• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja

2.4 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan juga mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Karyawan yang menyenangi lingkungan kerja tempat ia bekerja tentu akan betah di tempat kerjanya dan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Menurut Nitisemito (dalam Nuraini, 2013:97), lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang

Kompensasi Total Kompensasi Langsung Gaji Pokok: 1. Gaji 2. Upah Kompensasi Variabel: 1. Insentif 2. Bonus Kompensasi Tidak Langsung 1. Jaminan Sosial 2. Pengobatan 3. Asuransi 4. Liburan 5. Pensiun 6. Berbagai tunjangan

Kompensasi Finansial Kompensasi Bukan Finansial

Lingkungan & fleksibilitas Pekerjaan: 1. Kebijakan

Organisasi 2. Manajer Yang

Berkualitas 3. Rekan Kerja Yang

Menyenangkan 4. Waktu Yang Fleksibel 5. Pembagian Pekerjaan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Plagiat

36 ada disekitar karyawan dan dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas yang diembankan kepadanya misalnya dengan adanya air conditioner (AC), penerangan yang memadai dan sebagainya. Menurut Isyandi (dalam Nuraini, 2013:97), lingkungan kerja juga merupakan sesuatu yang ada di lingkungan para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas, seperti kelembapan, temperatur, ventilasi, penerangan, dan kegaduhan, kebersihan tempat kerja, dan memadainya atau tidaknya alat-alat perlengkapan kerja. Menurut Sedarmayati (2009:21), definisi lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

Lingkungan kerja terdiri dari lingkungan fisik dan nonfisik yang melekat pada karyawan sehingga tidak dapa dipisahkan untuk mendapatkan kinerja karyawan yang baik. Menurut Sedarmayanti (2009:22), yang dimaksud lingkungan kerja fisik yaitu semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja dimana dapat mempengaruhi kerja karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dibagi dua kategori yaitu: lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya) dan lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia (penerangan, temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, tata warna, dekorasi, musik dan lain-lain).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Plagiat

37 Lingkungan kerja non fisik menurut Sedarmayanti (2009:31), adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan. Jadi, dalam menciptakan suasana lingkungan kerja yang baik yaitu dengan menciptakan hubungan / interaksi antar karyawan atau bawahan maupun atasan yang baik pula agar suasana kerja yang tercipta akan lebih nyaman dan harmonis sehingga karyawan akan lebih semangat dalam meningkatkan kinerjanya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Suwatno (2011:163), yang secara umum dapat disimpulkan lingkungan kerja terdiri dari lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja psikis. Lingkungan kerja fisik, didefinisikan sebagai lingkungan yang berada disekitar pekerja itu sendiri. Kondisi di lingkungan kerja dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yang meliputi: rencana ruang kerja (kesesuaian pengaturan dan tata letak peralatan kerja, hal ini berpengaruh besar terhadap kenyamanan dan tampilan kerja karyawan), rancangan pekerjaan (peralatan kerja dan prosedur kerja atau metode kerja, peralatan kerja yang tidak sesuai dengan pekerjaannya akan mempengaruhi kesehatan hasil kerja karyawan), kondisi lingkungan kerja (penerangan dan kebisingan sangat berhubungan dengan kenyamanan para pekerja dalam bekerja. Sirkulasi udara (suhu ruangan dan penerangan yang sesuai sangat mempengaruhi kondisi seseorang dalam menjalankan tugasnya) serta tingkat visual privacy dan acoustical privacy (dalam tingkat pekerjaan tertentu membutuhkan tempat kerja yang dapat memberi privasi bagi karyawannya).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

38 Lingkungan kerja psikis menurut Suwatno (2011:163), merupakan hal-hal yang menyangkut dengan hubungan sosial dan keorganisasian. Kondisi psikis yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dapat dijelaskan seperti: pekerjaan yang berlebihan dengan waktu yang terbatas atau mendesak dalam penyelesaian suatu pekerjaan akan menimbulkan penekanan dan ketegangan terhadap karyawan, sehingga hasil yang didapat kurang maksimal. Sistem pengawasan yang buruk dan tidak efisien dapat menimbulkan ketidak puasaan lainnya, seperti ketidak stabilan suasana politik dan kurangnya umpan balik prestasi kerja. Timbulnya frustasi, dapat berdampak pada terhambatnya usaha pencapaian tujuan, misalnya harapan perusahaan tidak sesuai dengan harapan karyawan, apabila hal ini berlangsung terus menerus akan menimbulkan frustasi bagi karyawan. Adanya perubahan-perubahan dalam segala bentuk, yang terjadi dalam pekerjaaan akan mempengaruhi cara orang orang dalam bekerja, misalnya perubahan lingkungan kerja seperti perubahan jenis pekerjaan, perubahan organisasi, dan pergantian pemimpin perusahaan. Serta terciptanya perselisihan antara pribadi dan kelompok, hal ini terjadi apabila kedua belah pihak mempunyai tujuan yang sama dan bersaing untuk mencapai tujuan tersebut. Perselisihan ini dapat berdampak negatif yaitu terjadinya peselisihan dalam berkomunikasi, kurangnya kekompakan dan kerjasama. Sedangkan dampak positifnya adalah adanya usaha positif untuk mengatasiperselisihan ditempat kerja, diantaranya: persaingan, masalah status dan perbedaan antara individu.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

39

2.4.1 Faktor-faktor atau indikator Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2009:21), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya lingkungan kerja, antara lain: Pertama adalah penerangan atau cahaya. Faktor ini sangat besar manfaatnya bagi pegawai agar mendapatkan keselamatan kerja dan kelancaran bekerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan penerangan yang ada ditempat kerja agar pekerjaan berjalan dengan lancar. Cahaya yang kurang jelas akan memperlambat pekerjaan, akan banyak mengalami kesalahan dan pada akhirnya menyebabkan kurangnya efesien dalam melaksanakan pekerjaan sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.

Kedua, suhu udara. Menurut Sedarmayanti (2009:21), oksigen disebut juga dengan gas, yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidupnya, yaitu dengan proses metabolisme. Udara disekitar lingkungan dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehataan tubuh manusia. Rasa sejuk dan segar didalam kantor akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja dalam waktu yang lama.

Indikator ketiga menurut Sedarmayanti (2009 :21) adalah suara bising. Bunyi bisa sangat menganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Pekerjaan sangat membutuhkan konsentrasi yang tinggi,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

40 maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.

Keempat, keamanan kerja. Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman, maka perlu salah satu tenaga satuan petugas keamanan (Satpam) yang sangat diperlukan didalam suatu organisasi. Kelima, hubungan pegawai. Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi pegawai dengan meningkatkan hubungan yang harmonis dengan atasan, rekan kerja, maupun bawahan serta dukungan oleh sarana dan prasarana yang memadai yang terdapat di tempat kerja akan membawa dampak positif bagi pegawai, sehingga kinerja pegawai dapat meningkat (Sedarmayanti, 2009:21).

Dokumen terkait