernapasan yang sangat dangkal. Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah

bronkus. Bronkus adalah 2 cabang utama dari trakea yang langsung menuju ke paru-paru. a. Gejala : • Sesak napas • Nyeri dada • Batuk • Sianosis

• Takikardia (nadi cepat)

• Suhu badan meningkat b. Penanggulangan :

Tindakan yang biasa dilakukan:

Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang terkena kembali bisa mengembang

Latihan menarik nafas dalam (spirometri insentif)

Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak Postural drainase

Antibiotik diberikan untuk semua infeksi Pengobatan tumor atau keadaan lainnya

Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang, menyulitkan atau menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paru-paru yang terkena mungkin perlu diangkat

Dokumen terkait