• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Ekonomi Syariah

4.1.3. Analisis Lingkungan

4.1.3.1. Lingkungan Internal

Perusahaan selalu mempunyai sumber daya dan kemampuan internal yang berasal dari beragam sumber, baik dalam bentuk tangible (fisik), seperti mesin, fasilitas kerja, gedung, pabrik, dan peralatan pendukung lainnya serta intangible (nonfisik), seperti sumber daya manusia, loyalitas, pengetahuan, dan keahlian.

Semua sumber daya fisik dan sumber daya nonfisik tersebut harus bisa dikelola dengan baik dan terintegrasi sehingga bisa memberikan kekuatan, bukan

63

malah menjadi sumber kelemahan bagi perusahaan yang akhirnya tak akan mendukung penerapan strategi perusahaan. Lingkungan internal yang positif akan berdampak signifikan pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Lingkungan ini lebih mudah dikontrol karena secara keseharian selalu bersentuhan dengan strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Beberapa aspek yang terlibat dalam lingkungan internal adalah sebagai berikut:

1. Aspek Operasional

Operasional menjadi faktor terpenting dalam industri surat kabar karena inti dari industri ini adalah proses operasional dari beragam sumber bahan baku menjadi sebuah produk informasi bagi konsumen. Lewat perjalanan yang sudah dilalui sejak 1993, Republika mendapatkan pengalaman berharga dalam menjalankan proses bisnisnya, termasuk dalam menjalin kerja sama dengan sumber-sumber bahan baku, di antaranya pemasok kertas; para ahli atau penulis yang rutin mengisi ulasan pada rubrik tertentu dan opini; beberapa kantor berita, seperti kantor berita nasional Antara dan kantor berita asing (AFP, AP, dan Reuters). Dengan hubungan yang harmonis ini, Republika mampu mengelola industri dan bertahan dalam persaingan yang amat ketat.

2. Aspek Sumber Daya Manusia

Jumlah sumber daya manusia di harian Republika untuk beberapa divisi atau departemen dianggap terlalu gemuk. Sistem promosi pun kurang berjalan optimal karena pada beberapa kasus tanpa melalui uji kelayakan dan kepatutan. Khusus di bagian redaksi, sebagai contoh, promosi terkadang dilakukan secara instan dengan alasan tak ada sumber daya lain yang bisa

64

mengisi posisi tertentu. Karena itu pula terkadang pemilihan isu dan sudut pandang kurang tepat dan kurang mendalam. Posisi tertentu di redaksi pun sudah banyak diserahkan ke anak-anak yang lebih mudah. Padahal, mayoritas pelanggan Republika masih berusia tua, di atas 45 tahun. Akibatnya, mereka kurang mampu memberikan layanan yang pas bagi kelompok pelanggan tersebut.

3. Aspek Penelitian dan Pengembangan

Sejak empat tahun terakhir ini keterlibatan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Republika kurang optimal, baik dalam pemberian kewenangan dan tugas maupun pemberian anggaran untuk melakukan riset dan pengembangan.

Namun, bagi Litbang Republika, hal itu tak menjadi masalah karena memang tren sekarang industri surat kabar tak terlalu penting mengembangkan riset secara mandiri. Penelitian dari pihak luar, seperti yang rutin dilakukan oleh AC Nielsen, yaitu satu-satunya lembaga riset yang dianggap independen di Indonesia, lebih banyak menjadi bahan rujukan utama dalam melakukan perubahan dan pengembangan koran.

Hasil riset sehebat apa pun untuk saat ini diperkirakan tak akan bisa mengubah peta media cetak di Indonesia. Hasil-hasil survei akan sulit diaplikasikan untuk membantu meningkatkan jumlah tiras dan pembaca surat kabar. Fakta yang terjadi, seluruh koran mengalami penurunan tiras dan jumlah pembaca. Riset hanya akan membantu koran bila disinergikan dengan media lain, terutama yang berbasis teknologi internet karena tren

65

menunjukkan masyarakat sudah mulai meninggalkan surat kabar dan beralih ke internet.

4. Aspek Sistem Informasi

Analisis lingkungan internal dari aspek sistem informasi menunjukkan harian Republika sudah sejak lama mengembangkan sistem informasi secara mandiri melalui pemberdayaan tenaga-tenaga ahli teknologi informasi. Bahkan, dalam pengembangannya, tugas ini dibagi dalam 3 bagian, yaitu: 1) bagian perangkat keras, 2) perangkat lunak, dan 3) perangkat jaringan. Republika sudah 10 tahun ini juga mengembangkan sistem intranet, khususnya untuk mendukung operasional redaksi. Sejak 2012 lalu, Republika juga mulai mengintegrasikan semua sistem kerja di bidang keredaksian, mulai dari reporter, redaktur, bagian desain dan tata letak, dan produksi.

5. Aspek Keuangan

Secara umum, Republika mampu menyediakan alokasi anggaran untuk pengembangan diri. Dukungan dana juga berasal dari perusahaan induk PT Mahaka Media Tbk, terutama untuk mengembangkan proyek jangka pendek.

Bahkan, hingga kini Republika menjadi penyumbang pendapatan dan laba terbesar bagi induk perusahaan, dengan rata-rata kontribusi sebesar 40% setiap tahunnya. Namun, Republika kurang mengantisipasi pertumbuhan jumlah karyawan yang makin membengkak sehingga beban rutin untuk gaji karyawan pun makin besar, sementara pertumbuhan iklan kurang signifikan karena hanya tumbuh satu digit. Beban keuangan pun makin berat karena Republika juga menerbitkan majalah Janna yang menyasar kalangan remaja dan generasi

66

muda. Namun, performa majalah ini tak menggembirakan sehingga hanya menjadi beban perusahaan.

6. Aspek Manajemen Mutu

Pengelolaan mutu produksi selalu dilakukan secara mandiri dan tak pernah melibatkan pihak luar. Sejak 2010 Republika sebenarnya sempat membuat divisi Quality Control. Namun, divisi ini kurang mendapatkan dukungan dan tak diberdayakan secara optimal. Malah, sejak awal 2013 divisi yang bertugas membantu mengawasi kualitas di bidang keredaksian ini dihapus. Kontrol mutu sekarang dilakukan dengan bantuan sistem informasi berbasis intranet.

Sistem ini cukup membantu karena bisa mengintegrasikan seluruh kerja dari reporter, redaktur, editor bahasa, desainer, dan produksi. Dengan sistem ini pula, duplikasi berita bisa diminimalkan. Lewat sistem ini pula seluruh bagian berinteraksi dan berkomunikasi, termasuk dengan biro di daerah.

7. Aspek Pemasaran

Penempatan sumber daya manusia sesuai dengan keahlian masing-masing mampu mendukung aspek pemasaran. Dalam mendukung aspek product, price, place, dan promotion, Republika membagi pemasaran berdasarkan zonasi industri, seperti zona industri otomotif dan teknologi serta zona produk kesehatan dan pendidikan. Zona ini cukup efektif, terutama dalam menjaga hubungan baik dengan mitra dan klien.

Republika juga rutin mengadakan acara dengan para agen dan loper koran.

Acara ini bertujuan untuk menjaga hubungan baik dengan mereka karena

67

peran mereka sangat besar dalam mendistribusikan koran hingga ke tangan pembaca.

8. Tanggung Jawab Sosial

Republika sangat berpengalaman dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya. Republika yang melahirkan Dompet Dhuafa Republika pada April 1993 yang sekarang sudah menjadi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Lembaga ini dilahirkan oleh inisiatif para wartawan Republika dengan modal awal tak lebih dari Rp 400 ribu. Secara resmi Yayasan Dompet Dhuafa Republika baru berdiri pada 4 September 1994.

Dengan profesionalisme yang tinggi serta meluasnya program kepedulian, lembaga ini tak hanya beroperasi lokal dan nasional, tetapi juga sudah masuk ke level internasional. Tidak hanya berkhidmat pada bantuan dana bagi kalangan tak berpunya dalam bentuk tunai, DD juga mengembangkan bentuk program yang lebih luas seperti bantuan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan bantuan bencana.