Perkembangan bisnis yang semakin modern ini menuntut perusahaan mulai berkompetisi dalam mempertahankan usahanya. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan laba dari kegiatan operasional perusahaan. Namun, perusahaan yang baik tidak hanya dituntut untuk menghasilkan laba yang besar melainkan memiliki rasa kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, karena dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya perusahaan akan berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya. Hal tersebut sesuai dengan konsep triple bottom line, dimana tanggung jawab sosial perusahaan mencakup 3 dimensi utama yaitu mencari keuntungan (profit) bagi perusahaan, memberdayakan masyarakat (people), dan memelihara kelestarian alam/bumi (planet). (Porter dalam Prasetyo, 2017) [1]
Kegiatan tanggung jawab sosial tersebut merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik. Perusahaan akan mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial perusahaannya dengan menggunakan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan tahunan menjadi sarana yang dapat memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan, dan keuangan perusahaan. Secara individual, investor tertarik pada informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan, dengan adanya
informasi yang lengkap dan akurat dapat membantu investor untuk melakukan pengambilan keputusan secara tepat sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Indonesia telah mengatur tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007[2] tentang Perseroan Terbatas. Bunyi pasal tersebut menunjukan bahwa perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kewajiban melaksanakan Corporate Sosial Responsibility (CSR) juga diberlakukan bagi perusahaan yang melakukan penanaman modal di Indonesia sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007[3]
tentang Penanaman Modal.
Corporate Sosial Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial harus dimiliki oleh setiap perusahaan. Corporate Sosial Responsibility (CSR) Menurut Hery (dalam Gantino, 2016:22) [4] adalah komitmen perusahaan dalam memberikan kontribusi jangka panjang terhadap suatu issue tertentu di masyarakat atau lingkungan untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik. Selain itu, definisi Corporate Social Responsibility (CSR) Menurut Kartini (dalam Ahyani, 2019:5) [5] adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasionalnya dan interaksinya dengan stakeholder yang melebihi tanggung jawab organisasi dibidang hukum. Oleh karena itu apabila ada istilah tanggung jawab sosial
perusahaan, dimaksudkan sebagai tanggung jawab sosial korporat di perusahaan bisnis (berorientasi pada laba). Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap berbagai pihak yang terlibat dan lingkungan sekitar atas aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang baik merupakan sinyal positif yang diberikan oleh perusahaan.
Namun, seringkali masih ada perusahaan yang tidak melakukan dan mengungkapan tanggung jawab sosial seperti Corporate Sosial Responsibility (CSR) dengan alasan bahwa stakeholders tidak memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan (Bhernada, 2017:136)
[6]. Akan tetapi, penyampaian Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebaiknya dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalisir terjadinya berbagai hal yang dapat merugikan perusahaan. Penyampaian Corporate Sosial Responsibility (CSR) tersebut juga tentunya menjadi hal yang harus dilakukan oleh perusahaan sub sektor Tekstile dan Garmen.
Perusahaan Tekstile dan Garmen merupakan salah satu sub sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Garmen merupakan industri skala besar. Dari segi industri, garmen adalah pakaian jadi yang di produksi secara massal dengan jumlah yang sangat banyak.
Garmen juga berkaitan erat dengan tekstil. Namun garmen lebih berfokus kepada industri pakaian jadi, sedangkan tekstil mencakup keseluruhan proses pembuatan pakaian, meliputi proses pembuatan serat-serat buatan,
pembuatan benang, dan proses pembuatan pakaian jadi.
(www.wikipedia.com, diakses 20 Mei 2021) [7]
Perusahaan Tekstil dan Garmen di Indonesia saat ini telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, hal ini didorong karena tingginya permintaan di pasar domestik dan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk serta perubahan gaya hidup dari masyarakat.
Pada tahun 2021, jumlah perusahaan Tekstile dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui laman web idnfinancials.com sebanyak 21 perusahaan yaitu PT. Argo Pantes Tbk, PT. Trisula Textile Industries Tbk, PT. Eratex Djaja Tbk, PT. Panasia Indo Resources Tbk, PT. Indo Roma Synthetics Tbk, PT. Asia Pacific Investama Tbk, PT. Ricky Putra Globalindo Tbk, PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk, PT. Buana Artha Anugerah Tbk, PT. Trisula Internasional Tbk, PT. Nusantara Inti Corpora Tbk, PT. Century Textile Industry Tbk, PT. Ever Shine Textile Tbk, PT.
Pan Brothers Tbk, PT. Asia Pacific Fibers Tbk, PT. Sri Rejeki Isman Tbk, PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk, PT. Mega Perintis Tbk, PT. Uni Charm Indonesia Tbk, PT. Golden Flower Tbk, PT. Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk.
Keberadaan perusahaan tersebut bisa menimbulkan persoalan sosial dan lingkungan seperti polusi udara, limbah pabrik, pencemaran tanah, dll.
Salah satu contoh persoalan lingkungan yang pernah terjadi yaitu pada tahun 2017 PT. Argo Pantes Tbk diketahui membuang limbah cairnya ke sungai Cisadane, sehingga Pemkot Kota Tangerang menindak tegas
persoalan tersebut. Tindakan ini dilakukan karena air sungai Cisadane tersebut dikonsumsi oleh hampir semua masyarakat Kota Tangerang baik dari kalangan industri permukiman maupun perusahaan air minum.
(www.republica.com, diakses 20 Mei 2021) [8]
Corporate Sosial Responsibility (CSR) muncul akibat adanya modernisasi masyarakat yang sudah memahami bahwa aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dapat membawa dampak negatif pada lingkungannya. Perusahaan Tekstil dan Garmen merupakan salah satu jenis perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia. Perusahaan Tekstil dan Garmen berinteraksi langsung dengan masyarakat. Dalam proses produksinya perusahaan tersebut menghasilkan limbah produksi. Pada saat produksi keselamatan karyawan dan keamanan produk juga harus diperhatikan. Oleh karena itu, dengan adanya permasalahan yang ada diharapkan perusahaan lebih meningkatkan kesadaran terhadap tanggung jawab sosialnya.
Corporate Sosial Responsibility (CSR) tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, dengan melakukan aktivitas Corporate Sosial Responsibility (CSR) perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk perusahaan. Reputasi perusahaan juga akan meningkat, sehingga masyarakat tertarik untuk membeli maupun menggunakan produk perusahaan tersebut. Semakin laku produk perusahaan dipasaran, maka laba (profit) yang dihasilkan perusahaan semakin meningkat. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan. Jika didalam laporan keuangan tahunan perusahaan terdapat pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (CSR) maka bisa dikatakan perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang baik.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan dalam satu periode akuntansi (Syamsuddin dalam Sari, 2016:76). [9] Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu menghasilkan laba. Laba perusahaan dapat diketahui dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA), dengan alasan rasio ini mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam memperoleh laba. Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memperoleh laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Dendawijaya (dalam Bhernada, 2017:137) [6] Semakin besar Return On Asset (ROA) suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Return On Asset (ROA) juga sering digunakan investor untuk menilai hasil kinerja manajemen secara keseluruhan, yang akhirnya akan mempengaruhi investor dalam membuat keputusan.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menganalisis pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Rilla Gantino (2016)[4]
menyatakan bahwa Corporate Sosial Responsibility (CSR) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini berarti ada dampak yang signifikan antara aktivitas Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan. Namun penelitian yang dilakukan oleh Winnie Eveline Parengkuan (2017)[10] menyatakan bahwa Corporate Sosial Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya kinerja keuangan tidak berpengaruh pada Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan.
Adanya hasil yang tidak konsisten mengenai pengaruh Corporate Sosial Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Keuangan mengisyaratkan masih perlunya menguji kembali pengaruh Corporate Sosial Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Keuangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sub sektor Tekstile dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah objek penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel yang digunakan dan periode pengamatan.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR TEKSTILE DAN
GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)”.