• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKS merupakan salah satu bahan ajar yang penting untuk tercapainnya

keberhasilan dalam pembelajaran Fisika. Menurut Damayanti, dkk, (2013: 58) menyatakan bahwa , LKS yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. LKS berisi lembaran-lembaran tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan ini berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.

17

Dalam proses pembelajaran guru seharusnya memiliki atau menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar.

Karsli & Sahin, ( 2009) menyatakan bahwa dengan pembelajaran menggunakan LKS dapat berguna bagi guru untuk meningkatkan kembali keterampilan proses sains mereka. Salah satu upaya untuk menumbuh kembangkan minat dan simpati siswa pada pelajaran Fisika pembelajarannya dengan menggunakan LKS model Inkuiri, (Kaltakci & Oktay, 2011).

Djamarah dalam Rahayu, dkk, (2013: 79) menyebutkan fungsi LKS dalam proses pembelajaran yaitu:

(1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik; (2) Sebagai bahan ajar yang

mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan; (3) Sebagai bahan ajar ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; (4)

Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

Bahan ajar yang akan dikembangkan pada penelitian ini menggunakan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa model inkuiri dengan pendekatan keterampilan proses pada materi hukum Newton. LKS merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan di dalam proses pembelajaran. LKS digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai kompetensi dasar siswa.

Menurut Trianto, (2009: 223) menyatakan bahwa;

Lembar Kerja Siswa (LKS) memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian yang

ditempuh. Pengetahuan awal dari pengetahuan dan pemahaman siswa diberdayakan melalui penyediaan media belajar pada setiap kegiatan eksperimen sehingga situasi belajar menjadi lebih bermakna, dan dapat

18

berkesan dengan baik pada pemahaman siswa. Karena nuansa keterpaduan konsep merupakan salah satu dampak pada kegiatan pembelajaran, maka muatan materi setiap lembar kerja siswa pada setiap kegiatannya

diupayakan dapat mencerminkan hal itu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa format LKS disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Hal ini mengakibatkan LKS harus dibuat oleh guru bidang studi yang bersangkutan agar kegiatan pembelajaran menjadi

bermakna. Selain itu jika LKS disusun oleh guru maka format LKS dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi pembelajaran sehingga keberadaan LKS membuat siswa dapat memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian yang ditempuh. Guru yang mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman siswa, membuat

pemanfaatan LKS yang disusun oleh guru dapat membuat siswa memberdayakan pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh dan membuat siswa dapat

mengaitkan konsep yang satu dengan yang lain.

Komponen-komponen LKS menurut Trianto, (2009: 223) meliputi:

Judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi.

Berdasarkan penjelasan di atas komponen-komponen LKS dalam penelitian ini mengacu dalam model inkuiri, meliputi; Judul, materi, indikator, tujuan,

alat/bahan, rumusan masalah, menyusun hipotesis, langkah kerja, mengumpulkan data, menganalisis data, dan kesimpulan.

19

Indrianto dalam Ahliswiwite, (2007: 6) menyatakan bahwa ada dua macam LKS yang dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah, yaitu:

(1) LKS Tak Berstruktur.

LKS tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik.

(2) LKS Berstruktur.

LKS berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa.

Berdasarkan uraian kedua jenis LKS ini, peneliti memilih jenis LKS yang

berstruktur di dalam pengembangan LKS pada penelitian dan pengembangan ini. Pertimbangan ini dipilih karena setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda- beda dan membutuhkan penanganan belajar yang berbeda pula. Saat siswa sama sekali tidak dibimbing atau sedikit dibimbing, guru dapat dengan mudah

mengawasi kelas dan memberikan penilaian pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Selain itu guru dapat memberikan semangat, dorongan belajar,

20

dan bimbingan secara individual kepada siswa yang benar-benar membutuhkan bimbingan dalam belajar. Pembelajaran fisika semestinya menggunakan bahan ajat LKS yang dapat membantu siswa dalam memahami atau menguasai materi pejajaran.

Langkah-langkah dalam persiapan LKS menurut Rusdi, (2008: 1) adalah sebagai berikut:

1. Analisis kurikulum.

Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan materi pokok , pengalaman belajar siswa, dan kompetensi yang harus dicapai siswa.

2. Menyusun peta kebutuhan LKS.

Peta kebutuhan LKS berguna untuk mengetahui jumlah kebutuhan LKS dan urutan LKS.

3. Menentukan judul-judul LKS.

Judul LKS harus sesuai dengan KD, materi pokok dan pengalaman belajar. 4. Penulisan LKS

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa serangkaian kegiatan prapersiapan LKS seperti analisis kurikulum, analisis kebutuhan, dan menentukan judul LKS yang sesuai dengan SK dan KD perlu dilakukan sebelum pembuatan LKS yang akan dikembangkan.

Menurut Ibrahim dalam Trianto, (2011: 213) penyusunan LKS harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu persyaratan pedagogik, persyaratan konstruksi, dan persyaratan teknik. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.

21

Tabel 2.2 Syarat-syarat Lembar Kerja Siswa yang Baik.

No. Syarat-syarat LKS yang baik Aspek-aspek LKS yang baik 1. Syarat Pedagogik • - Memberi tekanan pada proses

• penemuan konsep atau petunjuk • mencari tahu.

• - Mempertimbangkan perbedaan Individu.

2. Syarat Konstruksi - Menggunakan bahasa yang sesuai . tingkat perkembangan siswa. b. - Menggunakan struktur kalimat

. yang sederhana, pendek, dan jelas d. (tidak berbelit-belit).

. - Memiliki tata urutan yang sistematik, memiliki tujuan . belajar yang jelas.

- Memiliki identitas untuk

memudahkan pengadministrasian.

3. Syarat teknis - Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik.

- Jumlah kata di dalam satu baris lebih dari 10 kata.

–Gambar harus menyampaikan . pesan secara efektif.

- Gambar harus cukup besar dan jelas detailnya.

- Tampilan harus menarik dan menyenangkan.

b. - Tampilan disusun sedemikian rupa sehingga ada harmonisasi antara gambar dan tulisan.

22

Kelebihan LKS diungkapkan oleh Trianto, (2011: 212) yakni; LKS untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, membantu siswa menemukan dan mengembangkan konsep, melatih siswa menemukan konsep, menjadi

alternatif cara penyajian materi pelajaran yang menekankan keaktifan siswa, serta dapat memotivasi siswa.

Dilihat dari kelebihannya, LKS merupakan salah satu bahan ajar siswa yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Selain itu LKS membuat pembelajaran yang dilakukan menjadi terstruktur karena LKS yang disusun disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Kriteria penilaian LKS diadaptasi dari standar penilaian buku teks oleh BSNP (2006: 1). Secara garis besar, kriteria tersebut meliputi:

1. Standar kelayakan isi

2. Standar kelayakan penyajian 3. Standar kelayakan bahasa 4. Standar kelayakan kegrafikan

Berdasarkan keempat kriteria di atas, kriteria standar kelayakan isi akan digunakan sebagai instrumen penilaian LKS dalam uji isi materi. Sedangkan kriteria standar kelayakan penyajian, bahasa, dan kegrafikan uji digunakan sebagai instrumen penilaian LKS dalam uji desain media.

Penilaian tes dilakukan di dalam uji keefektifan media menurut Uno, (2007: 32) menyatakan bahwa;

Hasil evaluasi efektivitas media hasil pengembangan selanjutnya dijadikan dasar untuk memberikan penilaian terhadap keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, yang diperlihatkan oleh unjuk kerja siswa. Apabila

23

semua tujuan sudah dapat dicapai, efektivitas pelaksanaan kegiatan

pembelajaran dalam mata pelajaran tersebut dianggap berhasil dengan baik.

Keefektifan LKS dapat diukur dengan memberikanposttestsetelah diberikan perlakuan kepada siswa, yaitu setelah kegiatan pembelajaran dengan mengguna- kan LKS yang dikembangkan. Menurut Hamzah & Mohamad, (2011: 190) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah apabila setiap siswa sekurang-kurangnya dapat menguasai 75 % dari materi yang diajarkan.

Dokumen terkait