DRAINASE LINGKUNGAN
3.7. Pembiayaan Sanitasi Kabupaten 1. Aspek Kelembagaan
3.7.5. Limbah Padat (Sampah)
a. Sumber-Sumber Sampah Kota Lhokseumawe
Sumber-sumber sampah di Kota Lhokseumawe antara lain berasal dari :
1. Sampah Permukiman. Sampah ini berasal dari rumah tangga. Sampah ini berasal dari aktivitas dapur, sampah pohon di halaman maupun kegiatan rumah tangga lain. 2. Sampah Pasar. Sampah ini berasal dari kegiatan pasar, yang kebanyakan merupakan
sisa sayur-mayur dan buah-buahan.
3. Sampah Hotel dan Penginapan. Sampah ini berasal dari semua kegiatan hotel atau penginapan. Sampah yang dihasilkan biasanya berupa sampah kertas, makanan. sampah dapur dan lain-lain.
4. Sampah Rumah Sakit. Sampah yang berasal dari aktivitas rumah sakit baik termasuk sampah yang berasal dari kegiatan laboratorium. Biasanya sampah yang dibuang di TPA adalah sampah jenis non B3.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan
5. Sampah Jalan. Sampah yang berasal dari pejalan kaki, pengendara kendaraan maupun berasal dari pengguna jalan yang lain. Sampah jalan ditangani oleh penyapu jalan baik dalam pengumpulan maupun pengangkutan.
6. Sampah Perbengkelan. Sampah ini berasal dari kegiatan usaha perbengkelan yang berada di Kota Lhokseumawe. Sampah ini dapat berupa limbah cair seperti oli dan juga limbah padat seperti berbagai macam sisa onderdil kendaraan.
7. Sampah Perkantoran. Jumlah sarana perkantoran yang ada di kota memberikan kontribusi sampah yang umumnya berwujud kertas.
8. Sampah Sarana Pendidikan. Jenis sampah dari sarana pendidikan terdiri dari berbagai macam jenis sampah antara lain plastik, organik, kertas dan lain-lain.
b. Sarana Pengolahan
Belum ada instalasi pengkomposan, instalasi pembakaran sampah dan belum ada instalasi daur ulang sampah.
Tabel 3.13
Perkiraan Timbulan Sampah Per Kecamatan
No Kecamatan Total Timbulan
1 Blang Mangat 2,02 kg/hari/rumah 2 Banda Sakti 5,69 kg/hari/rumah 3 Kecamatan Muara Dua 2,16 kg/hari/rumah 4 Muara Satu 2,37 kg/hari/rumah Sumber: BLHK Kota Lhokseumawe tahun 2010
Tabel di atas memberikan gambaran bagaimana tingkat timbulan sampah tiap kecamatan di Kota Lhokseumawe per rumah tangga. Kecamatan Banda Sakti menyumbang timbulan sampah tertinggi di Kota Lhokseumawe dengan tingkat timbulan sampah mencapai 5,69 kg/hari/rumah. Hal ini didukung dengan jumlah kepadatan penduduk yang tinggi di kecamatan tersebut. Kecamatan Muara Satu menyumbang timbulan sampah kedua terbesar yaitu 2,37 kg/hari/rumah. Dua kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Muara Dua dan Kecamatan Blang Mangat masing-masing menyumbang timbulan sampah sebesar 2,16 kg/hari/rumah dan 2,02 kg/hari/rumah.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan
Tabel 3.14
Perkiraan Total Timbulan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
No Jenis Sampah Total Timbulan
1 Sampah Perbengkelan 332,76 kg/hari 2 Sampah Perhotelan 1.412,50 kg/hari 3 Sampah Rumah Sakit/Pukesmas 885,06 kg/hari 4 Sampah Perkantoran 325,66 kg/hari 5 Sampah Sarana Pendidikan 2.447,25 kg/hari
6 Sampah Pasar 18.100 kg/hari
Sumber: BLHK Kota Lhokseumawe tahun 2010
Sampah pasar adalah sampah yang paling banyak menimbulkan timbulan sampah di Kota Lhokseumawe. Sampah yang berasal dari pasar menghasilkan timbulan sampah sampai 18.100 kg/hari. Pada posisi kedua, sampah sarana pendidikan menyumbangkan timbulan sampah mencapai 2.447,25 kg/hari. Secara berturut-turut terlihat bahwa sampah perhotelan, sampah rumah sakit, sampah perbengkelan dan sampah perkantoran menyumbangkan timbulan sampah dengan nilai 1.412,50 Kg/hari, 885,06 Kg/hari, 332,76 Kg/hari, dan 325,66 Kg/hari.
Tabel 3.15
Perkiraan Total Timbulan Sampah Spesifik
No Jenis Sampah Total Timbulan
1 Plastic 17.137.68 kg/hari 2 Organic 89.183,54 kg/hari 3 Kertas 8.132,67 kg/hari
4 Kaca 5.157,38 kg/hari
5 Besi 1.651.15 kg/hari
6 Jenis lainnya 209.85 kg/hari Sumber: BLHK Kota Lhokseumaw e tahun 2010
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan
Tabel 3.16
Perkiraan Timbulan Sampah Di Kota Lhokseumawe
2007 2012 2017 2022 2027 1 Blang Mangat 45,030 46,744 48,524 50,371 52,288 2 Banda Sakti 178,378 185,168 192,217 199,534 207,130 3 Muara Dua 91,126 94,595 98,196 101,934 105,814 4 Muara Satu 81,028 84,113 87,315 90,638 94,089 TOTAL 395,562 410,620 426,252 442,477 459,321
Jumlah Sampah Non Domestik 98,891 102,655 106,563 110,619 114,830
Jumlah Total (l/hari) 494,453 513,275 532,814 553,096 574,151
Jumlah Total (m3/hari) 494 513 533 553 574 Sumber : RPIJM PU/CK Kota Lhokseumawe 2008
Tahun Kecamatan
No
3.7.6. Drainase Lingkungan
Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain), dan badan air penerima (receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bangunan lainnya seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, kolam tando, dan stasiun pompa.
Dalam rangka pengembangan dan penataan kawasan permukiman dan peningkatan taraf hidup masyarakat di Kota Lhokseumawe, penanganan drainase merupakan salah satu prioritas yang perlu mendapatkan penanganan. Karena gangguan dan kerugian akan masalah banjir dan genangan telah mengakibatkan dampak penurunan kondisi sosial ekonomi masyarakat, kerusakan lingkungan pemukiman dan sektor-sektor ekonomi yang potensial.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan
3.7.7. Limbah Medis
Limbah medis termasuk dalam kategori limbah berbahaya dan beracun (LB3) sesuai dengan PP 18 thn 1999 jo PP 85 thn 1999 lampiran I daftar limbah spesifik dengan kode limbah D 227. Dalam kode limbah D227 tersebut disebutkan bahwa limbah rumah sakit dan limbah klinis yang termasuk limbah B3 adalah limbah klinis, produk farmasi kadaluarsa, peralatan laboratorium terkontaminasi, kemasan produk farmasi, limbah laboratorium, dan residu dari proses insinerasi.
Beberapa peraturan yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan Rumah Sakit antara lain diatur dalam :
d. Permenkes 1204/Menkes/PerXI/2004, mengatur tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
e. Kepmen KLH 58/1995, mengatur tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit
f. PP18 tahun 1999 jo PP 85 tahun 1999, mengatur tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan Beracun (B3)
Perkembangan mengenai sarana dan prasarana kesehatan disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.17
Perkembangan Sarana dan Prasarana Kesehatan Dalam Wilayah Kota Lhokseumawe Tahun 2009
RSU DAERAH / RS TNI RS NON PEMERIN TAH KLINIK KESEHATAN PKM PUSTU POSKES DES/POLI NDES 1 BANDA SAKTI 1 5 2 2 9 3 2 MUARA DUA 0 1 0 1 4 7 1 3 MUARA SATU 0 1 1 1 2 7 4 BLANG MANGAT 1 0 1 2 7 12 TOTAL 2 7 4 6 22 29 1
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe
NO KECAMATAN
SARANA KESEHATAN YANG TERSEDIA
GUDANG FARMASI
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan
Tabel 3.18
Timbulan Sampah Medis dari Puskesmas Dalam Wilayah Kota Lhokseumawe Tahun 2009
No Nama Puskesmas Sampah Yang Dihasilkan
1 Puskesmas Banda Sakti 5 - 18 Kg / Hari
2 Puskesmas Muara Dua 7 - 14 Kg / Hari
3 Puskesmas Mon Geudong 5 - 7 Kg / Hari
4 Puskesmas Blang Mangat 3 - 4 Kg / Hari
5 Puskesmas Blang Cut 2- 4 Kg / Hari
6 Puskesmas Muara Satu 3 - 5 Kg / Hari
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Tahun 2010
3.8. Pengelolaan Limbah Cair