• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM PT. BNI SECURITIES

A. Latar belakang

Sesungguhnya mencari kehalalan dan menjauhkan keharaman merupakan kewajiban agama yang diharuskan bagi setiap muslim untuk komitmen dengannya. Seharusnya hal tersebut tidak terhalangi dengan kesibukan-kesibukan hidup atau keinginan untuk memperbanyak dan menambah simpanan harta.

Pemerintah negara-negara di dunia pun mengeluarkan undang-undang yang mengharuskan transaksi atas surat-surat berharga (saham, obligasi, cek, reksadana, dan sejenisnya) baik membeli maupun menjual dilaksanakan di pasar surat berharga (bursa efek), baik pasar tersebut tidak teratur maupun pasar teratur atau pasar tersebut pasar resmi atau bukan.1

Sedangkan sejarah perkembangan industri keuangan syariah itu yang meliputi perbankan, asuransi dan pasar modal pada dasarnya merupakan suatu proses sejarah yang sangat panjang. Lahirnya agama islam sekitar 15 abad yang lalu meletakkan dasar penerapan prinsip syariah dalam industri keuangan, karena dalam Islam dikenal kaedah muamalat yang merupakan kaedah hukum atas hubungan antara manusia, yang didalamnya termasuk hubungan perdagangan dalam arti luas.

1

Husein As-Syahatah dan Athiyyah Fayyadh, Bursa Efek- Tuntunan Islam Dalam Transaksi di

Selanjutnya penerapan syariah pada sektor di luar industri perbankan, juga telah dijalankan pada industri asuransi dan industri pasar modal syariah. Pada industri pasar modal, prinsip syariah telah diterapkan pada instrumen obligasi, saham dan Fund yang lebih dikenal dengan nama Reksadana. Adapun negara yang pertama kali memperkenalkan untuk mengimplementasikan prinsip syariah di sektor pasar modal adalah negara Jordania dan Pakistan, dan kedua negara tersebut juga telah menyusun dasar hukum penerbitan Obligasi Syariah.

Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara factual, pasar modal telah menjadi financial nerve-counter (saraf finansial dunia) dunia ekonomi modern. Bahkan ekonomi modern tidak mungkin eksis tanpa adanya pasar modal yang terorganisir dengan baik.

Sebagaimana institusi modern, pasar modal tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan. Salah satunya adalah tindakan spekulasi. Pada umumnya proses-proses transaksi bisnis yang terjadi dikendalikan oleh para spekulan. Mereka selalu memperhatikan perubahan pasar, membuat strategi analisis dan perhitungan, serta mengambil tindakan spekulasi di dalam pembelian maupun penjualan saham. Aktifitas inilah yang membuat pasar tetap aktif. Tetapi aktifitas ini tidak selamanya menguntungkan, terutama ketika menimbulkan depresi yang luar biasa. Bagi

minoritas masyarakat, Reksadana bukanlah hal baru bagi mereka yang bergelut dibidang investasi karena dengan adanya Reksadana mereka lebih mudah berinvestasi dengan jumlah nominal yang tidak terlalu besar.

Dengan jumlah dana sedikit yang dimiliki, merekapun dapat berpartisipasi dalam pasar modal Indonesia yang berprospek positif. Akan tetapi bagi masyarakat yang belum familiar dengan Reksadana, mereka justru acuh tak acuh dengan prospek tersebut. Karena ketidaktahuan masyarakat, sering kali uang mengendap di Bank tanpa manfaat dan tidak menghasilkan return apapun. Justru menjadikan uang tersebut terpakai sia-sia tanpa tujuan. Itu terjadi karena faktor ketidaktahuan masyarakat tentang Reksadana.

Di negara berkembang seperti Malaysia, Singapura dll, Reksadana di negara tersebut di dominasi oleh para ibu rumah tangga dan mahasiswa yang secara keseharian bukanlah profesi yang menghasilkan uang banyak. Dengan pengetahuan yang dimiliki dan diaplikasikan dengan mempercayakan dananya ke lembaga Reksadana untuk dikelola berdasarkan ketentuan dan syarat yang berlaku.2

Secara umum penerapan prinsip syariah dalam industri pasar modal khususnya pada instrumen saham dilakukan berdasarkan penilaian atas saham masing-masing perusahaan, karena instrumen saham secara natural telah sesuai dengan prinsip syariah mengingat sifat saham yang dimaksud bersifat penyertaan.

2

Para ahli fiqih berpendapat bahwa suatu saham dapat memenuhi prinsip syariah apabila kegiatan perusahan yang menerbitkan saham tersebut tidak mencakup pada hal-hal yang dilarang, seperti : 3

1. Alkohol 2. Perjudian

3. Produksi yang bahan bakunya berasal dari babi 4. Pornograpi

5. Jasa keuangan yang bersifat konvensional 6. Asuransi yang bersifat konvensional

Perkembangan industri keuangan syariah yang salah satunya adalah pasar modal menimbulkan berbagai macam persepsi dimasyarakat. Menurut kotler, persepsi adalah bagian dari faktor psikologis yang merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi prilaku pembeli. Apabila persepsi masyarakat terhadap pasar modal investasi jenis reksadana positif, maka tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat akan mengalokasikan dana idlenya ke instrumen investasi jenis reksadana.

Dalam aplikasi di dunia pasar modal terutama reksadana ini, tentunya calon nasabah harus memenuhi persyaratan yang berlaku ketika calon nasabah ingin bergabung dalam perusahaan tersebut untuk menjadi nasabah dan membeli unit penyertaan. Ketika telah resmi terdaftar sebagai nasabah tentunya akan ada

3

transaksi yang terjadi dalam kerja sama ini baik itu transaksi penjualan, pembelian dan pengalihan unit penyertaan dalam account nasabah.

Berdasarkan latar belakang di atas inilah, penulis tertarik untuk mengetahui prosedur dan tata cara serta mekenisme yang diaplikasikan oleh perusahaan reksadana lebih lanjut dan lebih terperinci lagi menjelaskan tentang investasi jenis reksadana dengan judul “ MEKANISME DAN TATA CARA PEMBELIAN, PENJUALAN KEMBALI DAN PENGALIHAN UNIT PENYERTAAN PADA PERUSAHAAN REKSADANA SYARIAH ’’

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini, maka penulis membatasinya dengan menanyakan langsung kepada pakar atau ahlinya di bidang Reksadana Syariah atau dengan cara mengadakan wawancara langsung kepada pihak perusahaan Reksadana Syariah yang sudah ditentukan. Agar pembahasan dalam penelitian ini teratur dan sistematis, maka penulis perlu merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur atau mekanisme dan tata cara pembelian, penjualan dan pengalihan unit penyertaan dalam reksadana syariah ?

2. Apakah ada biaya yang dikenakan kepada pemegang unit ketika akan menjual, membeli atau mengalihkan unit penyertaanya ?

3. Bagaimana hubungan kerja sama antara manager investasi dengan Bank Kustodian pada praktek jual beli dan pengalihan unit penyertaan pada Reksadana Syariah?

4. Apakah status hukum unit penyertaan pada Reksadana Syariah ditinjau dari segi syariat Islam?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui mekanisme dan tata cara pembelian, penjualan dan pengalihan unit penyertaan dalam Reksadana Syariah.

2. Untuk mengetahui lebih jauh operasional reksadana syariah khususnya dalam pembelian, penjualan dan pengalihan unit penyertaan.

3. Untuk mengetahui peranan dan hubungan antara Manager Investasi dengan Bank Kustodian pada perusahaan Reksadana Syariah.

4. Untuk mengetahui hukum Islam tentang jualbeli unit penyertaan pada Perusahaan Reksadana Syariah.

Manfaat dari penelitian yaitu :

1. Memberikan wawasan secara langsung kepada penulis dan pembaca tentang tata cara secara teoritis dan praktis tentang instrumen pasar modal dalam ekonomi Islam khususnya Investasi Reksadana Syariah.

2. Sebagai bahan bacaan tambahan dan referensi dikalangan akademisi dan mahasiswa atau para pihak-pihak yang memerlukan.

3. Mendapatkan informasi yang akurat tentang status hukum memperjual-belikan dan mengalihkan unit penyertaan pada perusahaan Reksadana Syariah jika ditinjau dari syariat Islam.

D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini digunakan jenis penelitian kuantitatif karena untuk mengetahui bagaimanakah mekanisme dan tata cara pembelian, penjualan kembali dan pengalihan unit penyertaan Reksadana Syariah pada PT. BNI Securities Investment Management.

2. Jenis data dan Sumber data

a. Data Primer : Kuesioner yang berupa pertanyaan yang langsung ditanyakan kepada pakar dan ahlinya dari PT. BNI Securities Investment Management, yang dianggap berkompeten dan berwenang untuk menjawab pertanyaan tersebut.

b. Data Sekunder : Buku, Majalah, surat kabar, Internet, dan sumber-sumber lain yang dapat mendukung penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung atau wawancara dengan pihak dari PT. BNI Securities Investment Management.

b. Studi Pustaka melalui berbagai literatur buku, modul, dan skripsi untuk mendapatkan berbagai teori, data-data dan konsep yang relevan dengan topik penelitian untuk mendukung data penelitian.

c. Studi Online yaitu pencarian data melalui internet dan website yang dianggap perlu untuk diakses untuk menambah data penelitian.

4. Pedoman Penulisan Laporan

Untuk penulisan laporan ini penulis mengacu pada buku “ PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2007”

E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)

1. Yuni Rahmawati pada tahun 2003 Judul " PERANAN MANAGER INVESTASI DALAM PENGEMBANGAN REKSADANA SYARIAH " ( Studi kasus PT. Danareksa Invesment Management ) penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan sejauh mana manager investasi suatu lembaga keuangan Reksadana Syariah menentukan kebijakan-kebijakan investasi yang tepat dalam

mengelola portofolio investasinya sehingga akan mendatangkan keuntungan bagi para pemegang unit penyertaan.

2. Suhartini pada tahun 2005 Judul " MEKANISME PENGELOLAAN INVESTASI KEUANGAN SECARA SYARIAH PADA PERUSAHAAN REKSADANA SYARIAH "(Studi kasus PT. Danareksa Investment Management) penelitian ini lebih memfokuskan pada bagaimana managemen perusahaan Reksadana Syariah mengelola portofolio investasi keuangannya sesuai dengan prinsip-prinsip Islami yang bebas dari unsur riba, gharar, maysir dan lain-lain.

3. Kartono pada tahun 2005 Judul " MANAGEMENT RISIKO DALAM ASURANSI SYARIAH " (Studi kasus PT. Asuransi MAA Syariah) penelitian ini membahas bagaimana manager investasi asuransi mengelola risiko operasional perusahaan sehingga risiko tersebut tidak mendatangkan kerugian dan dampak buruk yang besar bagi perusahaan.

4. Zainal pada tahun 2008 Judul " ANALISIS MANAGEMENT RISIKO INVESTASI PADA REKSADANA SYARIAH" (Studi kasus PT. Mandiri Management Invesment). Penelitian ini membahas bagaimana manager investasi mengatasi masalah-masalah yang timbul dan risiko-risiko yang akan dihadapi berkaitan dengan portofolio efek tersebut.

F. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini objek Penelitian yang dipilih untuk memperkenalkan produk Reksadana Syariah lebih jauh adalah produk Reksadana Syariah yang dikelola oleh PT. BNI Securities Investment Management sebagai Manager Investasi yang bertempat di Sudirman Plaza Indofood Tower lantai 16, Jl. Jend. Sudirman Kav 76-78 Jakarta 10210 Indonesia,Telp: 2554 3946.

G. Sistematika Penulisan

BAB I : Menyajikan Pendahuluan. Meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka (review studi terdahulu), objek penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Menyajikan Landasan Teori. Meliputi pengertian dan tujuan investasi, risiko dalam berinvestasi, investasi dalam perspektif Islam, norma dalam berinvestasi syariah,reksadana di Indonesia, perbedaan reksadana PT dengan perusahaan perseroan biasa, perbedaan reksadana KIK dengan persekutuan biasa, pengertian Reksadana Syariah, biaya dan keuntungan investasi Reksadana Syariah, landasan hukum reksadana syariah, jenis-jenis Reksadana Syariah, Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah, prinsip-prinsip operasional Reksadana

syariah, dan perbedaan antara Reksadana Syariah dengan Reksadana Konvensional.

BAB III : Menyajikan Tinjauan Umum Reksadana Syariah PT. BNI Securities Investment Management. Meliputi Latar belakang, Visi dan Misi, struktur dan management, dan jenis-jenis produk yang dikembangkan. BAB VI : Menyajikan Data Hasil Penelitian dan Pembahasan. Meliputi ketentuan

dan prosedur yang diterapkan oleh PT. BNI Securities dalam pembelian, penjualan kembali dan pengalihan unit penyertaan pada reksadana syariah, mekanisme hubungan unit penyertaan antara menager investasi dengan Bank kustodian, serta tinjauan hukum Islam mengenai jual beli dan pengalihan unit penyertaan dalam reksadana syariah.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Investasi Dalam Perspektif Islam

1. Pengertian dan Tujuan Investasi

Dalam kamus istilah pasar modal dan keuangan kata investasi didefinisikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk

tujuan memperoleh keuntungan.1 Dan dalam kamus lengkap ekonomi, investasi

didefinisikan sebagai penukaran uang dalam bentuk kekayaan lain seperti saham atau kekayaan tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapatan. Sedangkan pendapat lainnya investasi diartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang. Selain itu investasi berarti mengorbankan dollar sekarang untuk

masa depan.2

Pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua yaitu investai pada financial assets dan investasi pada real assets. Investasi pada financial assets dilakukan di pasar uang misalnya berupa sertifikat deposito, Commercial Paper,

1

Nurul Huda dan Mustofa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet.II, h. 7

2

Ibid., h.7

Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan dipasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, warrant, reksadana, opsi dan yang lainnya. Sedangkan investasi pada real assets dapat dilakukan dengan pembelian aset produktif, pembelian pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan dan yang lainnya. Sedangkan tujuan dari Investasi adalah mendapatkan keuntungan. Dalam konteks perekonomian, menurut Tandelilin (2001), ada beberapa motif mengapa seseorang melakukan investasi antara lain :

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak dimasa depan

b. Mengurangi tekanan inflasi

c. Sebagai usaha untuk menghemat pajak

2. Risiko dalam Berinvestasi

Setiap keputusan investasi pasti mengandung dua hal, yaitu risiko dan return. Risiko memiliki hubungan positif dan linear dengan return yang diharapkan dalam suatu investasi, sehingga semakin besar return yang diharapkan maka semakin besar pula risiko yang akan ditanggung oleh seorang investor.

Menurut Tandelilin dalam analisis tradisional, risiko total dari berbagai aset

keuangan bersumber dari :3

3

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah,( Jakarta : kencana, 2008)Cet, II.h.15

a. Interest Rete risk yaitu risiko yang berasal dari variabilitas return akibat perubahan tingkat suku bunga yang berpengaruh negatif pada harga sekuritas.

b. Market Risk yaitu risiko yang berasal dari variabilitas return karena fluktuasi

dalam keseluruhan pasar sehingga berpengaruh pada seluruh sekuritas.

c. Inflation Risk yaitu suatu faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah

purchasing power risk.

d. Bussiness Risk yaitu risiko yang ada karena melakukan bisnis pada industri

tertentu.

e. Financial Risk yaitu risiko yang timbul karena penggunaan Leverage finansial

oleh perusahaan.

f. Liquidity Risk yaitu risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder tertentu

dimana sekuritas diperdagangkan.

g. Exchange Rate Risk yaitu risiko yang berasal dari variabilitas Return sekuritas

karena fluktuasi kurs currency.

h. Country Risk yaitu risiko yang menyangkut politik suatu negara sehingga

mengarah pada Political Risk.

Pada umumnya seorang investor adalah risk averse. Oleh karena itu, mereka lebih memilih melakukan difersifikasi dalam portofolio investasinya guna mengurangi sebagian risiko yang harus ditanggunganya.

3. Norma Dalam Berinvestasi Syariah

Islam sebagai hidup yang mengatur seluruh sisi kehidupan umat manusia, menawarkan berbagai cara dan kiat untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan norma dan aturan Allah SWT. Dalam berinvestasi pun Allah dan Rasul-Nya memberikan petunjuk dan rambu-rambu pokok yang seyogianya diikuti oleh setiap umat yang beriman. Diantara rambu-rambu tersebut adalah sebagai berikut :

a. Terbebas dari unsur riba

b. Terhindar dari unsur Gharar

c. Terhindar dari unsur judi (maysir)

d. Terhindar dari unsur haram

e. Terhindar dari unsur syubhat.

B. Reksadana di Indonesia

1. Pendirian Reksadana Di Indonesia

Dilihat dari segi bentuk, reksadana di Indonesia mempunyai dua bentuk yaitu reksadana berbentuk perseroan dan reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif. Kedua macam reksadana tersebut mempunyai perbedaan mengenai pendirian, harta kekayaan dan pembubaran masing-masing.

Tata cara pendirian, pembubaran, harta, dan kepengurusan dari kedua macam reksadana tersebut di Indonesia masing-masing diatur dalam UUPM, peraturan pemerintah, keputusan ketua BAPEPAM dalam bentuk peraturan

BAPEPAM, dan perjanjian pengelolaan dan penitipan atau kontrak investasi

kolektif.4

a. Reksadana perseroan

Penjelasan pasal 18 ayat (1) huruf a UUPM mengatakan bahwa : “ Reksadana berbentuk perseroan adalah emiten yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dan penjualan saham tersebut diinvestasikan dalam berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal.”

Reksadana berbentuk perseroan dibedakan lagi berdasarkan

sifatnya menjadi reksadana tertutup dan reksadana terbuka. Reksadana tertutup adalah reksadana berbentuk perseroan yang menjual sahamnya kepada investor melalui penawaran umum perdana di bursa efek, sehingga apabila investor ingin menjual sahamnya kembali, mereka dapat menjual sahamnya kepada investor lainnYa melalui bursa, bukan melalui manager investasi atau kepada

penerbitnya.5 Sedangkan reksadana terbuka adalah bentuk perseroan

4

Gunawan Widjaja dan Alwira Prajna Ramanya, Reksadana Dan Peran Serta Tanggung Jawab

Manager Investasi Dalam Pasar Modal, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 7

5

Sapto Raharjo, Paduan Investasi Reksadana, (Jakarta : PT. AlexMedia Komputindo, 2004), h.12.

yang menawarkan dan dan membeli kembali saham-sahamnya dari

investor sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan.6

Saham dalam reksadana terbuka dan saham reksadana tertutup mempunyai beberapa perbedaan antara lain :

No. Reksadana Tertutup Reksadana Terbuka

1 Menjual sahamnya pada penawaran umum perdana sampai batas modal dasar, tetapi dapat menerbitkan saham

baru melalui right issue

Menjual sahamnya secara terus-menerus sepanjang ada investor yang membeli

2 Saham reksadana dicatatkan di

bursa efek

Saham reksa dana tidak dicatat di bursa efek

3 Investor tidak dapat menjual

kembali saham yang dimilikinya kepada reksadana, tetapi kepada investor lain melalui bursa.

Investor dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksadana

4 Harga jual-beli saham Harga jual-beli saham antara

6

Munir Fuady, Pasar Modal Modern, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1996), h. 107.

b. R e k s a d a n a k

tergantung pada penawaran dan permintaan antar investor bursa

reksadana dengan investor didasarkan pada NAB persaham yang dihitung Bank Kustodian

5 Saham mempunyai nilai nominal

Saham tidak mempunyai nilai nominal

6 Harga saham diperdagangkan di

bursa efek sesuai harga pasar (permintaan dan penawaran)

Harga saham diperdagangkan sesuai NAB

7 NAB awal ditentukan perseroan NAB awal Rp. 1.000.000

8 Return on investment diperoleh dari deviden, capital gain, dan saham bonus

Return on investment diperoleh dari deviden, capital gain, dan perubahan NAB

9 Transaksi dalam jumlah banyak

berpengaruh, karena harga saham ditentukan berdasrkan supply dan demand

Transaksi dalam jumlah banyak tidak berpengaruh, karena diperdagangkan sesuai NAB

Tabel 1.1

Reksadana berbentuk perseroan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :7

7

Tjipto Darmadji, Hendy M fakhruddin, Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab, (Jakarta : Salemba empat, 2001),h.149

1) Bentuk hukumnya adalah perseroan terbatas (PT)

2) Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak

antara direksi perusahaan dengan Manager Investasi yang ditunjuk.

3) Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak

antaradireksi perusahaan dengan Bank Kustodian.

b. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif

Reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK) adalah reksadana yang dibentuk berdasarkan kontrak antara manager investasi dengan Bank Kustodian. Penjelasan pasal 18 ayat 1 Huruf b UUPM memberikan pangertian Kontrak Investasi Kolektif (KIK), yaitu :

“ Kontrak Investasi Kolektif adalah kontrak antara manager investasi dan bank custodian yang mengikat pemegang unit penyertaan dimana manager investasi diberi wewenang unit mengelola portofolio investasi kolektif dan bank custodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.”

Dengan demikian, reksadana KIK adalah wadah dimana pemodal dapat ikut serta mengadakan investasi dalam pirtofolio efek milik bersama yang dikelola oleh manager investasi yang telah mendapat lisensi dari BAPEPAM, memperoleh jasa penyimpanan dan pencatatan atas harta bersama dari bank umum yang telah mendapat izin usaha sebagai custodian dari BAPEPAM serta berhak atas

informasi nilai bersih dari harta bersama secara harian.8

2. Perbedaan Reksadana PT Dengan Perseroan Terbatas Biasa.

Reksadana berbentuk perseroan walaupun berdiri sebagai suatu perseroan terbatas (PT), mempunyai perbedaan dengan PT biasa. Jika PT biasa memiliki organ direksi dan komisaris, reksadana berbentuk perseroan mempunyai direksi namun tidak terdapat komisaris.

Direksi dalam PT biasa berperan sebagai pengelola asset/aktiva PT tersebut. Namun, dalam reksadana berbentuk perseroan direksi tidak mengelola langsung asset PT, melainkan direksi hanya sebagai pengawas saja. Hal tersebut dikarenakan pengelolaan asset/aktiva reksadana berbentuk perseroan dilakukan oleh manager investasi yang ditunjuk oleh direksi. Namun direksi berbentuk perseroan tersebut tetap bertanggungjawab kepada pemegang saham atas

8

Iwan P.Pontjowinoto, Peran Manager Investasi Dalam Reksadana, Bapepam, Capital Market

Society (CMS), Majalah Uang Dan Efek, (Jakarta : 1997), h.86

kelangsungan dan prestasi reksadana.9 Selain itu, harta kekayaan atau asset dalamreksadana berbentuk perseroan tidak disimpan oleh direksi, melainkan oleh Bank Kustodian yang ditunjuk oleh direksi.

Selain itu jual beli saham dalam reksadana PT tidak memerlukan persetujuan dengan perseroan terbatas.

3. Perbedaan Reksadana KIK Dengan Persekutuan Biasa

menurut KUHP dibagi menjadi persekutuan umum dan persekutuan khusus. Reksadana KIK adalah suatu bentuk persekutuan khusus bagi para pemegang unit penyertaan reksadana tersebut. Reksadana KIK disebut sebagai persekutuan khusus karena reksadana KIK mempunyai maksud dan tujuan khusus untuk menjalankan usaha dalam bidang reksadana.

Seperti sudah diketahui bahwa reksadana KIK tidak berbadan hukum dan didirikan berdasarkan perjanjian untuk pihak ketiga yaitu antara manager investasi dan Bank custodian, untuk kepentingan para pemegang unit penyertaan. Sedangkan dalam persekutuan, pendirian persekutuan berdasarkan pada perjanjian para sekutu yang hendak mendirikan persekutuan tersebut untuk kepentingan persekutuan tersebut.

Dalam persekutuan, pengurusan persekutuan tersebut dilakukan oleh sekutu pengurus. Dalam hal reksadana KIK investor persekutuan hanya

9

Victor Purba, Perkembangan Dan Struktur Pasar Modal Indonesia Menuju Era AFTA 2003, (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000), h.238

merupakan sekutu diam, manager investasi adalah pengurus, bank custodian sebagai lembaga penitipan kolektif.

Pembagian keuntungan dalampersekutuan apabila tidak ditetapkan dlam

perjanjian, maka ditetapkan menurut “Azaz Keseimbangan.” Sedangkan dalam reksadana KIK, pembagian keuntungan yang diperoleh dari dana yang

Dokumen terkait