• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latihan Shooting Dengan Distributed Practice

Dalam dokumen PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING (Halaman 17-34)

BAB II LANDASAN TEORI

5. Latihan Shooting Dengan Distributed Practice

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka permasalahannya perlu dibatasi. Pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Latihan shooting dengan distributed practice untuk meningkatkan keterampilan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009.

2. Latihan shooting dengan massed practice untuk meningkatkan keterampilan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009.

3. Kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan pengaruh latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 ?

2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut untuk mengetahui :

1. Perbedaan pengaruh latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 ?

2. Latihan mana yang lebih baik pengaruhnya antara latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 ?

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat sebagai pedoman Guru Olahraga di SMA Negeri 1 Karanganyar, khususnya untuk meningkatkan penguasaan teknik dasar shooting dalam permainan bola basket.

2. Dapat dijadikan sebagai masukan dalam memilih bentuk latihan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Karanganyar.

BAB II

LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Permainan Bola Basket

Permainan bola basket merupakan permainan beregu, yang masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain. Tujuan permainan bola basket yaitu untuk mendapatkan skor atau nilai dengan memasukkan bola kedalam keranjang lawan dan mencegah tim lawan melakukan hal serupa. Hal ini sesuai dengan pendapat Soebagio Hartoko (1994:1) bahwa :

“ Bola basket dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari lima orang pemain. Tujuan tiap regu ialah memasukkan bola ke keranjang lawan dan mencegah regu lawan mennguasai bola atau membuat angka. Bola boleh dioperkan, ditepuk, digelindingkan, atau digiring sambil memantul-mantulkan (dribble) ke segala arah “.

Bola basket merupakan olah raga permainan beregu yang dapat dimainkan baik putra maupun putri, permainan ini menggunakan bola besar dan dimainkan dengan tangan. Bola boleh diumpan, dilempar dan boleh dipantulkan ke lantai ditempat, atau sambil berjalan dan tujuannya adalah memasukkan bola kedalam keranjang lawan , untuk mendapatkan nilai. Pemenangnya adalah regu yang dapat mengumpulkan nilai dengan memasukkan bola kedalam keranjang yang lebih banyak.

Pencapaian prestasi dalam permainan bola basket dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang paling menentukan terhadap pencapaian prestasi dalam bola basket yaitu faktor kemampuan dari atlit itu sendiri. Faktor dari dalam diri atlit yang harus dikembangkan untuk mencapai prestasi dalam permainan bola basket yaitu faktor kemampuan teknik, fisik, taktik dan mental.

Teknik dasar bermain merupakan faktor utama yang harus dikembangkan untuk mencapai prestasi dalam permainan bola basket. Menurut Frank Mc Guire (1991:14) bahwa, “pendekatan yang tepat untuk memberikan latihan , dimulai dengan pengajaran tentang teknik dasar “. Teknik yang ada dalam permainan bola basket harus dilatihkan secara berulang-ulang agar teknik tersebut menjadi suatu gerakan yang otomatis. Karena menurut Frank Mc Guire (1991:15) bahwa, “pengulangan terhadap drill sampai menjadi suatu kebiasaan, jelas merupakan rahasia untuk menguasai teknik dalam basket”.

Teknik dasar merupakan unsur dasar yang harus dikuasai pemain, untuk mencapai prestasi dalam permainan bola basket. Teknik dasar dalam permainan bola basket menurut Soebagio Hartoko (1994:22) meliputi :

(1) Operan (passing) (2) Menangkap (catching) (3) Menembak (shooting) (4) Menggiring (dribble) (5) Olah kaki (foot work) (6) Pivot

(7) Jumping (8) Gerak tipu

Unsur-unsur teknik dasar tersebut harus mendapat perhatian yang serius bagi para pelatih, Pembina maupun pemain bola basket. Dari berbagi macam teknik dalam permainan tersebut, teknik dasar yang sangat penting dalam permainan bola basket adalah kemampuan shooting untuk memasukkan bola kedalam keranjang.

2. Teknik Dasar Menembakkan Bola (Shooting)

Tujuan dalam permainan adalah berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan mencegah lawan untuk memasukkan bola ke dalam keranjang tim tersebut. Segala kemampuan teknik, taktik, dan strategi dikerahkan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Sebab, kemenangan dalam suatu pertandingan ditentukan oleh jumlah dari hasil tembakan yang dibuat oleh suatu regu. Oleh karena itu, keterampilan memasukkan bola sangat penting bagi pemain bola basket. Setiap pemain harus dilatih kemampuan memasukkan bola, agar memiliki kemahiran dalam memasukkan bola.

a. Macam-macam Teknik Memasukkan Bola

Teknik dasar menembak atau memasukkan bola ke dalam keranjang dalam permainan bola basket cukup banyak macamnya dan bervariasi. Menurut Soebagio Hartoko (1994:43-44), bahwa macam-macam teknik menembak atau memasukkan bola ke dalam keranjang antara lain adalah :

(1) Tembakan tolak dua tangan dari dada (2) Tembakan tolak dua tangan dari atas kepala (3) Tembakan tolak satu tangan

(4) Tembakan lay-up

(5) Tembakan dengan didahului menggiring masuk langsung mengadakan tembakan lay-up (6) Tembakan loncat dengan dua tangan

(7) Tembakan loncat dengan satu tangan (8) Tembakan kaitan

Berkaitan dengan jenis-jenis tembakan ini , menurut Hal Wissel (1996:46) mengemukakan bahwa:

“ Hampir semua pemain penembak dengan tujuh teknik dasar tembakan : one-hand shot (tembakan satu tangan), free throw (lemparan bebas), jump shot (tembakan sambil melompat), three point shot (tembakan tiga skor), hook shot (tembakan mengait), lay-up dan runner “. Jenis teknik dasar memasukkan bola kedalam keranjang dalam permainan bola basket selalu berkembang sesuai dengan situasi dan perkembangan. Jenis shooting yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah teknik shooting lemparan bebas dengan tolakan satu tangan.

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keterampilan shooting

Faktor - faktor keterampilan shooting merupakan teknik yang sangat penting dalam permainan bola basket. Oleh karena itu, semua pemain menguasai dan memiliki keterampilan shooting dengan baik dan akurat. Untuk dapat melakukan keterampilan shooting dengan akurat tidaklah mudah, tetapi harus melalui latihan secara berulang-ulang, rutin, dan teratur. Menurut Soebagio Hartoko (1994:33) bahwa, “ sebenarnya rahasia daripada menembak mahir adalah ketekunan latihan, dan sekali lagi latihan dalam setiap peningkatannya secara tepat “. Dengan latihan yang tekun, maka akan membuat kebiasaan yang mengarah pada otomatisasi gerakan, sehingga dapat menambah ketepatan dalam melakukan tembakan (shooting).

Kemampuan seorang pemain dalam melakukan tembakan, sangat dipengaruhi oleh teknik dasar gerakan yang dilakukan dalam pelaksanaan menembak. Dalam pelaksanaan pertandingan ada berbagai faktor yang menentukan terhadap hasil tembakan. Dalam hal ini Soebagio Hartoko (1994:44) mengemukakan bahwa, hal-hal yang ikut menentukan mudah atau sukarnya menembak ialah :

(1) Dekat jauhnya antara jarak basket dengan penembak (2) Mobilitas penembak

(3) Sikap permulaan penembak (4) Frekuensi tembakan

(5) Situasi

Dari hal-hal yang ikut menentukan mudah sukarnya menembak di atas dapat dijelaskan sebagai berkut Soebagio Hartoko (1994:44) :

(1) Jarak Keranjang Dengan Penembak

Jarak keranjang dengan penembak menentukan terhadap hasil tembakan yang dilakukan. Jika jarak keranjang dengan penembak jauh maka akan sulit bagi penembak untuk dapat memasukkan bola

ke dalam keranjang. Makin jauh jarak penembak dengan keranjang, maka akan semakin sulit untuk melakukan tembakan. Sebaliknya, makin dekat jarak keranjang akan mudah untuk melakukan tembakan. Oleh karena itu, untuk memasukkan bola pemain harus berusaha untuk mendekati keranjang.

(2) Mobilitas Penembak

Gerakan yang dilakukan pemain pada saat menembak akan mempengaruhi keberhasilan dalam menembak. Menembak dari sikap diam ditempat memiliki tingkat keberhasilan yang lebih besar dari pada menembak dalam keadaan bergerak memutar.

(3) Sikap Permulaan Menembak

Sikap permulaan menembak mempengaruhi tingkat kesulitan dalam upaya memasukan bola ke dalam keranjang. Penembak dengan sikap permulaan menghadap kearah keranjang akan lebih mudah dari pada menembak dari sikap permulaan serong atau membelakangi keranjang.

(4) Frekuensi Tembakan

Frekuensi tembakan merupakan jumlah kesempatan yang diberikan penembak untuk melakukan tembakan. Lebih sedikit kesempatan yang diberikan pada penembak, maka untuk melaksanakan tembakan akan lebih sukar. Maka dalam permainan bola basket semua pemain harus berusaha untuk menciptakan kesempatan yang sebanyak-banyaknya untuk melakukan tembakan.

(5) Situasi

Situasi atau keadaan yang terjadi, baik keadaan pemain itu sendiri maupun situasi disekitarnya memberikan pengaruh terhadap hasil tembakan. Keadaan pemain itu sendiri seperti kelelahan, penguasaan terhadap keseimbangan yang kurang dan mental yang buruk akan mengurangi keberhasilan dalam melakukan tembakan. Selain itu situasi dari luar seperti misalnya ada penjaga yang menghalang-halangi akan mempersulit dalam melakukan tembakan.

c. Pelaksanaan Teknik Dasar Shooting

Shooting atau tembakan yang dimaksud adalah menembakan bola ke jala atau karanjang dari belakang garis hukuman dengan jarak 4,6 meter. Secara teknis, kunci pokok keberhasilan dalam melakukan tembakan adalah pola gerakan (dasar mekanika) shooting tersebut. Dasar mekanika dalam melakukan tembakan menurut Hal Wissel (1996:46) antara lain, “ pandangan, keseimbangan, posisi tangan, pengaturan siku, irama tembakan, dan pelaksanaannya “. Hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik tembakan dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pada saat melaksanankan tembakan, pandangan mata harus cermat dan terpusat pada keranjang. Pemain harus memusatkan perhatian dan pandangan mata ke arah keranjang. Pandangan mata harus terfokus pada sasaran yang akan dituju. Dengan pandangan yang cermat akan dapat menambah keakuratan dalam melakukan tembakan.

2) Keseimbangan

Dalam melakukan tembakan, keseimbangan tubuh harus dijaga. Dengan keseimbangan tubuh yang baik, akan dapat menambah kemampuan dalam memberikan tenaga pada bola, selain itu irama gerakan dalam melakukan tembakan akan lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Hal Wissel (1996:46) bahwa, “ berada dalam keseimbangan memberikan anda tenaga dan kontrol irama tembakan anda “ . kemampuan dalam memberikan tenaga dan mengontrol irama tembakan tersebut akan menambah keakuratan dalam melakukan tembakan.

Menurut Hal Wissel (1996:46) bahwa, “ posisi kaki adalah dasar keseimbangan, dan menjaga kepala segaris kaki sebagai kontrol keseimbangan “. Oleh karena itu posisi kaki harus tepat, dan sikap kepala harus segaris dengan kaki. Dasar penumpu tubuh manusia pada waktu berdiri adalah kaki. Agar keseimbangan dapat terjaga dalam melakukan tenbakan kaki harus direntangkan selebar bahu, dan badan tegak agar kepala segaris dengan dasar penumpu tersebut.

3) Posisi Tangan

Posisi tangan sangat penting dalam melakukan tembakan pinalti. Untuk menembak adalah penting menempatkan tangan yang tidak menembak di bawah bola sebagai penjaga keseimbangannya. Posisi ini disebut blac-ung-tuck. Tangan untuk menembak bebas dan tidak perlu menjaga keseimbangan bola. Tangan cukup rapat dengan rileks dan jari-jari terentang secukupnya. Ibu jari tangan penembak rileks dan tidak terentang lebar (menghindarkan tegangan pada tangan dan lengan atas). Posisi tangan yang rileks akan menjadi arah alami, bola berada pada jari, jadi tidak berada pada telapak tangan. Tangan yang tidak menembak di bawah bola. Berat bola seimbang paling (jari manis dan kelingking). Lengan dari tangan yang tidak menembak pada sisi yang leluasa dengan siku menunjuk ke belakang dan kesamping. Tangan yang menembak secara langsung di belakang bola, jari telunjuk pada titik tengah , bola dilepaskan dari jari telunjuk. Pada lemparan bebas jari telujuk tepat di katup atau tanda lain pada bagian tengah bola, agar kontrol dan sentuhan ujung jari yang sudah terbangun dapat menghasilkan lemparan yang lembut tapi tepat.

4) Pengaturan Siku

Bola didepan dan diatas bahu untuk menembak, antara telinga dan bahu. Siku-siku tetap didalam, bola sejajar dengan basket (ring). Beberapa pemain tidak memiliki kelenturan untuk menempatkan tangan yang menembak di belakang bola saat siku didalam. Pada kasus seperti ini,

pertama-tama tangan di belakang bola dan kemudian gerakan siku ke dalam sejauh mana . menembak adalah sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak, kelenturan pergelangan dan jari tangan. Tembakan bola dengan halus, bersamaan dengan gerakan mengangkat yang ritmis. Kekuatan inti dan ritmis tembakan berasal dari gerakan naik turun kaki. Lutut sedikit lentur. Tekuk lutut dan kemudian rentangkan sepenuhnya di dalam gerakan naik turun. Saat kaki terentang sepenuhnya, punggung dan bahu terentang ke arah atas. Ketika tembakan dimulai bola diatur kembali mulai dari tangan penyeimbang ke tangan menembak. Cara terbaik saat menyinggungkan bola adalah dengan menarik pergelangan tangan sampai terlihat lipatan kulit. Sudut ini memberikan pelepasan yang cepat dan follow through yang konsisten. Arah lengan, pergelangan tangan dan jari lurus pada ring dengan sudut kemiringan 45 sampai 60 derajat, rentang lengan lurusnya sampai siku. Dorongan dan kontrol terakhir tembakan berasal dari pelenturan pergelangan tangan dan jari depan ke bawah. Bola lepas dari jari tengah dengan sentuhan ujung jari yang lembut untuk membuat putaran sisi belakang bola dan memperhalus tembakan. Keseimbangan tangan dipertahankan pada bola sampai titik pelepasan.

5) Irama Tembakan

Suatu hal yang sangat penting dalam melakukan tembakan adalah koordinasi antara pandangan mata, posisi kaki, gerakan batang tubuh dan gerakan lengan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hal Wissel (1994:47) bahwa, “ menembak adalah sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak, kelenturan pergelangan dan jari tangan “.

Tenaga dorongan yang diberikan pada bola tergantung dari jarak tembakan. Untuk jarak dekat lengan pergelangan tangan dan jari memberikan dorongan besar. Tembakan jarak jauh memerlukan tenaga atau dorongan kaki, punggung dan bahu. Ritme yang lancer dan follow through yang sempurna juga akan meningkatkan jarak tembak.

Setelah bola lepas dari jari tengah, lengan bertahan untuk tetap diatas dan terentang sepenuhnya dengan jari tengah menunjuk lurus pada target. Telapak tangan menghadap ke bawah, dan telapak tangan keseimbangaan menghadap ke atas. Mata bertahan pada sasaran, dan lengan tetap di atas pada posisi penyelesaian follow through sampai bola menyentuh ring lalu bersiap kembali masuk.

6) Pelaksanaan Tembakan

Berdasarkan pelaksanaannya teknik shooting dibagi menjadi beberapa tahap, tahap-tahap gerakan di dalam melakukan shooting merupakan gerak yang berkesinambungan dan harus dilakukan dengan koordinasi gerakan yang baik. Menurut Hal Wissel (1994:47) bahwa, “ secara garis besar pelaksanaan tembakan terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan follow through “. Pelaksanaan tiap tahapan teknik shooting tersebut adalah sebagai berikut :

Fase Persiapan

Gambar 1. Fase persiapan gerakan shooting ( Hal Wissel 1996:48 ) Keterangan :

1. Lihat target

2. Kaki terentang selebar bahu

3. Jari kaki lurus

4. Lutut dilenturkan

5. Bahu dirilekskan

6. Tangan yang tidak menembak berada dibawah bola

7. Tangan untuk menembak di belakang bola

8. Ibu jari rileks

9. Siku masuk ke dalam

Fase Pelaksanaan

Gambar 2. Fase pelaksanaan gerakan shooting ( Hal Wissel 1996:49 ) Keterangan :

1. Lihat target

2. Rentangkan kaki, punggung, bahu

3. Rentangkan siku

4. Lenturkan pergelangan dan jari-jari ke depan

5. Lepaskan ibu jari

6. Tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas

7. Irama yang seimbang

Gambar 3. Fase follow-through gerakan shooting ( Hal Wissel 1996:49 ) Keterangan :

1. Lihat target

2. Lengan terentang

3. Jari telunjuk menunjuk pada target

4. Telapak tangan ke bawah saat shooting

5. Seimbangkan dengan telapak tangan ke atas

3. Latihan a. Pengertian Latihan

Prestasi dalam olahraga membutuhkan berbagai kemampuan khusus yang hanya dapat dicapai melalui proses latihan. Adapun pengertian latihan atau training, menurut Harsono (1988:101) adalah “ proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah beban latihannya atau pekerjaannya “. Menurut Sudjarwo (1993:14), “ latihan adalah suatu proses sistematis secara berulang-ulang secara konstan (ajeg) dengan selalu memberikan peningkatan beban latihan “.

Dari pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa latihan olahraga adalah suatu aktivitas olahraga yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan peningkatan beban secara periode dan berkelanjutan yang dilakukan berdasarkan pada jadwal, pola dan sistem serta metodik tertentu untuk mencapai tujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga. Aspek-aspek yang dikembangkan dalam latihan meliputi aspek fisik, teknik, taktik dan mental.

b. Prinsip-prinsip Latihan

Pelaksanaan latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Dengan penerapan prinsip-prinsip latihan yang benar diharapkan prestasi seorang atlet akan dapat meningkat. Menurut Harsono (1988:102-112), prinsip-prinsip dasar latihan yang dapat diterapkan pada setiap cabang olahraga adalah sebagai berikut :

“ (1) Prinsip beban lebih (overload principle), (2) Prinsip perkembangan menyeluruh, (3) Prinsip spesialisasi, dan (4) Prinsip individualisasi “.

Adapun menurut A. Hamidsyah Noer (1996:8-11), prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam latihan olahraga terdiri dari :

(1) Latihan yang dilakukan hendaknya berulang-ulang (2) Latihan yang diberikan harus cukup berat

(3) Latihan yang diberikan harus cukup meningkat (4) Latihan yang harus dilakukan secara teratur (5) Kemampuan berprestasi

Dari kedua pendapat di atas dapat diuraikan mengenai prinsip yang penting dalam latihan, khususnya latihan teknik yaitu meliputi, prinsip beban lebih (overload principle), prinsip perkembangan menyeluruh, prinsip pengulangan dan keteraturan, prinsip kekhususan (spesialissasi) serta prinsip individualisasi. Prinsip-prinsip latihan yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan diuraikan sebagai berikut :

1) Prinsip Beban Lebih (Overload Principle)

Prinsip beban lebih merupakan prinsip dasar dalam latihan. Sebab kemampuan atlit hanya akan meningkatkan jika beban latihan lebih berat dari beban yang diterima sebelumnya. Menurut Pate R, Rotella R. & Mc Clenaghan B. (1993:318) mengemukakan bahwa, “ sebagian besar sistem fisiologi dapat menyesuikan diri pada tuntunan fungsi yang melebihi dari pada yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari ”.

Dengan pembebanan yang lebih berat dari sebelumnya tersebut, akan merangsang tubuh untuk beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan meningkat. Beban kerja dalam latihan harus cukup berat, yaitu berada diatas ambang rangsang latihan. Menurut Harsono (1988:103) bahwa,

“ Kalau beban latihan terlalu ringan atau tidak ditambah (tidak diberi overload), maka berapa lamapun kita berlatih, betapa seringpun kita berlatih atau sampai bagaimana lelahpun kita mengulang-ulang latihan tersebut, peningkatan prestasi tidak akan mungkin “.

Dengan demikian untuk meningkatkan prestasi atlit beban yang diberikan latihan harus lebih berat dari sebelumnya. Oleh karena itu prinsip beban lebih ini harus benar-benar diterapkan dalam pelaksanaan latihan. Tetapi harus selalu diingat, bahwa beban latihan yang diberikan tidak boleh terlalu berat dan berlebihan. Sebab jika beban latihan yang diberikan tersebut terlalu berat dan berlebihan, yang diperoleh bukanlah kemajuan kondisi fisik, tetapi sebaliknya akan terjadi cidera dan fisik menurun karena sakit. Untuk menghindari pemberian beban yang berlebihan, maka peningkatan beban latihan diberikan secara progresif. Yang dimaksud dengan peningkatan beban secara progresif adalah peningkatan beban secara teratur dan bertahap sedikit demi sedikit. Dengan pemberian beban tersebut maka kemampuan tubuh akan berkembang terus.

2) Prinsip Perkembangan Menyeluruh

Sasaran dalam latihan olahraga adalah perkembangan fisik atlit secara menyeluruh. Meskipun pada akhirnya tujuan dalam latihan adalah kemampuan yang bersifat khusus, namun kemampuan yang bersifat khusus tersebut harus didasari oleh kemampuan kondisi fisik yang baik secara menyeluruh. Hal ini sesuai dengan pendapat Harsono (1988:109) yang mengatakan bahwa, “ secara fungsional, spesialisasai dan kesempurnaan penguasaan suatu cabang olahraga didasarkan pada perkembangan multilateral ini ”. Dengan demikian dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga prinsip perkembangan menyeluruh ini harus diterapkan.

3) Prinsip Pengulangan dan Keteraturan

Prinsip dasar dalam melakukan latihan adalah prinsip pengulangan dan keteraturan. Apalagi dalam melatih suatu keterampilan dalam olahraga, gerakan yang dilatihkan harus dilakukan secara berulang-ulang secara teratur. Gerakan yang dilatihkan harus dilakukan berulang-ulang sehingga terjadi otomatisasi gerakan. Hal ini sesusi dengan pendapat A. Hamidsyah Noer (1995:91) yaitu bahwa, “ dengan pengulangan suatu gerakan yang dilakukan secara terus menerus maka akhirnya gerakan tersebut akan menjadi gerakan yang otomatis ”. Berkaitan dengan hal tersebut Harsono (1988:102) mengemukakan bahwa:

“ Dengan berlatih secara sistematis dan melalui pengulangan-pengulangan (repetitions) yang konstan maka organisasi-organisasi mekanisme neurophysiologis kita akan menjadi bertambah baik, gerakan yang semula sukar dilakukan lama kelamaan akan merupakan gerakan-gerakan yang otomatis dan reflektif yang makin kurang membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf daripada sebelum melakukan latihan-latihan tersebut “.

Pencapaian prestasi dalam permainan bola basketdapat dicapai jika diunjang kemampuan teknik yang dilakukan secara otomatis dan reflektif. Keterampilan dasar yang ada dalam permainan bola basket harus dilatihkan secara berulang-ulang dan teratur agar ketrampilan tersebut menjadi suatu gerakan yang otomatis dan reflektif. Menurut Frank Mc Guire (1991:15) bahwa, “ pengulangan terhadap drill sampai menjadi suatu kebiasaan, jelas merupakan rahasia untuk menguasai skill-skill dalam basket ”. Gerakan-gerakan yang otomatis dan reflektif, merupakan gerakan yang dilakukan dengan cepat dan efisien dalam penggunaan tenaga. Hal ini akan memungkinkan pencapaian prestasi yang lebih baik.

4) Prinsip Kekhususan (Spesialisasi)

Pengaruh yang ditimbulkan akibat latihan itu bersifat khusus, sesuai dengan karakteristik

Dalam dokumen PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING (Halaman 17-34)

Dokumen terkait