• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lembaga Sosial Keagamaan

Dalam dokumen sma12sos Sosiologi3 AmanNurHidayahGrendy (Halaman 100-103)

A . Pengertian Lembaga Sosial Pengertian Lembaga Sosial Pengertian Lembaga Sosial Pengertian Lembaga Sosial Pengertian Lembaga Sosial

4. Lembaga Sosial Keagamaan

Pengertian agama dalam konsep Sosiologi adalah: kepercayaan terhadap hal-hal yang spiritual; perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual yang dianggap sebagai tujuan tersendiri; dan ideologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural. Dalam konsepsi ini, agama memiliki peranan yang paling penting dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan sosial, keberadaan lembaga agama sangat mempengaruhi perilaku manusia. Dengan agama manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Menurut Durkheim, agama merupakan sistem yang terpadu, terdiri atas keyakinan dan praktek yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan menyatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas moral yang dinamakan umat. Dengan demikian, agama merupakan pedoman hidup manusia untuk dapat berhubungan dengan Pencipa dan berhubungan dengan sesama manusia. Lembaga sosial keagamaan inilah yang mengatur tata tertib dan BerketuhananYang Maha Esa.

Agama merupakan sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan mempersatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas moral yang dinamakan umat. Dalam konsep Sosiologi, agama merupakan gejala sosial yang umum, yang dimiliki oleh seluruh masyarakat di dunia tanpa kecuali. Agama merupakan salah satu aspek dalam kehidupan sosial dan bagian dari sistem sosial suatu masyarakat. Dengan demikian, agama merupakan suatu pandangan hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan individu maupun kelompok.

A

A A

A

Berdasarkan sudut pandang pemahaman manusia, agama mempunyai dua segi yang membedakan dalam perwujudannya, yaitu segi kejiwaan dan segi objektif. Segi kejiwaan berkenaan dengan apa yang dirasakan penganut agama mengenai kondisi subjektif dalam jiwa manusia. Sedangkan kondisi objektif merupakan dimensi luar tentang empiris dari agama. Segi objektif inilah yang dapat dipelajari apa adanya, dan dengan demikian dapat dipelajari menggunakan metode ilmu sosial.

Lembaga-lembaga yang berhubungan dengan kehidupan beragama dalam masyarakat adalah ibadah, pendidikan agama dan dakwah, hukum dan pengadilan agama, partai politik yang berdasarkan agama, ekonomi yang berdasarkan agama, keluarga, sosial, pertahanan, ilmu pengetahuan, kesusasteraan, dan kesenian.

a. Hubungan Agama dengan Lembaga Lain

Peranan penting agama bagi manusia selalu terkait dengan lembaga sosial yang lain. Dalam sistem kemasyarakatan yang kompleks, pranata keagamaan yang ada juga sangat kompleks dan bermacam ragam, sesuai dengan tujuan masing-masing lembaga agama. Dalam suatu badan atau organisasi keagamaan saja, terdapat banyak lembaga-lembaga agama. Dalam keadaan ini, peran agama akan semakin meluas karena adanya divergensi lembaga-lembaga agama tersebut. Masing-masing lembaga biasanya memiliki karakteristik dan pola masing-masing sesuai dengan tujuannya. Untuk memperjelas eksistensi lembaga agama dalam kehidupan sosial, maka akan lebih bermakna apabila menghubungkan lembaga agama dengan lembaga-lembaga yang lain, dalam mengkaji bahasan berikut ini.

1) Agama dan Keluarga

Agama merupakan pengendali lembaga keluarga. Tanpa berpegang pada keyakinan agama, suatu keluarga tidak akan memiliki pedoman hidup sejati, yang sangat bermanfaat bagi orang yang memeluknya. Keluarga juga akan kehilangan arah, tidak teratur, dan dampaknya tidak dapat bermasyarakat dengan baik.

Akan sangat berbeda dengan keluarga yang berpegang teguh terhadap agama, maka perilakunya akan sesuai dengan tuntutan agama dan dapat bermasyarakat dengan baik. Ketika agama melarang perzinaan, pelacuran, perceraian, maka bagi keluarga yang berkeyakinan teguh akan menghindarkannya, karena yakin jika melanggar akan mendapat sanksi agama. Ketika agama menganjurkan untuk berperilaku baik dengan tetangga dan masyarakat, maka ia pun akan melaksanakannya. Jelasnya, peran lembaga agama sangat besar tehadap keteraturan lembaga keluarga.

2) Agama dan Politik

Agama dan politik memiliki hubungan yang berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Lembaga agama sesuai dengan pedoman hidup manusia, memberikan kekuatan moral bagi manusia sesuai dengan tuntutannya.

Kekuatan moral inilah yang dapat berfungsi terhadap lembaga politik untuk bermain politik di bawah kendali moral. Meskipun tujuan akhir dari politik adalah kekuasaan, namun keluarga itu tidak terlepas dari sikap moral. Hal ini mengingat agama juga menganjurkan agar setiap orang mampu menjadi pemimpin. Begitu pula dengan cara-cara untuk mendapatkan kekuasaan, maka agama memerintahkan agar kekuasaan itu diperoleh dengan cara yang baik, tidak merugikan pihak lain, dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral pada masyarakat.

3) Agama dan Ekonomi

Agama dan ekonomi juga memiliki hubungan yang berkesinambungan. Kegiatan ekonomi yang baik dalam kehidupan bemasyarakat akan berlandaskan pada kaidah-kaidah agama. Perilaku produksi, distribusi, maupun konsumsi akan menunjukkan hal yang positif jika didasari oleh kekuatan agama. Kegiatan ekonomi yang demikian tidak akan menimbulkan kerugian pada masyarakat. Manusia diperbolehkan mencari harta sebanyak-banyaknya karena tidak ada satupun agama yang melarangnya. Namun yang perlu dperhatikan adalah apakah proses pencapaian itu sudah benar atau belum, sesuai dengan keyakinan agama atau tidak. Agama juga memerintahkan manusia untuk menjalankan pola kerja yang baik, perilaku konsumsi yang benar, dan hal-hal lain bersifat positif. Jika dalam melakukan kegiatan ekonomi orang tidak didasari oleh kekuatan agama, maka yang timbul adalah kecurangan-kecurangan pola kerja yang tidak baik, kolusi, dan nepotisme, serta hal-hal lain yang sifatnya destruktif.

4) Agama dan Pendidikan

Pendidikan manapun yang tidak didasari oleh agama akan runtuh. Hal ini dilihat dalam filosofi yang mengatakan bahwa, agama tanpa ilmu buta, dan ilmu tanpa agama membabi buta. Filosofi ini menunjukkan bahwa hubungan antara agama dengan pendidikan atau ilmu sangat erat, tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Jika agama tanpa ilmu maka tidak akan mampu melihat secara utuh ilmu ataupun fungsi agama secara nyata. Begitu pula ilmu tanpa agama akan kehilangan arah, tidak terkendali, dan menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat. Penyalahgunaan narkotika, alkohol, perang, adalah bukti ilmu yang tidak didasari oleh norma-norma agama.

b. Fungsi Agama

Secara umum, agama memiliki fungsi praktis bagi umat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi praktis ini pada gilirannya akan membentuk suatu pola yang disepakati oleh pemeluk agama yang bersangkutan, dan dilaksanakannya pola-pola tersebut sebagai suatu hal yang normatif. Borton dan Hunt mengidetifikasikan fungsi agama menjadi dua kriteria, yaitu fungsi manifest dan fungsi laten. Adapun ruang lingkup kedua fungsi tersebut adalah sebagai berikut.

1) Fungsi Manifest Agama

Fungsi ini menyangkut tiga hal pokok yang dijadikan pedoman oleh umat manusia, yakni sebagai berikut.

a) Adanya ajaran atau doktrin yang menggariskan hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan dengan sesama manusia.

b) Ritual keagamaan yang melambangkan keyakinan dan mengingatkan manusia dengan keyakinan tersebut.

c) Keyakinan tersebut dijadikan acuan dalam membentuk norma perilaku.

2) Fungsi Laten

Dalam pola menjalankan keyakinan, tidak dapat dihindarkan menunjukkan munculnya kelas sosial atas dasar tingkat keyakinan atau keimanan. Individu yang tingkat keimanannya tinggi akan sangat dihormati oleh para penganut keyakinan tersebut. Begitu pula apabila tingkat keyakinannya berkurang akan kurang dihormati lingkungannya. Namun secara sadar ataupun tidak, munculnya kelas sosial berdasarkan tingkat keyakinan ini dapat menimbulkan potensi konflik atau bahaya laten terjadinya pertentangan di antara sesama penganut keyakinan tersebut. Untuk mencegah timbulnya konflik, maka diciptakan suatu pola hubungan yang baik antara individu yang tingkat keimanannya tinggi dengan individu yang tingkat keimanannya sedang atau rendah. Pola hubungan inilah yang pada gilirannya menjadi suatu tradisi dalam masyarakat.

Amatilah lembaga keagamaan yang ada di lingkungan masyarakat sekitar kalian! Temukan bagaimana fungsi keagamaan dan fungsi sosialnya dalam memenuhi kebutuhan manusia, baik lahir maupun batin!

Dalam dokumen sma12sos Sosiologi3 AmanNurHidayahGrendy (Halaman 100-103)

Dokumen terkait