• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latihan/ Kasus /Tugas

Dalam dokumen BIDANG PLB AUTIS KELOMPOK KOMPETENSI H (Halaman 61-154)

1. Definisikan konsep guru dengan bahasa Anda sendiri. 2. Deskripsikan mengenai konsep guru efektif

KP

2

3. Gambarkan mengenai guru pengajar peserta didik autis yang efektif 4. Mengapa guru perlu melakukan penilaian terhadap kualitas mengajar

dirinya oleh dirinya sendiri? Jelaskan

D. Rangkuman

1. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen No 14 tahun 2005, bahwa yang disebut dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

2. Pendidik profesional adalah seseorang yang mumpuni dimana dalam melakukan pekerjaan didasari oleh prinsip-prinsip, hasrat yang kuat dan tujuan yang besar, berani dievaluasi dan disupervisi oleh orang lain, mencintai pekerjaannya, berani menganggung resiko, mengajak peserta didik untuk belajar dan maju, menghargai kerjasama dan belajar terus sepanjang hayat, dipercaya oleh orang lain dan tidak mementingkan kepantingnnya sendiri.

3. Guru efektif adalah guru yang dapat memberikan pengaruh kuat (impact) bertahan lama kepada peserta didik.

4. Guru akan tumbuh dan berkembang menjadi guru yang efektif jika berada pada sistem yang mendukung, diantaranya adalah sekolah memiliki sisitem penilaian kulaitas guru yang terus dikembangkan, implikasi dari hal itu adalah perbaikan dan dukungan bagi guru untuk menjadi guru yang lebih baik. Peran guru adalah sebagai kontributor bagi dirinya sendiri dan bagi sekolah untuk terus meningkatkan dirinya agar menjadi guru yang efektif bagi seluruh muridnya, diantaranya dengan melakukan refleksi diri (self assessment) untuk kepentingan perbaikan kualitas pembelajaran.

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Pelajaran penting apa yang Anda peroleh setelah mempelajari kegiatan belajar 2? 2. Hal baru apa yang Anda dapatkan dari kegiatan pembelajaran 2?

3. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut setelah mempelajari kegiatan belajar 2? 4. Setelah Anda mempelajari konsep guru efektif bagi peserta didik autis jelaskan

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 53

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

REFLEKSI DIRI GURU PESERTA DIDIK AUTIS

A. Tujuan

Setelah selesai mempelajari kegiatan pembelajaran 3 peserta Diklat dapat melakukan refleksi diri guru

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 3 peserta diklat memiliki pemahaman dalam:

1. Konsep refleksi diri guru 2. Teknik refleksi diri guru

3. Tingkatan berfikir reflektif guru

4. Menghaluskan keterampilan refleksi diri 5. Instrument refleksi diri guru

C. Uraian Materi

Pada kegiatan pembelajaran 2 kita sudah membahas mengenai guru yang efektif, dikatakan bahwa seorang guru efektif salah satunya adalah memiliki keinginan untuk merefleksi perilaku mengajar yang telah dilakukannya. Apa sebenarnya refleksi diri? Apa prinsip dibalik refleksi diri? Apa teknik dan preosedurnya? Mudah-mudahan pertanyaan tersebut dapat terjawab pada kegiatan pembelajaran 3 ini.

1. Refleksi guru

Setiap hari Anda sibuk mengajar, segala upaya dikerahkan agar peserta didik Anda bisa bisa belajar. Anda telah sangat disibukkan dengan mengelola perilaku peserta didik autis dan kadang hal tersebut sangat menyita waktu. Pada kegiatan pembelajaran 2 juga dikatakan bahwa tidak ada alasan bagi seorang guru efektif untuk tidak meninjau kembali apa yang sudah dilakukannya di dalam kelas. Sesibuk apapun Anda setiap harinya dikelas, tidak ada alasan bagi seorang guru efektif

KP

3

untuk meninjau kembali apakah pembelajaran yang telah difasilitasinya sudah berjalan dengan efektif atau belum. Meninjau kembali apa yang sudah dilakukan guru dengan tugasnya adalah satu kegiatan yang disebut dengan refkeksi diri guru atau ada yang menyebutnya dengan self asessment.

Dalam kehidupan manusia, termasuk guru, harus selalu dihadapkan pada pilihan, tidak satu pilihan tapi beberapa pilihan dalam melakukan kegiatan di dalam kelas termasuk mengingat kembali starategi-strategi pembelajaran yang berjalan dengan baik pada skenario yang serupa. Mengajar melibatkan pilihan yang kompleks mengenai masalah yang sulit, jika tidak difikirkan maka masalah makin menumpuk. Cara berfikir yang berbeda dibutuhkan berkaitan dengan menentukan pilihan. Bagi guru dalam menentukan pilihan melibatkan refleksi yang canggih termasuk didalamnya refleksi diri (Danielson, 2009).

Yang terpenting dalam hal refleksi diri adalah bagaimana menanamkan perilaku ini dalam pikiran. Terdapat sejumlah cara berfikir yang sebaiknya Anda ketahui. Cara-cara berfikir ini menentukan siapa sebenarnya Anda. Anda adalah bagaimana cara berfikir Anda. Seperti apakah cara berfikir Anda? Harusnya seperti apa cara berfikir Anda?

a. Memahami cara berfikir reflektif

Berfikir reflektif dalam mengajar dikaitkan dengan karya Dewey (dalam Danielson, 2009) bahwa refleksi diawali dengan sebuah dilema (pilihan). Guru efektif akan menahah diri tidak segera membuat kesimpulan tetapi mempelajari dahulu tentang informasi yang telah terkumpul, dipelajari masalahnya, dicari pengetahuan baru, barulah membuat keputusan. Perenungan seperti ini akan membawa cara baru dalam belajar.

Pemikiran berikut sangat penting untuk kita pahami, bahwa untuk memahami cara befikir reflektif. Menurut Lotie (dalam Danielson, 2009) pada tahun 1970-an para guru salah dalam dalam merefleksi keputusan-keputusan mengajar, refleksi lebih kearah peniruan. Orang-

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 55

orang yang memasuki profesi guru setelah melalui program magang/praktek mengajar dan melakukan observasi terhadap guru di sekolah dan telah memiliki satu kesimpulan salah mengenai mengajar dengan melihat orang lain mengajar. Mereka mungkin menangkap apa yang dilakukan oleh guru tetapi tidak mempertanyakan kenapa para guru melakukan itu. Sedangkan menurut Clift dkk (dalam Danielson, 2009) bahwa guru harus diingatkan mengenai pentingnya memeriksa keyakinan mereka mengenai kelas mereka.

Berfikir reflektif yang dilakukan oleh guru disebut sebagai refleksi diri dalam mengajar atau refleksi diri guru. Refleksi diri adalah bertanya pada diri sendiri:

“Apa persepsi saya tentang cara saya mengajar?”

Sedangkan menurut Cox (2015) refleksi diri guru adalah cara sederhana untuk menggali lebih dalam sesuatu atau perasaan dengan cara tertentu. Karena profesi guru sangatlah menantang maka penting sekali bagi kita untuk selalu mempertanyakan apa yang sudah berjalan dengan baik dan mana yang belum berjalan dengan baik dikelas, caranya adalah dengan menganalisa dan menilai cara Anda sendiri dalam mengajar.

Menurut BBC (2015) menyebut cara seperti ini sebagai cara mengajar reflektif, cara ini adalah alat untuk melihat apa yang Anda lakukan di dalam kelas, lalu difikirkan kenapa Anda melakukan hal tersebut, difikirkan apakah hal tersebut berhasil, caranya adalah mengobservasi diri sendiri dan melakukan evaluasi diri. Caranya adalah dengan mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi di dalam kelas, dan dengan menganalisa dan menilai informasi tersebut, lalu mengidentifikasi dan mengeksplorasi cara Anda mengajar dan prinsip- prinsip yang melandasinya. Cara ini diharapkan akan membawa perubahan dan perbaikan dalam cara mengajar. Jadi bisa dikatakan bahwa mengajar reflektif adalah sebagai strategi bagi Anda agar mengajar tetap pada jalurnya dan juga sebagai alat untuk

KP

3

pengembangan profesional yang dimulai di dalam kelas, yaitu pengembangan kelas-kelas baru dan kelas-kelas baru yang telah diperbaiki.

a) Refleksi diri guru sangat penting

Tadi dikatakan bahwa refleksi guru adalah alat untuk membantu guru tetap pada jalurnya, dianganggap penting karena menurut BC (2015) refleksi diri guru dengan teknik dan prosedur tertentu dapat membantu agar waktu tidak banyak tersita memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak langsung terjawab. Para guru sekarang sudah mulai mempertanyakan: “Rasanya saya sudah bagus ngajar?”; “Kenapa peserta didik saya tidak mengerti?” atau “Kenapa perilaku peserta didik saya hari ini tidak bisa dikendalikan?”. Biasanya kita selalu ingin mendapatkan kesimpulan yang cepat mengenai apa yang sudah terjadi. Pembelajaran reflektif diharapkan memberikan proses yang sistematis yaitu dengan cara mengumpulkan, merekam dan menganalisis pemikiran dan observasi yang kita lakukan, juga yang dilakukan oleh peserta didik, dan diteruskan dengan membuat perubahan.

Hal ini yang akan difikirkan dikaitkan dengan contoh pertanyaan diatas:

1) Jika pelajaran berlangsung dengan baik Anda bisa menggambarkannya dan memikirkan kenapa bisa berjalan dengan baik;

2) Jika peserta didik tidak paham dengan apa yang Anda sampaikan maka Anda perlu merenungkan apa yang telah dilakukan di kelas dan kenapa tidak dimengerti;

3) Jika perilaku peserta didik memperlihatkan perilaku yang sulit dikendalikan, pertanyakan hal ini: Apa sebenarnya yang mereka lakukan, kapan perilaku itu muncul, dan kenapa?

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 57

Cox (2015) menilai penting refleksi guru karena merupakan sebuah proses yang membuat Anda mengumpulkan, merekam, dan menganalisa segala sesuatu yang mengarah pada perbaikan yang diperlukan dalam strategi mengajar Anda. Bisa disimpulkan bahwa berfikir reflektif atau cara mengajar reflektif atau refleksi guru adalah satu proses perenungan yang harus memunculkan pertanyaan-pertanyaan penting dan tidak mengabaikan setiap pertanyaan yang muncul tetapi terus diolah untuk mencari jawabannya. Proses mencari jawaban ini yang akan membantu Anda untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran. Berikut ini akan dibahas bagaimana melakukannya.

b) Teknik refleksi guru

Menurut Cox (2015) menghubungkan refleksi diri dengan mengajar efektif adalah suatu proses. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu apa yang ingin Anda refleksi dari proses mengajar yang telah dilakukan atau melihat masalah khusus di kelas Anda. Berikut ini adalah teknik refleksi versi Cox (2015):

1) Jurnal refleksi diri: Jurnal adalah satu cara yang mudah untuk merefleksikan apa saja yang telah terjadi selama proses pembelajaran. Membuat catatan yang menggambarkan reaksi dan perasaan Anda dan kemudian diikuti dengan observasi yang ada dalam jurnal kedalam bagian-bagian konkrit, seperti kompetensi dasar, materi ajar, pengelolaan kelas, peserta didik, dan bagaimana Anda mengukur asesmen dari waktu ke waktu.

2) Rekaman video: rekaman video proses pembelajaran sangatlah berharga, karena rekaman tersebut bisa memberikan gambaran yang tidak berubah dan pelajaran bisa dari perspektif guru dan peserta didik. Selain itu video bisa bertindak sebagai gambaran ekstra yang sebelumnya

KP

3

tidak terperhatikan. Metoda ini banyak digunakan untuk saling menilai diantara para kolega guru.

3) Observasi peserta didik: Peserta didik memiliki perhatian yang sangat jeli dan senang memberikan feedback. Guru bisa bertanya kepada peserta didik tentang cara Anda mengajar. Rancang pertanyaan penting dengan baik. 4) Observasi sesama guru: Undang kolega untuk datang ke

kelas Anda untuk mengobservasi proses pembelajaran yang Anda pimpin. Kolega akan bertindak tidak seformal pengawas atau kepala sekolah ketika melakukan supervisi akademis. Kolega akan memberikan perspektif yang jujur pada proses pembelajaran yang Anda lakukan. Anda harus membantu kolega dalam mengobservasi kelas Anda, mereka harus dibantu untuk membingkai kritik pembelajaran yang Anda lakukan dengan sejumlah pertanyaan yang Anda siapkan untuk mereka isi ketika melakukan observasi kelas. Berikut ini adalah contoh pertanyaan yang dimaksud:

o Kompetensi dasar:

- Apakah materi pelajaran terlalu mudah atau terlalu sulit bagi peserta didik?

- Apakah peserta didik memahami apa yang diinstruksikan?

- Masalah apa yang muncul?

o Materi

- Apakah materi pembelajaran membuat peserta didik terlibat dalam pembelajaran?

- Materi apa yang digunakan yang berhasil dibelajarkan dalam pembelajaran?

- Materi apa yang digunakan yang tidak berhasil dibelajarkan dalam pembelajaran?

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 59

- Apakah ada sumber atau teknik yang ingin dilihat yang bisa digunakan?

o Peserta didik

- Apakah peserta didik melakukan tugas dengan baik? - Pada bagian pelajaran apa peserta didik lebih

banyak terlibat dalam pembelajaran?

- Pada bagian pelajaran apa peserta didik kurang tertarik untuk terlibat dalam pembelajaran?

o Pengelolaan kelas

- Apakah instruksi saya jelas?

- Apakah materi pelajaran diberikan dengan langkah- langkah yang masuk akal?

- Apakah semua peseta didik terlibat dalam pembelajaran di kelas?

o Guru

- Seefektif apakah keseluruhan pembelajaran? - Bagaimana saya bisa melakukannya agar lebih baik

kedepannya?

- Apakah seluruh kompetensi dasar semuanya telah tersampaikan dalam proses pembelajaran?

- Bagaimana saya mengatasi masalah selama pembelajaran berlangsung?

- Apakah saya menunjukkan memahami dan sensitif terhadap kebutuhan peserta didik saya?

- Bagaimanakah keseluruhan sikap saya dan cara saya mengajar selama di dalam kelas?

KP

3

Pertanyaan yang banyak itu membutuhkan jawaban, Anda membutuhkan jawaban karena Anda ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di kelas.

1) Menganalisis hasil observasi

Masih ada yang harus Anda lakukan yaitu setelah setelah mengumpulkan informasi Anda harus menganalisis informasi yang diperoleh. Hal pokok yang harus diperhatikan dari informasi yang didapatkan itu adalah apakah Anda masih menemukan hal yang sama berlangsung terus menerus? perhatikan juga feedback dari peserta didik.

Sekarang yang diperhatikan adalah apa sebenarnya yang perlu diubah, bagian termudah adalah mencari solusi, cara yang harus dilakukan adalah:

o Bicarakan dengan kolega tentang temuan-temuan Anda

dan minta nasihat. Demikian juga memikirkan bagimana melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda?

o Buka informasi dari online dan cari informasi teknik

efektif yang bisa membantu memperbaiki situasi Anda.

o Berinteraksilah dengan kolega lain pada blog dan media sosial lainnya, manfaatkan untuk mengajukan pertanyaan Anda akan mendapatkan gagasan yang mungkin tadinya tidak terfikirkan.

Tujuan utama dari refleksi diri guru adalah untuk meningkatkan cara Anda mengajar. Melalui temuan-temuan yang dikumpulkan Anda merasa telah melakukan yang terbaik. Refleksi diri guru perlu dilakukan setiap tahun.

c) Tingkatan refleksi

Danielson dkk (2009) memiliki versi lain mengenai teknik refleksi diri guru, ia mengusulkan empat moda (cara) melakukan refleksi: 1) berfikir teknologis (formula); 2) berfikir situasional; 3) berfikir seksama; 4) berfikir dialektikal. Teknik refleksi ini sifatnya hirarkis dimulai dari refleksi tingkat rendah

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 61

sampai kepada tingkat tinggi khususnya bagi dilemma (pilihan) yang rumit. Setiap moda memerlukan tingkat keahlian menganalisisi yang terus bertambah dan memerlukan tambahan data

1) Berfikir teknologis

Moda berfikir teknologis didasarkan kepada pengetahuan yang sebelumnya sudah dimiliki dari pihak luar yang terbukti efisien dan efektif. Cara berfikir reflektif dengan moda ini, guru mengontrol kualitas mengajar atas kebiasaan dan budaya yang sudah disepakati. Jika apa yang dilakukannya sudah sesuai dengan yang dilakukan oleh orang lain yang ada dalam lingkungan budaya tersebut. Moda ini biasanya diterapkan ketika membuat keputusan yang sifatnya rutin, seperti kehadiran peserta didik, sepanjang rutinitas berjalan dengan lancar maka tidak diperlukan perubahan. Jika tidak sesuai dengan yang biasa dilakukan oleh orang lain maka Anda perlu melakukan langkah-langkah yang telah disepakati.

Misalnya: seorang guru tahu bahwa diawal pelajaran dia harus mengaitkan pelajaran yang lalu dengan materi baru tetapi hal ini tidak dilakukannya; dia tahu bahwa dia harus mengujukan pertanyaan yang mengungkit cara berfikir peserta didik, tetapi yang ia lakukan adalah memberikan pertanyaan yang nantinya ia akan tahu jawabannya dan hanya untuk menarik perhatian peserta didik; Ia tidak melibatkan setiap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Guru ini hanya menggunakan pengetahuan yang ia miliki untuk mengarahkannya bekerja seperti itu, tetapi tidak memberikan informasi mengajar dengan efektif. Cara berfikir seperti ini yang harus diluruskan karena nampaknya guru seperti ini belum paham kenapa teknik

KP

3

yang ia gunakan bisa berhasil atau bagaimana agar teknik- teknik yang digunakan bisa lebih efektif lagi digunakan.

2) Berfikir situasional

Ketika guru membuat keputusan dengan menggunakan berfikir situasional, perhatian guru hanya pada informasi yang melekat pada konteks khusus dan waktu khusus, misalnya perilaku peserta didik yang mereka observasi pada saat ini. Guru bertindak dengan cepat dan langsung mengatasi masalahnya. Hari-hari guru di dalam kelas sangat banyak dihadapkan kepada peristiwa-peristiwa yang membutuhkan berfikir situasional. Contohnya ketika murid tidak mau mengerjakan tugasnya, maka guru menggunakan intervensi tingkat rendah seperti kontak mata untuk mengingatkan peserta didik mengerjakan tugasnya.

Berfikir situasional kadang tidak melihat yang berada dibawah permukaan, dimana dalam mencari solusi sebaiknya adalah mencari akar masalah. Jika guru tidak mampu melihat diluar realitas yang ada, atau situasi yang membuat frustrasi berfikir situasional dapat memutarkan roda seseorang daripada refleksi cepat yang dapat mengatasi masalah.

Kasus lain misalnya di satu kelas ada peserta didik yang selalu absen dikelas, sehingga ia tertinggal pelajaran dan telat menyerahkan tugas, yang guru ini lakukan, yang dilakukan mentor adalah mencatat nama-nama peserta didik yang absen dan menuliskan tugas-tugas yang tertinggal agar mereka nantinya bisa mengerjakan tugas. Cara berfikir tersebut tidak berusaha mencari akar masalah, cara berfikir situasional mengatakan bahwa absennya peserta didik hanya disebabkan oleh keperluan keluarga, dan tidak berusaha mencari akar masalahnya. Meskipun terfikirkan olehnya bahwa ketidakhadiran peserta didik

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 63

berpengaruh terhadap pembelajaran peserta didik, ia tidak mengeksplorasi lebih jauh untuk mengetahui masalahnya, ia malah terfokus kepada beban yang harus ia tanggung sebagai guru. Guru ini memerlukan cara bertanya yang mengarahkannya kepada hasil yang lebih baik, ia membutuhkan refleksi tingkat yang lebih tinggi.

3) Berfikir seksama

Dengan berfikir seksama, seorang pendidik mencari informasi lebih daripada konteks yang ada, contohnya melihat kembali teori, berdiskusi dengan kolega, mewawancara pesera didik atau mengkaji catatan peserta didik. Tujuannya adalah belajar banyak untuk memahami dilema dengan lebih baik.

Contoh kasus: Seorang murid tidak mau masuk kelas. Kalaupun ada di kelas ia terpisahkan dari teman sebayanya dan jarang bicara. Ia tidak pemalu, guru mempelajari kalau dikelas lain ia banyak bicara.

Memikirkan masalah murid ini, si guru berfikir diluar situasi yang ada, misalnya ia menanyakan kepada guru lain dan merenungkan dengan perilaku mengajar dengan cara baru: dia mendapatkan informasi dari guru lain yang telah mendapatkan informasi langsung dari peserta didik bahwa ia tidak menyukai guru karena memperlakukannya seperti peserta didik bodoh. Guru ini tidak mengelak atas tindakannya, ia malah bertanya kembali agar mendapatkan pencerahan baru.

Refleksi memiliki kekuatan bagi guru untuk memahami kenapa pembelajaran berjalan dengan baik hingga dapat diulang kembali pada waktu yang lain. Ketika guru mulai memperbaiki perilaku mengajar yang tidak merendahkan murid lagi dan murid mengalami banyak kemajuan, maka guru telah melakukan refleksi yang mendorong banyak

KP

3

pertanyaan berikutnya atau mengindikasikan perubahan yang diperlukan agar bisa bergeser kepada refleksi yang lebih tinggi.

4) Berfikir dialektikal

Moda berfikir dialektikal dibangun atas pemikiran seksama untuk memperoleh pemahaman akan situasi dan menghasilkan solusi. Makin lihai seorang guru menunda sikap mengadili dan semakin luas strategi pedagogis, maka kemampuan berfikir dialektikal akan makin fleksibel.

Contoh kasus guru X mengidentifikasi kelemahan dalam kegiatan pembelajaran yang dikelolanya: Guru X tidak senang melakukan kontak mata dengan muridnya karena muridnya menjadi nervous dan gemetaran, ia juga bicara terlalu cepat, kadang-kadang murid tidak mengerti atau kadang-kadang berpura-pura mengerti. Kadang-kadang para peserta didik memberikan tatapan kosong dan tatapan penuh tanda tanya. Yang dilakukan oleh X berencana untuk meningkatkan dialog individual.

Ketika berfikir tentang cara mengajarnya, guru X telah menerapakan berfikir situasional dalam menggambarkan pengalaman dan dalam mengidentifikasi kelemahannya, ia kemudian menerapkan cara berfikir seksama untuk memperoleh informasi untuk memperhalus keterampilannya. Berbicara dengan guru yang lebih berpengalaman akan membantunya tampil lebih baik di kelas. Satu minggu kemudian guru x menyatakan:

Saya bertemu dengan para peserta didik, saya lebih banyak memuji, dan saya lebih alamiah dalam mengajar, dan terasa lebih mudah dari sebelumnya. Saya lebih banyak bertanya daripada ceramah, ternyata pendekatan ini lebih disukai para peserta didik saya dan lebih bermakna bagi mereka.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 65

Berfikir dialektikal diperlihatkan dengan perubahan cara pemikir mengonsepkan episode tertentu yang menghasilkan perilaku mengajar yang baru.

d) Menghaluskan keterampilan refleksi

Menurut Danielson (2009) setiap guru dapat mengembangkan kebiasaan berfikir yang diarahkan kepada pembuatan keputusan yang efektif. Refleksi adalah keterampilan yang sangat tepat bila dibantu oleh para kolega. Rekan kerja yang memeperlihatkan keahliannya dalam memecahkan masalah sering terbukti bisa menjadi mentor yang baik. Mereka biasanya dapat mendengarkan secara analitis yang tertuju pada informasi kunci yang membantu memperjelas apa yang akan diselidiki dan biasanya mereka memiliki banyak pilihan.

Seorang mentor harus mengajukan pertanyaan yang mengarahkan kolega mereka untuk mempertanyakan pertanyaan produktif kepada diri mereka sendiri, mempertimbangkan sumber informasi lain yang dapat memberikan pandangan tambahan, dan untuk menghasilkan solusi dari mereka sendiri. Jika kolega berkolaborasi dalam menyusun draf rencana impletasi perubahan dan jadwal tindak lanjut hasil diskusi, cara seperti ini dapat mendorong guru yang kurang pengalaman untuk memonitor diri sendiri dan kemudian merefleksi.

Cara lain untuk membantu guru menjadi lebih baik dalam merefleksi adalah dengan menciptakan kelompok belajar yang mengenalkan kepada guru mengenai keempat moda berfikir reflektif dan menelusuri aspek mengajar apa saja yang membutuhkan moda berfikir reflektif. Diskusi dan roleplay dapat membantu guru untuk melihat keputusan rutin manakah yang dapat dibuat menjadi berfikir teknologis atau situasional dan

Dalam dokumen BIDANG PLB AUTIS KELOMPOK KOMPETENSI H (Halaman 61-154)

Dokumen terkait