• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.2. Kerangka Pemikiran

2.2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 1. Hubungan Internasional

2.2.2.4. Lingkungan Hidup di Indonesia

World Bank melalui Ekins dalam “Economic Growth and

Environmental Sustainability” menyatakan bahwa:

“Isu lingkungan hidup itu sendiri dapat dibagai menjadi dua bagian yakni isu lingkungan global atau bersama seperti air, atmosfir, dan sebagainya. Serta isu lingkungan yang memiliki arti penting bagi seluruh dunia namun tidak secara langsung melibatkan masalah bersama global (keanekaragaman hayati, degradasi hutan, dan sebagainya. Isu lingkungan hidup yang

penting untuk menjadi urgency pada abad ini adalah isu

pemanasan dan perubahan iklim global” (2000:138).

Jika kita menelusuri lebih lanjut maka isu lingkungan hidup yang lebih khusus di mana keanekaragaman hayati seperti spesies hewan dan tumbuhan yang berharga sekarang ini dialami sebagian besar oleh negara berkembang. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara-negara berkembang merupakan tempat di mana penanaman modal sebagai wujud upaya pencapaian ekonomi politik negara maju terjadi, mereka menjadi lahan industri yang memberikan dampak negatif bagi lingkungan hidup negara berkembang.

Secara geografis kita dapat melihat langsung bahwa negara-negara berkembang tersebut merupakan tempat tinggal spesies hewan dan tumbuhan yang unik, dan mereka memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan

merupakan wilayah yang subur secara umum. Indonesia sebagai negara yang kaya sumber daya di mata internasional dan menunjukkan berbagai indikasi di atas merupakan salah satu negara berkembang yang sedang berjuang dalam memperbaiki berbagai fungsi lingkungan hidup yang ia miliki baik darat maupun laut.

169

Dalam bab ini peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian secara keseluruhan sesuai dengan berbagai rumusan masalah yang terdapat pada Bab I dan memberikan saran bagi berbagai pihak yang terlibat dalam persoalan konservasi hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan peneliti selanjutnya.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV, maka peneliti menyimpulkan bahwa: 1. Berbagai upaya konservasi hutan TNGGP yang dilakukan dalam kurun waktu

2010-2012 berhasil dengan indikator pertambahan luas hutan TNGGP dan peningkatan hubungan kerjasama dengan Kementrian Kehutanan RI serta berbagai mitra dari sektor umum, swasta, yayasan dan organisasi lokal maupun internasional lainnya. Upaya CI yang dilakukan di TNGGP tergolong upaya konservasi darat yang vital bagi keberlangsungan masyarakat Jawa Barat dan Jakarta yang membutuhkan udara bersih untuk bernapas, spesies berharga seperti elang, macan tutul, dan owa Jawa serta air tawar yang layak dikonsumsi masyarakat tersebut baik untuk sekadar minum hingga keperluan pertanian dan peternakan.

2. Berbagai program yang dilakukan CI di TNGGP selama ini berpusat di Bodogol dan program reforestasi yang menjadi payung sekaligus tujuan berbagai program konservasi darat lainnya berjalan lancar dalam kurun waktu 2010-2012 ini.

generasi penerus dalam masyarakat Jawa Barat akan pengetahuan tentang lingkungan dan cara menerapkan pengetahuan alam tersebut dengan baik agar mampu meningkatkan kualitas sumber daya mansia (SDM) masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar TNGGP. Dengan demikian program CI berfungsi memelihara keseimbangan antara kebutuhan masyarakat Jawa Barat dengan konservasi TNGGP itu sendiri.

3. Kendala yang dialami CI secara umum terbagi menjadi dua yakni kendala dana dan kendala teknis. Untuk program konservasi TNGGP, kendala dana yang dihadapi CI adalah mempertahankan berbagai sumber dana dari mitra lokal sedangkan kendala teknis hanyalah berada di seputar cara CI program Gedepahala dalam meningkatkan kinerja stafnya dalam hal komunikasi dan manajemen dana yang diperoleh selama ini. Kendala dana ini mengakibatkan CI terus memusatkan program-programnya di Bodogol sehingga dampak positif berbagai programnya kurang merata.

4. CI akan terus melakukan manajemen dana yang dimilikinya secara efektif. Untuk mengatasi persoalan konservasi TNGGP, yang perlu dilakukan adalah berupaya membagi fokus penerapan berbagai programnya dan meningkatkan interakasi langsung dengan masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar TNGGP. Dengan demikian upaya ini dilakukan sampai Memorandum of Understanding (MoU) CI dengan Kemenhut RI selesai sehingga CI dapat menentukan strategi baru untuk mengatasi kendala dana yang dialaminya selama ini bagi pemerataan berbagai programnya untuk TNGGP.

Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti memberikan saran bagi berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan konservasi TNGGP melalui skripsi ini sebagai berikut:

1. Untuk CI program TNGGP agar terus mempertahankan kestabilan programnya dengan memelihara berbagai sumber dana dari mitra dari sektor umum, swasta, yayasan dan organisasi lokal maupun internasional lainnya serta meningkatkan komunikasi dengan kantor pusat yang berada di Jakarta. Selain itu CI dapat terus melakukan pendekatan kultural yang mendukung norma-norma perlakuan terhadap hutan dan lingkungan hidup secara umum hingga tidak terjadi pertentangan yang serius antara pemenuhuan kebutuhan manusia dengan keterbatasan sumber daya hutan di Jawa Barat.

2. Untuk pemerintah secara umum agar memberdayakan sektor umum dan memberikan kesempatan lebih bagi sektor swasta agar dapat menciptakan ekonomi yang berkelanjutan dan pada akhirnya dapat meningkatkan keefektifan CI sebagai INGO lingkungan hidup yang selama ini membantu pemerintah dalam menjaga kualitas hutan khususnya TNGGP. Demikian pemerintah melalui Kemenhut RI untuk terus menyadarkan masyarakat Jawa Barat agar mampu aktif dalam memelihara hutan maupun bertindak benar dalam memperlakukan lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari.

3. Untuk Balai Besar TNGGP agar terus mempertahankan dan meningkatkan minat masyarakat untuk mengenal dan memperlakukan hutan dengan bijak melalui program-program yang semakin terbuka untuk masyarakat luas.

mempertahankan dan meningkatkan solidaritas dengan CI dan berbagai organisasi konservasi lainnya dengan cara melakukan tanggungjawab sosial perusahaan masing-masing baik sekadar memberikan dana atau ikut serta melakukan konservasi di lapangan.

5. Untuk masyarakat luas agar turut aktif dalam melestarikan hutan sebagai anugrah yang vital bagi kehidupan manusia itu sendiri dengan tidak mengurangi luas hutan, mengambil hewan langka dari hutan Pangrango untuk alasan apapun dan meningkatkan minat untuk mengikuti berbagai program yang dibuat oleh CI dan TNGGP.

6. Untuk peneliti selanjutnya agar menjadi duta lingkungan hidup khususnya pelestarian hutan sehingga kesadaran akan hutan menjadi wacana yang benar-benar diimplementasikan melalui karya ilmiah Ilmu Hubungan Internasional yang berkaitan konservasi hutan sebagai salah satu isu politik rendah dan menjaga keaslian berbagai sumber data maupun gagasan peneliti seutuhnya.

131

4.1. Upaya Conservation International (CI) dalam Melestarikan Taman Nasional