• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I PENDAHULUAN

A. Tinjauan Teoritik

5. Lingkungan Kerja

a. Pengertian lingkungan kerja

Lingkungan kerja sangat mempengaruhi karyawannya dalam pelaksanakan tugasnya. Kondisi lingkungan kerja yang nyaman, aman dan mendukung akan membuat karyawan menjadi bersemangat dan bergairah dalam bekerja, dalam hal ini dapat memberi pengaruh positif pada kinerjanya. Dengan adanya semangat dan gairah dalam bekerja karyawan cenderung akan merasa puas dalam bekerja. Sebaliknya, lingkungan kerja yang banyak menimbulkan risiko atau tidak nyaman, dan tidak mendukung dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan akan menyebabkan merosotnya semangat dan gairah kerja, kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam tugas, dan menurunnya produktivitas kerja (Nitisemito, 1982:183).

Menurut Nitisemito, (1982:183) lingkungan kerja disini adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan. Adapun faktor lingkungan fisik yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam upaya meningkatkan semangat dan gairah

kerja antara lain: kebersihan, pertukaran udara, penerangan, ketenangan, keamanan dan kebisingan.

Cascio (1992:20) menyebutkan bahwa kualitas lingkungan kerja itu menyangkut lingkungan kerja secara fisik dan psikis. Lingkungan kerja fisik adalah lingkungan kerja yang bisa dikenali dengan indera oleh para karyawan misalnya tempat, alat dan prasarana kerja, sedangkan lingkungan kerja psikis adalah lingkungan kerja yang tidak bisa dikenali dengan indera oleh para karyawan misalnya relasi dengan atasan dan rekan kerja.

Perusahaan yang ingin menciptakan kepuasan kerja bagi para karyawan harus memperhatikan kondisi lingkungan kerja perusahaan, sehingga karyawan memiliki kegairahan dan semangat untuk melakukan tugas-tugasnya. Dengan memiliki kegairahan dan semangat kerja yang tinggi karyawan akan memberikan kontribusinya yang terbaik, sehingga perusahaan akan diuntungkan karena perusahaan meningkat.

b. Faktor-faktor yang termasuk kedalam lingkungan kerja

Menurut Nitisemito (1982:184) ada 2 jenis faktor-faktor yang digolongkan kedalam lingkungan kerja yaitu faktor fisik dan faktor psikis.

Faktor fisik tercakup dalam lingkungan kerja, antara lain terdiri dari :

Warna dapat mempengaruhi jiwa seseorang yang ada disekitarnya dan pemilihan warna berhubungan dengan penerangan.

2) Kebersihan

Lingkungan yang bersih dapat menimbulkan rasa sena ng sehingga bisa mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja para karyawan.

3) Penerangan

Perusahaan harus mengusahakan penerangan yang cukup mendukung tetapi tidak menyulitkan bagi pekerjaan. Sebab dengan cara ini diharapkan pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik, lebih teliti dan kelelahan dapat dikurangi. Dengan demikian hasil produksi yang lebih baik dapat diterima bagi pihak perusahaan.

4) Keamanan

Perusahaan yang dapat memberikan jaminan terhadap keamanan karyawan baik secara fisik (dari baha ya kecelakaan dan penyakit) maupun non fisik (jaminan sosial hari tua/ pensiun) akan menyebabkan para karyawan dapat bekerja dengan tenang. 5) Ventilasi

Manfaat dari ventilasi bagi karyawan yang bekerja di perusahaan sangat kinerja yang optimal bagi pekerja. Udara di sekitar terasa

segar karena adanya pergantian udara sehingga pekerja dapat merasa nyaman dan betah saat melakukan pekerjaan.

6) Teknologi

Pemilihan teknologi hendaknya secara tepat guna. Artinya pemilihan jenis teknologi yang akan digunakan sesuai dengan perkembangan jaman dan sifat pekerjaan yang ada serta tanpa mengorbankan salah satu pihak, bagi pihak perusahaan dalam peningkatan kinerja maupun pihak karyawan dalam hal kesempatan kerja. Dengan demikian para karyawan akan merasa puas karena mereka tidak hanya memandang diri mereka sebagai faktor produksi semata.

7) Peralatan kerja

Apabila perusahaan ini agar karyawannya puas dalam melakukan pekerjaannya, maka pihak perusahaan harus menyediakan alat-alat kerja yang dibutuhkan dengan lengkap. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepada dirinya sehingga kinerja mereka lebih meningkat.

8) Suara

Suara yang berada dalam ruangan kerja hendaknya diatur sebaik mungkin supaya tidak mengganggu atau mengacaukan konsentrasi dalam bekerja.

Faktor lingkungan kerja psikis antara lain terdiri dari beberapa aspek.

1) Hubungan dengan atasan (supervisi)

Hubungan yang terjalin antara karyawan dengan atasan atau supervisi di dalam suatu perusahaan dapat me ndorong terjadinya peningkatan kepuasan kerja para karyawan. Hubungan yang terjalin baik tersebut berarti mengindikasikan adanya saling pengertian dan hormat menghormati antara kedua pihak. Dengan demikian karyawan akan merasa puas karena diperhatikannya oleh perusahaan sehingga mereka bekerja dengan lebih giat. Di samping itu para karyawan tersebut akhirnya memiliki sense of belonging terhadap perusahaan. Dengan demikian sense of belonging berarti para karyawan merasa bahwa hidup dan matinya perusahaan itu ditentukan oleh kinerja mereka. Jika perusahaan itu maju maka mereka diuntungkan. Jika perusahaan itu rugi maka mereka pula yang dirugikan.

Pembinaan hubungan yang baik dengan pimpinan bisa membantu meningkatkan potensi kerja secara lebih baik dan mempermudah jalinan komunikasi yang selaras di dalam ruangan lingkup perusahaan (Robbins:1993). Dalam menjalin hubungan dengan karyawan, diperlukan seorang pemimpin yang baik. Kepemimpinan yang baik memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut.

a) Pemahaman sosial yaitu kecakapan dalam melihat dan memahami perasaan, sikap dan kebutuhan anggota lainnya dalam suatu kelompok.

b) Kemampuan berpikir abstrak yaitu mempunyai kecerdasan yang tinggi.

c) Keseimbangan emosional merupakan kematangan emosional yang diperlukan untuk turut merasakan keinginan dan cita-cita anggota kelompok.

Dengan kepemimpinan yang baik, karyawan akan bekerja dengan perasaan senang dan gairah kerja yang tinggi, sehingga dalam melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya kepemimpinan yang tidak baik akan mengundang protes dan pemogokan.

2) Hubungan dengan rekan kerja

Kerjasama dengan sesama rekan kerja dapat juga membantu kelancaran berkomunikasi saat akan maupun sesudah melakukan pekerjaan dengan baik atau bahkan dapat lebih baik. Pada dasarnya apabila hubungan dengan rekan kerja dapat terbina dengan baik akan memunculkan ide-ide atau gagasan yang lebih baik. Oleh sebab itu, diharapkan hasil para pekerja dapat dijadikan peluang utama bagi perkembangan perusahaan di masa depan (Robbins,1993).

Hubungan dengan rekan kerja juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi dan rendahnya kepuasan kerja para karyawan. Jika hubungan dengan rekan kerja baik maka karyawan akan merasa puas karena mereka bekerja dalam lingkungan yang tenang. Pekerjaan akan menjadi lebih ringan dan mudah untuk diselesaikan jika adanya suasana saling mendukung. Sebaliknya, apabila hubungan dengan rekan kerja buruk, maka akan mengakibatkan karyawan tidak dapat berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya. Dampak ya ng ditimbulkan kinerja yang diberikan karyawan tidak maksimal. Hal ini dapat mengakibatkan kinerja karyawan menjadi turun. 3) Keamanan kerja

Perusahaan dapat memberikan jaminan terhadap keamanan sehingga pekerja saat melaksanakan pekerjaan dapat dengan serius dan tenang. Bentuk jaminan keamanan kerja yang biasanya diberikan oleh perusahaan adalah asuransi tenaga kerja dan lainnya.

4) Kecocokan seorang pekerja dengan pekerjaannya

Pekerjaan dapat menghasilkan pekerjaan yang maksimal apabila pimpinan perusahaan dapat menempatkan pekerjaannya sesuai dengan keahlian dan ketrampilannya. Hal ini dapat diartikan dengan menempatkan seseorang pada keahlian yang tepat, di dalam tempat kerja yang tepat, sehingga mampu menghasilkan

produk pada waktu yang tepat (the right person, in the right place on the right time).

Oleh sebab itu, dapat diartikan bahwa dengan menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan dan keahliannya, maka kecocokan seorang pekerja dengan pekerja yang dilakukan dapat terwujud. Dengan demikian hal ini dapat dijadikan manfaat yang besar bagi perkembangan perusahaan dan kemajuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

5) Kerjasama dengan rekan kerja (sosialisasi)

Pekerja dapat bekerja dengan tenang dan serius apabila tidak ada rasa ingin menang sendiri yang cenderung mengedepankan sikap egois. Dengan adanya sikap egois, dapat menimbulkan sikap saling bermusuhan antara pekerja di dalam ruang kerja perusahaan atau adanya persaingan dalam menjatuhkan rekan kerja. Dengan demikian, sikap saling menghargai sangat penting guna mewujudkan keakraban antara sesama pekerja. Hal ini sangat diutamakan untuk mendukung kinerja yang baik bagi pekerja.

6) Otonomi dalam melakukan pekerjaan

Otonomi dapat diartikan seberapa besar tugas itu memberikan kebebasan, bersifat tidak terga ntung dan diskresi (kebijaksanaan/ keleluasaan) pada seseorang untuk menjadwalkannya (Robbins: 1993). Dengan demikian otonomi pekerja dapat

diartikan kewenangan yang diberikan secara bebas bagi pekerja, bersifat tidak tergantung pada hal tertent u dan diskresi seorang pekerja untuk menjadwalkan pelaksanaan itu sendiri.

Dokumen terkait