BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
B. Evaluasi Pengendalian Intern dalam Pemberian Kredit
1. Lingkungan Pengendalian
3. Aktivitas pengendalian 4. Informasi dan komunikasi 5. Pengawasan
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjawab permasalahan yang kedua adalah :
1. Menentukan attribute yang akan diuji, yaitu:
Attribute I : Pemberian nomor urut dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan.
Attribute II : Kelengkapan surat keputusan kredit, dengan adanya dokumen-dokumen pendukung yang
diperlukan, antara lain fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi
slip gaji, surat jaminan (bisa berupa sertifikat tanah, BPKB,
dsb.) serta Surat Kuasa Menjual Jaminan (SKMJ).
Attribute III : Tanggal pengesahan surat keputusan kredit.
Attribute IV : Pemberian tanda tangan oleh pihak yang berwenang.
2. Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya. Dalam pengujian kepatuhan terhadap sistem pemberian kredit, populasi yang akan diambil sampelnya adalah semua dokumen perjanjian kredit beserta dokumen pendukung lainnya selama periode 2014-2015.
3. Menentukan tingkat keandalan dari DUPL, dalam pengujian kepatuhan ini akan digunakan tingkat keandalan (R%) 95% dan DUPL sebesar 5%. Tingkat keandalan atau R sebesar 95% berarti terdapat resiko sebesar 5% dalam mempercayai pengendalian intern yang sebenarnya tidak efektif.
4. Menentukan sampel pertama yang harus diambil menurut tabel besarnya sampel minimum. Dengan tingkat keandalan (R%) 95% dan DUPL 5%, maka menurut tabel sampel minimum, besarnya sampel yang dapat diambil adalah sebanyak 60 buah.
Tabel III.1 Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan
Acceptable levels Upper Precision
Limit
Sample size based on confidence
90% 95% 97,5% 10% 24 30 37 9 27 34 42 8 30 38 47 7 35 43 53 6 40 50 62 5 48 60 74 4 60 75 93 3 80 100 124 2 120 150 185 1 240 300 370 (Sumber: Mulyadi, 1992: 173)
5. Membuat tabel Stop-or-Go-Decision.
Jika dari pemeriksaan terhadap 60 buah anggota sampel tersebut tidak menemukan kesalahan maka pengambilan sampel dihentikan, dan mengambil kesimpulan bahwa pengendalian internnya sudah efektif. Pengambilan sampel dihentian jika DUPL=AUPL (desired upper precision limit sama dengan acceptable upper precision limit).
Pada tingkat kesalahan sama dengan 0, AUPL dihitung dengan rumus berikut:
AUPL
Apabila dalam pengambilan sampel pertama tersebut ditemukan
adanya kesalahan, maka perlu dilakukan pengambilan sampel
tambahan, sampel tambahan dihitung dengan rumus:
Sample size=
Pengambilan sampel akan terus dilakukan apabila AUPL tidak sama dengan DUPL.
Tabel III.2 Stop-or-Go-Decision Langkah ke- Besarnya sampel kumulatif yang digunakan Berhenti jika kesalahan kumulatif yang terjadi sama dengan Lanjutkan ke langkah berikutnya jika kesalahan yang terjadi sama dengan Lanjutkab ke langkah 5, jika paling tidak kesalahan sebesar 1 60 0 1 4 2 96 1 2 4 3 126 2 3 4 4 156 3 4 4 (Sumber: Mulyadi, 1992: 175)
6. Evaluasi hasil pemeriksaan sampel
Jika AUPL < atau = DUPL maka dapat disimpulkan bahwa
pengendalian internnya sudah efektif. Apabila AUPL > DUPL maka
harus ditempuh langkah dengan menambah sampel sampai tidak
ditemukan kesalahan lagi.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah pengendalian
intern yang dilakukan sudah efektif adalah:
a. Terpenuhinya unsur-unsur pengendalian intern.
b. Dari hasil pengujian kepatuhan dengan model stop-or-go-sampling
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah PD BPR Bank Klaten
PD BPR Bank Klaten adalah perusahaan perbankan milik pemerintah
daerah Kabupaten Klaten, yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Klaten No. 12/Per/DPRD/51 pada tanggal 1 Agustus 1951 dan
memperoleh ijin usaha dari menteri keuangan RI pada tanggal 16
September 1980 Nomor KEP-036/KM.11/1980.
Perubahan nama dari Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat
Bank Pasar Kabupaten Daerah Tingkat II Klaten menjadi Perusahaan
Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar Kabupaten Klaten dengan
persetujuan Menteri Keuangan RI dengan surat keputusan nomor KEP-
462/KM.17/1997 tanggal 1 Agustus 1997.
Perubahan nama dari Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat
dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22
tahun 2006 tentang pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik
Pemerintah Daerah dan Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor
8/26/PBI/2006 tentang Bank Perkreditan Rakyat, terdapat beberapa
perubahan mendasar dalam pengaturan bank Perkreditan Rakyat yang
dimiliki oleh Pemerintah Daerah, oleh karena itu Peraturan Daerah
Kabupaten Klaten Nomor 34 tahun 2001 dipandang sudah tidak sesuai
lagi dan diganti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 6
Klaten Kabupaten Klaten yang telah diundangkan dalam lembaran daerah
Nomor 5 tanggal 22 Oktober 2010.
B. Lokasi PD BPR Bank Klaten
Kantor PD BPR Bank Klaten terletak di Jalan Veteran Nomor 140
Klaten. Pemilihan kantor ini sangat strategis karena terletak di pusat kota
sehingga lokasi kantor PD BPR Bank Klaten dapat mudah dijangkau oleh
masyarakat yang membutuhkannya.
C. Struktur Organisasi PD BPR Bank Klaten
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan
seluruh kegiatan dalam organisasi yang menghubungkan tiap bagian
departemen untuk melakukan tugas masing-masing sesuai dengan
kewajibannya. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PD BPR Bank Klaten
Nomor: PDBPRBK/SK/Dir/104.a/XII/2014 pada tanggal 31 Desember
2014, maka uraian struktur organisasi yang berlaku pada PD BPR Bank
Klaten ialah sebagai berikut:
1. Dewan Pengawas
Tugas Pokok:
a. Menyusun tata cara pengawasan dan pengelolaan PD BPR
Bank Klaten.
b. Melakukan pengawasan atau pengurusan.
c. Menggariskan kebijaksanaan anggaran dan keuangan.
d. Membantu dan mendorong usaha pembinaan dan
2. Direksi
Tugas Pokok:
a. Menyusun perncanaan, melaksanakan koordinasi dalam
pelaksanaan tugas antara anggota Direksi dan melakukan
pembinaan serta pengendalian terhadap bagian atau sub bagian
atau cabang berdasarkan asas keseimbangan dan keserasian.
3. SPI
Tugas Pokok:
a. Melakukan tugas pemeriksaan intern secara menyeluruh atas
kegiatan perusahaan secara rutin maupun insidental, baik
kualitatif maupun kuantitatif.
b. Membantu Direksi di dalam bidang pengawasan.
4. Jabatan Fungsional Sekretaris
Tugas Pokok:
a. Melaksanakan urusan korespondensi dan komunikasi internal
maupun eksternal kegiatan Direksi.
b. Mengagenda kegiatan Direksi.
5. Bagian Kantor Cabang
Tugas Pokok:
a. Menjalankan operasional di Kantor Cabang.
b. Melaksanakan pencapaian target penghimpunan dana dan
penyaluran kredit di Kantor Cabang sesuai dengan Rencana
6. Bagian Kredit
Tugas Pokok:
a. Melaksanakan pencapaian target penyaluran kredit dan
pendapatan kredit sesuai dengan Rencana Kerja yang telah
ditetapkan oleh Direksi.
b. Melaksanakan proses Sistem Operasional dan Prosedur(SOP)
bagian kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Menciptakan kenyamanan, kelancaran, dan ketertiban kerja
Sumber Daya Manusia (SDM) Bagian Kredit.
7. Bagian Dana
Tugas Pokok:
a. Melaksanakan pencapaian target penghimpunan dana dalam
bentuk tabungan dan deposito.
b. Melaksanakan administrasi pelaporan yang berhubungan
dengan tabungan dan deposito.
8. Bagian Operasional
Tugas Pokok:
a. Melaksanakan Sasaran dan Rencana Kerja Perusahaan.
b. Menjalankan, mengelola, mengawasi, mengembangkan
kegiatan pembukuan, Kas/Teller, Customer Service, EDP dan
9. Bagian Umum
Tugas Pokok:
a. Melaksanakan Sasaran dan Rencana Kerja umum Perusahaan.
b. Menjalankan, mengelola, mengawasi, mengembangkan
kegiatan kesekretariatan, kepegawaian, dan logistik sesuai
dengan ketentuan dan peraturan, baik eksternal (Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Surat
Edaran, Surat Departemen terkait, dan lain-lain) maupun
internal (Kebijakan dan Sistem Prosedur Perusahaan).
Keterangan:
: Garis Instruksi : Garis Komando
Dewan Pengawas
Direksi
SPI Jab. Fungsional
Bagian Umum Kantor
Cabang
Bagian Kredit Bagian Dana Bagian Operasional
Bidang Pemasa ran Sub Bag Kasir Sub Bag EDP dan Pelaporan Sub Bag Huku m Sub Bag TU dan RT Sub Bag SDM Bidang Operasi onal Sub Bag Kredit UMK Pusat Sub Bag Kredit UMK Daerah Sub Bag SKK Sub Bag Dana dan AdmPela poran Sub Bag Penyel esaian Sub Bag Adm dan Pelaporan Kantor Kas Sub Bag Pemb ukuan Gambar IV.1
D. Personalia
Bidang yang ditangani personalia adalah sumber daya manusia.
Sumber daya manusia merupakan hal penting untuk penggerak seluruh
mekanisme bank. Dalam rangka mengoptimalkan sumber daya manusia
yang ada, PD BPR Bank Klaten menyeleksi calon karyawannya. Untuk
meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia, para karyawan
mengikuti pendidikan dan training yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia
(BI). Selain itu, untuk meningkatkan semangat dan produktivitas
karyawan, PD BPR Bank Klaten memberikan penghargaan berupa bonus
gaji kepada karyawan yang telah berkerja selama, 15 tahun, 25 tahun, dan
30 tahun, tunjangan kesehatan serta tunjangan hari raya.
Berikut hal-hal yang berhubungan dengan personalia di PD BPR Bank
Klaten:
1. Jumlah karyawan yang bekerja di PD BPR Bank Klaten secara
keseluruhan adalah 163 orang terdiri dari 74 pria dan 89 wanita.
Karyawan ini terdiri dari:
Tabel IV.1 Karyawan di PD BPR Bank Klaten
No. Jabatan Jumlah Karyawan
1. Direksi 2
2. Kepala Bagian 5 3. Kepala Sub Bagian 13 4. Kepala Kantor Kas 15 5. Wakil Kepala Kantor Kas 15 6. Anggota Pemeriksa SPI 3 7. Staf di Kantor Pusat 65 8. Staf di Kantor Daerah 28
2. Perekrutan karyawan dilakukan melalui seleksi yang telah
ditetapkan oleh PD BPR Bank Klaten sesuai dengan tuntutan
pekerjaannya.
3. Shift kerja karyawan di PD BPR Bank Klaten yaitu:
Hari Senin sampai dengan Jumat pukul 08.00 – 17.00 WIB. Waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB.
E. Visi dan Misi PD BPR Bank Klaten
1. Visi
PD BPR Bank Klaten merupakan perusahaan daerah yang dimiliki
oleh pemerintah Kabupaten Klaten yang mempunyai visi yaitu
terwujudnya bank yang sehat, tangguh, bermanfaat dan prima dalam
pelayanan.
2. Misi
PD BPR Bank Klaten mempunyai misi antara lain:
a. Memberikan citra perbankan yang sehat.
b. Memberikan mutu pelayanan dan memperluas jangkauan
pelayanan yang optimal.
c. Memberikan hasil yang baik.
F. Tujuan dan Produk PD BPR Bank Klaten
1. Tujuan
Maksud dan tujuan diselenggarakannya PD BPR Bank Klaten antara
a. Membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan
pembangunan daerah di segala bidang.
b. Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat.
2. Produk PD BPR Bank Klaten
Produk kredit yang diberikan oleh PD BPR Bank Klaten antara lain:
a. Kredit Umum
1) Kredit ini diperuntukkan bagi calon nasabah dari berbagai
sektor seperti; sektor usaha, industri, perdagangan, pertanian,
peternakan, dan lain-lain. Kredit ini dapat digunakan sebagai
modal usaha, investasi, konsumsi, pendidikan, pernikahan,
kelahiran, dan lain-lain.
2) Jangka waktunya 10 bulan s/d 60 bulan.
3) Jaminannya dapat berupa SHM, HGB, BPKB maupun
Deposito.
4) Angsuran kredit dapat dipilih sesuai keinginan nasabah, dapat
diangsur pokok dan bunga setiap bulan, diangsur pokok dan
bunga setiap 3 bulan sekali, ataupun pengembalian pokok saat
jatuh tempo dan bunga setiap bulan.
b. Kredit Pegawai
1) Kredit ini diperuntukkan bagi PNS, TNI, Polri, BUMN, BUMD
dan Pegawai Swasta di dalam dan luar wilayah Kabupaten
2) Jangka waktunya 10 bulan s/d 120 bulan.
3) Jaminannya ialah Surat Keptusan (SK) masing-masing
pegawai.
4) Angsuran kreditnya dapat dilakukan tiap bulan dengan
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sistem Pemberian Kredit di PD BPR Bank Klaten
Kredit yang diberikan di PD BPR Bank Klaten dibagi menjadi 2 jenis
yaitu kredit umum dan kredit pegawai. Kredit umum diberikan kepada
calon nasabah dari berbagai sektor, baik kepada pedagang, pengusaha
maupun pelaksana pembangunan. Sedangkan kredit pegawai diberikan
kepada pegawai/karyawan dimana instansi tempat pegawai/karyawan
tersebut bekerja bersedia menjadi penanggung pelunasan pinjaman kredit.
Agar pemberian kredit tercapai sesuai dengan kebijakan bank, maka
sistem pemberian kredit yang diterapkan oleh bank terdiri atas suatu
jaringan prosedur yang dibuat sesuai dengan pola yang terpadu untuk
melaksanakan kegiatan perkreditan. Prosedur pemberian kredit yang relatif
sederhana akan memberikan kelebihan bagi bank sebab nasabah akan
tertarik mengajukan permohonan kredit dengan prosedur yang tidak
berbelit-belit.
Dalam prosedur pemberian kredit ini terdapat langkah-langkah yang
secara sistematis harus dilalui oleh pemohon kredit mulai dari pengajuan
permohonan kredit sampai pelunasan kredit tersebut.
Untuk menjawab pertanyaan yang pertama, berikut ini diuraikan
1. Prosedur yang membentuk sistem pemberian kredit.
a. Permohonan kredit
Permohonan kredit merupakan tahap awal dari rangkaian
keseluruhan prosedur pemberian kredit. Pada tahap ini
prosedur yang dilakukan oleh PD BPR Bank Klaten adalah
sebagai berikut:
1) Calon debitur mengajukan permohonan kredit kepada
Customer Service dan kemudian mengisi formulir
permohonan kredit (FPK) dengan melampirkan
persyaratan kredit yang harus dipenuhi dan surat jaminan
yang bisa berupa BPKB, Sertifikat Tanah, dan jaminan
lainnya.
2) Customer Service memeriksa formulir permohonan kredit,
persyaratan dan surat jaminan kemudian diserahkan kepada
Sub Bagian Kredit yang berwenang untuk selanjutnya
dilakukan analisis kredit, survei serta penilaian kredit.
b. Survei dan analisis kredit
Setiap permohonan kredit harus dilakukan survei dan analisis.
Pada tahap ini prosedur yang dilakukan oleh PD BPR Bank
Klaten adalah sebagai berikut:
1) Account Officer (AO) melakukan survei kepada calon
debitur mengenai 5C kemudian mengisi laporan penilaian
melakukan penilaian jaminan kemudian mengisi laporan
penilaian calon debitur bagian III. Setelah itu diserahkan
kepada Sub Bagian Kredit.
2) Sub Bagian Kredit meneliti laporan penilaian calon debitur
bagian I, II, dan III, kemudian mengisi laporan penilaian
calon debitur bagian IV untuk diserahkan kepada Direksi.
c. Keputusan atas permohonan kredit
Pada tahap ini berisi tindakan pejabat yang berwenang dalam
mengambil keputusan berupa menyetujui maupun menolak
permohonan kredit. Pada tahap ini prosedur yang dilakukan
oleh PD BPR Bank Klaten adalah sebagai berikut:
1) Direksi memeriksa laporan penilaian calon debitur bagian
I, II, III, dan IV dan membuat keputusan, apabila kredit
tidak disetujui maka pihak bank memberitahukan langsung
kepada calon debitur.
2) Apabila kredit disetujui maka Direksi mengotorisasi
laporan penilaian calon debitur dan menyerahkan ke Sub
Bagian Administrasi dan Pelaporan untuk dibuatkan
perjanjian kredit. Dan notaris kemudian membuat surat
kuasa menjual jaminan (SKMJ).
3) Sub Bagian Administrasi dan Pelaporan kemudian
setoran kredit rangkap 2, kemudian diserahkan ke Sub
Bagian Kasir.
4) Untuk persyaratan, formulir permohonan kredit, surat
jaminan dan laporan penilaian calon debitur kemudian
diarsipkan.
5) Perjanjian kredit dan surat kuasa menjual jaminan
diserahkan ke Direksi untuk ditandatangani bersama
dengan debitur.
6) Perjanjian kredit dan surat kuasa menjual jaminan yang
telah ditandatangani kemudian diberikan kepada Sub
Bagian Administrasi dan pelaporan untuk diarsipkan.
d. Pencairan kredit
Tahap ini meliputi transaksi-transaksi untuk mencairkan kredit
yang telah disetujui oleh bank. Pada tahap ini prosedur yang
dilakukan oleh PD BPR Bank Klaten adalah sebagai berikut:
1) Sub Bagian Kasir menerima kuitansi pencairan kredit
rangkap 3 dan slip setoran kredit rangkap 2, kemudian
merealisasikan pencairan kredit.
2) Kuitansi pencairan dan slip setoran kredit lembar 1
diserahkan ke Sub Bagian Pembukuan untuk kemudian
dilakukan penjurnalan.
3) Kuitansi pencairan dan slip setoran kredit lembar 2
4) Kuitansi pencairan kredit lembar 3 diserahkan ke Sub
Bagian Administrasi dan Pelaporan untuk diteliti dan
diarsipkan.
e. Pelunasan kredit
Tahap ini merupakan dipenuhinya semua kewajiban utang
debitur terhadap bank yang berakibat terhapusnya ikatan
Keterangan:
FPK : Formulir Permohonan Kredit
Gambar V.1
Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit PD BPR Bank Klaten
Permohonan Kredit
Oleh Customer Service
Mulai FPK Syarat Menerima calon debitur Memberikan FPK kepada calon debitur Menerima FPK yang telah diisi calon debitur dan
berkas syarat
1 Surat jaminan
Berupa fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi slip gaji
Bisa berupa Sertifikat Tanah, BPKB, dsb.
Keterangan:
FPK : Formulir Permohonan Kredit AO : Account Officer
LPCD bagian I : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian I LPCD bagian II : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian II LPCD bagian III : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian III
Gambar V.2
Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit
Oleh Account Officer Oleh Appraisal
1 FPK Syarat AO melakukan survey dan menilai 5C AO mengisi LPCD bagian I dan LPCD bagian II 2 FPK Syarat 2 Appraisal melakukan penilaian jaminan Appraisal mengisi LPCD bagian III 3 Surat jaminan Surat jaminan LPCD bagian I LPCD bagian II FPK Syarat Surat jaminan LPCD bagian I LPCD bagian II FPK Syarat Surat jaminan LPCD bagian I LPCD bagian II LPCD bagian III
Keterangan:
FPK : Formulir Permohonan Kredit
LPCD bagian I : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian I LPCD bagian II : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian II LPCD bagian III : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian III LPCD bagian IV : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian IV
Gambar V.3
Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit
3
Sub bagian kredit meneliti kemudian mengisi LPCD bagian IV 4 FPK Syarat Surat jaminan LPCD bagian I LPCD bagian II LPCD bagian III FPK Syarat Surat jaminan LPCD bagian I LPCD bagian II LPCD bagian III LPCD bagian IV
Gambar V.4
Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit
Keputusan atas Permohonan Kredit
Oleh Direktur Oleh Direktur
Keterangan:
FPK : Formulir Permohonan Kredit
LPCD bagian I : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian I LPCD bagian II : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian II LPCD bagian III : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian III LPCD bagian IV : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian IV
PK : Perjanjian Kredit
SKMJ : Surat Kuasa Menjual Jaminan 4 Memenuhi syarat yang ditetapkan Memberitahu kan kepada calon debitur Mengotori sasi LPCD bagian IV 5 Ya Tidak FPK Syarat Surat jaminan LPCD bagian I LPCD bagian II LPCD bagian III LPCD bagian IV FPK Syarat Surat jaminan LPCD bagian I LPCD bagian II LPCD bagian III LPCD bagian IV Dilakukan bersama debitur 7 PK Mengotorisa si PK dan SKMJ PK 9 SKMJ SKMJ Debitur
Gambar V.5
Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Pelaporan
Keterangan:
FPK : Formulir Permohonan Kredit
LPCD bagian I : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian I LPCD bagian II : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian II LPCD bagian III : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian III LPCD bagian IV : Laporan Penilaian Calon Debitur bagian IV
PK : Perjanjian Kredit
SKMJ : Surat Kuasa Menjual Jaminan 5
Membuat PK serta SKMJ
Membuat kuitansi pencairan kredit dan
slip setoran kredit
6 FPK Syarat Surat jaminan LPCD bagian I LPCD bagian II LPCD bagian III LPCD bagian IV FPK Syarat Surat jaminan LPCD bagian I LPCD bagian II LPCD bagian III LPCD bagian IV PK SKMJ
Dibuat oleh notaris
FPK Syarat Surat jaminan 6 LPCD bagian I LPCD bagian II LPCD bagian III LPCD bagian IV PK N 7 8 SKMJ Kuitansi 3 Kuitansi 2 Kuitansi 1 Slip Setoran 2 Slip Setoran 1
Keterangan:
PK : Perjanjian Kredit
SKMJ : Surat Kuasa Menjual Jaminan
Gambar V.6
Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit PD BPR Bank Klaten
Oleh Sub Bagian Administrasi dan Pelaporan
Oleh Sub Bagian Administrasi dan Pelaporan 9 PK Meneliti kembali dokumen PK N 11 Kuitansi 3 Meneliti kembali dokumen Kuitansi 3 N SKMJ SKMJ
Gambar V.7
Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit PD BPR Bank Klaten
Pencairan Kredit
Oleh Sub Bagian Pembukuan Oleh Sub Bagian Kasir
8 Kuitansi 3 Kuitansi 2 Kuitansi 1 Slip Setoran 2 Slip Setoran 1 Merealisasi pencairan kredit Kuitansi 3 Kuitansi 2 Kuitansi 1 Slip Setoran 2 Slip Setoran 1 11 10 Debitur 10 Kuitansi 1 Slip Setoran 1 N Jurnal Selesai
2. Dokumen-dokumen dalam pemberian kredit.
a. Formulir Permohonan Kredit
Formulir ini diisi oleh calon debitur yang berisi informasi-
informasi yang berhubungan dengan identitas calon debitur,
jenis usaha, jumlah kredit yang diinginkan, tujuan penggunaan
kredit, data jaminan yang akan diserahkan serta data-data lain
yang diperlukan bank. Formulir ini diserahkan bersamaan
dengan persyaratan yang harus dipenuhi dan ditandatangani
oleh calon debitur untuk kemudian diserahkan ke bagian
kredit.
b. Laporan Penilaian Calon Debitur
Dalam dokumen ini terdapat 4 bagian. Dokumen bagian I dan
II diisi oleh Account Officer mengenai 5C. Dokumen bagian
III diisi oleh Appraisal mengenai penilaian jaminan.
Sedangkan dokumen bagian IV diisi oleh Sub Bagian Kredit
setelah meneliti bagian I, II, dan III yang kemudian diajukan
ke Direksi untuk ditandatangani.
c. Perjanjian Kredit
Dokumen ini berisi tentang pasal-pasal yang mengatur tentang
perjanjian kredit yang dilakukan antara bank dengan debitur
d. Surat Kuasa Menjual Jaminan
Dokumen ini dibuat oleh notaris yang berisi pernyataan bahwa
jaminan dapat dijual oleh pihak bank apabila debitur lalai
menjalankan kewajiban yang tertera dalam perjanjian.
e. Kuitansi Pencairan Kredit
Kuitansi ini dibuat oleh Sub Bagian Kredit yang digunakan
sebagai bukti bahwa bank telah mencairkan kredit kepada
debitur.
f. Slip Setoran Kredit
Slip ini digunakan sebagai bukti bahwa bank telah menerima
pembayaran pinjaman dari debitur.
B. Evaluasi Pengendalian Intern dalam Pemberian Kredit
Sistem yang yang baik dalam perusahaan dapat dilihat dari
pengendalian intern perusahaan yang berjalan dengan baik. Pengendalian
intern sangat dibutuhkan agar suatu perusahaan dapat mencapai tujuannya
dan kebijakan-kebijakan yang diambil perusahaan juga dapat terlaksana.
Menurut COSO (Comitte of Sponsoring Organization), pengendalian
intern terdiri dari lima unsur yaitu; Lingkungan Pengendalian, Penaksiran
Resiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, dan
Pengawasan. Untuk menjawab permasalahan yang kedua berikut ini akan
diuraikan deskripsi dari data yang diperoleh dalam penelitian.
a. Filosofi manajemen dan gaya operasi
Di PD BPR Bank Klaten pihak manajemen memberikan
pengarahan yang jelas mengenai pentingnya pengendalian
kepada karyawannya. Filosofi dan gaya operasi manajemen
menuntut karyawan untuk melakukan hal terbaik dan mampu
membangun hubungan baik antara dewan pengawas (yang
terdiri dari direktur dan direktur utama) dengan para karyawan.
Interaksi ini terlihat saat ada kunjungan rutin pimpinan ke
kantor kas harian. PD BPR Bank Klaten memiliki 15 kantor