• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV IMPLEMENTASI

4.1 Lingkungan Implementasi Protokol

Pada sub bab ini menjelaskan tentang lingkungan implementasi protokol yang penjelasannya tercantum pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Spesifikasi Lingkungan Implementasi Perangkat Keras Laptop ASUS A555LN

- Prosesor Intel® Core™ i5-5200U CPU

@ 2.20GHz - RAM 8GB - HDD 1TB

Perangkat Lunak Laptop ASUS A555LN

- Sistem Operasi Ubuntu 16.04 - Network Simulator-2, 2.35 - Patch AODV

- Microsoft Excel 2016 4.2 Implementasi Skenario

Pada sub bab ini implementasi skenario mobilitas MANET dipelajari dalam kondisi yang berbeda pada beban traffic-nya dan mobilitas/pergerakan node-nya. Pada studi simulasi jaringan MANET, digunakan dua model yaitu mobility generation, digunakan untuk mempelajari pengaruh mobilitas dari node pada kinerja keseluruhan jaringan serta traffic-conection yang digunakan untuk mempelajari pengaruh beban traffic pada jaringan. Implementasi skenarionya adalah sebagai berikut:

26

4.2.1 Skenario File Node-Movement (Mobility Generation) Implementasi skenario pada mobility generation menggunakan tools generate default yang dimiliki oleh NS-2 yaitu

‘setdest’. Setiap simulasi digunakan file skenario node movement (mobility generation) yang ditandai dengan jeda waktu. Simulasi dilakukan dengan pola gerakan yang dihasilkan dari kecepatan maksimal yang berbeda yang bertujuan untuk mempelajari efek mobilitas. Pengaturan file skenario pergerakan node disesuaikan dengan mobilitas yang berbeda, sehingga dibuat dengan memvariasikan kecepatan maksimal. Ppada NS-2, ‘setdest’

digunakan untuk menghasilkan file node-movement dengan mengunakan algoritma Random Way Point. Format command line pada Kode Sumber 4.1 yang digunakan untuk menghasilkan gerakan acak pada node adalah sebagai berikut:

./setdest v version] n num_of_nodes]

p pausetime] M maxspeed] t simtime] x maxx] [-y max[-y] > [outdir/movement-file]

Kode Sumber 4.1 Format Command Line ‘setdest’

Beberapa ketentuan yang diujicobakan pada skenarionya berturut-turut adalah versi ‘setdest’ simulator yaitu 1, jumlah node dalam skenario yaitu 50, waktu jeda (pause time) yaitu 10 detik, kecepatan maksimalnya yaitu skenario 1 sebesar 5 m/s, skenario 2 sebesar 10 m/s dan skenario 3 sebesar 15 m/s, waktu simulasi selama 100 detik, panjang dan lebar maksimal area simulasi yaitu 510 meter.

File mobilitas yang dihasilkan pada simulasi disimpan dalam direktori

“ ~ ns/indep-utils/CMU-scen-cen/setdest”. Kode Sumber 4.2 merupakan implementasi command line pada ‘setdest’ dengan berbagai kecepatan maksimal yang berbeda sesuai dan node sebanyak 50. Serta untuk setiap kecepatan maksimal tersebut dibuat 10 buah file untuk satu protokol routing dan satu model propagasi.

./setdest v 1 n 50 p 10 M 5 t 100 x 510 -y 510 > scenario.txt

27

./setdest v 1 n 50 p 10 M 10 t 100 x 510 -y 510 > scenario.txt

./setdest v 1 n 50 p 10 M 15 t 100 x 510 -y 510 > scenario.txt

Kode Sumber 4.2 Implementasi pada ‘setdest’

4.2.2 File Traffic-Connection Pattern Generation

Untuk TCP dan CBR, implementasi random traffic-connection diatur dengan pergerakan antar node menggunakan skrip traffic-scenario generator. Skrip traffic generator terdapat pada direktori ~ns/indep-utils/cmu-scen-gen yang disimpan dalam bentuk file cbrgen.tcl. File ini dapat digunakan untuk membuat traffic connection CBR ataupun TCP pada jaringan pergerakan antar node.

Pada menjalankan perintah pada file traffic-connection cbrgen.tcl, tipe traffic connection-nya (CBR atau TCP) harus dideklarasikan terlebih dahulu, kemudian koneksi maksimal dan banyaknya node yang ada pada jaringan tersebut, random seed dan misalkan pada koneksi CBR, rate yang nilai kebalikannya digunakan untuk menghitung rentang waktu antar paket CBR yang kemudian disimpan dalam sebuah file traffic. Format command line pada Kode Sumber 4.3 digunakan untuk menghasilkan gerakan acak pada node adalah sebagai berikut.

ns cbrgen.tcl type cbr|tcp] nn nodes]

[-seed [-seed] [-mc connections] [-rate rate] > traffic-

Kode Sumber 4.3 Format Command Line cbrgen.tcl

Pengaturan waktu untuk koneksi TCP/CBR secara acak yang dihasilkan dengan nilai maksimal adalah 180.0 detik. Kode Sumber 4.4 merupakan implementasi untuk menjalankan cbrgen.tcl untuk membuat file koneksi CBR diantara 2 node memiliki maksimal 1

28

koneksi dengan nilai seed 1.0 dan jumlah paket per detik sebanyak 4.0 yang disimpan dalam cbr.txt yang akan digunakan pada saat simulasi.

ns cbrgen.tcl type cbr nn 2 seed 0.0 mc 1 -rate 0.25 > cbr.txt

Kode Sumber 4.4 Implementasi Koneksi cbrgen.tcl

Kode Sumber 4.5 menunjukkan output yang disimpan dalam cbrtest.txt sehingga menghasilkan koneksi CBR dan menggunakan Agent UDP. Koneksi UDP disini merupakan konfigurasi antara node ke-1 dan ke-2. Pengiriman paket data dilakukan setiap satu detik

# 1 connecting to 2 at time 2.5568388786897245

#

set udp_(0) [new Agent/UDP]

$ns_ attach-agent $node_(1) $udp_(0) set null_(0) [new Agent/Null]

$ns_ attach-agent $node_(2) $null_(0) set cbr_(0) [new Application/Traffic/CBR]

$cbr_(0) set packetSize_ 512

$cbr_(0) set interval_ 4.0

$cbr_(0) set random_ 1

$cbr_(0) set maxpkts_ 10000

$cbr_(0) attach-agent $udp_(0)

$ns_ connect $udp_(0) $null_(0)

$ns_ at 2.5568388786897245 "$cbr_(0) start"

#

#Total sources/connections: 1/1

#

Kode Sumber 4.5 Output cbrtest.txt

29

4.3 Implementasi Simulasi pada NS-2

Implementasi simulasi NS-2 dilakukan dengan cara pendeskripsian lingkungan simulasi pada sebuah file dengan ekstensi .tcl dan .txt. File ini berisi konfigurasi setiap node dan proses yang dilakukan selama simulasi berjalan. Potongan konfigurasi lingkungan simulasi dapat dilihat pada Kode Sumber 4.6.

1. set val(chan) Channel/WirelessChannel;

2. set val(prop) Propagation/TwoRayGround;

3. set val(netif) Phy/WirelessPhy;

Kode Sumber 4.6 Konfigurasi awal parameter NS-2

Kode Sumber 4.7 merupakan pengaturan dari transmission range yang digunakan pada simulasi. Nilai yang diubah adalah RXThresh_ (Receiver Sensitivity Threshold). Nilai 1.42681e-08 pada variabel memiliki arti bahwa jangkauan atau range yang dapat dicapai adalah sejauh 100 meter.

Phy/WirelessPhy set RXThresh_ 1.42681e-08;

Kode Sumber 4.7 Konfigurasi Transmission Range pada NS-2

1. set ns_ [new Simulator]

2. set tracefd [open testAODV.tr w]

3. # set windowVsTime2 [open win.tr w]

4. set namtrace [open testAODV.nam w]

30

5.

6. $ns_ trace-all $tracefd

7. $ns_ namtrace-all-wireless $namtrace $val(x) $val(y) 8.

9. #set up topography object 10. set topo [new Topography]

11.

12. $topo load_flatgrid $val(x) $val(y) 13.

14. set god_ [create-god $val(nn)]

15.

16. #

17. # Create nn mobilenodes [$val(nn)] and attach them to the channel.

Kode Sumber 4.8 Konfigurasi Trace File, NAM dan Pergerakan Node pada NS-2

Kode Sumber 4.8 merupakan skrip untuk pengaturan variabel global untuk pembuatan simulator baru yang diawali dengan set ns.

31

Pengaturan untuk nama trace file yang berekstensi .tr merupakan set tracefd dan set namtrace sehingga file network animator .nam dapat dihasilkan.

Untuk menginisialisasi penempatan awal node-node yang dibuat pada skenario node-movement (mobility generation) digunakan skrip Kode Sumber 4.9 yang merupakan bagian akhir dari keseluruhan skrip yang digunakan. Pergerakan node tersebut selama waktu simulasi dilakukan konfigurasi pengiriman paket data yang dilakukan nantinya akan dihasilkan pada file output .tr. Pada potongan skrip tersebut, file skenario node-movement (mobility generation) dan trafic-connection pattern akan dipanggil kemudian pengiriman paket data dimulai pada detik ke-0 dan diberhentikan pada detik ke 100 seperti yang telah dikonfigurasikan sebelumnya.

1. puts "Loading Connection Pattern ..."

2. source $val(cp)

13. #tell nodes when the simulation ends

14. for {set i 0} {$i < $val(nn) } { incr i } { 15. $ns_ at $val(stop).0 "$node_($i) reset";

16. } 17.

18. $ns_ at $val(stop).0002 "puts \"NS EXITING...\";

19. $ns_ halt"

20.

21. puts $tracefd "M 0.0 nn $val(nn) x $val(x) y $val(y) r p $val(rp)"

22. puts $tracefd "M 0.0 sc $val(sc) cp $val(cp) seed $val (seed)"

23. puts $tracefd "M 0.0 prop $val(prop) ant $val(ant)"

32

24.

25. puts "Starting Simulation..."

26.

27. $ns_ run

Kode Sumber 4.9 Konfigurasi pengiriman paket data NS-2

4.4 Implementasi Metrik Analisis

Simulasi yang telah dijalankan oleh NS-2 menghasilkan sebuah trace file yang berisikan data mengenai apa saja yang terjadi selama simulasi dalam bentuk plain text berekstensi .tr. Dari data trace file tersebut dapat dilakukan analisis performa routing protocol yang dijalankan. Pada Tugas Akhir ini, metrik yang akan dianalisis adalah Packet Delivery Ratio (PDR), Rata-rata End-to-End Delay (E2D), dan Routing Overhead (RO).

4.4.1 Implementasi Packet Delivery Ratio (PDR)

Packet Delivery Ratio (PDR) merupakan perbandingan antara jumlah paket data yang diterima oleh destination node dengan jumlah paket data yang dikirim oleh source node. Pada persamaan 3.1 telah dijelaskan bagaimana menghitung PDR. Dengan begitu, melakukan perhitungan PDR melalui bantuan skrip AWK. Skrip AWK untuk menghitung PDR berdasarkan kedua informasi tersebut dapat dilihat pada lampiran Kode Sumber 7.2. Cara menjalankan skrip AWK untuk menghitung PDR adalah awk –f PDR.awk trace.tr.

Hasil dari perintah yang dijalankan adalah Packet Delivery Ratio dari simulasi yang telah dijalankan dapat dilihat pada Gambar 4.1. Hasil dari PDR dinyatakan dalam persen (%).

Gambar 4.1 Contoh hasil running skrip pdr.awk

4.4.2 Implementasi Rata-Rata End-to-End Delay

End-to-End Delay merupakan waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh paket saat dikirimkan oleh source node dengan penerimaan paket data oleh destination node. Perhitungan E2E telah

33

dijelaskan melalui persamaan 3.2. Skrip AWK untuk menghitung E2E dapat dilihat pada lampiran Kode Sumber 7.3. Hasil dari E2D dinyatakan dalam millisecond (ms).

Pada Tugas Akhir ini, perhitungan end-to-end delay juga dilakukan saat sesi kedua seperti perhitungan packet delivery ratio.

Contoh perintah pengeksekusian skrip awk untuk menganalisis trace file adalah awk –f e2e.awk trace.tr.

Hasil dari perintah yang dijalankan adalah end-to-end delay dari simulasi yang telah dijalankan dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Contoh hasil running skrip e2e.awk

4.4.3 Implementasi Routing Overhead

Routing Overhead merupakan perbandingan antara total jumlah paket routing yang dikirim dengan total jumlah paket data yang diterima. Perhitungan routing overhead telah dijelaskan pada persamaan 3.3. Skrip AWK untuk menghitung routing overhead dapat dilihat pada lampiran Kode Sumber 7.4 Kode Skrip AWK Routing Overhead.

Pada Tugas Akhir ini, perhitungan routing overhead juga dilakukan pada sesi kedua seperti perhitungan packet delivery ratio dan end-to-end delay. Contoh perintah untuk mengeksekusi skrip awk untuk menganalisis trace file adalah awk -f ro.awk trace.tr.

Hasil dari perintah yang dijalankan adalah routing overhead dari simulasi yang telah dijalankan dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Contoh hasil running skrip RO.awk

34

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

35 BAB V

UJI COBA DAN EVALUASI

Pada bab ini akan dilakukan tahap uji coba dan evaluasi sesuai dengan rancangan dan implementasi. Dari hasil yang didapatkan setelah melakukan uji coba, akan dilakukan evaluasi sehingga dapat ditarik kesimpulan pada bab selanjutnya.

5.1 Lingkungan Pengujian

Lingkungan pengujian sistem pada pengerjaan Tugas Akhir ini dilakukan pada laptop yang telah terpasang dua buah sistem operasi yaitu Windows dan Linux. Spesifikasi perangkat keras yang digunakan tertera pada Error! Reference source not found.Tabel 5 .1.

Tabel 5.1 Spesifikasi Perangkat Keras yang Digunakan Komponen Spesifikasi

CPU Intel® Core™ i5-5200U CPU @ 2.20GHz Sistem Operasi Windows 10 Pro 64-bit, Linux Ubuntu 16.04

LTS 64-bit (NS-2, AODV, Mobility Generation, Traffic-Connection Generation, TwoRayGround)

Memori 8 GB

Penyimpanan HDD 1TB

Pengujian dilakukan dengan menjalankan skenario dengan beberapa kriteria yang dijalankan pada NS-2. Dari simulasi tersebut dihasilkan sebuah trace file dengan ekstensi .tr yang akan dianalisis dengan bantuan skrip awk untuk mendapatkan packet delivery ratio, rata-rata end-to-end delay serta routing overhead. Kriteria skenario pengujian terdapat pada Tabel 5.2. Setelah perancangan skenario, pengujian dilakukan sebanyak 10 kali dengan kecepatan yang berbeda sesuai kriteria untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih baik.

36

Tabel 5.2 Kriteria Pengujian

Kriteria Spesifikasi

Jumlah Percobaan 1

Jarak Node 1 dan Node 2 Acak

Posisi Awal Node Acak

Pergerakan Acak

Protokol Routing AODV

Pengiriman Paket Data 0 – 100 detik 5.2 Hasil Uji Coba

Untuk hasil uji coba simulasi didapatkan file trace.tr yang berisi hasil Packet Delivery Ratio (PDR), End-to-End Delay dan Routing Overhead (RO). Hasil uji coba yang telah dilakukan sebanyak 10 kali akan dirata-ratakan dan didapatkan hasil yang tercantum pada sub bab berikut.

5.2.1 Analisis Packet Delivery Ratio (PDR)

Hasil trace file didapat dari menjalankan program skenario node-movement (mobility generation) yang menghasilkan nilai PDR.

Nilai tersebut dianalisis melalui skrip pdr.awk. Hasil setiap perhitungan PDR skenario terdapat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 PDR Skenario Node-Movement Kecepatan Maksimal Perpindahan Node

(m/s)

PDR (%)

5 77.806

10 70.182

15 68.740

37

Pada Tabel 5.3 dan Gambar 5.1 menunjukkan performa PDR yang dihasilkan oleh model propagasi TwoRayGround pada jaringan MANET yang bersifat Random Way Point dengan menggunakan skenario node-movement (mobility generation).

Gambar 5.1 Grafik PDR Skenario Node-Movement

Nilai PDR merupakan nilai persentase kesuksesan data yang terkirim sehingga semakin besar nilai PDR maka semakin tinggi kesuksesan pengiriman data. Bisa dilihat bahwa nilai PDR pada kecepatan 5 m/s menuju kecepatan 10 m/s mengalami penurunan data sebesar 9.8%. Namun pada saat kecepatan maksimal perpindahan node sebesar 15 m/s, hanya mengalami sedikit kenaikan data yaitu sebesar 2.055%. Ini menunjukkan bahwa semakin besar kecepatan maka semakin kecil kesuksesan packet yang terkirim.

5.2.2 Analisis End-to-End Delay (E2D)

Hasil trace file didapat dari menjalankan program skenario node-movement (mobility generation) yang menghasilkan nilai

End-77.806

38

to-End Delay dianalisis melalui skrip e2e.awk. Hasil tiap perhitungan E2D skenario ditabulasikan dan dirata-ratakan menjadi Tabel 5.4.

Tabel 5.4 E2D Skenario Node-Movement Kecepatan Maksimal Perpindahan Node

(m/s)

End-to-end Delay (ms)

5 310.841

10 173.830

15 800.466

Gambar 5.2 Grafik E2D Skenario Node-Movement

Berdasarkan Tabel 5.4 dan grafik pada Gambar 5.2 dapat dilihat bahwa pengujian model propagasi TwoRayGround untuk nilai End-to-End Delay mengalami penurunan dan kenaikan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan paket data. Nilai fluktuatif tersebut salah satunya disebabkan oleh perubahan kecepatan perpindahan node.

39

kecepatan 5 m/s menuju kecepatan 10 m/s mengalami penurunan data yang lumayan besar yaitu sebesar 44.078%. Namun pada saat kecepatan maksimal perpindahan node sebesar 15 m/s terjadi kenaikan data yang signifikan yaitu sebanyak 360.48%.

5.2.3 Analisis Routing Overhead (RO)

Hasil trace file didapat dari menjalankan program skenario node-movement (mobility generation) yang menghasilkan nilai Routing Overhead (RO) kemudian dianalisis melalui skrip ro.awk.

Hasil tiap perhitungan RO skenario ditabulasikan dan dirata-ratakan menjadi Tabel 5.5.

Tabel 5.5 RO Skenario Node-Movement Kecepatan Maksimal Perpindahan Node

(m/s)

Gambar 5.3 Grafik RO Skenario Node-Movement

73.588

Speed 5 Speed 10 Speed 15

Banyaknya Paket

Kecepatan Maksimum

Routing Overhead

40

Pada Tabel 5.5 dan Gambar 5.3 menunjukkan pengujian model propagasi TwoRayGround pada jaringan MANET untuk nilai Routin Overhead yang bersifat Random Way Point dengan menggunakan skenario node-movement (mobility generation).

Berdasarkan grafik pada Gambar 5.3, pada saat nilai RO pada kecepatan 5 m/s paket terkirim sebanyak 73.588 paket. Ketika kecepatan RO bertambah menuju kecepatan 10 m/s mengalami kenaikan data sebesar 3.649%. Namun pada saat kecepatan maksimal perpindahan node sebesar 15 m/s terjadi penurunan data cukup besar yaitu sebanyak 14.493%. Grafik RO yang fluktuatif salah satunya terjadi karena pengaruh gerakan acak node yang memungkinkan terjadinya banyak rute putus saat pengiriman paket data ataupun kegagalan saat pembentukan routing table oleh AODV sehingga menyebabkan paket data yang dikirimkan tidak sampai tujuan.

41 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab ini akan diberikan kesimpulan yang diperoleh dari Tugas Akhir yang telah dikerjakan dan saran tentang pengembangan dari Tugas Akhir ini yang dapat dilakukan di masa yang akan datang.

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil uji coba dan evaluasi Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil analisis kinerja model propagasi TwoRayGround pada AODV di lingkungan MANET didapatkan rata-rata sebagai berikut.

Hasil tersebut didapatkan dari rata-rata keseluruhan kecepatan maksimum.

2. Kinerja AODV dengan penggunaan model propagasi TwoRayGround pada MANET dilakukan menggunakan simulasi pada NS-2 yang menghasilkan skrip trace.tr, dengan penambahan kecepatan maksimal perpindahan node memiliki performa sebagai berikut.

- Performa Packet Delivery Ratio yang dihasilkan mengalami penurunan dimulai dari 77.806% pada kecepatan maksimal 5m/s menjadi 70.182% pada kecepatan maksimal 10 m/s dan menjadi 68.74% pada kecepatan maksimal 15m/s.

- Performa End-to-End Delay yang dihasilkan memiliki nilai delay fluktuatif, dimulai dari 310.841 detik pada kecepatan maksimal 5m/s kemudian turun menjadi 173.83 detik pada kecepatan maksimal 10m/s dan terakhir

42

mengalami peningkatan menjadi 800.466 detik pada kecepatan maksimal 15m/s.

- Performa Routing Overhead yang dihasilkan mengalami nilai yang fluktuatif mulai dari 73.588 paket pada kecepatan maksimal 5m/s menjadi 76.273 paket pada kecepatan maksimal 10m/s dan berubah menjadi 65.219 paket pada kecepatan maksimal 15m/s.

Hal – hal yang dapat mempengaruhi nilai PDR, E2D dan RO yang dihasilkan dari model propagasi TwoRayGround adalah:

- Posisi awal node yang dibuat secara acak.

- Pergerakan node yang dibuat secara acak.

- Keadaan sekitar simulasi.

- Lingkungan jaringan yang digunakan.

- Ketinggian antena.

6.2 Saran

Saran yang diberikan dari hasil uji coba dan evaluasi Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan hasil uji coba yang lebih baik, dapat dilakukan uji coba yang lebih banyak, misalnya untuk setiap skenario dilakukan lebih dari 10 kali percobaan.

2. Kedepannya dapat dilakukan dengan penambahan atau pengurangan jumlah node untuk skenario node-movement mobility generation).

3. Untuk percobaan selanjutnya dapat dilakukan modifikasi pada parameter-parameter lain yang berhubungan dengan simulasi AODV pada NS-2.

4. Dapat dilakukan perbandingan dengan routing protocol lainnya sehingga mendapatkan hasil yang variatif dan lebih baik.

43

DAFTAR PUSTAKA

[1] F. Dwi S S, A. Ghany L N, P. Adi W, R. H W P, dan E. N,

“Analisis Performansi Protokol Routing AODV dan DSR pada Manet.”

[2] “Routing Protocol (AODV, DSR, DSDV) – are’ga.” . [3] “3. Mobile Ad Hoc Network (MANET),” AffandeZone

Jarinfo, 30-Okt-2011. .

[4] Rama, “ya BLoG:..:rAmA Dhit,” ya BLoG, Rabu, Oktober-2012. .

[5] “Mobile ad hoc network,” Wikipedia. 20-Jul-2018.

[6] W. Windianto, S. Djanali, dan M. Husni, “OPTIMASI ROUTING PADA PROTOKOL AODV_EXT DENGAN MENGGUNAKAN LINK EXPIRATION TIME (LET),” JUTI J. Ilm. Teknol. Inf., vol. 13, no. 2, hlm. 143, Jul 2015.

[7] “What is an Ad Hoc On-Demand Distance Vector (AODV)? - Definition from Techopedia,” Techopedia.com. [Daring].

Tersedia pada:

https://www.techopedia.com/definition/2922/ad-hoc-on-demand-distance-vector-aodv. [Diakses: 23-Jul-2018].

[8] R. F. Sari, A. Syarif, dan B. Budiardjo, “ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AD HOC ON-DEMAND

DISTANCE VECTOR (AODV) PADA JARINGAN AD HOC HYBRID: PERBANDINGAN HASIL SIMULASI DENGAN NS-2 DAN IMPLEMENTASI PADA TESTBED DENGAN PDA,” MAKARA Technol. Ser., vol. 12, no. 1, Okt 2010.

[9] “Two-ray ground-reflection model,” Wikipedia. 28-Jun-2018.

[10] “18.2 Two-ray ground reflection model.” [Daring]. Tersedia pada: https://www.isi.edu/nsnam/ns/doc/node218.html.

[Diakses: 10-Jul-2018].

[11] N. M. Mittal dan S. Choudhary, “Comparative Study of Simulators for Vehicular Ad-hoc Networks (VANETs),” vol.

4, no. 4, hlm. 10, 2014.

[12] J. Macker <macker@itd.nrl.navy.mil>, “Mobile Ad hoc Networking (MANET): Routing Protocol Performance Issues

44

and Evaluation Considerations.” [Daring]. Tersedia pada:

https://tools.ietf.org/html/rfc2501. [Diakses: 10-Jul-2018].

[13] L. Jateng, “Definisi dan 6 Contoh Fungsi Perintah AWK di Linux Terminal,” Kumpulan Program Aplikasi, Themes, Icon Linux Mint. .

[14] A. Khozaimi, “Catatan khozaimi: Cara Install NS2 Pada Ubuntu 12.04,” Catatan khozaimi, 21-Okt-2012. .

45 LAMPIRAN

Kode Sumber 7.1 Kode Skrip Posisi Node dari Potongan Skenario

#

# nodes: 50, pause: 10.00, max speed: 5.00, max x: 510.00, max y: 510.00

#

$node_(0) set X_ 143.417660966719

$node_(0) set Y_ 142.508276738627

$node_(0) set Z_ 0.000000000000

$node_(1) set X_ 1.978605224646

$node_(1) set Y_ 119.834193835387

$node_(1) set Z_ 0.000000000000

$node_(2) set X_ 223.929091279221

$node_(2) set Y_ 320.857773718521

$node_(2) set Z_ 0.000000000000

$node_(3) set X_ 5.581424585762

$node_(3) set Y_ 6.643582473478

$node_(3) set Z_ 0.000000000000

$node_(4) set X_ 493.472274258321

$node_(4) set Y_ 221.355146202694

$node_(4) set Z_ 0.000000000000

$node_(5) set X_ 12.539385105062

$node_(5) set Y_ 85.574924971346

$node_(5) set Z_ 0.000000000000

$node_(6) set X_ 335.517098421128

$node_(6) set Y_ 195.847201469871

$node_(6) set Z_ 0.000000000000

$node_(7) set X_ 43.028882483488

$node_(7) set Y_ 154.457385932826

$node_(7) set Z_ 0.000000000000

$node_(8) set X_ 15.833947417201

$node_(8) set Y_ 409.153022962582

$node_(8) set Z_ 0.000000000000

$node_(9) set X_ 138.136123072429

$node_(9) set Y_ 248.856595280155

$node_(9) set Z_ 0.000000000000

46

$node_(10) set X_ 45.959801559718

$node_(10) set Y_ 122.322555862621

$node_(10) set Z_ 0.000000000000

$node_(11) set X_ 147.226907467283

$node_(11) set Y_ 108.071514996438

$node_(11) set Z_ 0.000000000000

$node_(12) set X_ 335.557845061652

$node_(12) set Y_ 173.928228096820

$node_(12) set Z_ 0.000000000000

$node_(13) set X_ 219.435000606459

$node_(13) set Y_ 79.320663094683

$node_(13) set Z_ 0.000000000000

$node_(14) set X_ 95.745855845776

$node_(14) set Y_ 82.033003164191

$node_(14) set Z_ 0.000000000000

$node_(15) set X_ 220.835269473897

$node_(15) set Y_ 404.640563718331

$node_(15) set Z_ 0.000000000000

$node_(16) set X_ 205.182294123321

$node_(16) set Y_ 10.666634130445

$node_(16) set Z_ 0.000000000000

$node_(17) set X_ 163.511422616517

$node_(17) set Y_ 155.264838013120

$node_(17) set Z_ 0.000000000000

$node_(18) set X_ 394.519770205978

$node_(18) set Y_ 457.793277413818

$node_(18) set Z_ 0.000000000000

$node_(19) set X_ 309.532721930371

$node_(19) set Y_ 139.336260706639

$node_(19) set Z_ 0.000000000000

$node_(20) set X_ 6.478000650514

$node_(20) set Y_ 56.396433545849

$node_(20) set Z_ 0.000000000000

$node_(21) set X_ 299.880655732745

$node_(21) set Y_ 108.590910932261

$node_(21) set Z_ 0.000000000000

$node_(22) set X_ 316.529760860882

$node_(22) set Y_ 48.258388579764

$node_(22) set Z_ 0.000000000000

47

Kode Sumber 7.2 Kode Skrip AWK Packet Delivery Ratio

Kode Sumber 7.3 Kode Skrip AWK Rata-Rata End-to-End Delay BEGIN {

# droppedPackets = 0;

# receivedPackets = 0;

count = 0;

}

48

delay[i] = end_time[i] - start_time[i];

count++;

n_to_n_delay = n_to_n_delay + delay[i];

} }

n_to_n_delay = n_to_n_delay/count;

printf("end to end delay : ") print n_to_n_delay * 1000 ; }

49

Kode Sumber 7.4 Kode Skrip AWK Routing Overhead

Kode Sumber 7.5 Potongan Kode Sumber trace.tr BEGIN{

besaran_paket = besaran_paket +

$8;

} }

END{

printf("Routing Overhead : %.3f\n", besaran_paket/recvs);

}

M 0.0 nn 50 x 510 y 510 rp AODV

M 0.0 sc scen.txt cp cbr.txt seed 0.0 M 0.0 prop Propagation/TwoRayGround ant Antenna/OmniAntenna

50

51

Instalasi NS-2

Instalasi NS-2 dilakukan pada sistem operasi Ubuntu 16.04.

Sebelum melakukan instalasi NS-2 diperlukan beberapa tools yang perlu di-install terlebih dahulu, yaitu:

Jika semua dependensi telah terpasang, unduh source code ns-2.35 dengan menjalankan perintah berikut pada terminal.

Setelah source code diunduh, lakukan ekstraksi pada direktori yang diinginkan.

Lakukan instalasi NS-2 dengan perintah berikut. [14]

sudo apt-get install tcl8.5-dev tk8.5-dev sudo apt-get install build-essential autoconf automake

sudo apt-get install perl xgraph libxt-dev libx-dev libx11-libx-dev libxmu-libx-dev

wget

http://jaist.dl.sourceforge.net/project/nsnam/al linone/nsallinone-2.35/ns-allinone-2.35.tar.gz

tar -xvf ns-allinone-2.35.tar.gz /home/nay

cd /home/nay/ns-allinone-2.35 sudo ./install

52

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

53

1. BIODATA PENULIS

Nadia Zhafirah Usna lahir di Padang pada tanggal 17 Mei 1995. Penulis merupakan anak sulung dari dua bersaudara dan dibesarkan di Padang, Sumatera Barat.

Penulis menempuh pendidikan formal di SD Kartika I-11 Padang (2001-2007), SMPN 8 Padang (2007-2010), SMAN 10 Padang (2010-2013). Pada tahun 2013, penulis memulai pendidikan S1 di Departemen Informatika, Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya angkatan 2013 yang terdaftar dengan NRP 5113100087.

Bidang studi yang diambil oleh penulis pada saat berkuliah di Departemen Informatika ITS adalah Arsitektur Jaringan Komputer (AJK) dan Integrasi, Grafik dan Seni (IGS). Penulis aktif dalam organisasi UKM Unit Kegiatan Tari dan Karawitan (UKTK-ITS) divisi Modern Dance (2013-2016). Penulis dapat dihubungi melalui email nadiausnazh@gmail.com.

Dokumen terkait