• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia. Manusia yang berkualitas memiliki karakteristik tertentu seperti wawasan pengetahuan yang luas, kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang dihadapi, sikap, dan perilaku positif terhadap lingkungan sosial maupun lingkungan alam sekitar lainnya.

Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan dan merancang model pembelajaran yang akan dilakukan. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia diperlukan adanya upaya-upaya penyempurnaan dalam segala aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan. Dalam hal ini aspek pendidikan memegang peranan penting karena aspek pendidikanlah yang menentukan masa depan bangsa.

Kritikan dan sorotan tentang rendahnya hasil belajar siswa oleh masyarakat yang ditujukan pada lembaga pendidikan baik secara langsung maupun media massa sering terdengar saat ini. Rendahnya mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak untuk menanggulanginya, baik dari pihak pemerintah maupun dari pihak yang berhubungan langsung dalam proses belajar mengajar yang juga diartikan sebagai kurang efektifnya proses belajar mengajar. Untuk itu diperlukan usaha yang mampu meningkatkan hasil belajar yang juga merupakan bagian dari usaha meningkatkan mutu pendidikan.

Penyebab universal atas masalah masih rendahnya mutu pendidikan yang secara umum diterima oleh para pendidik adalah salah satunya guru mengajar berdasarkan asumsi tersembunyi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Dengan asumsi tersebut guru memfokuskan diri pada upaya penuangan ke dalam kepala para siswanya dan juga masalah pokok dalam belajar saat ini penyampaian pelajaran oleh guru yang bersifat ceramah dan diakhiri dengan ujian. Siswa lebih banyak bertindak sebagai

lxii pendengar setia tetapi tidak menyerap sampai tuntas apa yang disajikan oleh guru dan kurangnya komunikasi antar sesama siswa. Guru lebih cenderung masih secara tradisional serta metode-metode tersebut masih dinilai baik. Hanya saja cara seperti itu tidak mampu menciptakan daya kreativitas dan inovatif dari siswa.

Keberhasilan guru dalam suatu proses pengajaran dapat dilihat dari daya serap siswa yang dilakukan melalui evaluasi hasil belajar. Jika hasil evaluasi baik, maka tujuan belajar tercapai sedangkan jika hasil belajar tidak baik, maka tujuan belajar tidak tercapai. Sama halnya dengan proses pengajaran pendidikan jasmani. Untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam pembelajaran yang terprogram yaitu pembelajaran yang memiliki tujuan yang jelas dan materinya sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan, serta memiliki alternative metode atau gaya mengajar yang sesuai dengan bentuk kegiatan materi yang dibutuhkan.

Salah satu masalah yang dihadapi di MTs Negeri Bahorok yaitu masih rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan guling depan, contohnya pada proses pembelajaran guling depan pada senam lantai banyak ditemukan siswa yang belum memahami cara melakukan guling depan dengan benar. Kebanyakkan siswa melakukan guling depan dengan cara posisi yang salah, dimana kesalahan itu dapat dilihat pada sikap awalan, sikap pelaksanaan, sikap akhir dang yang paling sering terjadi pada sikap pelaksanaan dimana kepala menyentuh matras, badan kurang bulat dan tangan mendorong kurang kuat, sehingga terjadi cedera. Seharusnya, pada saat melakukan guling depan posisi harus tepat. Hal ini juga dapat diperjelas dari hasil nilai harian sub materi tersebut bahwa nilai harian siswa kelas VII MTs Negeri Bahorok pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 banyak yang belum mencapai nilai 65 sesuai KKM individu yang ditetapkan sekolah, dengan nilai rata-rata kelas yakni 60 dimana Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) klasikal MTs Negeri Bahorok adalah 65. Hal ini menunjukkan bahwa kelas secara keseluruhan pada sub materi guling depan belum dapat dikatakan tuntas.

Dari hasil data diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong rendah maka dari itu penggunaan gaya mengajar dalam kegiatan proses belajar mengajar guling depan merupakan salah satu cara atau pendekatan yang

lxiii bisa diharapkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Namun, pada umumnya dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah, guru pendidikan jasmani cenderung tradisional atau hanya menggunakan satu gaya mengajar komando, sehingga membuat situasi pembelajaran monoton dan membuat siswa jenuh untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Metode-metode praktek ditekankan pada teacher centered dimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak pernah dilakukan anak sesuai inisiatif mereka sendiri. Sama halnya pada proses pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan di MTs Negeri Bahorok yang berorientasi pada teacher centered. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya variasi gaya mengajar yang lain sehingga mengakibatkan kegiatan proses belajar hanya diperankan oleh guru itu sendiri yang akhirnya membuat peserta didik merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran karena tidak melibatkan siswa berinteraksi dalam kegiatan proses belajar mengajar melainkan sepenuhnya dikuasai oleh guru.

Berdasarkan sharing/tukar pendapat dengan guru mata pelajaran guling depan di MTs Negeri Bahorok , disimpulkan bahwa minat siswa mempelajari materi ini sangat rendah. Sikap ini di tunjukkan dengan kurangnya antusiasnya anak dalam belajar guling depan, tidak semangat, masa bodoh, dan sikap apatis lainnya seolah-olah pelajaran ini menjadi momok yang menakutkan baginya, konsekuensinya kemampuan dalam menyelesaikan siklus gulimg depan tidak memuaskan.

Beranjak dari hal tersebut diatas, untuk meningkatkan hasil belajar guling depan siswa maka diperlukan variasi yang baru dalam proses belajar mengajar, yakni dengan penerapan metode problem solving (pemecahan masalah), siswa dituntut untuk belajar aktif ialah dimana siswa lebih berpartisipatif aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dalam belajar jauh lebih dominan dari pada kegiatan guru dalam belajar.

Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Guling Depan Dalam Pembelajaran

lxiv Senam Lantai Melalui Metode Mengajar Problem Solving (Pemecahan Masalah) Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Bahorok .”

Dokumen terkait