• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Laser Induced Breakdown Detection

2.3.1 Definisi Laser Induced Breakdown Detection

Laser-induced breakdowndeteksi (LIBD) adalah Suatu metode yang sangat sensitif untuk mendeteksi nanopartikel (koloid). Selama proses deteksi pada proses plasma akan menghasilkan sebuah partikel yang dipancarkan oleh sinar laser dan emisi sinar plasma pada optik. (Bundshuh,T.2001) Metode Laser-induced breakdowndeteksi (LIBD) berdasarkan dari nilai ambang breakdown dan kepadatan suatu bahan material. Energi pulsa laser disesuaikan sehingga di dalam cairan murni tidak ada peristiwa breakdown dan hanya kerusakan pada nilai ambang koloid pada volume fokus yang dapat terlampaui.(Bettis.J.R,1992).

2.3.2 Laser Induced Breakdown Detection (LIBD) Akustik

Laser induced breakdown detection (LIBD) akustik dari nanopartikel berkoloid telah sering diselidiki pada berbagai bidang, seperti pengukuran koloid alami pada air minum, observasi in situ pada media polutan dan pada pengukuran real time dari elemen radioaktif. LIBD akustik merupakan teknik untuk mengukur ukuran dan

konsentrasi dari partikel koloid di media cair menggunakan pulsa laser yang difokuskan ke cairan dengan memanfaatkan gelombang akustik. LIBD akustik sangat efisien khususnya untuk pendeteksian partikel kecil yang diameternya kurang dari 100 nm, yang tidak gampang terdeteksi oleh alat-alat komersil yang tersedia yang menggunakan intensitas cahaya tersebar, seperti PCS (Photon Correlation Spectroscopy). Pada percobaan ini tinggi pulsa dari gelombang sinyal pertama menunjukkan proporsionalitas terhadap ukuran partikel. (Jung and Cho 2012)

Informasi mengenai ukuran partikel dapat diukur melalui energi ambang batas breakdown yang didefinisikan sebagai energi pulsa laser minimum yang dibutuhkan untuk memulai sebuah plasma. Energi ambang batas dari breakdown probability diukur sebagai suatu fungsi dari energi pulsa laser. (Fedotova et al.

2015)

𝐵𝐷𝑃 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑠𝑒𝑟

Pada LIBD akustik terdapat ambang batas energi (Eth) yang berarti energi dimana breakdown pertama kali terdeteksi. Selain itu juga terdapat suatu parameter yang bergantung pada konsentrasi (C) yang mendefinisikan slope dari kurva energi.

Eth dan C dapat digunakan untuk menghitung ukuran dan konsentrasi partikel. Eth

hanya bergantung pada ukuran nanopartikel bukan konsentrasi. Eth dapat digunakan untuk menghitung ukuran partikel dari nanopartikel. Untuk sistem LIBD akustik ini terdapat hubungan antara Eth dan dp, yang merpresentasikan ukuran kalibrasi sistem secara empiris dapat ditunjukkan dengan fungsi power law berikut dimana dp adalah diameter partikel dan Eth berarti energi ambang batas breakdown. Cn adalah konsentrasi partikel dan C merupakan parameter bergantung konsentrasinya, (Fedotova et al. 2015)

2.3.3 Prinsip Kerja Laser Induced Breakdown Detection (LIBD)

Breakdown probability atau probabilitas breakdown adalah kemungkinan atau peluang terjadinya breakdown untuk sejumlah tertentu pulsa laser yang ditembakkan.Rumusnya adalah banyaknya breakdown yang terjadi dibagi banyaknya pulsa laser yang ditembakkan.Breakdown probability dapat digunakan untuk menentukan ukuran dan.konsentrasi partikel yang disebut dengan breakdown sendiri

adalah proses terjadinya plasma akibat interaksi berkas sinar laser terpulsa dengan partikel koloid.

Proses terjadinya breakdown yaitu sinar laser yang termodulasi dari intensitas energi yang tinggi (proses radiasi). Atom mengalami ionisasi pada proses multiphoton ionisasi menghasilkan elektron bebas selanjutnya mengalami percepatan akibat inverse bremsstrahlung dalam medan listrik pulsa laser. Setelah mendapatkan cukup energi, atom-atom lain pun mengalami ionisasi danjumlah elektron yang terlepas menjadi berlipat ganda.Hal ini terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan peningkatan densitas pembawa muatan bebas,sehingga timbul plasma. (Kim& Wather,2007)

Gambar 2.2 Prinsip kerja LIBD (Laser Induced Breakdown Detection)akustik [budchet et al. 2005]

2.3.4 Deteksi Keberadaan Koloid Menggunakan LIBD

LIBD mampu mengkarakterisasi partikel dalam media cair turun menjadi sekitar 10 nm dalam ukuran (bahkan lebih rendah dengan setup optik khusus), dan dengan resolusi dalam ng / L (ppt). LIBD mendapatkan distribusi ukuran partikel, pra-fraksinasi diperlukan. Partikel yang lebih besar dari 1 mm tidak mengganggu pengukuran, tetapi menentukan ukuran mereka menjadi semakin akurat. LIBD dapat menentukan berbagai ukuran koloid, yaitu 10-1000 nm. LIBD yang paling cocok

untuk pemeriksaan perubahan populasi partikel (keduanya dikenal dan sampel yang tidak diketahui), dan untuk karakterisasi koloid.

LIBD digunakan sebagai detektor partikel yang sangat sensitif, baik dalam kombinasi dengan teknik fraksinasi atau sebagai detektor ambang batas yang memicu batas partikel tertentu dalam fasa cair. (Koster, 2007)

2.4 Pengolahan Sinyal Akustik 2.4.1 Definisi Sinyal akustik

Sinyal adalah model dari besaran fisik yang berubah terhadap waktu.Sinyal bisa diamati, maka sinyal perlu merambat, menembus medium (yakni sistem), untuk tiba di tempat pengamat.Namun medium seringkali bersifat resistif, mengambilenergi panas dari sinyal, sehingga tidak banyak lagi energi yang tersisa untuk diamati di tempat penerima.Sifat peredaman medium ternyata bergantung dari sebuah besaran yang disebut frekuensi (Aemin.2000). Secara matematik sinyal biasanya dimodelkan sebagai suatu fungsi yang tersusun lebih dari satu variabel bebas.Contoh variabel bebas yang bisa digunakan untuk merepresentasikan sinyal adalah waktu, frekuensi atau koordinat spasial.berkaitan dengan pembangkitan sinyal dengan menggunakan sebuah sistem. (Tri Budi Santoso.2012)

Ada beberapa klasifikasi sinyal yang ada :

1. Sinyal waktu kontinyu, yaitu terdefinisi pada setiap waktu 2. Sinyal waktu diskrit, yaitu terdefinisi pada waktu-waktu tertentu

3. Sinyal analog, yaitu sinyal waktu kontinyu dengan amplitudo yang kontinyu 4. Sinyal digital, yaitu sinyal waktu diskrit dengan amplitudo bernilai diskrit

Gelombang suara adalah gelombang yang dihasilkan dari sebuah benda yang bergetar.

Gelombang suara ini memiliki lembah dan bukit, satu buah lembah dan bukit akan menghasilkan satu siklus atau periode. Siklus ini berlangsung berulang-ulang, yang membawa pada konsep frekuensi.Karena pada dasarnya sinyal suara adalah sinyal yang dapat diterima oleh telinga manusia. Angka 20 Hz sebagai frekuensi suara terendah yang dapat didengar, sedangkan 20 KHz merupakan frekuensi tertinggi yang dapat didengar.

Panjang gelombang merupakan jarak antara titik gelombang dan titik ekuivalen pada fasa berikutnya. Amplitudo merupakan kekuatan atau daya

gelombang sinyal. Gelombang yang lebih tinggi diinterpretasikan sebagai gelombang yang lebih tinggi, sehingga dinamakan amplifier untuk perangkat yang berfungsi untuk menambah amplitudo. Frekuensi merupakan jumlah getaran dalam waktu satu detik. Diukur dalam Hertz atau siklus per detik. Getaran gelombang suara semakin cepat, maka frekuensi semakin tinggi. Frekuensi lebih tinggi diinterpretasikan sebagai jalur yang lebih tinggi. (Tri Budi Santoso.2012)

2.5 Bahasa Pemrograman

2.5.1 Bahasa Pemrograman Bahasa MATLAB

MATLAB adalah perangkat lunak yang memungkinkan untuk melakukan matematika dan komputasi,menganalisis data, mengembangkan algoritma, melakukan simulasi dan pemodelan,dan menghasilkan tampilan grafis dan antar-muka pengguna grafis. MATLAB dapat mengirim data ke speaker sebuah komputer, sehinggga dapat dengan mudah secara visual memanipulasi data, dan mendengarkan pada saat yang sama. Sebuah digital rekaman suara yang menarik memuat data dan lakukan plot. Sinyal seperti data suara sering terdiri dari data waktu dengan kandungan frekuensi waktu yang berbeda-beda memungkinkan untuk menganalisis frekuensi sampling yang dihasilkan. (andrew knight.1961) Sebagai sebuah sistem, MATLAB tersusun dari 5 bagian utama:

a. Development Environment merupakan sekumpulan perangkat dan fasilitas yang membantu untuk menggunakan fungsi-fungsi dan file-file MATLAB.

Beberapa perangkat ini merupakan sebuah graphical user interfaces (GUI).

b. Matlab Mathematical Function Library merupakan sekumpulan algoritma komputasi mulai dari fungsi-fungsi dasar seperti: sum, sin, cos, dan complex arithmetic, sampai dengan fungsi-fungsiyang lebih kompek seperti matrix inverse, matrix eigenvalues, Bessel functions, dan Fast Fourier Transforms.

c. Matlab Language merupakan suatu high-level matrix/array language dengan control flow statements, functions, data structures, input/output, dan fitur-fitur object-oriented programming.

d. Graphics m erupakan fasilitas untuk menampilkan vektor dan matrik sebagai suatu grafik.

e. Matlab Application Program Interface(API) merupakan suatu library yang memungkinkan program yang telah anda tulis dalam bahasa C dan Fortranmampu berinterakasi dengan Matlab

Setiap fungsi mempunyai ruang kerjanya sendiri yang berbeda dengan ruang kerja MATLAB. Satu-satunya hubungan antara ruang kerja MATLAB dengan variable-variabel dalam fungsi adalah variabel-variabel input dan dan output fungsi.

Jika suatu fungsi mengubah nilai dalam suatu variabel input, perubahan itu hanya tampak dalam fungsi dan tidak mempengaruhi variable yang ada dalam ruang kerja MATLAB. Variabel yang dibuat oleh suatu fungsi tinggal hanya dalam ruang kerja fungsi. Jumlah dari argumen input dan output yang digunakan jika suatu fungsi dipanggil hanya ada dalam fungsi tersebut. Di dalam M-File, kita dapat menyimpan semua perintah dan menjalankan dengan menekan tombol atau mengetikan nama M-File yang kita buat pada command window

2.5.2 M File

Di dalam MATLAB, kita dapat menyimpan semua script yang akan digunakan dalam file pada MATLAB dengan ekstensi M-File dapat dipanggil dengan memilih menu file->new->M-File. Fungsi M-file harus mengikuti beberapa aturan dan sejumlah sifat penting. Aturan-aturan dan sifat-sifat tersebut meliputi nama fungsi dan nama file harus identik misalnya anda membuat fungsi dengan nama pangkat maka anda memberi nama M-file anda pangkat juga. Baris komentar sampai dengan baris bukan komentar yang pertama adalah teks help yang ditampilkan jika anda meminta help dari fungsi yang anda buat.

Setiap fungsi mempunyai ruang kerjanya sendiri yang berbeda dengan ruang kerja MATLAB. Satu-satunya hubungan antara ruang kerja MATLAB dengan variable-variabel dalam fungsi adalah variabel-variabel input dan dan output fungsi.

Jika suatu fungsi mengubah nilai dalam suatu variabel input, perubahan itu hanya tampak dalam fungsi dan tidak mempengaruhi variable yang ada dalam ruang kerja MATLAB. Variabel yang dibuat oleh suatu fungsi tinggal hanya dalam ruang kerja fungsi. Jumlah dari argumen input dan output yang digunakan jika suatu fungsi dipanggil hanya ada dalam fungsi tersebut. Fungsi ruang kerja memuat jumlah argument input. Fungsi kerja nargout memuat jumlah argument output. Dalam praktek, variabel-variabel nargout dan nargin biasanya digunakan untuk mengeset

variabel input standar dan menentukan variable output yang diperlukan user. (The Math Works inc, 1989)

2.6 Pelarut organik 2.6.1 Metanol

Metanol adalah senyawa Alkohol dengan 1 rantai Karbon. Rumus Kimia CH3OH, dengan berat molekul 32. Titik didih 640-650 C (tergantung kemurnian), dan berat jenis 0,7920-0,7930 (juga tergantung kemurnian). Secara fisik Metanol merupakan cairan bening, berbau seperti alkohol, dapat bercampur dengan air, etanol, chloroform dalam perbandingan berapapun, hygroskopis, mudah menguap dan mudah terbakar dengan api yang berwarna biru (kalau siang tidak kelihatan).

Metanol lebih racun dari pada alkohol (Etanol) dan dalam jumlah sedikitpun dapat mengakibatkan buta hingga kematian. Memang dalam perdagangan umum, metanol sering di beri warna (biru) akibat di beri tambahan senyawa cupri sulphate untuk membedakan metanol teknis dengan alkohol dan dijual dengan nama spiritus.

Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol – alkohol lain, ester, keton, eter, dan sebagian besar pelarut organik. Metanol sedikit larut dalam lemak dan minyak. Secara fisika metanol mempunyai afinitas khusus terhadap karbon dioksida dan hidrogen sulfida. Titik didih metanol berada pada 64,7oC dengan panas pembentukan (cairan) –239,03 kJ/mol pada suhu 25 oC.

Metanol mempunyai panas fusi 103 J/g dan panas pembakaran pada 25 oC sebesar 22,662 J/g. Tegangan permukaan metanol adalah 22,1 dyne/cm sedangkan panas jenis uapnya pada 25 oC sebesar 1,370 J/(gK) dan panas jenis cairannya pada suhu yang sama adalah 2,533 J/(gK). ( Spencer, 1988) Metanol juga merupakan produk samping dari destilasi kayu. Saat ini metanol dihasilkan melalui proses multi tahap.

Secara singkat gas alam dan uap air dibakar dalam tungku untuk membentuk gas hidrogen dan karbon monoksida, kemudian gas hidrogen dan karbon monoksida ini bereaksi dalam tekanan tinggi dengan bantuan katalis untuk menghasilkan metanol.

Tahap pembentukannya adalah endotermik dan tahap sintesisnya adalah eksotermik.

(Engler,2001) 2.6.2 Etanol

Etanol atau sering juga disebut dengan alkohol adalah suatu cairan transparan, mudah terbakar, tidak berwarna, mudah menguap, dengan rumus kimia C2H5OH,

dapat bercampur dengan air, eter, dan kloroform, yang diperoleh melalui fermentasi karbohidrat dari ragi yang disebut juga dengan etil alcohol. (Bender, 1982)

Etanol atau etil alkohol (C2H5OH) termasuk kelompok hidroksil yang memberikan polaritas pada molekul dan mengakibatkan meningkatnya ikatan hidrogen intermolekuler. Etanol memiliki massa jenis 0.7893 g/mL. Titik didih etanol pada tekanan atmosfer adalah 78.32 °C. Indeks bias dan viskositas pada temperatur 20°C adalah 1.36143 dan 1.17 cP. (Kirk and Othmer, 1965) Etanol digunakan pada berbagai produk meliputi campuran bahan bakar, produk minuman, penambah rasa, industri farmasi, dan bahan-bahan kimia.

Etanol merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat dijadikan sebagai energi alternatif dari bahan bakar nabati (BBN). Etanol mempunyai beberapa kelebihan dari pada bahan bakar lain seperti premium antara lain sifat etanol yang dapat diperbaharui, menghasilkan gas buangan yang ramah lingkungan karena gas CO2 yang dihasilkan rendah (Jeon, 2007). Etanol dapat dijadikan sebagai bahan bakar, namun harus etanol dengan kadar kemurnian yang tinggi atau terbebas oleh air. Adapun cara pemurnian etanol dapat dilakukan dengan destilasi tetapi kemurniannya hanya sampai 96% karena adanya peristiwa azeotrop antara campuran etanol dan air. Untuk dapat memperoleh etanol dengan kadar yang tinggi maka dilakukan suatu cara yaitu absorbsi fisik atau molecular sieve. Dalam penggunaan etanol sebagai bahan bakar, tidak dapat langsung digunakan pada kendaraan bermotor, namun etanol harus ditambahkan dengan bensin. Sebagai contoh sebanyak 10% etanol dari 1 liter bensin dapat digunakan sebagai bahan bakar (disebut E10).

Namun haruslah berhati-hati dalam penggunaan bahan bakar ini, karena etanol yang digunakan harus benar-benar bebas dari air, dikarenakan ketersediaan air dapat menyebabkan kerusakan dan korosi pada mesin.

Etanol merupakan hasil fermentasi yang memiliki masalah pada proses fermentasi itu sendiri yakni timbulnya etanol dapat berakibat rusaknya struktur membran plasma mikroba serta terjadinya denaturasi protein penyusun dari sel tersebut. Adanya ketersediaan etanol di dalam media fermentasi dapat menjadi penghambat pertumbuhan mikroba penghasil etanol. (Supriyanto, 2010)

2.6.3 Toluena (Toluene)

Toluene (C6H5CH3) merupakan bahan kimia yang disebut juga Toluol ataum Methyl benzene. Toluene adalah senyawa hidrokarbon aromatik yang tidak berwarna. Karakteristik spesifik lainnya dari senyawa ini diantaranya adalah mudah terbakar, mudah terurai, sedikit larut dalam air, beraroma manis dan tajam dan memiliki tekanan uap 28.4 mm Hg pada suhu 25 °C. Pekerja yang menggunakan toluene sebagai pelarut pada umumnya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan seperti pusing, vertigo, iritasi pada mata, iritasi pada kulit, gangguan pernafasan, gangguan hepar, gangguan ginjal serta gangguan susunan syaraf pusat (SSP).

Toluene masuk ke dalam tubuh manusia melalui inhalasi, ingesti, dan kontak kulit.

Sebagai senyawa yang mudah menguap, paparan inhalasi toluene adalah jalur paparan yang paling penting untuk diperhatikan. Selain itu, paparan toluene lebih mudah terdeposit dan terakumulasi dalam organ-organ penting manusia seperti otak, hati, paruparu, ginjal, dan organ lainnya. Toluene yang masuk ke dalam tubuh, kemudian mengalami metabolisme menjadi asam benzoat, lalu berkonjugasi dengan glisin dalam hati membentuk asam hipurat yang akan diekskresikan dalam urin.

Kurang dari 1% lainnya diekskresikan dalam urin sebagai o-kresol dan toluene utuh.

(Registry.2000)

Toluene merupakan bahan yang paling dominan pada spray painting di industri karoseri. Ketika cat disemprotkan, pekerja akan terpapar bukan hanya oleh uapnya, akan tetapi juga dari mist, yaitu kumpulan partikel halus berupa cairan.

Bentuk tersebut akan sangat mudah terhisap oleh pekerja atau masuk ke dalam kulit, terutama jika tidakvmengenakan masker dan pakaian kerja yang tepat.

(Habibie.2105) Toluene memiliki rumus molekul C7Hg dan merupakan suatu solvent yang tidak berwarna. Properties dari toluene dapat dilihat pada table Lt.

2.6.4 Xylene

Xylene atau dimetilbenzene ini merupakan hidrokarbon aromatik yang secara luas digunakan dalam industri dan teknologi medis sebagai pelarut. Xylene adalah zat yang menimbulkan bau khas pada spidol. Xylene dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui beberapa jalur, seperti mulut, kulit, maupun pernafasan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemanfaatan ampas kopi dapat menjadi solusi

alternatif. ( pratama.2010) Xylene berfungsi sebagai pelarut yang memiliki sifat non polar selain itu xylene memiliki kekuatan pelarutan yang baik dan laju penguapan yang rendah. Xylene atau dimetilbenzena, disebut juga xylol adalah turunan benzene dengan rumus molekul C6H4(CH3)2. Berat molekulnya 106,17 gram/mol dengan komposisi karbon 90,5% dan hidrogen 9,5%. Ada tiga isomernya, yaitu ortho-xylene, metaxylene dan para-xylene. Nama tersebut bergantung pada lokasi atom karbon pada cincin benzene yang diikat oleh dua metil. Cairan ini tidak berwarna, dibuat dari minyak bumi atau aspal cair, sifatnya mudah terbakar, dan sering digunakan sebagai pelarut (Jacobson, G dan McLean, S., 2003)

2.6.5 Ethylene Glycol

Etilen glikol merupakan cairan jenuh, tidak berwarna, tidak berbau, berasa manis dan larut sempurna dalam air. Etilen glikol sebagian besar digunakan sebagai bahan baku industri poliester yang merupakan bahan baku industri tekstil dan plastik.

(Kusumadewi, 2011) peningkatan konsentrasi etilen glikol pada suhu yang ekstrim dapat menghindarkan terjadinya kristal es intraseluler, sehingga mengurangi kerusakan yang terjadi akibat proses vitrifikasi. (Mohammad dkk, 2005) Faktor yang menentukan keberhasilan kriopreservasi bergantung pada teknik yang diterapkan yakni pada teknik pembekuan cepat. Untuk teknik pratumbuh, keberhasilan ditentukan oleh jenis dan komposisi krioprotektan dalam media tumbuh. Untuk teknik vitrifikasi, enkapsulasi-vitrivikasi and droplet freezing, keberhasilan ditentukan oleh jenis, konsentrasi dan lama perendaman dalam krioprotektan. Etilen glikol efektif digunakan sebagai krioprotektan untuk kriopreservasi embrio dan diaplikasikan pula pada kriopreservasi oosit. Berat molekul etilen glikol yang rendah (62,07) memberikan efek yang menguntungkan berupa permeabilitas yang lebih tinggi . Kelebihan etilen glikol sebagai krioprotektan adalah karena toksisitasnya yang rendah. (Gordon, 1994)

2.6.6 minyak goreng

Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam

linoleat, lenolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E dan K. (Sutiah, 2008) Parameter kualitas minyak meliputi sifat fisik dan sifat kimia. Sifat fisik minyak meliputi warna, bau, kelarutan, titik cair dan polimorphism, titik didih, titik pelunakan, slipping point, shot melting point; bobot jenis, viskositas, indeks bias, titik kekeruhan (turbidity point), titik asap, titik nyala dan titik api. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan sifat fisik minyak yaitu viskositas dan indeks bias.

Standar mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu yaitu : kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna, dan bilangan peroksida.

Faktor lain yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair dan kandungan gliserida, kejernihan kandungan logam berat, dan bilangan penyabunan. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1% dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 %, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin (kurang lebih 2 % atau kurang), bilangan peroksida dibawah 2, bebas dari warna merah dan kuning (harus berwarna pucat) tidak berwarna hijau, jernih, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam (Sutiah, 2008).

Minyak goreng merupakan salah satu contoh dari fluida zat cair dan turunan ester dari gliserol serta asam lemak. (warsito, 2013)

BAB 3

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 05 Februari – 07 Mei 2018, bertempat di Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2F LIPI) yang beralamat di Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Diagram Alir

Berikut disajikan diagram alir (flow chart) guna mempermudah proses-proses yang disampaikan pada proses pengambilan data dan pada proses pengolahan data.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian 3.3.1 Laser Nd:YAG

Merupakan sumber energi pada penelitian ini dengan panjang gelombang yang digunakan yaitu 532 nm. Frekuensi pulsa laser yang digunakan yaitu 10 Hz selama 1000 detik. Pengambilan data dilakukan dengan pengulangan sebanyak tiga kali.

Mulai

Laser dinyalakan

Laser diatur pada mode automatis dengan penembakan 1000 pulsa dan

jeda 50 pulsa

Sampel ; toluene,, methanol, ethanol, ethylene glycol, xylene, minyak goreng

Pengambilan data dengan tiga kali pengulangan

Hasil pengambilan data berupa file rekaman suara

Pengolahan data menggunakan MATLAB

Selesai

Pengaturan sistem optik LIBD akustik

Sampel ; air keran, air filter air filter, air keran

air keran

3.3.2 Energy Meter

Digunakan energy meter untuk mengetahui seberapa besar energi output laser yang akan diterima oleh sampel. Energy meter terdiri dari monitor dan tangkai dengan kepala yang berbentuk seperti lup yang sensitif terhadap cahaya. Energy meter diletakkan dibawah lensa pemfokus dan tepat diatas sampel. Rentang nilai dari energy meter yaitu 0 mJ – 30 J.

3.3.3 Stage

Berfungsi sebagai tempat diletakkan nya sampel pada penelitian. Pada stage terdapat lengan pemantul dan lengan pemfokus yang berfungsi sebagai tempat diletakkan nya cermin pemantul dan lensa pemfokus. Stage ini juga bisa diatur ketinggian nya dengan cara memutar tuas searah jarum jam untuk menaikkan stage dan berlawanan jarum jam untuk menurunkan stage.

3.3.4 Lensa pemfokus

Digunakan lensa biconvex sebagai lensa pemfokus pada penelitian ini. Lensa pemfokus berfungsi untuk memfokuskan cahaya menuju satu titik pada sampel.

Digunakan lensa biconvex sebagai lensa pemfokus pada penelitian ini. Lensa pemfokus berfungsi untuk memfokuskan cahaya menuju satu titik pada sampel.

Dokumen terkait