• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk menjelaskan secara komprehensif kajian aspek keuangan dari suatu rencana bisnis, lihatlah Eksibit-6 di akhir bab ini.

EKSIBIT 6

Analisis Kasus Aspek Finansial

A. Topik

Karena mulai pertengahan tahun 1997 sampai tahun 2000-an saat ini harga-harga barang belum stabil, maka untuk contoh kasus ini kita hendaknya menganggap bahwa harga-harga adalah stabil agar perhitungan menjadi lebih mudah. PT. BICYCLE mencoba membangun pabrik yang memproduksi stang sepeda untuk dua model sepeda yang diproduksikan.

Dalam kaitan dengan analisis keuntungan ini, perusahaan ingin mengetahui hal-hal : 1. Pengadaan mesin-mesin, apakah sebaiknya dipilih alternatif membeli (buy) atau

menyewa (leasing).

2. Apakah proyek dapat diartikan menguntungkan dalam pengoperasiannya (misalkan umur ekonomis adalah 8 tahun).

B. Pembahasan

Untuk memudahkan pembahasan, telah disiapkan data hipotesis yang akan dipakai untuk mencari besaran-besaran yang dibutuhkan.

1. Kebutuhan Dana

154 Data hipotesis mengenai kebutuhan dana baik untuk aktiva tetap maupun untuk modal kerja (dalam satuan rupiah) disajikan seperti tertera dibawah.

Untuk Aktiva Tetap

Jenis Aktiva Tetap Jumlah

- Tanah - Bangunan

- Main machineries - Material Handling - Aktiva Tetap Lainnya

3.950.100.000 5.108.320.000 7.456.500.000 627.000.000 836.000.000

Total 17.977.920.000

Untuk Modal Kerja

Jenis Modal Kerja Jumlah

- Biaya pra-operasi

- Bunga selama masa konstruksi - Modal kerja tambahan (tahun I)

500.000.000 132.000.000 6.1000.000.000

Total : 6.732.000.000

Jumlah keseluruhan kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja adalah Rp. 17.977.920.000 + Rp. 6.732.000.000 = Rp. 24.709.920.000.

2. Sumber Dana

Sumber dana yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya terbagi atas dua bagian, yaitu untuk membiayai aktiva tetap dan membiayai modal kerja.

Untuk Aktiva Tetap

155 Misalkan perusahaan merencanakan pengalaman main machineries dan material handling-nya dengan cara leasing apabila lebih menguntungkan daripada membeli.

Bila diketahui biaya sewa per tahun sebesar Rp. 2.155.100.000,- sedangkan bila membeli secara tunai harganya Rp. 8.083.500.000,- maka dengan menggunakan rumus NAL (Net Advantage of Leasing) didapat nilai positif sebesar Rp.

325.657.000,- sehingga perusahaan sebaiknya memilih cara leasing. Untuk pemenuhan kebutuhan dana aktiva tetap lainnya, misalnya akan digunakan modal sendiri sebesar 5 milyar rupiah, sehingga masih dibutuhkan dana dari modal joint venture sebesar Rp. 4.894.420.000,-

Untuk Modal Kerja

Untuk membiayai modal kerja sebesar Rp. 6,723.000.000, digunakan modal sendiri sebesar Rp.32.000.000,- dan sisanya sebesar Rp. 6,700.000.000 milyar rupiah akan dicari dari pinjaman bank dengan tingkat bunga 22%. Pemberian pinjaman diperoleh dengan mencicil secara bertahap, yaitu sebesar Rp. 600.000.000 pada tahun pertama dan Rp. 6.100.000.000 pada tahun kedua.

Dapat dilihat pada tabel berikut bahwa seluruh pinjaman direncanakan akan lunas pada tahun 2006.

Jumlah Pinjaman, Angsuran Pokok dan Bunga (dalam Rp.1000)

156 Berdasarkan perhitungan-perhitungan diatas, maka seluruh dana yang dibutuhkan beserta sumbernya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Jenis Sumber Dana Jumalah (Rupiah) Modal sendiri

Modal joint venture Pinjaman bank Total

5.032.000.000 4.894.420.000 6.700.000.000 16.626.420.000 3. Pendapatan dan Biaya

Rencana Pendapatan, pendapatan direncanakan akan diterima perusahaan dari hasil penjualan seluruh produknya sebagai pengganti produk yang selama ini di-supply oleh para pemasok. Diasumsikan bahwa kenaikan permintaan pipa baja tiap tahun sebesar 5% dengan kapasitas produksi tetap. Kenaikan harga jual tiap tahun diasumsikan sebesar 2%. Dengan adanya 2 jenis pipa yang dihasilkan yaitu pipa jenis A dan jenis B, maka dengan teknik forecasting rencana penjualan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tahun Jenis A Jenis B

Volume (kg)

Harga Jual (ribuan Rp)

Volume (kg)

Harga Jual (ribuan Rp.)

157

Biaya Bahan Mentah. Diasumsikan bahwa kenaikan harga bahan lempengan baja setiap tahun 1,5% dan akan dibeli oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya secara tunai. Asumsi lain adalah bahwa perusahaan memerlukan persediaan untuk 3 bulan atau 25% dari kebutuhan untuk tahun depan. Daftar harga perkiraan untuk bahan mentah disediakan dibawah ini, sedangkan perhitungan kebutuhan dan biaya bahan mentah ada dilampiran II bagian akhir topik studi kasus ini.

158 Biaya tenaga kerja. Untuk melaksanakan produksinya, perusahaan menggunakan tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Data mengenai tenaga kerja dapat dilihat dibawah ini, sedangkan proyeksi biaya tenaga kerjanya dapat dilihat pada lampiran III bagian akhir topik studi kasus ini.

Klasifikasi Jumlah Orang Biaya/tahun Tenaga Kerja Langsung

1. Section Head 2. Foreman 3. Warehouse 4. QCI

5. Workshop

6. Power Maintenance 7. Operator

2 5 5 2 5 2 25

21.430.000 10.714.000 7.714.000 10.715.000 8.572.000 8.570.000 7.714.400

Klasifikasi Jumlah Orang Biaya/tahun

159 Tenaga Kerja Tidak Langsung

1. Office boy 2. Security 3. Driver

4. Administration 5. Accounting

Biaya Penyusurtan dan Amortisasi. Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan disusutkan setiap tahun, dimana nilai buku untuk bangunan akan disusutkan selama 20 tahun dan nilai buku untuk aktiva tetap lainnya selama 5 tahun. Machineries dan material handling karena diperoleh dengan cara leasing, tidak perlu disusutkan.

Metode yang digunakan adalah metode garis lurus tanpa nilai sisa. Perhitungan penyusutan dapat dilihat pada lampiran IV bagian akhir topik studi kasus ini. Biaya pra operasi sebesar Rp.500.000.000 diamortisasi setiap tahun sebesar Rp.100.000.000.

4. Proyeksi Rugi-Laba

Dari data mengenai pendapatan dan biaya dapat disusun suatu proyeksi laba rugi perusahaan. perincian pengolahannya dapat dilihat pada lampiran V bagian akhir topik studi kasus ini.

5. Proyeksi Angsuran Kas

Sebelum disusun suatu proyeksi neraca, perlu disusun rincian mengenai anggaran kas perusahaan. rinciannya dapat dilihat pada lampiran IV bagian akhir topik studi kasus ini.

6. Proyeksi Neraca

160 Selanjutnya perlu dibuat proyeksi neraca perusahaan. Rincian mengenai proyeksi neraca selama 9 tahun ini dapat dilihat pada lampiran VII bagian akhir topik studi kasus ini.

7. Proyeksi Aliran Kas Bersih

Proyeksi aliran kas bersih untuk jangka waktu 8 tahun dapat dilihat pada lampiran VIII. Dari lampiran ini dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan modal kerja setiap tahunnya. Rincian data mengenai kenaikan modal kerja dapat dilihat pada lampiran IX bagian akhir topik studi kasus ini.

8. Penilaian Investasi

Selanjutnya, setelah seluruh data yang dibutuhkan dalam rangka melakukan penilaian investasi diketahui, pada bagian ini proses penilaian kelayakan tersebut dijelaskan berdasarkan pemakaian metode-metode yang telah dipaparkan sebelumnya.

Metode Payback Period (PP). Perhitungan untuk mencari jangka waktu pengembalian investasinya adalah sebagai berikut :

Initial Investment : 10.526.420.000 Tahun 1: Net cash flow 2000 : (5.141.900.000) Tahun 2: Net cash flow 2001 : 3.022.092.000 Tahun 3: Net cash flow 2002 : 8.608.599.000

Sisa : 4.037.629.000

Net cash flow tahun 2003 sebesar Rp. 8.977.865.000, sehingga sisa waktu payback adalah :

4.037.629.000 x 12 bulan = 5 bulan 12 hari 8.977.865.000

Jadi keseluruhan proyek adalah 3 tahun 5 bulan 12 hari. Oleh karena perusahaan menetapkan umur ekonomis 8 tahun maka dari sisi payback periodnya proyek dikatakan layak.

Metode Net Present Value (NPV). Menganalisis investasi dengan metode ini, memerlukan discount factor yang dicari dari biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 20,90%. Perhitungan mencari discount factor tersebut disajikan dibawah ini : Sumber Dana :

Modal sendiri : Rp. 9.926.420.000 (59,70%)

161 Modal jangka panjang : Rp. 6.700.000.000 (40,30%)

Total : 14,30%

Biaya modal sendiri tanpa utang : 24%

(angka ini sebaiknya dihitung dengan kaidah-kaidah manajemen keuangan, namun untuk keperluan menjelaskan materi ini, angka dianggap telah diketahui)

Biaya modal sendiri dengan memerhatikan leverage :

= 24% + 40,70% (24%-22%) 59,70%

= 25,35%

Selanjutnya dijelaskan mengenai perhitungan untuk mencari biaya modal rata-rata tertimbang.

Komponen Modal Proporsi Biaya Modal Hasil Modal sendiri

Selanjutnya nilai biaya penggunaan modal rata-rata tertimbang sebesar 20,90% ini dipakai sebagai discount factor untuk mencari nilai NPV seperti dijelaskan berikut ini.

Total 26.322.665.228

162 Nilai sekarang aliran kas bersih : Rp. 26.322.665.228

Investasi awal : Rp. 10.526.420.000

NPV : Rp. 15.796.245.228

Oleh karena nilai NPV adalah positif, maka menurut kriteria ini investasi dikatakan layak.

Metode Profitability Index (PI). Perhitungan untuk mencari nilai profitability index untuk proyek adalah sebagai berikut :

Nilai sekarang aliran kas bersih : Rp. 26.332.665.228 Investasi awal : Rp. 10.526.420.000

PI = Rp. 26.332.665.228 = 2,501 Rp. 10.526.420.000

Oleh karena nilai PI > 1 , maka menurut kriteria metode ini, investasi untuk proyek ini dinyatakan layak.

Metode Internal Rate of Return (IRR). Perhitungan untuk mendapatkan IRR dapat dilakukan dengan cara coba-coba. Dalam melakukan pendekatan interpolasi, kasus ini dicoba dengan menggunakan bunga berbeda yaitu sebesar 40% dan 41%.

Perhitungan Present Value (df. 40%) Tahun

Total 10.528.428.817

163 Perhitungan Present Value (df 41%)

Tahun

8 40.140.176.000 0,0640 2.569.368.356

Total 10.067.575.000

NPV untuk DF 40% = 10.528.428.817 - 10.526.420.000

= Rp. 2.008.817

NPV untuk DF 41% = 10.067.575.000 - 10.526.420.000

= (Rp. 458.884.390)

Dengan menggunakan rumus IRR untuk pemakaian dua periode seperti dibawah ini, yaitu :

Dapat dihitung IRR nya sebagai berikut :

IRR = 40%- 2.008.817 x (41%-40%) (-458.884.390-2.008.817)

= 40,004%

164 Oleh karena nilai IRR nya lebih besar dari IRR rata-rata sebesar 20,90 maka menurut criteria ini proyek dinyatakan layak.

Analisis Break Even Point (BEP). Untuk menentukan titik impas pada tahun 2000 dapat dihitung seperti berikut ini.

Harga jual per kg :

Pipa jenis A Rp. 2.108 Pipa jenis B Rp. 2.022 Biaya Variabel per kg :

- Biaya bahan Rp. 1.179

- Biaya Non bahan

 Biaya operasi (7% harga)

Pipa jenis A Rp. 141,54

Pipa jenis B Rp. 141,54

 Biaya penjualan (0,5% harga jual)

Pipa jenis A Rp. 10,54

Pipa jenis B Rp. 10,11

 Biaya administrasi (1% harga jual)

Pipa jenis A Rp. 21,08

Pipa jenis B Rp. 20,22

Total biaya non bahan

pipa jenis A Rp. 179,18

Pipa jenis B Rp. 171,87

Biaya tetap :

- Biaya tenaga kerja langsung Rp. 409.290.000

- Biaya penyusutan Rp. 399.916.000

- Biaya sewa mesin Rp. 2.155.100.000

- Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 575.340.000

- Biaya amortisasi Rp. 100.000.000

- Biaya bunga Rp. 1.474.000.000

Total biaya tetap Rp. 5.053.646.000

165 Dengan menggunakan persamaan matematik sederhana, total penjualan harus sama dengan total biaya, sehingga dimisalkan :

p = jumlah penjualan

a = jumlah penjualan untuk pipa jenis A (dalam kilo gram) b = jumlah penjualan kg untuk pipa jenis B

maka persamaannya adalah :

(2.108 a) + (2.022 b) = (1.179 p) = (1.179,18 a) + (171,87 b) + 5.053.646.000

Telah diketahui bahwa perbandingan jumlah penjulan pipa jenis A dengan pipa jenis B adalah 0,6875 : 0,3125, sehingga dapat ditentukan bahwa nilai a = 0,6875 p dan b

= 0,3125 p.

Selanjutnya, dengan memasukkan harga a dan b pada persamaan diatas, jumlah produksi saat terjadinya BEP dapat diketahui. Pertama, harga p yang merupakan total keseluruhan produk didapat 6.968.342 kg. Kedua, untuk menentukan pipa jenis A yang diproduksi, dihitung dengan cara mengalikan 0,6875 dengan harga p dan untuk pipa jenis B dihitung dengan mengalikan 0,3125 dengan harga p yang masing-masing setelah dihitung didapat jumlah 4.790.735 kg dan 2.177.607 kg.

Pembaca dapat mencoba menghitung terjadinya BEP sampai tahun ke 8, yaitu sampai tahun 2007. Lalu, hasil hitung tersebut dapat dicocokkan dengan hasil akhir yang telah penulis sajikan seperti table dibawah ini.

Tahun Pipa jenis A Pipa jenis B

2007 18.573.726 3.226.667 8.442.603 1.466.667

166 D. DAFTAR PUSTAKA

Buku

1. Hussen Umar “ Studi Kelayakan Bisnis” Jakarta PT Gramedia Utama, november 2009, cetakan kesepuluh.

2. Fuad Husnan dan Sumarsono “ Studi Kelayakan Bisnis”Jogyakarta UPP AMP YKPN 2010.

3. Suswanto Sutojo “Studi Kelayakan Bisnis” jakarta PT Pustaka Binawan Presindo 1999

4. Behrwans dan PM Hawrank “ manual For The Preparation of Indonesia Feasibility Student”Viena United Nation 2011.

5. Dr. Kasmir,S.E.,M.M dan Jakfar, S.E.,M.M “Studi Kelayakan Bisnis” Jakarta Kencana Prenada Media Group, April 2013, cetakan kesembilan edisi revisi

6. Sri Handaru Yuliati,”Studi Kelayakan Bisnis” Tangerang Selatan, Universitas Terbuka, edisi kedua cetakan pertama.

PERTEMUAN KE-8 :

Dokumen terkait