• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi telekomunikasi di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini ditunjukkan dari jumlah pengguna smartphone yang terus meningkat. Pilihan konsumen pada smartphone semakin beragam. Saat ini smartphone tidak lagi dianggap sebagai barang mewah, tetapi sudah menjadi kebutuhan dasar hampir semua individu. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1.1. Jumlah Pengguna Smartphone di Indonesia Sumber: id.techinasia.com diakses 16 Juli 2015 jam 10.55 WIB

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pengguna smartphone dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Pada tahun 2015 pengguna smartphone di Indonesia mencapai 52.2 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya 38.3 juta dan hal tersebut diprediksi akan terus mengalami peningkatan pada tahun-tahun yang akan datang. Menurut data Emarketer,

seiring dengan meningkatnya gaya hidup masyarakat modern, Indonesia kini telah menduduki peringkat kelima sebagai pengguna smartphone terbanyak di dunia (id.techinasia.com).

Masyarakat kita sangat haus akan browsing, chating, bermain game, memutar video dan juga untuk bekerja serta belajar dengan menggunakan tablet atau smartphone. Internet juga sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap individu, karena dengan adanya internet, manusia memiliki banyak informasi. Internet juga bermanfaat untuk berbisnis, politik, ekonomi, dan bersosialisasi. Melalui internet banyak sarana yang menyediakan berbagai informasi, misalnya e-mail, e-learning, e-business, e-book, e-library, dan masih banyak lagi (kompasiana.com).

Munculnya perilaku masyarakat tersebut membuat permintaan akan smartphone pun meningkat pesat. Meningkatnya permintaan dan kebutuhan masyarakat terhadap smartphone menarik minat perusahaan-perusahaan di Indonesia maupun perusahaan-perusahaan asing untuk berlomba memenuhi permintaan konsumen, karena tentunya banyak perusahaan yang tidak ingin melewatkan kesempatan emas untuk mengambil keuntungan yang bisa dibilang tidak sedikit (koran-jakarta.com). Oleh karena itu, setiap perusahaan akan bersaing secara kompetitif dalam hal menciptakan dan menawarkan berbagai jenis produk baru dengan inovasi yang berbeda (Kotler dan Keller, 2009). Produsen smartphone ini tentunya memiliki keunggulan masing-masing dan semuanya bersaing dalam merebutkan pasar konsumen melalui berbagai macam terobosan dan inovasi. Inovasi ini terlihat pula pada proses

pemasaran, yaitu dalam hal pengembangan produk (Kotler, 2005). Menurut hasil riset yang telah dilakukan oleh lembaga riset asal Amerika Serikat Gartner, penjualan smartphone di dunia dilaporkan naik hingga 225 juta unit atau meningkat 46,5% dibanding tahun 2012 (tabloidpulsa.co.id; 2014).

Indonesia merupakan salah satu calon pasar terbesar untuk penjualan smartphone, karena tingkat permintaan untuk kategori smartphone sangatlah tinggi (solopos.com). Terdapat beberapa merek smartphone yang bersaing dalam bisnis ini di Indonesia antara lain: Samsung, Apple, Huawei, Xiaomi, Lenovo dan masih banyak lagi. Keadaan seperti ini menyebabkan persaingan yang ketat diantara para kompetitor pada usaha di bidang telekomunikasi.

Merek Xiaomi sudah mulai dikenal masyarakat Tiongkok sejak tahun 2011, mulai dikenal masyarakat Indonesia pada tahun 2013 dan mulai meledak di pasaran pada tahun 2014 dengan produk unggulannya yaitu smartphone Xiaomi. Smartphone Xiaomi menggunakan sistem operasi android dan sangat digemari oleh semua kalangan pada saat ini. Fitur-fitur yang ditawarkan produk tersebut sangatlah bervariasi dan mampu menandingi produk smartphone yang sudah lama beredar di pasaran (inet.detik.com). Pada tahun 2013 sampai 2014 penjualan smartphone Xiaomi terus mengalami peningkatan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat promosi smartphone Xiaomi yang gencar dimedia sosial facebook melalui forum MI (Mobile Internet/Mission Impossible) Indonesia, strategi pemasaran yang baik, penjualan produk hanya melalui sistem online, harga produk yang ditawarkan relatif terjangkau, tampilan yang cukup menarik dan memiliki performa yang

cukup baik, adanya pembaharuan software secara berkala, adanya dukungan komunitas yang kuat, serta dukungan layanan MIUI (MI = Mobile Internet dan Mission Impossible, UI = User Interface) yang lengkap (detik.com).

Xiaomi memiliki strategi untuk membangun citra mereknya dengan cara membentuk sebuah komunitas di facebook yang diberi nama MI (Mobile Internet/Mission Impossible) Indonesia. Komunitas tersebut terdiri dari para fans Xiaomi yang pada mulanya mencoba salah satu produk Xiaomi. Pengguna smartphone Xiaomi selain menjadi konsumen juga ikut serta dalam sebuah komunitas untuk membantu pengguna lain dalam memperbaiki smartphone, memberikan saran bagi pengguna lain atau yang akan menggunakan smartphone sejenis dan bisa menjadi alat pemasar gratis dimana banyak pengguna yang saling bertukar informasi, berbagi pengalaman dalam menggunakan produk serta memberikan rekomendasi untuk membeli smartphone Xiaomi. Hal ini juga membuat konsumen tertarik untuk melakukan keputusan pembelian smartphone Xiaomi (www.cnnindonesia.com).

Munculnya produk smartphone Xiaomi ini sangat menghantui perusahaan-perusahaan smartphone lain seperti Samsung dan Apple. Semenjak smartphone Xiaomi beredar di pasaran, masyarakat mulai penasaran dengan produk buatan Tiongkok ini dan sedikit demi sedikit beralih ke smartphone Xiaomi. Keunggulan dari smartphone Xiaomi adalah memiliki harga yang sangat terjangkau, fiturnya beraneka ragam dan didukung dengan desain produk yang cukup elegan, ber-OS MIUI, selalu

mendapatkan update pembaharuan firmware setiap minggunya, hasil camera yang cukup jernih (techno.okezone.com).

Salah satu yang menarik perhatian penulis adalah smartphone Xiaomi. Alasan untuk meneliti smartphone Xiaomi adalah smartphone ini sangat menarik perhatian karena dalam waktu yang sangat singkat melalui penjualannya di situs online www.lazada.co.id dengan sistem flash sale pada tahun 2014, smartphone ini laris manis dipasaran. Dengan merek yang unik, fitur, spesifikasi dan harga yang murah membuat konsumen tertarik untuk melakukan keputusan pembelian.

Dalam melakukan keputusan pembelian smartphone ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan salah satunya adalah citra merek. Diantara strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan, perusahaan dihadapkan pada keputusan pemberian merek. Untuk menciptakan merek yang kuat perusahaan harus membangun misi untuk image (citra) dan visi bagaimana image merek tersebut. Membangun brand image (citra merek) yang positif dapat dicapai dengan program pemasaran yang kuat dengan menonjolkan kelebihan produk dan yang membedakannya dengan produk lain. Brand image yang positif dibenak konsumen akan memicu konsumen untuk mereferensikannya kepada orang lain.

Brand (merek) yang kuat dapat menjadi salah satu keunggulan bersaing. Brand tidak hanya sekedar identitas suatu produk dan sebagai pembeda saja dengan produk pesaing, melainkan lebih dari hal itu. Brand memiliki ikatan emosional istimewa yang tercipta antara konsumen dengan

perusahaan. Beberapa produk dengan kualitas, model, karakteristik tambahan, serta kualitas yang relatif sama dapat memiliki nilai yang berbeda di pasar karena adanya perbedaan persepsi mengenai merek dalam benak konsumen.

Brand image (citra merek) adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Apabila perusahaan berhasil menciptakan image yang positif dan kuat maka hasilnya akan dirasakan dalam jangka panjang terlebih jika selalu mampu memeliharanya yaitu dengan selalu konsisten memberikan dan memenuhi janji yang melekat pada citra yang sengaja dibentuk tersebut. Merek yang memiliki image yang baik akan memicu konsumen melakukan word of mouth dikarenakan konsumen percaya terhadap merek (Ismail dan Spinelli, 2012).

Pada akhirnya, citra merek tetap memegang peranan penting terhadap keputusan pembelian konsumen. Citra merek menurut Kotler (2000) adalah sejumlah keyakinan tentang merek. Pengembangan citra merek dalam keputusan pembelian sangatlah penting dan citra merek yang dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif (Pratiwi, 2010). Kotler (2000) menyebutkan bahwa para pembeli mempunyai tanggapan berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Citra merek adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra dipengaruhi oleh beberapa faktor yang di luar kontrol perusahaan. Citra yang efektif akan berpengaruh terhadap tiga hal yaitu memantapkan karakter produk dan usulan nilai, lalu menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga

tidak dikacaukan dengan karakter pesaing, kemudian memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental. Agar dapat berfungsi, citra harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yitzhak Armando Laheba (2015) yang berjudul “Pengaruh Citra Merek, Fitur dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung (Studi pada Mahasiswa FEB Unsrat Manado)” menyatakan bahwa variabel citra merek memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria Dewi Ratnasari (2014) yang berjudul “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Blackberry (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 FISIP Universitas Diponegoro Semarang)” menyatakan bahwa variabel citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Selajutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Restiana Oktaviany yang berjudul “Pengaruh media advertising, brand image, dan customer reference terhadap keputusan konsumen dalam membeli laptop merek acer (Studi kasus pada pengguna laptop Acer di kedai kopi RKB hotspot area Perumahan Sawojajar)” menyatakan bahwa variabel citra merek berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian.

Beberapa waktu yang lalu, tersiar kabar adanya smartphone Xiaomi palsu (replika), hal ini terungkap dari seorang konsumen yang bernama Prasetyo Herfianto berasal dari Surabaya yang membeli salah satu

smartphone Xiaomi. Dirinya merasa tertipu dan mencurahkan kisahnya di dalam blog pribadinya (https://prasetyoh.wordpress.com).

Seperti yang dikutip dalam http://tekno.liputan6.com yang ditulis oleh Jeko Iqbal Reza pada tanggal 9 September 2015, menyebutkan bahwa Pras membeli smartphone Xiaomi bekas untuk kakaknya, dengan harga yang lebih murah dan bergaransi distributor. Selang sehari digunakan smartphone tersebut mengalami keanehan. Dia merasa speaker yang terdapat di smartphone Xiaomi mengeluarkan kualitas suara yang buruk, selain itu smartphone Xiaomi replika tersebut memiliki tampilan yang sering bermasalah (error). Lebih parahnya lagi rincian spesifikasi yang diperlihatkan tidak sesuai dengan spesifikasi resminya.

Dari kasus tersebut diatas, jelas konsumen paling dirugikan dan juga pihak Xiaomi sendiri. Konsumen akan merasa sangat kecewa, karena telah tertipu dengan membeli smartphone Xiaomi replika tersebut, sedangkan dari pihak Xiaomi, hal ini akan mempengaruhi citra merek konsumen terhadap Xiaomi, karena merek tersebut reputasinya menjadi rusak.

Citra merek yang ada pada smartphone Xiaomi yang kuat saat ini sangat penting untuk tetap bisa eksis di masyarakat, namun adanya masalah yang dihadapi oleh produsen smartphone Xiaomi dalam hal citra merek ini menjadi sangat penting karena konsumen kini tidak puas hanya dengan tercukupi kebutuhannya. Kini kesan positif yang ada dibenak konsumen sedikit berkurang karena masalah-masalah yang sering muncul dalam smartphone Xiaomi adalah sering error atau terkadang saat smartphone

sedang dioperasikan sering restart sendiri berulang-ulang dan harus didiamkan lama supaya bisa digunakan lagi. Ada juga kasus yang dialami oleh beberapa pengguna yang tergabung di dalam forum Xiaomi Indonesia Regional Yogyakarta, pada saat smartphone sedang dioperasikan tiba-tiba smartphone Xiaomi miliknya mati total dan ketika dihidupkan tidak mau nyala sama sekali. Ini adalah salah satu bukti penurunan penjualan pada tahun 2016 sebesar 3%. Pada kasus ini jelas konsumen merasa sangat dirugikan dan membuat citra Xiaomi menjadi negatif.

Selain citra merek yang dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelian selanjutnya adalah fitur. Menurut Siti Hamidah (2013) fitur merupakan alat persaingan untuk membedakan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Fitur yang ditawarkan kepada konsumen diawali dari penawaran fitur-fitur yang kompleks. Konsumen akan selalu menyesuaikan fitur yang dimiliki produk dengan harga yang ditawarkan (Kotler dan Armstrong, 2008). Salah satu fitur yang saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat adalah internet, yang dapat mengakses seluruh informasi secara cepat, murah, luas dan mampu menghubungkan semua orang. Semakin hari kebutuhan internet semakin meningkat. Terutama untuk kalangan anak muda dan masyarakat perkotaan. Seiring perkembangan teknologi internet saat ini tidak hanya dapat diakses melalui komputer namun dapat diakses melalui gadget yang ukurannya lebih kecil seperti telepon pintar (smartphone), tablet, notebook, dan sebagainya,

dan hal ini mempercepat distribusi informasi dari source ke user (www.selular.id).

Banyak sekali pengguna yang mengeluhkan bahwa fitur kamera smartphone Xiaomi sering blur dan ketika akan digunakan untuk mengambil gambar waktu tunggunya sangat lama atau saat mau digunakan kameranya malah error. Hal tersebut sangat dirasa menganggu sekali untuk konsumen yang ingin menggunakan smartphone Xiaomi untuk berfoto. Ada lagi yang dirasakan konsumen pengguna smartphone Xiaomi sangat menganggu yaitu pada saat mengoperasikan sebuah aplikasi tiba-tiba aplikasi tersebut dipaksa untuk berhenti digunakaan (force stop).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Hamidah (2013) yang berjudul “Analisis Persepsi Citra Merek, Desain, Fitur dan pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Produk Handphone Samsung Berbasis Android (Studi Kasus STIE Pelita Indonesia)” menyimpulkan bahwa variabel fitur memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Aditya Yessika Alana (2013) yang berjudul “Pengaruh Citra Merek, Desain dan Fitur terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Diponegoro)” menyatakan bahwa variabel fitur memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Selain mempunyai fitur-fitur yang canggih, Xiaomi juga memberikan harga yang terjangkau bagi konsumen khususnya konsumen di Indonesia yang sangat sensitive terhadap persepsi harga yang dapat mempengaruhi

seseorang dalam mengambil keputusan pembelian. Menurut (Simamora, 2002) persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dengan mana seorang menyeleksi, mengorganisasikan, menginterpretasikan stimuli dalam suatu gambaran yang berarti menyeluruh. Persepsi harga merupakan unsur bauran pemasaran yang fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat sesuai keadaan. Persepsi juga berpengaruh kuat pada konsumen. Secara umum, persepsi harga adalah salah satu pertimbangan penting dalam proses keputusan pembelian, dan kebanyakan konsumen mengevaluasi nilai (kombinasi antara harga dan kualitas) dalam keputusan pembelian. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut.

Persepsi konsumen terhadap harga dapat mempengaruhi keputusannya dalam membeli suatu produk. Oleh karena itu, setiap produsen akan berusaha memberikan persepsi yang baik terhadap produk yang mereka jual. Kemunculan smartphone Xiaomi yang membuat pecinta gadget di Indonesia dibuat penasaran oleh smartphone tersebut. Dengan harga yang sangat bervariasi, mulai dari yang paling murah hingga harga termahal yaitu Rp1.500.000 - Rp5.700.000 konsumen dapat membeli smartphone Xiaomi sesuai dengan budget dan kebutuhan mereka. Harga termurah dengan tipe Xiaomi Redmi 1S, sedangkan termahal tipe Xiaomi Mi4 (www.lazada.co.id). Dengan berbagai kualitas produk yang ada, harga yang variatif serta promosi yang gencar diharapkan dapat meningkatkan keputusan pembelian.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Archi C. Ruslim (2015) yang berjudul “Pengaruh Iklan, Persepsi Harga dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Telepon Genggam Asus” menyatakan bahwa variabel persepsi harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Dimas Aditya Pradana yang berjudul “Pengaruh Iklan, Persepsi Harga, Citra Merek dan Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Android Sony Xperia (studi pada mahasiswa konsumen pengguna ponsel android merek Sony Xperia di Kota Malang)” menyatakan bahwa variabel persepsi harga berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian.

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali melibatkan dua pihak dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang. Namun, seringkali peranan tersebut dilakukan oleh beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan konsumen dan keinginan konsumen. Kelima peran tersebut meliputi, pemrakarsa (initiator), pemberi pengaruh (influencer), pengambilan keputusan (decider), pembeli (buyer), pemakai (user) (Kotler, 2005).

Perilaku konsumen lain yang mesti dicatat adalah masalah pengambilan keputusan dalam pembelian. Pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian smartphone oleh pertimbangan rasional yang sangat bertumpu pada functional benefit. Konsumen pada saat ini lebih selektif

dalam memilih produk yang akan digunakan karena banyaknya produk yang ditawarkan dan memiliki kelebihannya yang berbeda satu sama lain. Bagi konsumen, kualitas produk sering menjadi perhatian utama. Produk yang dikatakan berkualitas jika seluruh fungsinya dapat dijalankan dengan baik dan bermanfaat. Kotler dan Amstrong (2008) menyatakan bahwa kualitas adalah salah satu alat utama untuk positioning menetapkan posisi bagi pemasar. Dalam memilih produk yang akan dibeli, konsumen akan mengevaluasi berbagai produk yang ditawarkan sebelum menetapkan keputusan pembelian. Melakukan penilaian terhadap suatu produk agar dapat mengetahui produk tersebut benar-benar memiliki kualitas yang baik dan mampu memenuhi kebutuhannya dan fungsi yang ada mampu berfungsi dengan baik atau tidak. Hal ini membuat produsen harus lebih giat lagi untuk melakukan pendekatan kepada konsumen agar mengetahui apa yang konsumen inginkan dan berbagai macam perilaku konsumen. Oleh karena itu, pilihan konsumen dalam menggunakan smartphone saat ini sangatlah tinggi, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan penjualan produk smartphone yang berbasis android merek Xiaomi.

Tabel 1.1. Data Penjualan Smartphone Merek Cina Tahun 2014-2016 Ranking 2014 2015 2016 Company Market Share Company Market Share Company Market Share 1 Lenovo +

Motorola 19,8% Huawei 20,0% Huawei 20,9%

2 Huawei 15,6% Xiaomi 13,3% Lenovo 13,7%

3 Xiaomi 13,2% Lenovo 13,0% Xiaomi 13,0%

4 Coolpad 10,5% TCL 9,6% TCL 9,0%

5 TCL 8,4% OPPO 9,1% OPPO 8,9%

Others 32,5% Others 34,9% Others 34,5%

Shipment Total (Unit: M)

464,4 539,4 621

Sumber : TrendForce, Januari 2016

Dari tabel 1.1 diatas, menunjukkan bahwa volume penjualan smartphone Xiaomi mengalami peningkatan dari tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 1% (13,3% - 13,2%), namun kemudian mengalami penurunan pada tahun 2016 sebesar 3% (13,3% - 13,0%). Penurunan market share smartphone Xiaomi tidak lepas dari meningkatnya persaingan dari para vendor asal Cina lainnya seperti Huawei, Lenovo, TCL, Coolpad, dan OPPO yang mampu membuat smartphone murah dan dapat meniru cara Xiaomi dalam menjual smartphone untuk mencapai kesuksesan. Hal ini juga disebabkan karena terjadinya ekspektasi terhadap target penjualan yang tinggi. Penurunan tersebut juga dilatar belakangi oleh perubahan mekanisme penjualan yang sebelumnya menerapkan sistem flash sale, kini xiaomi lebih cenderung menerapkan mekanisme dengan membuka toko fisik di beberapa Negara. (tekno.kompas.com).

Market share merupakan salah satu indikator dari penilaian baik atau tidaknya suatu merek dibenak konsumen yang nantinya sangat berpengaruh

terhadap keputusan pembelian yang akan dilakukan konsumen. Salah satu ukuran keberhasilan dalam pemasaran adalah kemampuan suatu produk untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar (Kotler dan Keller, 2009). Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk mengunakan variabel keputusan pembelian sebagai salah satu variabel penelitian.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menentukan keputusan pembelian antara lain budaya, sub-budaya, kelas sosial, kebudayaan, kelompok acuan/referensi, keluarga, peran dan status, usia, tahap siklus hidup, pekerjaan, lingkungan ekonomi, kepribadian, konsep diri, gaya hidup, dan nilai (Kotler dan Keller, 2008).

Pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian sangatlah penting, karena dengan tingkat harga yang ditetapkan oleh perusahaan maka dapat menjadi tolak ukur akan permintaan suatu produk. Penetapan harga yang salah atas suatu produk juga dapat mengakibatkan jumlah penjualan pada suatu produk tidak dapat maksimal yang mengakibatkan penjualan menurun dan pangsa pasar berkurang. Oleh sebab itu, dalam penetapan harga perusahaan harus dapat menentukan harga penjualan sesuai dengan pangsa pasar yang dituju agar penjualan produk dan pangsa pasar semakin meningkat. Dalam hal ini harga smartphone Xiaomi lebih terjangkau dibanding dengan kompetitornya yang lain.

Dari proses pengambilan keputusan pembelian konsumen di atas dapat disimpulkan bahwa pembelian diawali dengan suatu pengenalan konsumen akan suatu kebutuhan dari keinginan terhadap suatu produk yang kemudian

20% 47% 33% Citra Merek Fitur Persepsi Harga

dilanjutkan dengan suatu pencarian terhadap informasi yang tersedia atau disediakan oleh perusahaan setelah itu konsumen mendapatkan beberapa pilihan dan mengevaluasi setiap alternatif dalam evaluasi tersebut terdapat beberapa pertimbangan diantaranya citra merek, fitur dan persepsi harga setelah konsumen menggunakan produknya.

Pra survei dilakukan pada 30 konsumen smartphone Xiaomi di forum MI Fans Yogyakarta secara acak yang dilakukan pada tanggal 27-28 Oktober 2015 dengan menanyakan langsung pada forum tersebut, mengenai pertimbangan dalam mengambil keputusan pembelian smartphone Xiaomi meliputi: citra merek, fitur, dan persepsi harga.

Diagram hasil pra survey sebagai penilaian dari pernyataan terbuka yang dibagikan kepada 30 responden pengguna smartphone Xiaomi di DIY. Yang menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan pembelian smartphone Xiaomi adalah citra merek. Dari hasil pra survey diatas

Gambar 1.2. Pertimbangan Mengenai Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi

menunjukkan bahwa sebanyak 20% konsumen dalam mengambil keputusan pembelian smartphone, mempertimbangkan merek suatu produk. Xiaomi membangun citra merek dengan cara membentuk komunitas. Pada saat launcing smartphone pertama kali, beberapa konsumen diberi kesempatan untuk mencoba smartphone Xiaomi dan akhirnya tertarik untuk melakukan keputusan pembelian smartphone tersebut.

Dari konsumen satu dan konsumen lain membentuk suatu komunitas dan pada saat perusahaan melakukan suatu event, para konsumen sangat antusias mengikuti acara yang diadakan. Sehingga terbentuklah komunitas besar yang mempromosikan smartphone Xiaomi dari mulut ke mulut. Hal tersebut yang membuat masyarakat yang mengenal baik perkembangan tekhnologi mulai melirik smartphone Xiaomi secara positif.

Hasil pra survey yang berikutnya menunjukkan bahwa sebanyak 33% konsumen dalam mengambil keputusan pembelian untuk membeli smartphone Xiaomi adalah dari segi harga. Dengan harga smartphone yang

Dokumen terkait