• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat, karena ketika kita mendengarkan orang lain, berbicara dengan orang lain dan menulis untuk orang lain berarti kita berkomunikasi dengan orang lain (Effendi,1995:1).

Linguistik sebagai ilmu yang mempelajari bahasa, mempelajari bahasa bagian demi bagian, unsur terkecil yakni fonem dipelajari oleh cabang linguistik yang disebut fonemik atau fonologi. Morfem dan kata dipelajari oleh cabang linguistik yang disebut morfologi. Frase dan kalimat merupakan kajian cabang linguistik yang disebut sintaksis. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.

Menurut Suparto (2003: 21), arti dan tata bahasa, kata dalam bahasa Mandarin bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu kata konkrit shici ( 实词 ) dan kata abstrak xuci ( 虚词 ). Kata konkrit shici (实词 ) adalah kata yang mempunyai arti yang konkrit, yang dapat berdiri sendiri menjadi bagian dari kalimat. Misalnya, kata benda mingci (), kata kerja dongci ( 词), kata kerja bantu zhudongci (), kata sifat xingrongci (形容词), kata bilangan shuci (数 ),

kata bantu bilangan liangci (), dan kata ganti daici (代词). Sedangkan kata abstrak xuci (虚词) tidak mempunyai arti yang konkrit dan tidak dapat berdiri

2

sendiri menjadi bagian kalimat. Misalnya kata keterangan fuci (副词), kata depan

jieci ( 词), kata bantu atau partikel zhuci (), kata seru tanci (叹词), kata tiruan bunyi xiangshengci (象声词).

Bahasa Mandarin saat ini sudah menjadi kebutuhan dalam dunia internasional bahkan sudah mendapatkan pengakuan dari dunia internasional menjadi salah satu bahasa Internasional. Hal ini menyebabkan orang yang ingin mempelajari bahasa mandarin bertambah banyak. Tak terkecuali Indonesia, sekarang hampir setiap sekolah di Indonesia terdapat pelajaran bahasa mandarin. Dewasa ini bangsa Indonesia banyak menggunakan bahasa mandarin dalam kurikulum sekolah. Bahkan hampir setiap sekolah mengajarkan bahasa mandarin kepada siswa sebagai pengganti bahasa asing, baik di tingkat perguruan tinggi, SMA, SMP, SD, bahkan di TK. Dalam kepentingan selanjutnya, bahasa Mandarin dipelajari sebagai ilmu bahasa yang digunakan untuk studi atau sebagai pengantar bahasa pada perusahaan-perusahaan China yang ada di luar negara China. Jadi, untuk memahami pola pikir orang China salah satunya adalah dengan cara berkomunikasi menggunakan bahasa Mandarin.

Melalui komunikasi pemahaman akan terjalin dan komunikasi yang lancar antar bangsa, maka kita perlu pemahaman akan bahasa yang dipergunakan oleh bangsa lain, karena bahasa yang dipergunakan oleh setiap bangsa tidak sama. Seiring perkembangan komunikasi, kebutuhan berbahasa asing tidak dapat dipungkiri telah menjadi hal yang sangat penting dan sangat mendesak. Terlebih lagi dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan bahasa terlebih bahasa Mandarin.

3

Bahasa Mandarin adalah salah satu bahasa yang cukup sulit untuk dipahami, karena banyak sekali ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk menyatakan suatu kondisi yang sama. Suatu keunikan yang dimiliki bahasa Mandarin adalah bahwa terdapat beberapa aksara dan pelafalan yang sama, namun memiliki arti yg berbeda. Contohnya , Yī ( 依 ) :arti pertama pakaian, arti kedua menuruti. Terdapat pula pelafalan dan nada yang sama namun memiliki aksara serta artinya berbeda. Contohnya, jī: 期(masa) dengan qī: 欺 (menipu). Bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa yang berbeda baik dari penggunaan tata bahasa, pengucapan, kosa kata atau pun aspek lainnya. Walaupun demikian, kedua bahasa ini tentu saja terdapat persamaan dan perbedaan.

Penulis sebagai mahasiswi bahasa Mandarin ingin lebih mendalami bahasa Mandarin dan tertarik untuk membahas salah satu bagian dari kata keterangan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Mandarin serta mencoba untuk membandingkannya. Adapun bagian yang ingin penulis bandingkan adalah persamaan dan perbedaan letak kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan letak kata keterangan waktu dalam bahasa Mandarin yang sering disebut shi jian mingci (时间 词). Sehingga, dengan mengetahui persamaan dan perbedaan letak kata keterangan waktu tersebut maka diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat mempermudah orang lain, pembaca, ketika menterjemahkan kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin dengan pola kalimat letak kata keterangan waktu yang baik dan benar. Sehingga tidak terjadi kesalahan dalam

4

menterjemahkan kalimat bahasa Indonesia ke dalam kalimat bahasa Mandarin maupun sebaliknya.

Kata keterangan waktu (Adverbium Temporal) dalam bahasa Indonesia adalah keterangan yang menunjukkan atau menjelaskan dalam bidang waktu yang manakah suatu perbuatan itu terjadi; biasanya dinyatakan dengan kata keterangan waktu. Seperti: sekarang, nanti, kemarin, kemudian, sesudah itu, besok, lusa, hari ini, sebelum, sesudah, minggu depan, bulan depan, dan lain-lain.

Kata-kata seperti: sudah, telah, akan, sedang, tidak termasuk dalam keterangan waktu, sebab kata-kata tersebut tidak menunjukkan berlangsungnya suatu peristiwa secara obyektif ( tulisanterkini.com/artikel/.../2384-kata-keterangan-atau-adverbia-.html.)

Oleh karena bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin bukan bahasa yang serumpun, maka salah satu upaya untuk menelitinya adalah dengan cara analisis kontrastif antara kedua bahasa ditinjau dari segi lingiuistiknya. Studi kontrastif sekarang mempunyai peranan penting terutama dalam proses pengajaran bahasa asing. Tujuannya adalah untuk mencari persamaan-persamaan penggunaan kata keterangan waktu serta perbedaan yang lain pada kedua bahasa tersebut di dalam kalimat. Untuk melakukan analisis secara kontrastif kata keterangan waktu tersebut, penulis menggunakan data dari Novel Putri Huan Zhu I karya Chiung Yao untuk contoh kalimat bahasa Mandarin, novel Putri Huan Zhu I terjemahan untuk kalimat bahasa Indonesia. Alasan penulis memilih novel tersebut karena pada novel terdapat banyak contoh kalimat yang menggunakan kata keterangan

5

waktu. Namun, penulis membatasi pengambilan data hanya pada bagian satu dan dua saja dari cerita Putri Huan Zhu I. Sehingga data yang diambil cukup untuk membantu penulis dalam melakukan analisis letak kata keterangan waktu khususnya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin.

Penelitian yang dilakukan penulis jelas sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan Sinurat (2007) sebelumnya. Di dalam penelitian ini penulis membahas tentang kata keterangan waktu seperti: hari ini, sekarang, besok, lusa, kemudian, sesudah itu, saat ini, minggu depan, tahun depan, dan lain-lain, sedangkan dalam skripsi Sinurat (2007) membahas tentang kata penanda waktu atau keterangan cara (modalitas) seperti kata: sudah, telah, akan, sedang, belum, masih, baru, pernah, sempat. Dengan demikian kata keterangan waktu dan kata penanda waktu ( modalitas) adalah tidak sama.

Dalam bahasa Inggris misalnya, kata sudah, telah, akan sedang biasanya sebagai verb dalam kalimat, sedangkan yang termasuk kata keterangan waktu ( KW ) adalah sekarang hari ini, besok dan lain-lain.

Contoh : Saya akan datang besok

Subjek Predikat Ket. Waktu ( KW ) I will come tomorrow

Subject + Verb + Predicate + Adverb of time Contoh dalam kalimat bahasa Mandarin :

6

Wǒ míngtiān huì lái de

明 会来 的 Subjek Ket. Waktu Predikat

Dari contoh di atas bahwa yang menjadi kata keterangan waktunya adalah besok (tomorrow), bukan will (akan) yang dari segi struktur gramatikalnya sebagai verb/ modalitas yang berfungsi sebagai kata penanda waktu.

Analisis kontrastif membandingkan dua bahasa yang tidak serumpun, misalnya mengkontraskan bahasa Indonesia dengan bahasa Mandarin yang bukan merupakan bahasa yang serumpun, maka peneliti ingin mengetahui lebih mendalami mengenai kedua bahasa tersebut khususnya pada bidang kata keterangan waktu. Studi kontrastif sekarang mempunyai peranan penting terutama dalam proses pengajaran bahasa asing.

Proses belajar bahasa ini perlu diadakan suatu analisis tentang aspek-aspek bahasa tersebut, terutama bagi orang Indonesia yang mempelajari bahasa asing. Dengan demikian untuk menganalisis persamaan-persamaan dan perbedaaan-perbedaan kata keterangan waktu pada kedua bahasa tersebut, penulis mempergunakan pendekatan analisis kontrastif dan teori sintaksis.

Menurut Suparto (2003:127), macam-macam kata keterangan dalam bahasa Mandarin berdasarkan fungsinya, dibagi menjadi dua bagian besar yaitu:

7

2. Keterangan deskriptif adalah kata keterangan yang menggambarkan apa adanya. Kata keterangan restriktif dapat dibagi menjadi beberapa macam: keterangan tempat, keterangan derajat, keterangan cara, keterangan objek, keterangan tujuan, dan keterangan waktu.

Keterangan waktu menyatakan kapan suatu tindakan terjadi, kapan munculnya suatu keadaan. Biasanya berupa kata keterangan, kata benda yang menyatakan waktu, frasa kata depan, atau kata lain yang menyatakan waktu. Di dalam kalimat bahasa Mandarin kata keterangan waktu biasanya diletakkan sebelum dan setelah kata kerja dan kata sifat, juga dapat di letakan setelah dan sebelum subjek.

Contoh kalimat menurut Suparto ( 2003: 127) :

1) 今年我要 业回国

Jīnniánwǒ yào bìyè huíguó

Tahun ini saya akan pulang ke rumah setelah lulus

2) 他从明天起骑车学院

Tā cóng míngtiānq qí chē xuéyuàn

Dia datang besok naik mobil ke kampus

Pola kalimat kata keterangan waktu dalam bahasa Mandarin menurut Suparto ( 2003:137) dalam tata bahasanya, dibagi menjadi dua yaitu:

8 Contoh: 汽车

Wǒ jīntiānmài qìchē

Saya hari ini menjual mobil

b. Keterangan Waktu + Subjek + Predikat + Objek

Contoh: 去 海

Jīntiānwǒ qù Shànghǎi

Besok saya pergi ke Shanghai

Pola kalimat kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia menurut Alisjahbana (1949:75) sebagai berikut:

a. Subjek + Keterangan Waktu + Predikat + Objek Contoh: Saya kemarin pergi ke Bogor.

b. Keterangan Waktu + Subjek + Predikat + Objek Contoh: Kemarin saya pergi ke Bogor

c. Subjek + Predikat + Keterangan Waktu + Objek Contoh: Saya pergi kemarin ke Bogor

9 Contoh: Saya pergi ke Bogor kemarin.

Berdasarkan keterangan di atas, bahwa terdapat persamaan pola kata keterangan waktu pada kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Persamaannya adalah terdapat dua pola keterangan waktu antara kedua bahasa tersebut yaitu: Subjek + Keterangan Waktu + Predikat + Objek atau Keterangan Waktu + Subjek + Predikat + Objek. Perbedaannya adalah dalam bahasa Indonesia terdapat satu pola kalimat lagi yang dapat digunakan untuk membuat kalimat yang mengandung unsur keterangan waktu. Kata keterangan waktu dapat diletakkan di akhir kalimat, sedangkan dalam kalimat bahasa Mandarin tidak dapat diletakkan di akhir kalimat dan setelah unsur predikat hanya dapat digunakan setelah dan sebelum unsur subjek .

Atas dasar inilah penulis mencoba untuk membahas perbedaan tersebut dengan mengambil pokok bahasan “ Analisis Kontrastif Letak Kata Keterangan Waktu dalam Kalimat Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin pada Novel Putri Huan Zhu I karya Chiung Yao”.

Dokumen terkait