• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Polusi timbal di lingkungan hidup kita biasanya berkaitan erat dengan proses pertambangan, peleburan logam, industri yang menggunakan bahan baku timbal (misalnya pabrik cat, kabel, gelas dan baterai) dan tidak kalah pentingnya timbal juga berasal dari asap kendaraan bermotor. Penyebaran timbal dapat melalui udara, air dan makanan, sehingga akan sulit ditemukan suatu lingkungan yang bebas timbal (Darmono, 1995).

Timbal (Pb-nitrat, Pb-oksida, Pb-karbonat, Pb-asetat) diabsorbsi melalui saluran pencernaan dan pernafasan. Penyerapan timbal oleh saluran pencernaan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain makanan yang masuk, konsentrasi timbal yang terserap, keadaan nutrisi, dan usia penderita. Selain itu, penyerapan timbal akan meningkat seiring dengan defisiensi ion Ca, Fe, dan K, sebab penyerapan timbal dalam tubuh (saluran pencernaan) melalui jalur yang sama dengan penyerapan ion Ca, Fe, dan K. Dalam bentuk larutan, timbal akan diabsorbsi melalui dinding saluran pencernaan dan diangkut oleh sistem vena porta hepatica untuk dideposisikan di hati. Keracunan timbal umumnya bersifat kronis sebab ekskresi timbal berlangsung sangat lambat dan cenderung terakumulasi di dalam tubuh, sehingga timbal banyak terdapat dalam jaringan lunak, seperti hati, sumsum tulang, ginjal, dan otak (Darmono, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pejanan timbal pada masyarakat dapat menimbulkan berbagai efek negatif pada kesehatan, yaitu pada saraf pusat dan saraf tepi, sistem kardiovaskular, sistem hematopoetik, ginjal, pencernaan, sistem reproduksi, dan bersifat karsinogenik (Nordberg, 1998). Keracunan timbal pada anak-anak sangat potensial merusak sistem saraf dan menurunkan intelligence quotient (IQ), menjadi lamban berpikir dan tidak cerdas (Hariono, 2005). Gangguan yang disebabkan keracunan timbal diantaranya adalah gangguan pada sistem hematopoetik yaitu terhambatnya aktivitas enzim aminolevulinic acid dehydrogenase (ALAD) pada sistesis heme (Goldstein dan Kiper, 1994).

Pengobatan keracunan timbal biasanya meliputi penghentian paparan dengan segera, perawatan suportif, dan penggunaan terapi khelasi secara bijaksana (Katzung, 2004). Terapi khelasi yang spesifik digunakan untuk mengobati keracunan timbal adalah Kalsium disodium edetat (Na2CaEDTA). Penggunaan Na2CaEDTA harus dipantau karena efek samping yang ditimbulkannya antara lain: hipotensi, sakit kepala, demam, hiperkalsemia, defisiensi seng, anoreksia, mual, muntah, anemia, dan tremor (Anonim, 2007a).

Indonesia memiliki banyak tanaman obat. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan adalah daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.). Dalam pengobatan tradisional, daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) digunakan sebagai obat rematik, demam, sakit kapala, diare, mata sering kabur serta sebagai penambah nafsu makan (Anonim, 2005b). Selain itu,

3

ekstrak daun singkong dengan dosis 800 dan 1000 mg/kgBB tikus putih menunjukkan kemampuan menghambat kerusakan sel hati (Adimunca, 1998).

Daun ketela pohon mengandung flavonoid. Salah satu flavonoid yang terdapat pada daun ketela pohon adalah rutin. Rutin dari daun singkong (Manihot utillissima Pohl.) telah diisolasi dengan cara ekstraksi sinambung (Hartari, 1997). Isolasi rutin menggunakan etanol 95% panas sesuai dengan sifat kelarutannya yang mudah larut dalam alkohol panas (Riyanto, 1990). Menurut Trinajstic (2007), flavonoid memiliki aktivitas sebagai pengkhelat ion logam. Dari penelitian yang dilakukan oleh Radovic dan Malešev (1985) yang menginvestigasi tentang kompleks yang dibentuk oleh Pb 2+ dan rutin, diketahui bahwa kompleks yang dibentuk oleh keduanya relatif stabil.

Pada penelitian ini, tikus betina yang telah dipejani timbal selama 30 hari diberi antiracun Na2CaEDTA lalu diberi ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.). Sampai saat ini belum ada laporan penelitian resmi yang menyatakan keefektifan pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2CaEDTA dalam terapi penawarracunan timbal. Hal inilah yang mendasari perlu diadakannya penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2CaEDTA terhadap penurunan kadar timbal di dalam darah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Permasalahan

a. Apakah pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl. ) dengan dosis 800mg/kgBB per oral setelah pemberian Na2CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal dalam darah tikus?

b. Berapakah lama waktu pemberian Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillissima Pohl) yang dapat menurunkan kadar timbal?

2. Keaslian penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan, antara lain :

a. Investigasi kompleks antara Pb 2+ dan rutin dengan spektrofotometri menunjukkan bahwa Pb 2+ dan rutin dapat membentuk kompleks yang relatif stabil (Radovic dan Malešev, 1985).

b. Isolasi rutin dari daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl., Euphorbiaceae) sebagai antiagregasi platelet menunjukkan bahwa isolat yang diperoleh adalah rutin dengan rendemen 0,20% (bib) mempunyai aktivitas sebagai antiagregasi platelet pada penambahan adrenalin 4umol sebagai penginduksi agregasi (Hartari, 1997).

c. Pengaruh ekstrak daun singkong terhadap tikus putih yang diinduksi karsinogen nitrosamin menunjukkan perlakuan dosis 800 dan 1000 mg/kg BB mempunyai kemampuan menghambat kerusakan sel hati (Adimunca, 1998).

d. Efek pemberian plumbum (timah hitam) anorganik pada tikus putih (Rattus norvegicus) menunjukkan bahwa setelah pemejanan timbal dengan dosis 0,5

5

g/kgBB/oral/hari/tikus selama 4 minggu diperoleh kadar timbal yaitu 0,75 ppm (Hariono, 2005).

e. Daya terapi anti racun natrium-kalsiumedetat dan perasan mentimun (Cucumis

sativus L.) terhadap timbal (Pb) menunjukkan bahwa kadar timbal yang

memb utuhkan terapi khelasi ( > 0,7 ppm (CDC, 2005)) dicapai pada hari ke-30 (Wahyunengsih, Fedelia, Astoro dan Putri, 2007)

f. Struktur-sifat/model aktivitas polyfenol menunjukkan bahwa flvonoid mempunyai aktivitas sebagai pengkelat ion logam dan penghambat aktivitas enzim (Trinajstic, 2007).

Meskipun demikian, pengaruh ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2CaEDTA terhadap kadar timbal darah tikus dengan metode spektroskopi serapan atom belum pernah dilaporkan.

3. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini meliputi : a. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah terhadap ilmu tentang penawaracunan timbal darah menggunakan senyawa kimia dan bahan alam. b. Manfaat metodologis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah terhadap perkembangan metode penelitian tentang pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2CaEDTA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Manfaat praktis

Penelitian ini untuk penggunaan dalam pelayanan di bidang farmasi, terutama terkait dengan pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl. ) setelah pemberian Na2CaEDTA.

Dokumen terkait