• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang Tari Parijotho Sinangling

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

METODE PENELITIAN

B. Objek Penelitian

1. Latar Belakang Tari Parijotho Sinangling

Tari Parijotho Sinangling merupakan sebuah karya tari yang diciptakan oleh seorang seniman Eko Ferianto pada tahun 2014. Tari ini terinspirasi dari icon baru batik Sleman yaitu batik Parijotho salak, di mana batik tersebut terinspirasi dari salak yang menjadi icon buah daerah Sleman dan Parijotho merupakan daun yang banyak tumbuh di daerah pegunungan khususnya di daerah Sleman. Jadi, tari Parijotho Sinangling mempunyai arti Parijotho yang berarti daun yang banyak tumbuh di daerah pegunungan dan Sinangling merupakan pelarutan lilin yang menempel pada kain saat proses membatik. Dengan demikian tari Parijotho Sinangling adalah karya tari yang terinspirasi dari kegiatan orang saat proses membatik.

Tari Parijotho Sinangling merupakan tari gaya Yogyakarta yang ditarikan oleh putri yang berjumlah genap, biasanya 4-8 penari karena pada tarian ini ada bagian gerak yang ditarikan secara berpasangan. Tari Parijotho Sinangling diciptakan guna untuk memperkenalkan icon baru batik Sleman serta memberikan penghargaan kepada pemenang lomba batik yaitu batik Parijotho salak. Tari Parijotho Sinangling ini dipentaskan pada acara launching batik Parijotho salak di acara Sleman Sembada di TVRI Yogyakarta, pembukaan pameran potensi daerah di lapangan

27

2. Elemen-elemen Tari Parijotho Sinangling a. Tema

Tema di gunakan dalam pencarian gerak atau penentu dramatik, dinamika, maupun elemen yag lainnya. Tema yaitu ide atau motivator munculnya suatu garapan (Kusnadi, 2009: 8).

Tema dalam tari Parijotho Sinangling yaitu kegiatan orang yang sedang membatik. Membatik merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta khususnya daerah Sleman. Ragam gerak tari Parijotho Sinangling sesuai dengan gerakan orang membatik (Wawancara dengan Eko Ferianto, 31 Maret 2015). b. Gerak

Elemen utama tari adalah gerak. Gerak yang di gunakan dalam tari adalah gerak-gerak yang telah distilisasi atau gerak yang telah di beri unsur keindahan.

Tari Parijotho Sinangling merupakan ragam gerak gaya Yogyakarta. Gerak dalam tari ini merupakan gerak-gerak keseharian yang dilakukan dalam proses membatik. Awal pembuatan tari ini yaitu dengan inspirasi posisi jari ngregem yang kemudian dikembangkan serta disesuaikan dengan elemen dasar koreografi

28

kapang yaitu gerak berjalan yang dilakukan saat memasuki panggung, lampah dhodhok dilakukaan untuk mengatur posisi para penari agar terlihat lebih rapi, pola batik yaitu memberikan pola atau membatik pada kain, jereng yaitu menjereng kain hasil pencelupan, ngelurut yaitu gerak seperti memeras pada kain, cangkol sinjang yaitu menyampirkan kain dipundak kemudian memainkan kain tersebut, oyok-oyok nyeklek, ingset giles yaitu pengembangan dari ragam gerak gurdho.. Gerak penghubung yang digunakan pada tari parijotho sinangling yaitu trisik, tranjal, onclang, dan sendi putar (Wawancara dengan Eko Ferianto, 14 Maret 2015).

Pengembangan gerak tari Parijotho Sinangling menggunakan elemen yang terdiri dari tenaga, ruang, dan waktu yang bertujuan untuk memunculkan dinamika gerakan tersebut sehingga gerak dalam tarian tersebut tidak tampak monoton. Berikut motif gerak dasar tari Parijotho Sinangling beserta pengembangannya :

29

Gambar 2: Ragam gerak ngelurut pengembangan dari ragam posisi jari ngregem

30

Gambar 4: Ragam gerak ingset giles, pengembangan dari ragam gerak gurdho

31

pentas atau arena. Pola lantai di gunakan untuk mengatur jalannya penari di atas panggung agar tertata dengan rapi.

Pola lantai yang digunakan pada tari Parijotho Sinangling yaitu pola lantai dengan bentuk persegi, garis diagonal berhadapan, bentuk V, bentuk T, horizontal. Penggunaan bentuk pola lantai di atas pada dasarnya tidak mengandung filosofi apapun, akan tetapi hanya untuk mengolah artistik dan untuk penepatan penari agar lebih komunikatif (Wawancara dengan Eko Ferianto, 31 Maret 2015).

Adapun pola lantai pada tari Parijotho Sinangling sebagai berikut : 1)

Gambar 5: Pola Lantai Persegi

Gerak pada pola lantai ini yaitu gerak kapang-kapang, gerak lampah dhodhok hadap kebelakang dan hadap kedepan.

2)

Gambar 6: Pola Lantai Diagonal Berhadapan

32

Gambar 7: Pola Lantai Berbentuk V Gerak ngregem

4)

Gambar 8: Pola Lantai Berbentuk T

Gerak ingset giles, gerak ngregem dan gerak cangkol sinjang

5)

Gambar 9: Pola Lantai Horizontal

Gerak pada saat permainan kain dan gerak jereng batik.

d. Properti

Properti yang digunakan pada tari Parijotho Sinangling yaitu kain Parijotho salak dan canting (Wawancara dengan Eko Ferianto, 31 Maret 2015). Di mana kain Parijotho salak ketika masuk gendhing dipergunakan sebagai jarik dan canting

33

Gambar 10: Canting Gambar 11: Kain Parijotho Salak (Foto: Uli, 2015) (Foto: Uli, 2015)

e. Tata Rias

Tata rias merupakan seni menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk mewujudkan wajah peranan dengan menggunakan dandanan atau perubahan pada para pemain di atas panggung dengan suasana yang sesuai (Harymawan, 1986: 134). Tata rias berfungsi untuk memperkuat karakter, ekspresi dan untuk menambah daya tarik penampilan. Tata rias yang di gunakan dalam tari Parijotho Sinangling dibagi menjadi:

1) Wajah

Menurut Eko Ferianto (Wawancara 14 Maret 2015), bahwa tata rias pada tari Parijotho Sinangling menggunakan tata rias cantik. Rias cantik menyimbolkan bahwa anak muda akan tetap terlihat cantik ketika sedang membatik. Eyeshadow yang

34

Gambar 12: Rias Cantik (Foto: Ayi, 2014) 2) Rambut

Sanggul yang digunakan pada tari Parijotho Sinangling menggunakan sanggul mangkok. Penggunaan sanggul ini karena sanggul mangkok akan terlihat lebih elegan dan sesuai dengan wajah para penari. Hiasan yang digunakan pada sanggul yaitu kosase, rendo dan canting. Penggunaan rendo dan kosase ini karena menyesuaikan dengan tema yang diangkat yaitu membatik.

35

Gambar 13: Model rambut tari Parijotho Sinangling (Foto: Ayi, 2014)

Gambar 14: Sanggul mangkok Gambar 15: Rendo (Foto: Uli, 2015) (Foto: Uli, 2015)

Canting

36

Gambar 16: Kosase (Foto: Uli, 2015) f. Tata busana

Tata busana merupakan segala sandang dan perlengkapan tari yang di kenakan di atas panggung. Fungsi tata busana adalah membantu menambah keindahan penampilan, membedakan peran masing-masing tokoh dan mampu menghidupkan perwatakan peran.

Busana pada tari Parijotho Sinangling menggunakan kain Parijotho salak, celana rok, mekak, kalung, gelang serta anting. Warna kostum menggunakan warna putih dan hitam. Selain perpaduan hitam dan putih yang kontras, Eko Ferianto memilih warna putih dan hitam yang merupakan warna dasar dalam membatik, putih yang berarti kain mori dan hitam yang berarti klowongan ( Wawancara dengan Eko Ferianto, 31 Maret 2015).

37

Gambar 17: mekak yang digunakan pada tari Parijotho Sinangling dengan hiasan tile serta motif rendo

(Foto: Uli 2015)

Gambar 18: Celana dengan modifikasi rok agar terlihat lebih elegan (Foto: Uli, 2015)

38 2). Perlengkapan/accesoris

Gambar 20: Kalung (Foto: Uli, 2015)

39 g. Iringan

Menurut Sudarsono (Wawancara, 7 april 2015) seorang penata iringan, beliau menuturkan bahwa dalam membuat iringan tari Parijotho Sinangling terinspirasi dari gerak-gerik yang dilakukan orang pada saat membatik dan menyesuaikan suasana yang dilakukannya.

Garapan tari Parijotho Sinangling menggunakan instrumen kendhang, bonang, demung rebab, gender, gambang, ketuk, japan, dan gong, serta menggunakan laras pelog. Di dalam penyajiannya menggunakan gendhing dengan pola bedhayan, gangsaran, sampak, playon, kemanak, dan lancaran. Adapun rincian pola gendhing yang digunakan pada tari Parijotho Sinangling yaitu:

40

2) Pola gangsaran digunakan pada saat memeras kain dan proses penyelupan sampai persiapan menjereng. Bagian ini instrumen yang digunakan yaitu kempul, japan dan gambang.

3) Pola lancaran digunakan pada saat gerak jereng, gerak ngregem, permainan kain, gerak cangkol sinjang. Pada saat gerak permainan kain, dan gerak cangkol sinjang diberikan instrumen rebana agar lebih memperkuat suasana yang dimunculkan.

4) Pola playon digunakan saat gerak ngregem dan gerak perpindahan menuju gerak ingset giles.

5) Sampak digunakan pada bagian gerak trisik menuju gerak ingset giles.

6) Pola kemanak digunakan pada gerak ingset giles yang terinspirasi dari penghilangan malam yang menempel pada kain. Pada bagian ini diberikan tembang untuk memperjelas maksud gerakan tersebut.

(Wawancara dengan Sudarsono, 1 April 2015).

Selain itu, iringan tari ini didukung dengan adanya vokal sindhen. Salah satu isi vokal dalam tari Parijotho Sinangling yaitu agar kita semua melestarikan tradisi leluhur dan memperkenalkan kepada masyarakat luas

41

Notasi Iringan Tari Parijotho Sinangling Introduksi

Bonang : 2 3 5 g6

6 j35 j32 6 6 j56 j12 3 3 j56 j53(2) 2 j65 j61 2 2 j35 j23 5 6 j56 . .

Garap Lirihan Bedhayan Gendher : . 3 . 5 . g6 . . . 2 . . . 1 . . . 6 . . . n5 . . . 3 . . . 6 . . . 3 . . . n2 . . . 5 . . . 3 . . . 5 . . . g6 Solo Vokal : # z@x.x!x@c#, z!xxx@xx!xx^c% z3xx.xx5x6c! Pa - ri ja - tha ! ! z!x@x!c^, z6x.x!x@c# z#x@x!x.x x#x@x!x x^x%c# z2c1 z1x2c3 3

Sa-we- neh kar - ya li - nu- hung

z3x5x c6 z6x.x!x@c# , z#x@x!x.x x#x@x!x x6x5c3 z2x.c1

ka - ton en - dah

5 6 6 6 , z6c5 z3x.x5c6 , z2x.x1x2c3 z1x.x2x1c6

Ti- la-ran pra - lu - hur ku - na

# z@x.x!x@c# , z!x.x@x!x6c5 z3x.x5x6c!

Mang- ga sam - ya

! ! z!x@x!c6 z6x!x@c# , z#x@x!x.x#xx@x!x6x5c3 z2c1 z1x2c3 z1x2x1cy

42 Bonang : j65 j465 j65 j456 j65 j465 j65 j421 __________________________________________________________________ Gambang : !56! !56! !56# ##@! !56! !56! !56# ##@! Slentem : . 2 . 1 . 2 . 1 . 2 . 3 . 2 . 1 Kempul : 5 ! 5 . 5 ! 5 (1) __________________________________________________________________ Balungan : 1 1 j123 3 3 j321 1 1 j123 3 3 j456 j6k.56 j5k.67 j7k.67 j5k.65 j6k.66 j5k.43 j1k.11 j3k.2g1 Balungan : _5 1 5 1 5 1 6 2 6 2 6 2 6 2 5 g1_ Balungan : _2 4 1 2 4 1 4 5 6 4 2 g1_ Bonang : _ . 4 . 1 . 4 . 1 . 5 . 6 . 4 . g1_ Transisi : 2 4 1 2 4 1 . 5 . 4 . 2 . g1 Vokal kemanaan . j.! j!6 ! j.6 jz!x@x xxjx#c@ !

Pa-ri-ja-tha ing- nga- ran

. . j!@ # j.@ j!@ j65 3

Sa-we-neh kary ning linuhung

j.# # j.# # j.@ z!x x cj@6 #

ka-ba - bar in - dah war- na-nyo

. . j#@ ! j.# @ ! g6

Ti-la-ran pra le lu hur

. . j56 5 j.6 zj!c@ j!6 5

43 mang-ga sa- reng ki - ta sa- mi

j.5 6 jz1c6 5 j.3 jz2c1 jz3c2 g1

ngles ta tun- a - ken tra- di - si

Balungan : 1 1 j123 3 3 j321 1 1 j123 3 3 j456 j6k.56 j5k.67 j7k.67 j5k.65 j6k.66 j5k.43 j1k.11 j3k.2g1 Balungan : 4 1 4 1 2 4 2 1 Bonang klenengan Balungan : _2 4 1 2 4 1 4 5 6 4 2 g1_ Bonang : _ . 4 . 1 . 4 . 1 . 5 . 6 . 4 . g1_ g1 . j12 j.3 1 . j56 j.4 5 . j65 j.4 2 . j24 j.2 j11 j.k12j33 j.k32j11 j.k12j33 j.k23j55 j.k35j66 j.k54 5 j.k12j3k.1j.k321 j.k35j66 j.k54 5 j11 j33 j22 g1 Rebana : I I P I I P I I P I I B Kempul : 5 ! 5 . 5 ! 5(.) 5 ! 5 . 5 ! 5 g. Bonang : jj1j/ j5j1j/ 5 . j1j/j j5j1/j 5 . jj1j/ j5j1j/ 5 . j1j/j j5j1/j 5 g.

Ketuk, Japan, Kempul :

j=PP p. j=PP p. j=PP p. j=PP p. j=PP p. j=PP p. j=PP p. j=PP(p.)

j=PP p. j=PP p. j=PP p. j=PP p. j=PP p. j=PP p. j=PP p. j=PP(p.)

44

Vokal : j.3 6 j.3 5 j.3 6 j.3 2 Pa-ri jha-tha pa-ri jha-tha

j.3 6 j.3 5 j.3 6 j.3 2

ba-tik sle- man kang sa-yek-ti

Balungan: j.3 6 j.3 5 j.3 6 j.3 2

Kempul : 3 6 3 5 3 6 3 (2) _ 3 5 6 5 3 5 3 5 6 5 3 2_ _ 3 6 3 5 3 6 3 2 _

Ending : 3 6 3 5 . . . g2

Dokumen terkait