DAFTAR LAMPIRAN
1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi seperti sekarang ini dimana persaingan bisnis sangat ketat, tidak hanya ancaman dari dalam tetapi juga dari luar negeri dan juga kekuatan teknologi informasi yang bisa diakses oleh semua kalangan individu membuat perusahaan-perusaahan harus berfikir kritis. Hal ini dikarenakan menuai profit saja tidak menjamin perusahaan tersebut akan mampu bertahan lama. Oleh karenanya diperlukan pula bentuk perhatian perusahaan yang tidak hanya mementingkan besarnya pembagian hasil bagi investor tetapi juga memberikan feedback terhadap masyarakat sekitarnya.
Perusahaan sudah seharusnya menjalankan tanggung jawab sosial atau yang lebih banyak dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR).Sewaktu mendefinisikan rasa tanggung jawab sosialnya, perusahaan biasanya menghadapi empat hal yang harus dipertimbangkan diantaranya tanggung jawab terhadap lingkungan, pelanggan, karyawan dan investornya (Griffin& Ebert,2008:71).
Pasar global dalam 15tahun terakhir juga melihat perubahan yang sangat besar: jatuhnya komunisme, liberalisasi di China, Vietnam dan India, munculnya lembaga swadaya masyarakat (LSM), paham kesadaran lingkungan (environmentalism), fundamentalisme, konsumerisme, proteksi, World Social
2
Forum dan sebagainya. Perubahan ini tidak hanya berpengaruh terhadap pemerintah dan bisnis, tetapi juga masyarakat.
Perusahaan membuat banyak perubahan seperti persaingan produk menjadi persaingan layanan dan kemampuan, juga berkembang dari sekedar mengejar laba menjadi laba, manusia dan bumi atau profit, people, planet. Konsep baru ini memperhatikan persoalan sumber daya manusia, masalah sosial dan lingkungan (Urip,2014:5).
Praktek pengungkapan tanggung jawab sosial wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesiadiatur dalamUU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 UU RI Ayat 1 mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yaitu:“Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”.Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas (“PP 47/2012”) yang terdiri dari 9 pasal dan telah diberlakukan sejak tanggal 16 Agustus 2007.
Hukum CSR juga tertuang dalam Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 1998) paragraf 9, yang menyatakan bahwa:“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”.
3
CSR memangtidak memberikan hasil dalam jangka pendek,akan tetapi CSR akan memberikan dampak nyata baik langsung maupun tidak langsung pada keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Investor juga ingin perusahaannya memiliki citra yang baik dihadapan masyarakat,oleh karena itu program CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis dari suatu perusahaan (Siregar,2007:285).
Definisi secara luas yang ditulis sebuah organiasi dunia World Business Council for Sustainable Development (WBCD) yang menyatakan bahwa CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarga (Purnasiwi,2011).
Pada penelitian ini CSR yang diproksikan dengan standar pengukuran internasional yang diterbitkan oleh GRI (Global Reporting Initiative) versi 4.0 dijadikan sebagai variabel dependen yang bersifat kategorikal (dummy). GRI memuat tentang dua jenis pengukuran pengungkapan yaitu pengungkapan secara umum dan khusus. Pengungkapan umum terdiri dari: Strategi dan analisis, Profil organisasi, Aspek material dan boundary teridentifikasi, Hubungan dengan pemangku kepentingan, Profil laporan, Tata kelola serta Etika dan integritas.
Pengungkapan khusus terdiri dari:Indikator kategori ekonomi, Indikator kategori lingkungan dan Indikator kategori sosial.
Bank sebagai badan usaha yang bergerak dibidang keuangan yang memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian Indonesia
4
dengandua tujuan penting diantaranya:Pertama, sebagai fasilitator mekanisme dan alat pembayaran yang efisien dengan cara menyediakan uang tunai, tabungan, dankartu kredit. Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannyakepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus danauntuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif.
Dilihat dari segi status, bank di Indonesia dibagi menjadi dua macam yaitu bank devisa dan bank non devisa. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dalam segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi tidak hanya di dalam negeri tetapi juga ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia,berbeda dengan bank non devisa yang aktivitas transaksinya dilakukan hanya sebatas suatu negara dan tidak dapat ke negara lain (Kasmir,2012:31-32).
Laporan pengawasan perbankan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia tanggal 21 Mei 2013 yaitu laporan pengawasan perbankan 2012 merupakan laporan terbaru yang disediakan website resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id).
5 Gambar 1.1
Komposisi Jumlah Bank Perkelompok 2012
Sumber : Laporan pengawasan perbankan BI 2012
Sesuai dengan yang tertera pada grafik, dapat dilihat bahwa berdasarkan komposisi jumlah bank perkelompok, kelompok yang paling besar adalah Bank Devisa sebesar 30% dari jumlah bank yang ada di Indonesia sekaligus menjelaskan mengapa Bank Umum Swasta Nasional Devisa Indonesia menjadi populasi dalam penelitian ini. Jumlah bank devisa yang terdaftar dalam website resmi bank Indonesia berjumlah 35 bank, kemudian dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling didapatlah sampel sebanyak 14 bank.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI,2012) kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah,
6
pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/119/KEP/DIR tanggal 25 Januari 1995 menyatakan bahwa laporan keuangan bank terdiri dari neraca,laporan komitmen dan kontijensi, laporan laba/rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Merujuk pada Sartono (2010:114) rasio keuangan dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu: pertama rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Kedua, rasio aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan. Ketiga,Financial leverageratio atau rasio solvabilitas, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek ataupun jangka penjang. Keempat, rasio profitabilitas, untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik berhubungan dengan penjualan, aset atau laba bagi modal sendiri.
Penelitian ini akan menggunakan rasio keuangan sebagai variabel independenyaitu rasio profitabilitas untuk melihat kemampuan perusahaan memperoleh laba yaituReturn On Assets (ROA), Firm size yang didasarkan pada jumlah aktiva (aktiva tetap, tidak berwujud dan lain-lain), jumlah tenaga kerja, volume penjualan dan kapitalisasi pasar serta rasio keuangan financialleveragesebagai pengukur proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya (Sartono,2010:120-122).
7 Tabel 1.1
Rata-rata ROA, Firm Size dan LeverageBank Umum Swasta Devisa periode 2010-2013
Sumber : data diolah penulis
Berdasarkan data tabel 1.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata ROA Bank Umum Swasta Devisa mengalami fluktuasi setiap tahunnya, yaitu 1,70% ditahun 2010 dan mengalami penurunanmenjadi 1,66% ditahun 2011, sedangkanditahun 2012 kembali meningkat menjadi 1,83% dan kembali mengalami penurunan menjadi 1,73%ditahun 2013. Pada Barisleverage, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata leverage sebesar 87,96% ditahun 2010, kemudian mengalami peningkatan ditahun 2011 menjadi 88,47%, sedangkan ditahun 2012 rata-rata leverage kembali menurun menjadi 88,11% dan sedikit meningkat pada tahun 2013 menjadi 88,27%. dalam hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa ROA dan leveragebank yang walaupun berfluktuasi tetap dalam keadaan positif. Pada tabel yang sama kita juga dapat melihat nilai rata-rata firm size yang didapat dari ln total asset bank terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat menjadi kemungkinan bahwa semakin besar ukuran perusahaan,maka pengungkapan CSR juga semakin besar.
8
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chih et al,(2010),Dewi (2013) danWidayuni (2014)menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan positif terhadap CSR yang bertolak belakang dengan hasil yang didapat oleh Cahya (2010)yang menyatakan ROA berpengaruh signifikan negatif terhadap CSR, penelitian lainnya yang dilakukan Sembiring (2005), Makni et al,(2009), Rahman et al,(2011), Amalia (2013),Nurjanah, Lucyanda (2013), Setiawati et al,(2013) dan Trisnawati (2014) yang menyatakan ROA tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Penelitian terdahulu yang dilakukan olehSembiring (2005), Cahya (2010), Chih et al,(2010), Purnasiwi (2011), Rahman et al,(2011), Al-Shubiri et al, (2012), Amalia (2013), Dewi (2013) Setiawati et al,(2013), Yusrianti, Himawan (2013) dan Trisnawati (2014) menunjukkan hasil bahwa firm size berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan CSR berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah, Lucyanda (2013) dan Widayuni (2014) yang menyatakan firm size tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Hasil penelitian yang dilakukan Al-Shubiri et al, (2012) Yusrianti, Himawan (2013)dan Widayuni (2014) mengungkapkan bahwa leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap CSR. Penelitian Cahya (2010) dan Purnasiwi (2011) mengungkapkan bahwaleverage berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan CSR berbeda dengan penelitian Sembiring (2005), Rahman et al, (2011), Rizkiningsih (2013), Dewi (2013), Nurjanah, Lucyanda (2013), Setiawati et al, (2013) dan Trisnawati (2014) yang menyatakan bahwa leverage tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR.
9
Berdasarkan uraian diatas dan hasil penelitian terdahulu yang berbeda, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Return On Assets, Firm Sizedan Leverageterhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Bank Umum Swasta Devisa di Indonesia”.
1..2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh ROA, firm size, leveragesecara parsial terhadap pengungkapan CSRpada Bank Umum Swasta Devisa di Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh ROA, firm size, leverage secara bersama-samaterhadap pengungkapan CSRpada Bank Umum Swasta Devisa di Indonesia?