BAB II. LANDASAN TEORI
B. Latihan
Langkah yang dapat membantu siswa mencapai hasil belajar yang
memuaskan adalah dengan memantapkan hasil belajar yang diperoleh.
Latihan adalah teknik mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-
kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan
yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari (Roestiyah, 2001:
125).
Adapun menurut Syaiful dan Aswan (2010: 95), latihan merupakan
sebuah metode yang disebut juga metode training, adalah suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu
Menurut Marzano dalam Marilee Sperenger (2011: 94) informasi
yang masuk secara cepat ke memori akan hilang secara berkala,
kecuali dimanipulasi dengan cara tertentu. Berlatih merupakan sebuah
bentuk manipulasi pikiran, terdiri dari dua jenis: hafalan dan esai.
Latihan menghafal akan efektif bila informasi digunakan dengan
format atau desain yang sama seperti yang dilatihkan.Pemberian
latihan dilakukan setelah siswa memperoleh konsep yang akan
dilatihkan. Soal-soal yang diberikan kepada siswa dimulai dari soal-
soal yang sederhana ke soal-soal yang lebih kompleks. Hal ini
dilakukan dengan bimbingan dari guru, dimana guru terlebih dahulu
memberikan contoh cara menyelesaikan soal secara berstruktur
dengan baik. Selanjutnya, siswa diperintahkan untuk menyelesaikan
soal-soal yang sejenis dengan soal yang telah diselesaikan oleh guru.
Mempelajari matematika, peserta didik dapat memantapkan hasil
belajar yang diperoleh dengan memperbanyak latihan soal dan
pertanyaan yang diberikan guru atau yang terdapat didalam buku
acuan.Langkah ini dapat membantu peserta didik mengingat kembali
apa yang telah dipelajari. Aktivitas latihan yang efektif sangat
menghemat waktu dengan syarat asalkan bahannya bermakna
(meaningful, istilah dari Ausubel) bagi peserta didik yang penting,
bagaimana merencanakan latihan yang efektif sehingga keterampilan
Menurut Herman Hudojo (1988: 172-174), agar latihan dapat
memberikan hasil yang efektif, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan:
a. Latihan mengingat
Latihan didasarkan untuk mengingat suatu jawab. Misalnya
suatu konsep fungsi dipahami peserta didik, maka segeralah
diberikan latihan baik dengan lisan, tulisan maupun bebentuk
diagram. Bentuk belajar stimulus-respon sesuai dengan
maksud ini. Misalnya menunjukkan diagram-diagram yang
menunjukkan relasi, peserta didik mengatakan apakah
diagram yang dimaksud itu merupakan fungsi ataukah relasi
yang bukan fungsi. Kalau masih ada beberapa peserta didik
yang belum dapat menjawab dengan benar, maka perlu
adanya program remidi untuk peserta didik tersebut.
b. Konsep verbal
Aktivitas untuk mengingat konsep lebih baik secara verbal.
Konsep-konsep dalam matematika berkenan dengan mental,
karena itu latihan mengingat sebaiknya secara verbal
sehingga mental terlatih. Ini berarti sajiannya lisan atau
responnya lisan kedua-duanya.
c. Konsentrasi sejumlah konsep
Untuk mempermudah mengingat konsep, tugas-tugas
dikonsentrasikan untuk sejumlah konsep kecil saja. Misalnya
dengan konsep himpunan. Konsep himpunan ini cukup
dibatasi untuk himpunan terhingga saja, tidak meluas sampai
himpunan tak terhingga dan himpunan kosong.
d. Latihan dalam waktu singkat dan berulang-ulang
Setiap selesai mempelajari suatu materi matematika, pengajar
seharusnya menyediakan waktu kira-kira sepertiga dari setiap
jam pelajaran. Dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa
pengajaran menjadi efektif secara optimal bila waktu yang
dipergunakan untuk latihan adalah sepertiga dari jam
pelajaran yang tersedia dan waktu untuk pengembangan
aktivitas mengajar belajar matematika adalah dua pertiga dari
jam pelajaran yang tersedia. Karena itu bila suatu materi
matematika dapat diselesaikan dalam waktu 30 menit, maka
latihannya memerlukan waktu 15 menit. Namun bila latihan
yang diberikan tidak tepat, dapat mengakibatkan kebosanan
baik bagi peserta didik maupun pengajar.
e. Konsep dipelajari kembali
Peserta didik yang lupa kepada suatu materi matematika yang
telah dipelajari, perlu diulang kembali proses untuk
memahami materi tersebut. Lupa merupakan yang biasa
dalam belajar. Liburan panjang, bahkan liburan pendekpun
dapat menyebabkan peserta didik lupa kepada konsep-konsep
f. Jadwal latihan
Pengajar harus memilih materi matematika yang perlu
dilatihkan berulang kali yang kemudian dijadwalkan.
Beberapa petunjuk umum untuk menjadwalkan latihan adalah
sebagai berikut:
1. Latihan segera diberikan setelah konsep atau teorema
dipahami peserta didik
2. Latihan diberikan setiap waktu, rata-rata sepertiga dari jam
yang tersedia sudah cukup memadai
3. Latihan awal dikonsentrasikan untuk suatu konsep atau
teorema.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa latihan atau
yang disebut juga metode training adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan ketangkasan, ketepatan,
kesempatan dan keterampilan setelah siswa mempelajari suatu materi
pembelajaran sehingga terwujudnya hasil belajar yang memuaskan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, ( 2010: 95-96)
metode latihan diakui mempunyai banyak kelebihan juga, namun
tidak dapat disangkal bahwa metode latihan mempunyai beberapa
a. Kelebihan Metode Latihan
1. Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis,
melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-
alat, menggunakan alat-alat (mesin permainan dan atletik)
dan terampil menggunakan peralatan olahraga
2. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam
perkalian, menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-
tanda (simbol), dan sebagainya
3. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang
dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan,
penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya
4. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah
ketepatan serta kecepatan pelaksanaan
5. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan
konsentrasi dalam pelaksanaanya
6. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-
gerakan yang kompleks, rumit menjadi otomatis.
b. Kelemahan Metode Latihan
1. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih
banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari
pengertian
3. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-
ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan
4. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis
5. Dapat menimbulkan verbalisme
6. Banyaknya latihan soal membutuhkan waktu yang lebih
banyak.
Dalam konteks memahami mata pelajaran matematika, siswa
membutuhkan latihan yang cukup namun tidak berlebihan agar dapat
menguatkan memori terhadap konsep dan teorema yang telah
dipelajari.