TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten merupakan layanan yang memberikan keterampilan atau konten tertentu pada peserta didik. Penjelasan teori penguasaan konten dimulai dari (1) pengertian layanan penguasaan konten, (2) tujuan layanan penguasaan konten, (3) komponen layanan penguasaan konten, (4) asas layanan penguasaan konten, (5) fungsi penguasaan konten, (6) pendekatan layanan penguasaan konten, (7) pelaksanaan layanan penguasaan konten, (8) operasionalisasi layanan penguasaan konten, (9) penilaian layanan penguasaan konten.
2.3.1 Pengertian Layanan Penguasaan Konten
Dalam perkembangan dan kehidupannya setiap individu perlu menguasai berbagai kemampuan ataupun kompetensi. Dengan kemampuan ataupun kompetensi itulah individu itu hidup dan berkembang.
Layanan penguasaan konten merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada individu (sendiri-sendiri ataupun kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari itu merupakan unit konten yang didalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan yang terkait didalamnya. Layanan penguasaan konten membantu individu
menguasai aspek-aspek konten tersebut secara tersinergikan. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya
Setiap individu perlu menguasai berbagai kemampuan ataupun kompetensi dalam perkembangan dan kehidupannya. Dengan kemampuan atau kompetensi itulah individu hidup dan berkembang. Banyak atau bahkan sebagian besar dari kemapuan atau kompetensi itu harus dipelajari. Untuk itu induvidu harus belajar dan belajar. Kegiatan belajar ini tidak memandang waktu dan tempat, artinya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Dalam kegiatan belajar individu yang bersangkutan menjalani proses pembelajaran dengan mengaktifkan diri sendiri ataupun dengan bantuan orang lain.
Sukardi (2003:39) menyatakan bahwa layanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
Prayitno (2004: 2) mengungkapkan bahwa Layanan Penguasaan Konten merupakan layanan bantuan kepada individu (sendiri-sendiri ataupun dalam kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Kemampuan atau kompetensi ysng dipelajari itu merupakan satu unit konten yang di dalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap, dan tindakan yang terkait di dalamnya. Layanan Penguasaan Konten membantu individu menguasai aspek-aspek konten tersebut secara tersinergikan. Dengan Penguasaan Konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya.
Berdasar penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa layanan penguasaan konten yaitu layanan yang memungkinkan siswa menguasai konten atau keterampilan tertentu dan membantu siswa untuk mengembangkan diri berkaitan dengan sikap, perilaku, kebiasaan dan mengatasi kesulitan belajarnya.
2.3.2 Tujuan Layanan Penguasaan Konten
Adapun tujuan layanan penguasaan konten menurut Prayitno (2004: 2), antara lain sebagai berikut:
2.3.2.1 Tujuan Umum
Layanan Penguasaan Konten menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilaian dan sikap, menguasai cara atau kebiasaan tertentu, untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah-masalahnya. Dengan Penguasaan Konten yang dimaksud individu akan lebih mampu menjalani kehidupannya secara efektif.
2.3.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus layanan PKO terkait dengan fungsi fungsi konseling:
(1) Fungsi Pemahaman, menyangkut konten-konten yang isinya merupakan berbagai hal yang perlu dipahami. Dalam hal ini seluruh aspek konten (yaitu fakta, data, konsep, proses, hokum dan aturan, nilai, dan bahkan aspek yang menyangkut persepsi, afeksi, sikap, dan tindakan) memerlukan pemahaman yang memadai. Konselor dank lien perlu menekankan aspek-aspek pemahaman dari konten yang menjadi focus layanan PKO.
(2) Fungsi Pencegahan, dapat menjadi muatan layanan PKO apabila kontennya memang terarah kepada terhindarkannya individu atau klien dari mengalami masalah tertentu.
(3) Fungsi Pengentasan, akan menjadi arah layanan apabila Penguasaan Konten memang untuk mengatasi masalah yang sedang dialami klien.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik simpulan bahwa tujuan layanan Penguasaan Konten adalah dikuasainya suatu konten tertentu oleh siswa atau siswa. Penguasaan Konten ini perlu bagi individu atau klien untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilaian sikap, menguasai cara-cara kebiasaan tertentu, untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah-masalahnya sehingga individu yang bersangkutan mampu menjalani kehidupan secara efektif.
2.3.3 Komponen Layanan Penguasaan Konten
Komponen layanan penguasaan konten adalah konselor, individu atau klien, dan konten yang menjadi isi layanan.
(1) Konselor
Konselor adalah tenaga ahli pelayanan konseling, penyelenggara layanan penguasaan konten dengan menggunakan berbagai modus dan media layanannya. Konselor menguasai konten yang menjadi isi layanan penguasaan konten yang diselenggarakannya.
Konselor menyelenggarakan layanan penguasaan konten terhadap seorang atau sejumlah individu yang memerlukan penguasaan konten yang menjadi isi layanan. Individu adalah subjek yang menerima layanan, sedangkan konselor adalah pelaksana layanan. Individu penerima layanan penguasaan konten dapat merupakan peserta didik (siswa sekolah), klien yang secara khusus memerlukan bantuan konselor, atau siapapun yang memerlukan penguasaan konten tertentu demi pemenuhan tuntutan perkembangan dan/ataupun kehidupannya
(3) Konten
Konten merupakan isi layanan penguasaan konten, yaitu satu unit materi yang menjadi pokok bahasan atau materi latihan yang dikembangkan oleh konselor dan diikuti atau dijalani oleh individu peserta layanan. Konten dalam layanan penguasaan konten dapat diangkat dari bidang-bidang pelayanan konseling, yaitu :
a) Pengembangan kehidupan pribadi.
b) Pengembangan kemampuan hubungan sosial. c) Pengembangan kegiatan belajar.
d) Pengembangan dan perencanaan karier. e) Pengembangan kehidupan berkeluarga. f) Pengembangan kehidupan beragama
Berkenaan dengan semua bidang pelayanan yang dimaksudkan itu dapat diambil dan dikembangkan berbagai hal yang kemudian dikemas menjadi topik atau pokok bahasan, bahan latihan, dan atau isi kegiatan yang diikuti oleh peserta pelayanan penguasaan konten. Konten dalam layanan penguasaan konten itu
sangat bervariasi, baik dalam bentuk, materi, maupun acuannya. Acuan yang dimaksud itu dapat terkait dengan tugas-tugas perkembangan peserta didik, kegiatan dan hasil belajar siswa, nilai, moral, dan tatakrama pergaulan, peraturan dan disiplin sekolah, bakat, minat, dan arah karir, ibadah keagamaan, kehidupan, dalam keluarga dan berkeluarga, dan secara khusus permasalahan individu atau klien.
2.3.4 Asas Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten pada umumnya bersifat terbuka. Asas yang paling diutamakan adalah asas kegiatan, dalam arti peserta layanan diharapkan benar-benar aktif mengikuti dan menjalani semua kegiatan yang ada didalam proses layanan. Asas kegiatan ini dilandasi oleh asas kesukarelaan dan keterbukaan dari peserta layanan. Dengan ketiga asas tersebut proses layanan akan berjalan lancar dengan keterlibatan penuh pesrta layan.
Secara khusus, layanan penguasaan konten dapat diselenggarakan terhadap klien tertentu. Layanan khusus ini dapat disertai asas kerahasiaan, apabila klien dan kontennya menghendaki. Dalam hal ini konselor harus memenuhi dan menepati asas tersebut.
2.3.5 Fungsi Penguasaan Konten
Fungsi dari layanan penguasaan konten yaitu fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Menurut Prayitno dan Amti (2004 : 215) fungsi pemeliharaan dan pengembangan berarti memelihara segala sesuatu yang baik (positif) yang ada
dalam diri individu (siswa), baik hal itu merupakan bawaan meupun hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini.
Senada dengan hal tersebut Mugiarso (2005: 33) mengungkapkan bahwa fungsi pengembangan dan pemeliharaan berarti bahwa layanan yang diberikan dapat membantu para klien dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantab, terarah, dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian klien dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
2.3.6 Pendekatan Layanan Penguasaan Konten
Layanan Penguasaan Konten pada umumnya diselenggarakan secara langsung (bersifat direktif) dan tatap muka, dengan format klasikal, kelompok, atau individual. Penyelenggara layanan (konselor) secara aktif menyajikan bahan, memberikan contoh, merangsang, mendorong, dan menggerakkan (para) peserta untuk berpartisipasi aktif mengikuti dan menjalani materi dan kegiatan layanan. Dalam hal ini konselor menegakkan dua nilai proses pembelajaran, yaitu:
2.3.6.1High-touch,
yaitu sentuhan-sentuhan tingkat tinggi yang mengenai aspek-aspek kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan (terutama aspek-aspek afektif, semangat, sikap, nilai dan motal), melalui implementasi oleh konselor:
(1) Kewibawa
(3) Keteladanan
(4) Pemberian penguatan
(5) Tindakan tegas yang mendidik 2.3.6.2High-tech,
yaitu teknologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas Penguasaan Konten, melalui implementasi oleh konselor:
(1) Materi pembelajaran (dalam hal ini konten) (2) Metode pembelajaran
(3) Alat bantu pembelajaran (4) Lingkungan pembelajaran (5) Penilaian hasi pembelajaran
2.3.7 Pelaksanaan Layanan Penguasaan Konten
Layanan Penguasaan Konten dilaksanakan dalam bentuk kegiatan klasikal, kelompok dan perorangan. Materi layanan Penguasaan Konten secara klasikal (diikuti oleh seluruh siswa dalam kelas) dengan metode ceramah dengan disertai tanya jawab bahkan diskusi dapat diselenggarakan. Metode ini dapat dilengkapi dengan peragaan, pemberian contoh, tanyangan film dan video (Sukardi, 2003: 43).
Teknik atau metode yang dapat digunakan dalam layanan Penguasaan Konten menurut Prayitno, (2004: 10) adalah
(1) Penyajian, konselor menyajikan materi pokok konten, setelah para peserta disiapkan sebagaimana mestinya.
(2) Tanya jawab dan diskusi, konselor mendorong partisipasi aktif dan langsung para peserta, untuk memantapkan wawasan dan pemahaman peserta, serta berbagai kaitan dalam segenap aspek-aspek konten.
(3) Kegiatan lanjutan, sesuai dengan pendekatan aspek tertentu dari konten dilakukan berbagai kegiatan lanjutan. Kegiatan ini dapat berupa:
(a) Diskusi kelompok
(b) Penugasan dan latihan terbatas (c) Survai lapangan, studi kepustakaan (d) Percobaan
(e) Latihan tindakan
2.3.8 Operasionalisasi Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasan konten terfokus kepada dikuasainya konten oleh para peserta yang memperoleh layanan. Untuk itu layanan ini perlu direncanakan, dilaksanakan serta dievaluasi secara tertib dan akurat.
(1) Perencanaan
(a) Menetapkan subjek atau peserta layanan.
(b) Menetapkan dan menyiapkan konten yang akan dipelajari secara rinci dan kaya.
(c) Menetapkan proses dan langkah-langkah layanan.
(d) Menetapkan dan menyiapkan fasilitas layanan, termasuk media dengan perangkat keras dan lemahnya.
(2) Pelaksanaan
(a) Melaksanakan kegiatan layanan melalui pengorganisasian pross pembelajaran penguasaan konten.
(b) Mengimplementasikan high-touch dan high-tech dalam proses pembelajaran
(3) Evaluasi
(a) Menetapkan materi evaluasi. (b) Menetapkan prosedur evaluasi. (c) Menyusun instrument evaluasi. (d) Mengaplikasikan instrumen evaluasi. (e) Mengolah hasil aplikasi instrumen. (4) Analisis Hasil evaluasi
(a) Menetapkan norma/standar evaluasi. (b) Melakukan analisis.
(c) Menafsirkan hasil evaluasi. (5) Tindak Lanjut
(a) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut.
(b) Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada peserta layanan dan pihak-pihak terkait.
(c) Melaksanakan rencana tindak lanjut. (6) Laporan
(a) Menyusun laporan pelaksanaan layanan penguasaan konten. (b) Menyampaikan laporan kepada pihak terkait.
(c) Mendokumentasikan laporan layanan.
2.3.9 Penilaian Layanan Penguasaan Konten
Secara umum penilaian terhadap hasil Penguasaan Konten diorientasikan kepada diperolehnya UCA (understanding—pemahaman baru, comfort—perasaan lega, dan action—rencana kegiatan pasca layanan). Secara khusus, penilaian hasil layanan Penguasaan Konten ditekankan kepada penguasaan peserta atau klien atas aspek-aspek konten yang dipelajari. Penilaian hasil layanan diselenggarakan dalam tiga tahap:
1)Penilaian segera (laiseg), penilaian yang diadakan segera menjelang diakhirinya setiap kegiatan layanan
2)Penilaian jangka pendek (laijapen), penilaian yang diadakan beberapa waktu (satu minggu sampai satu bulan) setelah kegiatan layanan.
3)Penilaian jangka panjang (laijapang), penilaian yang diadakan setelah satu bulan atau lebih pasca layanan.
Laijapen dan laijapan dapat mencakup penilaian terhadap konten untuk sejumlah sesi layanan Penguasaan Konten, khususnya untuk rangkaian konten-konten yang berkelanjutan. Format penilaian dapat tertulis ataupun lisan.