• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

Studi Kasus : Rumah Sakit Juanda Kuningan Jl. Ir. H. Juanda No 207 Kuningan, Jawa Barat

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Eli Yulianti NIM : 041334041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv Persembahan

v

Tuhan Yesus, Bunda M aria yang Selalu

M elindungi $M embant u dalam kesulit an.

v

Orang t ua Ayah (Alm) dan I buku

v

K akakku (A Nano, Teh Ari, Teh Nina,

M as Eri, A Baban, Teh Tat i, A Felix)

v

Adikku (ded

e Siska)

dan keponakanku (Aimee)

v

The specia

l one

,

Paulus

Didi M ardia

v

Almamaterku U niversitas Sanata Dharma

Yogyakarta

v

Semua orang yang kuncintai dan mencintai

(5)

v

M otto

H idup memerlukan pengorbanan.

Pengorbanan memerlukaahagiaan.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Juli 2008

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPETINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Eli Yulianti

Nomor Mahasiswa : 041334041

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpusatakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 12 Juli 2008

Yang menyatakan

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria atas Rahmat dan KaruniaNya yang telah dilimpahkan sehingga dengan kertebatasan yang ada, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Banyak pihak yang telah memberi kasih, bantuan, perhatian, dorongan, dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph,D.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si.

(9)

ix

5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji I yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak S Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Direktur, Seketaris, Bagian Personalia RS. Bethesda Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin untuk penelitian dan memberikan data-data penulis butuhkan.

8. Direktur, Bagian Personalia RS. Juanda Kuningan yang telah memberi ijin penlitian dan memberikan data-data penulis butuhkan.

9. Kepada perawat bagian “IV, Canna, C, F” Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah bersedia mengisi kuesioner.

10.Kepada semua perawat Rumah Sakit Juanda Kuningan yang telah bersedia mengisi kuesioner.

11.Bapak (Alm) dan Ibuku tercinta, terima kasih atas kasih sayang, perhatian, doa, dorongan moril dan materil kepada Puterimu dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

12.Kakakku tersayang “A. Nano, Teh Ari, C. Nina, Mas Eri, A. Baban, C. Tati, A. Felix terima kasih atas kasih sayang, perhatian, doa, dorongan moril dan materil kepada Adikmu dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

(10)

x

14.A. Didi tersayang, terima kasih atas kasih sayang, perhatian, doa, dorongan moril dan materil dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

15.Rm. Dani Sanusi. OSC terima kasih atas semangat, bantuan, dan doa dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

16.Tantri, Evi, Sr. Felix, Cipuy, Mas Iwan terima kasih atas perhatian, dorongan dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

17.Teman-teman PAK’04 yang tidak bisa saya sebut satu persatu, terima kasih yang telah membatu dan support dalam kelancaran studi ini dan skripsi ini. 18.Anak kos “Bromo“ Bulan, Lusti, Wrin, Tesa, Yeni, Oca, Lia, Mida, Uun,

Yayu, Tami, Mba Ulfa and Ibu Bapak kos Bromo 6, terima kasih atas support dan bantuan dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini. Khusus bagi Oca yang imut makasih atas pinjaman komputernya and Mba Ulfa terima kasih atas bantuan memberikan masukan skripsinya.

19.Semua pihak yang turut memberikan sumbangan pikiran, tenaga, saran, dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karenanya segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 12 Juli 2008

(11)

xi

ABSTRAK

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

Studi Kasus : Rumah Sakit Juanda Kuningan Jl. Ir. H. Juanda No 207 Kuningan, Jawa Barat

Eli Yulianti

Universitas Sanata Dharma 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan; (2) pengaruh lingkungan kerja psikis terhadap kepuasan kerja karyawan; (3) pengaruh lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja psikis terhadap kepuasan kerja karaywan.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada Rumah Sakit Juanda Kuningan, Jawa Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian perawat Rumah Sakit Juanda Kuningan yang berjumlah 50 responden. Metode pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan model persamaan regresi linier sederhana dan regresi linier ganda.

Hasil penelitian menunjukkan (1) ada pengaruh positif lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan (th i t u n g = 5,404 > tt a b e l = 2,011); (2) ada

pengaruh positif lingkungan kerja psikis terhadap kepuasan kerja karyawan (nilai th i t u n g = 7,928 > tt a b e l = 2,011); (3) ada pengaruh positif lingkungan kerja fisik dan

lingkungan kerja psikis terhadap kepuasan kerja karyawan (Fh i t u n g = 6,914 < Ft a b e l

(12)

xii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF WORK ENVIRONMENT TOWARD WORK SATISFACTION OF THE EMPLOYEES

A Case Study on “Juanda Kuningan” Hospital

Jl. Ir. H. Juanda No 207 Kuningan, West Java

Eli Yulianti

Universitas Sanata Dharma 2008

This research was aimed to find out : (1) the influence of physical work environment toward work satifisfaction of employees; (2) the influence of psychological work environment toward work satifisfaction of employees; (3) the influence of physical and psychological work environment taken together toward work satifisfaction of employees.

The research was a case study conducted at “Juanda Kuningan” Hospital, West Java. The population of this research was 50 nurses. The data collecting technique was questionnaire. The technique of samples taking was purposive sampling technique. The technique of data analyzis used was simple liniear regresion and multiple liniear regresion.

The results of this research shows that (1) there is positive influence of physical work environment toward work satifisfaction of employees. (tc o u n t =

5,404 > tt a b l e = 2,011); (2) there is positive influence of psychological work

environme nt toward work satifisfaction of employees. (tc o u n t = 7,928 > tt a b l e =

2,011); (3) there is positive influence of physical and psychological work environment taken together toward work satifisfaction of employees. (Fc o u n t =

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIHAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRAC ... xii

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

(14)

xiv

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik……….. 7

1. Pengertian Kepuasan Kerja ... 7

2. Faktor-faktor Kepuasan Kerja... 8

3. Gejala-gejala Ketidakpuasan Kerja... 11

4. Manfaat Kepuasan Kerja... 12

5. Lingkungan Kerja ... 13

B. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan………. 21

C. Hipotesis ... 23

Bab III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 24

C. Subjek dan Objek Penelitian... . 25

D. Populasi dan Sampel... 25

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran... 25

F. Teknik Pengumpulan Data... 29

G. Validitas dan Reliabilitas ... 29

H. Teknik Analisis Data... 34

Bab IV GAMBARAN UMUM A. Latar Belakang ... 42

(15)

xv

C. Fasilitas dan Pelayana n ... 45

D. Pelayanan Non Medis ... 48

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 51

1. Deskripsi Responden ... 51

2. Deskripsi Variabel Penelitian... 53

B. Uji Prasyarat... 55

1. Uji normalitas ... 55

2. Uji Linieritas ... 56

3. Uji Multikolinieritas... 57

4. Uji Heteroskedastisitas... 58

C. Analisi Data... 59

D. Pembahasan... 64

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. Keterbatasan... 70

C. Saran ... 71

(16)

xvi

D A F T A R T A B E L

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Lingkungan Kerja ...26

Tabel 3.2 Skala Pengukuran Variabel Bebas...27

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kepuasan Kerja ...28

Tabel 3.4 Skala Pengukuran Variabel Terikat ...28

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Lingkungan Kerja Fisik ...30

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Lingkungan Kerja Psikis ...31

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kepuasan Kerja ...31

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas ...33

Tabel 3.9 Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian ...33

Tabel 5.1 Tabel Pengelompokan Berdasarkan Usia ...51

Tabel 5.2 Tabel Pengelompokan Berdasarkan Jenis Kelamin ...52

Tabel 5.3 Tabel Pengelompokan Berdasarkan Status Perkawinan...52

Tabel 5.4 Interpretasi Penilaian Variabel Lingkungan Kerja Fisik ...53

Tabel 5.5 Interpretasi Penilaian Variabel Lingkungan Kerja Psikis ...54

Tabel 5.6 Interpretasi Penilaian Variabel Kepuasan Kerja ...54

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Normalitas Data ...56

Tabel 5.8 Hasil Pengujian Linieritas Data ...57

Tabel 5.9 Hasil Pengujian Multikolinieritas Correlations ...57

Tabel 5.10 Hasil Pengujian Multikolinieritas Cofficient ...57

(17)

xvii

D A F T A R L A M P I R A N

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner...75

Lampiran 2 Data Tabulasi Mentah...81

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ...85

Lampiran 4 Data Tabulasi...91

Lampiran 5 Deskripsi Responden...96

Lampiran 6 Deskripsi Variabel Penelitian...97

Lampiran 7 Perhitungan PAP II...100

Lampiran 8 Uji Prasyarat ...101

Lampiran 9 Uji Hipotesis ...105

Lampiran 10 Tabel r, Tabel T, Tabel F...114

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri bahwa sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang penting, mengingat bahwa pendayagunaan faktor produksi lain sepenuhnya dilakukan oleh manusia. Manusia merupakan individu yang unik yang memiliki perbedaan satu sama lain serta dapat berinteraksi dengan berbagai cara. Oleh karena itu manusia perlu dikelola dan dikoordinasikan dengan baik agar dapat bekerjasama sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan organisasi.

Dewasa ini, perusahaan tidak dapat menganggap bahwa sumber daya manusia sebagai alat pencapaian tujuan semata. Perusahaan juga harus dapat memberi perhatian pada kebutuhan, keinginan, dan harapan dari tenaga kerja terhadap pekerjaan yang mereka geluti. Adanya kesesuaian antara harapan yang diinginkan oleh karyawan dengan kenyataan yang ada dapat memberikan pengaruh positif terhadap perusahaan. Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari, karyawan merasa perlu mendapatkan faktor pendukung yang mampu memberikan kepuasan sehingga mereka dapat melaksanakan tugas dan aktivitas pekerjaan sehari- hari dengan baik. Salah satu faktor pendukung itu adalah lingkungan kerja.

(19)

yang dibebankan. Lingkungan kerja yang tidak kondusif dapat menimbulkan efek-efek negatif seperti semangat kerja yang rendah, tingkat absensi yang tinggi, tingkat kesalahan dalam melakukan pekerjaan yang tinggi, turn over yang tinggi dan lain sebagainya. Hal- hal ini jelaslah harus dihindari karena tidak menguntungkan perusahaan. Dengan terjadinya kepuasan karyawan terhadap lingkungan kerja diharapkan karyawan dapat lebih kooperatif dalam mencapai tujuan perusahaan.

Perusahaan memerlukan karyawan yang dapat mendukung tujuan yang ingin dicapai organisasi, maka perusahaan dapat memperoleh karyawan yang diharapkan melalui proses seleksi. Perusahaan memberikan pelatihan supaya performance karyawan terhadap pekerjaannya meningkat dan mampu melakukan aktivitas-aktivitas perusahaan yang akan mendukung tercapainya tujuan. Namun demikian tanpa suatu kondisi lingkungan kerja yang nyaman, aman, dan menyenangkan semua hal itu akan sia-sia.

(20)

karyawan dapat tercapai.

Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seorang karyawan merasakan kepuasan dalam pekerjaannya, tentu dia akan berusaha semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan demikian produktivitas kerja karyawan akan mengalami peningkatan secara optimal.

Menurut Robbins (2001: 24) kepuasan kerja adalah sikap umum seorang pegawai terhadap pekerjaannya; yaitu selisih antara banyak ganjaran yang diterima seorang pegawai dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima.

Kebijakan dalam mengukur kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pokok berhasilnya perusahaan untuk mempertahankan kondisi perusahaannya. Mengingat pentingnya kepuasan kerja bagi kelangsungan jalannya perusahaan, maka perusahaan selalu memperhatikan lingkungan kerja karyawannya. Oleh kerena itu, manajemen wajib memotivasi para karyawannya dengan memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan para karyawan sehingga kepuasan kerja dapat tercapai. Kepuasan kerja para karyawan itu nampak dalam sikap karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan kerjanya. Indriasari (2005) menemukan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja para karyawan.

(21)

sakit yang minim fasilitas dan dengan pola kepemimpinan individualistik menunjukkan terjadinya relasi non-harmonis antar pimpinan dan karyawan. Hal tersebut terjadi lebih dikarenakan kurangnya dialog (komunikasi dua arah yang sehat) antara pimpinan dan karyawan, sehingga pola yang diterapkan lebih merupakan instruksi daripada bentuk partisipatori. Lingkungan kerja seperti di atas sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan”.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada hal sebagai berikut. 1. Lingkungan kerja fisik adalah dalam hal pewarnaan, kebersihan,

penerangan, ventilasi, keamanan, teknologi, peralatan kerja, dan suara. 2. Lingkungan kerja psikis adalah hubungan dengan atasan, hubungan

dengan rekan kerja dan otonomi dalam merencanakan dan menjalankan pekerjaan.

(22)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang sudah dijelaskan maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut

1. Apakah lingkungan kerja fisik berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan?

2. Apakah lingkungan kerja psikis berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan?

3. Apakah lingkungan kerja fisik dan psikis berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan.

2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja psikis terhadap kepuasan kerja karyawan.

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik dan psikis terhadap kepuasan kerja karyawan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan/Instansi

(23)

2. Bagi Universitas

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan untuk penelitian lebih lanjut dan sumbangan kepustakaan untuk Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bagi Penulis

(24)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik

1. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan hal penting yang harus dimiliki seseorang dalam bekerja. Kepuasan kerja memiliki sifat dinamis. Artinya, bahwa rasa puas itu bukan keadaan yang tetap karena dapat dipengaruhi dan dapat diubah oleh kekuatan-kekuatan, baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja. Kepuasan kerja dapat menurun secepat kepuasan kerja itu timbul sehingga hal ini mengharuskan para pemimpin perusahaan untuk lebih memperhatikannya.

Menurut Robbins (1993:177) kepuasan kerja adalah sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Dia juga menekankan bahwa seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya, sementara seseorang yang tidak puas dengan pekerjaan cenderung mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaannya.

Sedangkan Spector (1996:214) berpendapat bahwa kepuasan kerja merupakan variabel sikap yang menggambarkan perasaan seseorang terhadap keseluruhan pekerjaan mereka dan juga berbagai aspek pekerjaan tersebut.

(25)

terhadap faktor-faktor pekerjaannya, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja.

Dari ketiga pengertian para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap positif yang dimiliki seorang karyawan terhadap pekerjaan dan pelbagai kondisi kerja yang terkait. Hal ini merupakan hasil dari terpenuhinya pelbagai kebutuhan dalam pekerjaan.

Secara umum kepuasan kerja adalah cara seorang karyawan merasakan pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaan yang dirasakan pada aspek-aspek pekerjaannya. Kepuasan muncul bila keuntungan yang dirasakan dari pekerjaannya melampaui biaya marginal yang dikeluarkan oleh karyawan tersebut dianggap cukup memadai.

2. Faktor-faktor Kepuasan Kerja

Faktor-faktor kepuasan kerja menurut Anoraga (1992:182) dikemukakan sebagai berikut.

a. Faktor finansial yaitu terpenuhi keinginan karyawan terhadap finansial yang diterima untuk memenuhi kebutuhannya sehingga kepuasan kerja bagi karyawan dapat terpenuhi. Misalnya gaji, macam- macam pinjaman, promosi, jaminan sosial dan pemberian balas jasa.

(26)

badan, jenis pekerjaan, waktu, dan sistem kerja.

c. Faktor sosial yaitu faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik hubungan antara pimpinan dan karyawan maupun hubungan antara sesama karyawan, meliputi rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana serta pengarahan dan perintah yang wajar.

d. Faktor psikologi yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan, meliputi cita-cita dan pandangan hidup, minat dan kemauan, sikap, bakat dan kecakapan.

Faktor-faktor lain yang menimbulkan kepuasan kerja menurut Gilmer (As’ad, 1995) adalah sebagai berikut.

a. Kesempatan untuk Maju

Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama bekerja.

b. Keamanan Kerja

Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja baik bagi karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama bekerja.

c. Gaji

Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan kerja dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.

(27)

Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang menentukan kepuasan kerja karyawan.

e. Pengawasan atau Supervisi

Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dalam turnover.

f. Faktor Instrinsik dari Pekerjaan

Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan keterampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan.

g. Kondisi Kerja

Yang termasuk dalam kondisi kerja yaitu tempat, ventilasi, penyinaran, toilet, kantin dan tempat parkir.

h. Aspek Sosial dalam Pekerjaan

Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam bekerja. i. Komunikasi

(28)

j. Fasilitas

Fasilitas cuti, dan pensiun atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja akan menjadi frustasi yang menyebabkan karyawan akan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, sering absen dan mengakibatkan turunnya kinerja karyawan.

Oleh sebab itu kepuasan kerja mempunyai arti penting bagi karyawan maupun perusahaan terutama karena menciptakan keadaan positif dalam lingkungan kerja.

3. Gejala-gejala Ketidakpuasan Kerja

Gejala-gejala ketidakpuasan kerja para karyawan haruslah diketahui sendiri mungkin oleh pihak perusahaan sehingga dapat diambil tindakan yang tepat dalam menanggulanginya.

Adapun tanda-tanda ketidakpuasan kerja meliputi (As’ad,2000:109) a. Kelesuan yang berlebihan.

b. Banyak bercakap-cakap pada waktu jam kerja, terutama yang menyangkut pribadi masing- masing.

c. Pemakaian barang-barang kepunyaan dinas dengan boros. d. Banyak waktu terluang.

e. Keteledoran dan ketidak hati- hatian.

(29)

ketidakpuasan kerja, maka sebaiknya pihak perusahaan langsung mencari penyebabnya serta langsung mengambil tindakan yang tepat untuk menanggulanginya. Keterlambatan perusahaan dalam mengenali gejala-gejala ketidakpuasan kerja akan menyebabkan terjadinya hal- hal sebagai berikut.

a. Labour turn over (pindahnya pegawai) yang tinggi.

b. Sering terjadinya pertikaian perburuhan (labour disputes) yang dapat mengakibatkan pemogokan.

c. Terlalu banyak pegawai yang tidak masuk atau sering terlambat masuk kerja.

d. Moral (semangat) kerja yang rendah berupa kepuasan.

4. Manfaat Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan sikap positif dari karyawan terhadap pekerjaan yang dihadapinya dan terhadap segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut. Kepuasan kerja ini merupakan salah satu unsur yang harus ada dalam suatu perusahaan agar tercipta suatu suasana kerja yang sehat. Tanpa adanya kepuasan kerja, karyawan tidak akan bekerja seperti apa yang diharapkan akibatnya tujuan perusahaan yang telah ditargetkan tidak akan pernah tercapai. Adanya perasaan tidak puas dalam suatu perusahaan juga akan menimbulkan konflik dalam organisasi kerja, sehingga iklim kerja yang diciptakan tidak mendukung terlaksana organisasi kerja yang harmonis, mantap dan serasi.

(30)

merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam meningkatkan produktivitas. Memberi motivasi agar tercapai kepuasan kerja bagi karyawan merupakan kewajiban setiap pemimpin perusahaan, karena kepuasan kerja merupakan faktor yang dapat berpengaruh terhadap tingkat semangat kerja karyawan.

5. Lingkungan Kerja

a. Pengertian lingkungan kerja

Lingkungan kerja sangat mempengaruhi karyawannya dalam pelaksanakan tugasnya. Kondisi lingkungan kerja yang nyaman, aman dan mendukung akan membuat karyawan menjadi bersemangat dan bergairah dalam bekerja, dalam hal ini dapat memberi pengaruh positif pada kinerjanya. Dengan adanya semangat dan gairah dalam bekerja karyawan cenderung akan merasa puas dalam bekerja. Sebaliknya, lingkungan kerja yang banyak menimbulkan risiko atau tidak nyaman, dan tidak mendukung dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan akan menyebabkan merosotnya semangat dan gairah kerja, kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam tugas, dan menurunnya produktivitas kerja (Nitisemito, 1982:183).

(31)

kerja antara lain: kebersihan, pertukaran udara, penerangan, ketenangan, keamanan dan kebisingan.

Cascio (1992:20) menyebutkan bahwa kualitas lingkungan kerja itu menyangkut lingkungan kerja secara fisik dan psikis. Lingkungan kerja fisik adalah lingkungan kerja yang bisa dikenali dengan indera oleh para karyawan misalnya tempat, alat dan prasarana kerja, sedangkan lingkungan kerja psikis adalah lingkungan kerja yang tidak bisa dikenali dengan indera oleh para karyawan misalnya relasi dengan atasan dan rekan kerja.

Perusahaan yang ingin menciptakan kepuasan kerja bagi para karyawan harus memperhatikan kondisi lingkungan kerja perusahaan, sehingga karyawan memiliki kegairahan dan semangat untuk melakukan tugas-tugasnya. Dengan memiliki kegairahan dan semangat kerja yang tinggi karyawan akan memberikan kontribusinya yang terbaik, sehingga perusahaan akan diuntungkan karena perusahaan meningkat.

b. Faktor-faktor yang termasuk kedalam lingkungan kerja

Menurut Nitisemito (1982:184) ada 2 jenis faktor-faktor yang digolongkan kedalam lingkungan kerja yaitu faktor fisik dan faktor psikis.

Faktor fisik tercakup dalam lingkungan kerja, antara lain terdiri dari :

(32)

Warna dapat mempengaruhi jiwa seseorang yang ada disekitarnya dan pemilihan warna berhubungan dengan penerangan.

2) Kebersihan

Lingkungan yang bersih dapat menimbulkan rasa sena ng sehingga bisa mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja para karyawan.

3) Penerangan

Perusahaan harus mengusahakan penerangan yang cukup mendukung tetapi tidak menyulitkan bagi pekerjaan. Sebab dengan cara ini diharapkan pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik, lebih teliti dan kelelahan dapat dikurangi. Dengan demikian hasil produksi yang lebih baik dapat diterima bagi pihak perusahaan.

4) Keamanan

Perusahaan yang dapat memberikan jaminan terhadap keamanan karyawan baik secara fisik (dari baha ya kecelakaan dan penyakit) maupun non fisik (jaminan sosial hari tua/ pensiun) akan menyebabkan para karyawan dapat bekerja dengan tenang. 5) Ventilasi

(33)

segar karena adanya pergantian udara sehingga pekerja dapat merasa nyaman dan betah saat melakukan pekerjaan.

6) Teknologi

Pemilihan teknologi hendaknya secara tepat guna. Artinya pemilihan jenis teknologi yang akan digunakan sesuai dengan perkembangan jaman dan sifat pekerjaan yang ada serta tanpa mengorbankan salah satu pihak, bagi pihak perusahaan dalam peningkatan kinerja maupun pihak karyawan dalam hal kesempatan kerja. Dengan demikian para karyawan akan merasa puas karena mereka tidak hanya memandang diri mereka sebagai faktor produksi semata.

7) Peralatan kerja

Apabila perusahaan ini agar karyawannya puas dalam melakukan pekerjaannya, maka pihak perusahaan harus menyediakan alat-alat kerja yang dibutuhkan dengan lengkap. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepada dirinya sehingga kinerja mereka lebih meningkat.

8) Suara

(34)

Faktor lingkungan kerja psikis antara lain terdiri dari beberapa aspek.

1) Hubungan dengan atasan (supervisi)

Hubungan yang terjalin antara karyawan dengan atasan atau supervisi di dalam suatu perusahaan dapat me ndorong terjadinya peningkatan kepuasan kerja para karyawan. Hubungan yang terjalin baik tersebut berarti mengindikasikan adanya saling pengertian dan hormat menghormati antara kedua pihak. Dengan demikian karyawan akan merasa puas karena diperhatikannya oleh perusahaan sehingga mereka bekerja dengan lebih giat. Di samping itu para karyawan tersebut akhirnya memiliki sense of belonging terhadap perusahaan. Dengan demikian sense of belonging berarti para karyawan merasa bahwa hidup dan matinya perusahaan itu ditentukan oleh kinerja mereka. Jika perusahaan itu maju maka mereka diuntungkan. Jika perusahaan itu rugi maka mereka pula yang dirugikan.

(35)

a) Pemahaman sosial yaitu kecakapan dalam melihat dan memahami perasaan, sikap dan kebutuhan anggota lainnya dalam suatu kelompok.

b) Kemampuan berpikir abstrak yaitu mempunyai kecerdasan yang tinggi.

c) Keseimbangan emosional merupakan kematangan emosional yang diperlukan untuk turut merasakan keinginan dan cita-cita anggota kelompok.

Dengan kepemimpinan yang baik, karyawan akan bekerja dengan perasaan senang dan gairah kerja yang tinggi, sehingga dalam melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya kepemimpinan yang tidak baik akan mengundang protes dan pemogokan.

2) Hubungan dengan rekan kerja

(36)

Hubungan dengan rekan kerja juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi dan rendahnya kepuasan kerja para karyawan. Jika hubungan dengan rekan kerja baik maka karyawan akan merasa puas karena mereka bekerja dalam lingkungan yang tenang. Pekerjaan akan menjadi lebih ringan dan mudah untuk diselesaikan jika adanya suasana saling mendukung. Sebaliknya, apabila hubungan dengan rekan kerja buruk, maka akan mengakibatkan karyawan tidak dapat berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya. Dampak ya ng ditimbulkan kinerja yang diberikan karyawan tidak maksimal. Hal ini dapat mengakibatkan kinerja karyawan menjadi turun. 3) Keamanan kerja

Perusahaan dapat memberikan jaminan terhadap keamanan sehingga pekerja saat melaksanakan pekerjaan dapat dengan serius dan tenang. Bentuk jaminan keamanan kerja yang biasanya diberikan oleh perusahaan adalah asuransi tenaga kerja dan lainnya.

4) Kecocokan seorang pekerja dengan pekerjaannya

(37)

produk pada waktu yang tepat (the right person, in the right place on the right time).

Oleh sebab itu, dapat diartikan bahwa dengan menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan dan keahliannya, maka kecocokan seorang pekerja dengan pekerja yang dilakukan dapat terwujud. Dengan demikian hal ini dapat dijadikan manfaat yang besar bagi perkembangan perusahaan dan kemajuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

5) Kerjasama dengan rekan kerja (sosialisasi)

Pekerja dapat bekerja dengan tenang dan serius apabila tidak ada rasa ingin menang sendiri yang cenderung mengedepankan sikap egois. Dengan adanya sikap egois, dapat menimbulkan sikap saling bermusuhan antara pekerja di dalam ruang kerja perusahaan atau adanya persaingan dalam menjatuhkan rekan kerja. Dengan demikian, sikap saling menghargai sangat penting guna mewujudkan keakraban antara sesama pekerja. Hal ini sangat diutamakan untuk mendukung kinerja yang baik bagi pekerja.

6) Otonomi dalam melakukan pekerjaan

(38)

diartikan kewenangan yang diberikan secara bebas bagi pekerja, bersifat tidak tergantung pada hal tertent u dan diskresi seorang pekerja untuk menjadwalkan pelaksanaan itu sendiri.

B. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman sangatlah besar pengaruhnya dalam suatu perusahaan dimana para karyawan bekerja. Lingkungan perusahaan dibagi dua sisi yaitu lingkungan luas yang umum menggambarkan kekuatan yang berbeda di luar perusahaan, sedangkan lingkungan dalam adalah faktor-faktor di dalam perusahaan dimana berlangsungnya kegiatan perusahaan.

(39)

Hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan kerja psikis, lingkungan ini menyangkut hubungan karyawan dengan karyawan, hubungan karyawan dengan pemimpin. Hubungan ini sangat penting untuk berlangsungnya kerja organisasi. Tanpa adanya hubungan ini maka kegiatan karyawan tidak dapat berjalan dengan apa yang menjadi tujuan dari organisasi.

Dalam mempengaruhi orang lain seorang pemimpin harus mengerti situasi dan kondisi karyawannya tersebut. Mengetahui kondisi karyawan berarti pemimpin harus mengerti kebutuhan yang dibutuhkan oleh karyawan dan berusaha untuk memenuhinya. Apabila kebutuhan karyawan terpenuhi akan timbul rasa senang dan bergairah dalam menghadapi pekerjaan dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab.

Riana (2005) menemukan adanya pengaruh persepsi karyawan tentang kualitas lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Demikian juga Amalia (2006) menemukan bahwa lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Argonesia. Dengan demikian secara teoritis dengan membuktikan bahwa kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh lingkungan kerja.

Berdasarkan uraian diatas dapat digambarkan model pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja

Lingkungan kerja fisik (X1)

(40)

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di depan, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.

1. Ada pengaruh positif lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan.

2. Ada pengaruh positif lingkungan kerja psikis terhadap kepuasan kerja karyawan.

(41)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Gay (Sevilla,1993:71) pengertian dari metode penelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dala m rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah berupa studi kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian yang terinci tentang seseorang atau sesuatu unit selama kurun waktu tertentu (Sevilla,1993:73).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Juanda Kuningan, Jawa Barat 2. Waktu Penelitian

(42)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian, merupakan pihak-pihak yang nantinya akan terlibat dalam penelitian dan sebagai informasi utama yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, diantaranya karyawan bagian perawat.

2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian yaitu lingkungan kerja dan kepuasan kerja.

D. Populasi dan Sampel

Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, yang daripadanya terkandung informasi yang ingin diketahui (Gulo, 2004: 76). Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Oleh karena itu seluruh karyawan bagian keperawatan di Rumah Sakit Juanda Kuningan, Jawa Barat sebanyak 50 orang yang dijadikan responden.

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran

(43)

1. Variabel bebas (independentvariable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab adanya perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja fisik dan psikis.

Lingkungan kerja fisik adalah lingkungan kerja yang bisa dikenali dengan indera oleh para karyawan. Indikator variabel lingkungan kerja fisik mencakup penerangan, suhu udara, suara, penggunaan warna, ruang gerak, keamanan kerja, dan fasilitas pelayanan karyawan. Sedangkan lingkungan kerja psikis adalah lingkungan kerja yang tidak bisa dikenali dengan indera oleh para karayawan. Indikator variabel lingkungan kerja psikis mencakup hubungan kerja yang baik, sistem pengupahan yang mudah dimengerti, dan informasi yang lancar. Berikut ini akan disajikan dalam kisi-kisi kuesioner sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Lingkungan Kerja

N

o Dimensi Indikator

Item Positif (+) Item Negatif (-)

a. Penerangan 4

b. Suhu udara 2 6

c. Suara 10

d. Penggunaan warna 5

e. Ruang gerak 1,7

f. Keamanan kerja 3

1 Lingkungan kerja fisik

g. Fasilitas pelayanan karyawan

8.9 a. Hubungan kerja yang baik 2, 4, 6, 7,

8, 9

1,10 b. Sistem pengupahan

yang mudah dimengerti

5 2 Lingkungan kerja psikis

(44)

Pengukuran variabel bebas pada penelitan ini dengan menggunakan skala sikap dari Likert. Skala Likert yaitu suatu cara yang sistemastis untuk memberi skor. Dalam skala Likert ini digunakan 5 kategori penilaian sebagai berikut.

Tabel 3.2 Skala Pengukuran

Alternatif Jawaban

Sangat

Setuju Setuju

Ragu-Ragu

Kurang Setuju

Sangat Tidak Sangat

Pernyataan Positif

5 4 3 2 1

Pernyataan Negatif

1 2 3 4 5

2. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja karyawan.

(45)

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Kepuasan Kerja

No Dimensi Indikator

Item Positif (+) Item Negatif (-)

a. Faktor finansial (jaminan kerja)

2,11,17, 18

1,3,12 b. Faktor fisik, yaitu : jam

kerja dan keadaan alat-alat perlengkapan.

4,16 5,6,13

c. Faktor sosial, yaitu hubungan karyawan, pimpinan dan hubungan karyawan dengan rekan sekerja.

7 8,15,19 1. Kepuasan

Kerja

d. Faktor psikologi, yaitu: - Minat dan kemauan - Keterampilan - Sikap

- Cita-cita

9,10, 14,20

Pengukuran variabel terikat pada penelitan ini dengan menggunakan skala sikap dari Likert. Skala Likert yaitu suatu cara yang sistemastis untuk memberi skor. Dalam skala Likert ini digunakan 5 kategori penilaian sebagai berikut.

Tabel 3.4 Skala Pengukuran

Alternatif Jawaban

Sangat

Setuju Setuju

Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Sangat Pernyataan Positif

5 4 3 2 1

Pernyataan Negatif

(46)

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara peninjauan dan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian dengan menggunakan instrumen berupa pedoman penelitian.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan informasi atau data dengan cara mencatat, membaca dan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan obyek penelitian.

3. Wawancara

Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan pemimpin atau pihak yang mewakili untuk memperoleh data yang diperlukan, khususnya mengenai gambaran umum perusahaan, dan data lain yang dapat dipakai sebagai pelengkap.

G. Validitas dan Reliabilitas

1. Validilitas

(47)

rxy =

( )( )

( )

[

]

[

( )

]

− 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n Keterangan:

rxy : nilai koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y x : jumlah skor total dari setiap butir

y : jumlah skor total n : jumlah responden

Dengan taraf signifikasi 5% apabila rhitung> rtabel maka kuesioner tersebut dinyatakan valid.

Pelaksanaan perhitungan validitas butir pertanyaan pada penelitian ini menggunakan bantuan Program SPSS. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel yaitu sebesar 0,239 pada signifikasi 5%, N = 30, dan dk = N – 2 (dk = 30 -2 = 28), sehingga rtabel (0,05 : 28) = 0,239. Berdasarkan hasil pengukuran validitas dari setiap item memperlihatkan bahwa rhitung>rtabel dapat dikatakan bahwa semua item pertanyaan tentang lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja psikis, dan kepuasan kerja karyawan dinyatakan valid. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini (Lampiran 3 halaman 85).

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Validitas Variabel Lingkungan Kerja Fisik

No Item rhitung rtabel Keterangan

(48)

7 8 9 10 0.275 0.491 0.366 0.497 0.239 0.239 0.239 0.239 Valid Valid Valid Valid Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Lingkungan Kerja Psikis

No Item rhitung rtabel Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0.263 0.669 0.333 0.516 0.240 0.354 0.397 0.320 0.359 0.503 0.239 0.239 0.239 0.239 0.239 0.239 0.239 0.239 0.239 0.239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tabel 3.7

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kepuasan Kerja

No Item rhitung rtabel Keterangan

(49)

2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sampai sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan kembali pada subyek sampel yang sama. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukuran di dalam mengukur gejala yang sama. Semakin tinggi korelasi maka makin rendah kesalahan pengukuran. Pengukuran ini menggunakan teknik “belah dua” dengan cara mengkorelasikan data jawaban responden pada item ganjil dan item genap, dengan menggunakan rumus Product Moment (Sugiyono, 2001:182):

rxy =

( )( )

( )

[

]

[

( )

]

− 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara item bernomor ganjil dan item bernomor genap

x : jumlah total pernyataan yang bernomor ganjil y : jumlah total pernyataan yang bernomor genap

Setelah koefisien korelasi item ganjil- genap diperoleh maka untuk melakukan estimasi digunakan rumus Spearman Brown (Arikunto,1991:145):

( )

(

xy

)

(50)

Keterangan:

rgg : koefisien reliabilitas

rxy : koefisien korelasi antara item bernomor ganjil dan nomor item bernomor genap.

Pengujian reliabilitas dikerjakan dengan menggunakan bantuan Program SPSS pada taraf signifikasi 5%, N = 30, dengan dk = N-2 (dk = 30 - 2 = 28) sehingga rtabel = 0.239. Dalam penelitian ini, semua item pertanyaan mempunyai rhitung>r tabel berarti bisa dikatakan semua item pertanyaan tersebut reliabel (Lampiran 3 halaman 85).

Tabel 3.8

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel rhitung rtabel Keterangan

Lingkungan Kerja Fisik

0.739 0.239 Reliabel

Lingkungan Kerja Psikis

0.720 0.239 Reliabel

Kepuasan Kerja 0.861 0.239 Realibel

Hasil uji tingkat realibilitas dari tabel di atas kemudian dibandingkan dengan tingkat keterandalan variabel penelitian yang dikemukakan oleh Arikunto (2002:245)

Tabel 3.9

Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian

No Koefisien Alpha Interpretasi Tingkat Keterandalan

1. 0,8 s.d 1,0 Sangat Tinggi 2. 0,6 s.d 8,0 Tinggi

3. 0,4 s.d 0,6 Cukup 4. 0,2 s.d 0,4 Rendah

(51)

Dengan menggunakan pedoman interpretasi koefisien tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan kerja fisik koefisien 0,739 memiliki tingkat keterandalan yang tinggi, variabel lingkungan kerja psikis dengan koefisien 0,720 tingkat keterandalan yang tinggi, dan variabel kepuasan kerja dengan koefisien 0,861 memiliki tingkat keterandalan yang sangat tinggi.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring terdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Untuk mengetahui hal tersebut digunakan rumus tes satu sample kolmogorov smirnov (Sugiyono, 2004:255) yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sample (skor diobservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi hasil pengamatan sesuai dengan distribusi frekuensi yang diharapkan.

(52)

Fe Fo D=max − Keterangan: D : Deviasi max

Fo : Distribusi frekuensi yang di observasi Fe : Distribusi frekuensi kumulatif teoritis

Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan > taraf signifikan 5% berarti sebaran data variabel normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier antara variabel bebas dan terikat. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F (Sudjana, 1996:332) adalah sebagai berikut dengan rumus :

F = 2 2

e

S TC S

Keterangan :

F = Harga bilangan F untuk garis regresi

TC

S2 = Varian tuna cocok 2

e

S = Varian kekeliruan

(53)

c. Uji Multikolineritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas/independent. Uji multikolineritas mengukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan/pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r<0,60) (Sunyoto, 2007:89).

Untuk menentukkan ada tidaknya multikolineritas dapat digunakan cara lain yaitu dengan:

1) nilai tolerance (a) adalah besar tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik.

2) nilai Variance Inflation Factor (VIF) adalah faktor inflansi penyimpangan baku kuadrat.

Nilai tolerance (a) dan Variance Inflation Factor (VIF) dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut:

- Besar Nilai tolerance (a): a = 1/VIF

- Besar Variance Inflation Factor (VIF): VIF = 1/ a

(54)

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006:105).

Menurut Uji Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residul terhadap variabel independen (Gujarati, 2003) dengan persaman regresi:

Ut= a + ßXt + Vt

Secara statistik (prob sig < 0,05) mempengaruhi variabel dependent, maka ada gejala heteroskedastisitas.

2. Uji Hipotesis

a. Untuk menguji hipotesis pertama, yaitu apakah lingkungan kerja fisik berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Merumuskan hipotesis

(55)

memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja karyawan. 2) Mencari persamaan regresi linier sederhana dengan rumus sebagai

berikut. y = a + bx1 Keterangan:

y : kepuasan kerja x1 : lingkungan kerja fisik a : konstanta

b : koefisien regresi x1

Nilai a dan b dapat dicari melalui rumus sebagai berikut.

a :

(

)

( )

∑ ∑

− − 2 2 2 x x n xy x x y

b :

( )

∑ ∑

− − 2 2 x x n y x xy n

Arah dari koefisien regresi dapat digunakan untuk melihat apakah suatu variabel dengan variabel lain itu terdapat suatu bentuk pengaruh yang positif atau negatif.

Kriteria bentuk pengaruh yang dilihat dari koefisien regresi.

- Arah nilai b yang positif yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

(56)

lain.

3) Mengambil keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis

- Menentukan level of significance sebesar 5% dan derajat kebebasan n-2.

- Membandingkan nilai t hitung dengan ketentuan Ho ditolak jika thitung > t tabel.

b. Untuk menguji hipotesis kedua, yaitu apakah lingkungan kerja psikis berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Merumuskan hipotesis

Hipotesis nol (Ho), yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja karyawan dan hipotesis alternatif (HA), yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja karyawan. 2) Mencari persamaan regresi linier sederhana dengan rumus sebagai

berikut. y = a + bx2 Keterangan:

y : kepuasan kerja

x1 : lingkungan kerja psikis a : konstanta

(57)

Nilai a dan b dapat dicari melalui rumus sebagai berikut.

a :

(

)

( )

∑ ∑

− − 2 2 2 x x n xy x x y

b :

( )

∑ ∑

− − 2 2 x x n y x xy n

Arah dari koefisien regresi dapat digunakan untuk melihat apakah suatu variabel dengan variabel lain itu terdapat suatu bentuk pengaruh yang positif atau negatif.

Kriteria bentuk pengaruh yang dilihat dari koefisien regresi.

- Arah nilai b yang positif yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara variabel yang satu dengan variabel yang lain

- Arah nilai b yang negatif menunjukkan bahwa ada pengaruh yang negatif antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

3) Mengambil keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis

- Menentukan level of significance sebesar 5% dan derajat kebebasan n-2.

- Membandingkan nilai t hitung dengan ketentuan Ho ditolak jika thitung > t tabel.

(58)

1) Merumuskan hipotesis

Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik dan psikis secara simultan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Hipotesis alternatif (HA) adalah hipotesis yang menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik dan psikis secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. 2) Mencari persamaan regresi linier berganda dengan menggunakan

rumus sebagai berikut. Y = a + b1x1 + b2x2

Keterangan:

Y : kepuasan kerja

x1 : lingkungan kerja fisik x2 : lingkungan kerja psikis a : konstanta

b1 : koefisien regresi x1 b2 : koefisien regresi x2

3) Mengambil keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis Untuk menguji signifikansi korelasi digunakan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebasan (n-3)

Kesimpulan

(59)

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Latar Belakang

1. Sejarah

Rumah Sakit Juanda adalah rumah sakit umum swasta yang berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No 207 Kuningan, Jawa Barat. Didirikan pada tanggal 12 November 2002, di bawah Yayasan Assyfa yang diketuai oleh dr. H. Sardjono. Perlu diketahui bahwa, sebelumnya Rumah Sakit Juanda Kuingan adalah sebuah rumah bersalin yang hanya melayani pasien kebidanan dan kandungan, namun karena kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang bersifat umum di Kabupaten Kuningan meningkat, maka Rumah Bersalin Juanda berubah menjadi Rumah Sakit Umum Swasta dengan nama Rumah Sakit Juanda Kuningan sesuai dengan Surat Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit NO: 503/II/435/DIKES-Yankes yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan.

(60)

Rumah Sakit Juanda Kuningan terus berbenah dalam berbagai aspek, baik aspek pelayanan medis, manajemen, peralatan kesehatan, sarana dan prasarana yang menunjang dalam bidang pelayanan kesehatan terhadap pasien.

2. Visi

Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama di wilayah Kuningan guna mencapai masyarakat sehat, baik sehat jasmani maupun rohani dan sebagai penunjang didalam pelayanan kesehatan.

3. Misi

Misi Rumah Sakit Juanda Kuningan adalah.

a. Rumah Sakit Juanda sebagai Rumah Sakit Umum yang bergerak didalam pelayanan kesehatan masyarakat dan membantu pelayanan masyarakat.

b. Meningkatkan kualitas Taqwa dan Keimanan para pegawainya.

c. Memberi pelayanan secara islami kepada pasien dengan motto “Senyum, Sapa, Sopan, dan Santun”.

4. Peran

Rumah Sakit Juanda berperan sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Kuningan serta sebagai rujukan Puskesmas, Bidan, dan Dokter Umum yang berpraktek di daerah Kabupaten Kuningan.

(61)

B. Keadaan Fisik Bangunan

Rumah sakit Juanda dibangun di atas lahan dengan luas ± 3.000 m2. Terdiri atas bangunan utama dan bangunan ruang perawatan.

1. Bangunan Utama terdiri dari: a. Ruang Administrasi Pelayanan b. Ruang Medical Record

c. Ruang UGD d. Ruang Poli Umum e. Ruang Poli Kebidanan f. Ruang Poli Penyakit Dalam g. Ruang Poli Gigi

h. Ruang Fisio Terapi i. Ruang Laboratorium j. Ruang Rehabilitasi Medik k. Ruang Dokter

l. Ruang Direktur m. Ruang Rapat (Aula)

n. Ruang TPA (Tempat Penitipan Anak) 2. Bangunan Utama (Fasilitas Tambahan)

a. Mini Market b. Arini Boutique c. Gift Soft

(62)

a. Bangunan I

- Ruang Perawatan Kenanga (Kelas Utama) - Ruang Perawatan Mawar (Kelas III) - Ruang Radiologi

b. Bangunan II - Ruang Dapur - Ruang Gizi - Laundry c. Bangunan III

- Ruang Perawatan VIP d. Bangunan IV

- Ruang Operasi (OK) - Ruang Perawatan Umum - Ruang Perawatan Anak - Ruang Perawatan Kebidanan - Ruang Perinatologi

- Ruang Bersalin - Mushola

C. Fasilitas dan Pelayanan

1. Pelayanan Medis

(63)

- Poli Gigi

- Poli Kebidanan dan Kandungan b. UGD (Unit Gawat Darurat)

Dokter Jaga 24 Jam, dilengkapi fasilitas 2 tempat tidur, perlengkapan heacting 3 set, Nebulizer, Suction, ECG 1 unit, Sterilasitor basah, laryngoscope dewasa, laryngscope anak.

c. Kamar Operasi (OK) d. Medical Check Up e. Fisioterapi

f. Home Care 2. Penunjang Medis

a. Farmasi b. Laboratorium c. Radiologi

- Radiodiagnostik (dengan kontras atau tanpa kontras) - USG

d. Rekam Medik e. Gizi

3. Keperawatan dengan Fasilitas Ruang Rawat

(64)

adalah sebagai berikut.

a. 1 Ruang Super VIP/ PAV.VIP (ASRI)

Dilengkapi fasilitas tempat tidur pasien, lemari pakaian, ruang tamu, sofa, wastafel, AC, TV, lemari es, kamar mandi dan WC duduk, extra bed untuk keluarga penunggu pasien, isi 1 pasien/kamar.

b. 3 Ruang VIV (Anggrek)

Dilengkapi fasilitas tempat tidur pasien, lemari pakaian, sofa, wastafel, AC, TV, lemari es, kamar mandi dan WC duduk, extra bed untuk keluarga penunggu pasien, isi 1 pasien/kamar.

c. 3 Ruang Utama (Kenanga)

Dilengkapi fasilitas tempat tidur pasien, lemari pakaian, TV, kipas angin, kamar mandi, isi 1 pasien/kamar.

d. Kelas I (Bugonvil)

Dilengkapi fasilitas 2 tempat tidur pasien, bed side loker, TV, kipas angin, kamar mandi, isi 2 pasien/kamar.

e. Kelas II (Cempaka)

Dilengkapi fasilitas 3 tempat tidur pasien, bed side loker, TV, kipas angin, kamar mandi, isi 3 pasien/kamar.

f. Kelas III (Kemuning)

Dilengkapi fasilitas 3 tempat tidur pasien, bed side loker, kamar mandi di luar, isi 3 pasien/kamar.

g. Kelas III (Mawar)

(65)

di luar, isi 3 pasien/kamar. h. Ruang Perinatologi

4. Dokter Umum dan Spesialis RS. Juanda a. Dokter Umum

- dr. H. Sardjono - dr. Eddy Syarief - dr. Toto Taufikkurohman - dr. Bambang

- dr. Levy - dr. Iip Wuri Handayani

- dr. Anggi - dr. Dadi Ginanjar D

- dr. Santoso W.H - dr. Maria - dr. E.R. Permana

b. Dokter Spesialis (Konsul 24 jam)

- dr. H. Suyudiana, Sp. OG (Spesialis Kandungan)

- dr. H. Slamet Suyono, Sp. D (Spesialis Penyakit Dalam) - dr. Wifanto, Sp. B (Spesialis THT)

- dr. Taufik B. Y, Sp. Rad (Spesialis Radiologi) - dr. H. Zainal, A.A, Sp. A (Spesialis Anak)

D. Pelayanan Non Medis

1. Pelayanan Doa dan Pembacaan Ayat Suci Al-qur’an

(66)

b. Pembacaan Doa dan Siraman Rohani dibacakan oleh Petugas Kerohanian setiap hari dari jam 10.00 – 10.30 WIB yang bertujuan untuk membantu kerohanian pasien dalam proses penyembuhan. c. Ada Terapi Rukyah (Al-Matsrurat) bagi pasien yang membutuhkan. 2. Sarana Transportasi

a. Pelayanan antar jemput pasien (pelayanan 24 jam)

Rumah Sakit Juanda menyediakan kend araan yang khusus digunakan untuk antar jemput pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan, yang dilengkapi dengan AC dan didampingi perawat profesional. b. Ambulance

Rumah sakit Juanda dilengkai dengan mobil ambulance on call yang siap dipergunakan untuk keadaan darurat atau gawat darurat (pelayanan 24 jam).

c. Mobil jenazah 3. Sarana Perbelanjaan

a. Arini Mart dan Boutiq

(67)
(68)

51

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Data dalam penelitian ini mencakup data tentang lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja psikis, dan kepuasan kerja karyawan di Rumah Sakit Juanda Kuningan. Data dikumpulkan melalui pembagian kuesioner kepada 50 orang karyawan bagian perawat. Jumlah kuesioner yang kembali berjumlah 50 kuesioner, atau dengan kata lain tingkat pengembalian kuesioner yang disebar 100%. Dari 50 (100%) kuesioner yang kembali ini, semuanya digunakan untuk kepentingan pengolahan data.

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Responden

Penelitian yang penulis lakukan ini melibatkan 50 orang karyawan bagian perawat Rumah Sakit Juanda sebagai responden. Dalam penelitian ini, responden yang terlibat memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Usia Karyawan

Tabel 5.1

Deskripsi Usia Karyawan

Usia Jumlah Persentasi

< 20 tahun 21 – 30 tahun 31 – 40 tahun > 40 tahun

0 32 17 1

0% 64% 34% 2%

Total 50 100%

(69)

(34%), usia lebih dari 40 tahun 1 orang (2%), dan usia di bawah 20 tahun tidak ada (0%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang berusia 20-30 tahun.

b. Jenis kelamin

Tabel 5.2

Deskripsi Jenis Kelamin Karyawan

Jenis kelamin Jumlah Persentasi

Laki- laki Perempuan

10 40

20% 80%

Total 50 100%

Berdasarkan tabel 5.2 di atas, menunjukkan yang berjenis kelamin peremp uan sejumlah 40 orang (80%) dibandingkan dengan yang berjenis kelamin laki- laki sejumlah 10 orang (20%.). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang berjenis kelamin perempuan. c. Status perkawinan

Tabel 5.3

Deskripsi Status Perkawinan Karyawan

Jenis kelamin Jumlah Persentasi

Kawin Tidak kawin

39 11

78% 22%

Total 50 100%

(70)

responden dalam penelitian ini adalah karyawan sudah kawin.

2. Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja psikis sebagai variabel bebas, dan kepuasan kerja sebagai variabel terikat. Masing- masing variabel akan dideskripsikan berdasarkan PAP atau Penilaian Acuan Patokan tipe II (Masidjo, 1995:157).

a. Lingkungan kerja fisik

Tabel 5.4

Inte rpretasi Penilaian Variabel Lingkungan Kerja Fisik

Jumlah Skor

f fr (%) Kriteria

42 – 50 7 14 Sangat Kondusif

36 – 41 38 76 Kondusif

32 – 35 5 7 Cukup Kondusif

28 – 31 0 0 Tidak Kondusif

< 28 0 0 Sangat Tidak Kondusif

Total 50 100

(71)

b. Lingkungan kerja psikis

Tabel 5.5

Interpretasi Penilaian Variabel Lingkungan Kerja Psikis

Jumlah Skor

f fr (%)

Kriteria

42 – 50 5 10 Sangat Kondusif

36 – 41 30 60 Kondusif

32 – 35 15 30 Cukup Kondusif

28 – 31 0 0 Tidak Kondusif

< 28 0 0 Sangat Tidak Kondusif

Total 50 100

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa lingkungan kerja psikis adalah sebagai berikut: 30 orang karyawan atau 60% berpandangan bahwa lingkungan kerja psikis dikategorikan kondusif, 15 orang karyawan atau 30% berpandangan bahwa lingkungan kerja psikis dikategorikan cukup kondusif, 5 orang karyawan atau 10% berpandangan bahwa lingkungan kerja psikis dikategorikan sangat Kondusif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja psikis dikategorikan kondusif. Hal ini didukung hasil perhitungan rata-rata = 37,77; median = 37,50; standar deviasi = 3,168 (Lampiran 6 halaman 97).

c. Kepuasan Kerja

Tabel 5.6

Interpretasi Penilaian Variabel Kepuasan Kerja

Jumlah Skor

f fr (%) Kriteria

85 – 100 1 2 Sangat Puas

73 – 84 46 92 Puas

65 – 72 3 6 Cukup Puas

(72)

< 57 0 0 Sangat Tidak Puas

Total 50 100

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa kepuasan kerja adalah sebagai berikut: 46 orang karyawan atau 92% berpandangan bahwa kepuasan kerja dikategorikan puas, 3 orang karyawan atau 6% berpandangan bahwa kepuasan kerja dikategorikan cukup puas, 1 orang karyawan atau 2% berpandangan bahwa kepuasan kerja dikategorikan sangat puas.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja dikategorikan puas. Hal ini didukung hasil perhitungan rata-rata =

76,30; median = 76; standar deviasi = 4,011 (Lampiran 6 halaman 97).

B. Uji Prasyarat

1. Uji normalitas

Syarat pengujian analisis data adalah yang akan diuji harus berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan tes One Sample Kolmogorov-Smirnov. Proses perhitungan normalitas data menggunakan bantuan program SPSS.

(73)

Tabel 5.7

Hasil Pengujian Normalitas Data

No Variabel

Asymp.sig.2-tailed

a Kesimpulan

1 Lingkungan Kerja Fisik 0,427 0,05 Normal 2 Lingkungan Kerja Psikis 0,380. 0,05 Normal

3 Kepuasan Kerja 0,228 0,05 Normal

Berdasarkan hasil pengujian normalitas data di atas tampak bahwa distribusi data tentang variabel lingkungan kerja fisik, variabel lingkungan kerja psikis, dan variabel kepuasan kerja secara keseluruhan adalah normal.

2. Uji Linieritas

Pengujian linieritas digunakan untuk melihat apakah masing- masing variabel bebas mempunyai hubungan yang linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah variabel lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja psikis, sedangkan variabel terikatnya adalah variabel kepuasan kerja. Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria jika Fhitung < Ftabel pada taraf signifikansi 5% maka data tabel tersebut linier, demikian pula sebaliknya.

(74)

Tabel 5.8

Hasil Pengujian Linieritas Data

No Keterangan Fhitung Ftabel Kesimpulan

1 Pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja

0,811 2,131 Linier 2 Pengaruh lingkungan kerja

fisik terhadap kepuasan kerja

0,834 2,059 Linier

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antar masing- masing variabel bebas dengan variabel terikat adalah linier.

3. Uji Multikolinieritas

Proses perhitungan uji multikolineritas ini dengan menggunakan program SPSS. Hasil pengujian disajikan dalam tabel berikut (Lampiran 7 halaman 103).

Tabel 5.9

Hasil Pengujian Multikolinieritas Cofficient Correlations

No Variabel Lingkungan

Kerja Fisik

Lingkungan Kerja Psikis

1 Lingkungan kerja fisik 1,000 0,055 2 Lingkungan kerja psikis 0,055 1,000

Menggunakan besaran koefisien korelasi antar variabel bebas. Dari hasil output di atas terlihat koefisien korelasi antar variabel bebas sebesar 0.055 jauh dibawah 0,60, disimpulakan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolineritas.

Tabel 5.9

Hasil Pengujian Multikolinieritas Cofficient

No. Variabel Tolerance VIF

1 Lingkungan kerja fisik 0,997 1,003

(75)

Menggunakan besaran tolerance (a) dan variance inflation factor (VIF). Jika menggunakan alpha/tolerance = 10% atau 0,10. Dari hasil output SPSS besar VIF hitung (VIF lingkungan kerja fisik =1,003 dan VIF lingkungan kerja psikis =1,003)< VIF=10 dan semua tolerance variabel bebas (0,997=99,7%) di atas 10%, dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolineritas.

4. Uji Heteroskedastisitas

Proses perhitungan uji heteroskedastisitasini dengan menggunakan program SPSS. Hasil pengujian disajikan dalam tabel berikut (Lampiran 7 halaman 104).

Pengambilan keputusan secara statistik (prob sig < 0,05) mempengaruhi variabel dependent, maka ada gejala heteroskedastisitas.

Tabel 5.10

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

No Variabel

B Std.

Error

Beta

t sig

Constant 8,000 1,873 4,272 0,00

1 Lingkungan kerja fisik

0,916 0,037 0,661 25,030 0,00 2 Lingkungan

kerja psikis

0,885 0,031 0,766 28,975 0,00

(76)

C. Analisi Data

Pengujian hipotesis:

1. Hipotesis pertama yaitu apakah lingkungan kerja fisik berpengaruh terhadap kepuasan kerja para karyawan.

a. Menentukan HO dan HA

HO :,Lingkungan kerja fisik secara simultan ,,,tidak

,,,berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

HA :,Lingkungan kerja fisik secara simultan

,,,,,,,,,,,,,,,berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

b. Mencari persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan. Persamaan regresi ini untuk menunjukkan pengaruh variabel X1 (lingkungan kerja fisik) sebagai variabel independen terhadap variabel Y (kepuasan kerja karyawan) sebagai variabel dependen.

Y = 40,299 + 0,934X1

(77)

akan meningkat. Sebaliknya jika lingkungan ker

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner
Tabel 3.2 Skala Pengukuran
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Lingkungan Kerja Fisik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk analisis data digunakan program SmartPLS (Partial Least Square) .Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa standar organisasi dan tata kerja (SOTK),

Menurut Robbins&amp; Judge, (2013) kepuasan kerja merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan interaksi dengan rekan kerja dan para atasan, mematuhi peraturan dan

Pada penelitian ini dirancang sebuah antena mikrostrip array 2 elemen yang bekerja pada frekuensi 1,8 GHz dengan menambahkan U-slot dan menggunakan teknik

Open loop system merupakan sebuah sistem yang tidak menggunakan feedback dari hasil output sebelumnya. Sehingga Open loop system hanya akan memberikan output

Berdasarkan uraian di atas, peneliti membatasi masalah hanya pada ideologi puisi penyair perempuan Sumatera Utara tahun 1980-an dan 2000-an yang secara ideologis

Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, maka akan semakin kuat pula daya tariknya bagi konsumen untuk membeli produk tersebut dan pada akhirnya akan memberikan keuntungan yang

Pengaruh Intensitas Menghafal Al- Qur’an terhadap Kecerdasan Spiritual Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Usyasyqil.. Qur’an,

yang tipis atau tebal, Hidup kerang putih ini di dalam tanah yang berpasir atau pasir yang berbatu dengan bentuk cangkang kerang. berwarna putih dan bintik -