• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKJ SULSEL 2014 Berkaitan dengan produksi jagung, yang apabila perkembangannya

diperhatikan dalam beberapa Tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan, hal ini terlihat pada produksi yang dicapai pada Tahun 2012 sebesar 1,52 juta ton. Pencapaian produksi inipun telah mendekati target produksi 1,57 juta ton pada Tahun 2013. Pada Tahun 2014 produksi jagung dengan target 1,5 juta ton dapat dicapai sebesar 1.498.253 ton dengan capaian kinerja 99,89 %. Pencapain ini secara kuantitas mengalami peningkatan namun pencapaian belum mencapai dari target yang telah ditentukan dalam RKPD sebesar 1,6 juta ton oleh karena terjadi peningkatan luas tanam dan luas panen pada padi dan banyak petani yang beralih menanam palawija sedangkan lahan yang biasa ditanami adalah lahan sawah dan lahan kering.

Berkaitan dengan Sapi sebagai komoditas unggulan sub sektor peternakan memberikan gambaran bahwa, populasi sapi di Sulawesi Selatan hingga Tahun 2012 telah mencapai 1,11 juta ekor dan pada Tahun 2014 populasi sapi meningkat sebesar 1,26 juta ekor dimana targetnya 1,45 – 1,55 juta ekor dengan capaian kinerja 86,89 %. Sektor yang menunjukkan pencapaian yang sangat memuaskan adalah pengembangan disektor peternakan sehingga Sulawesi Selatan sejak Tahun 2013 telah mencapai swasembada daging yang telah mencukupi kebutuhan akan stock daging. Peningkatan Produksi Sapi di Sulawesi Selatan dapat terlihat dari perkembangan setiap Tahunnya, pada Tahun 2013 pencapaian produksi sapi hanya sebesar 1.152.053 ekor dan Tahun 2014 telah mencapai 1.258.902 ekor.

Komoditas unggulan sub sektor perikanan yakni udang segar dan rumput laut, juga memperlihatkan peningkatan. Khusus produksi udang dalam beberapa Tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang sangat besar yakni dari 28,14 ribu ton pada Tahun 2012 atau rata-rata tumbuh sebesar 12,75 %, dan pada Tahun 2013 produksi udang segar mencapi 31,55 ribu ton. Dengan memperhatikan apa yang telah dicapai dalam beberapa Tahun sebelumnya maka pencapaian target 43,865 ton produksi udang pada Tahun 2014 telah melampaui target 33.200 – 33.300 ton dengan capaian kinerja 130 persen. Di bidang perikanan komoditas udang dalam perkembangannya menunjukkan respon yang positif ini ditandai dengan peningkatan produksi udang setiap Tahun dan pada Tahun 2014 mengalami peningkatan produksi sebesar 27,4 % dari 34.420,7 ton pada Tahun

LKJ SULSEL 2014

.

2013 menjadi 43.865 ton, ini menggambarkan bahwa pencapaian produksi Udang dari target dalam RKPD Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 sebesar 34.420 ton telah terlampaui.

Sementara itu, produksi rumput laut yang ditargetkan dapat mencapai 1 juta ton pada Tahun 2013 nampaknya telah terlampaui, hal ini terlihat pada produksi rumput laut yang pada Tahun 2012 telah mencapai 2,10 juta ton, pencapaian produksi rumput laut tersebut menunjukkan suatu peningkatan yang cukup besar yakni pada Tahun 2014 produksi rumput laut di Sulawesi Selatan mencapai 2,74 juta ton diatas target 2 juta ton dengan capaian kinerja 115,5 %. Berkaitan dengan pencapaian produksi rumput laut tersebut, maka sejak Tahun 2009 hingga Tahun 2014 Provinsi Sulawesi Selatan menempati peringkat pertama tingkat Nasional dalam produksi komoditi unggulan Rumput Laut. Pencapaian produksi rumput laut di Tahun 2014 ini tentunya sangat membanggakan oleh karena selain pencapaian produksi yang mengalami peningkatan dari Tahun sebelumnya juga yang tidak kalah membanggakannya adalah bahwa pencapaian produksi ini telah melampaui dari target yang telah ditetapkan dalam RKPD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 sebesar 2,5 juta ton.

Khusus produksi Coklat (kakao) sebagai komoditas unggulan sub sektor perkebunan hingga Tahun 2012 telah mencapai 175,81 ribu ton. Masih rendahnya produksi komoditas ini akibat dilakukannya peremajaan tanaman coklat (kakao) di Sulawesis Selatan. Walaupun target produksi yakni 216.602 ton pada Tahun 2014 belum tercapai, namun Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tetap optimis akan pencapaian target produksi 137.860 ton dengan capaian kinerja 63,65 %. Dari sektor perkebunan Potensi Unggulan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan terdiri atas Kakao, Kelapa sawit, Kelapa, Kopi, Jambu mente, lada, cengkeh, Tebu, Pala dan tembakau namun yang merupakan priorotas utama adalah kakao.

Untuk Sasaran Strategis 2 belum mencapai target sebagaimana diharapkan, akan tetapi tingkat capaian Tahun 2014 lebih meningkat dibanding capaian Tahun-Tahun sebelumnya, hal tersebut terlihat dalam Tabel III-4 di bawah.

LKJ SULSEL 2014

Tabel III-4

Realisasi Capaian Sasaran Strategis 2 Tahun 2012 - 2014

No Indikator Kinerja Satuan

Realisasi Capaian Tahun 2012 - 2014

2012 2013 2014

1 Jumlah Surplus Beras ( Over Stock) Ton 2.112.936 2.152460 2.245.101

2 Jumlah Produksi Jagung Ton 1.515.330 1.250.203 1.498.253

3 Jumlah Populasi Ternak Sapi Ekor 1,11 juta 1,12 juta 1,26 juta

4 Jumlah Produksi Udang Segar Ton 28.145,6 34,420,7 43.865

5 Persentase ekstensifikasi & diversifikasi pd areal pengelolaan lahan pertanian (jaringan irigasi)

% 83 83 83

6 Jumlah Produksi Coklat Ton 175.813 179.170. 137.860

7 Jumlah Produksi Ruput Laut Ton 2.104.446 2.422.154 2.744.650

8 Penyediaan alat dan mesin pertanian dalam

pemenuhan kebutuhan sarana dan

prasarana produksi pertanian

Unit 229.159 218.374 229.303

9 Luas kerusakan hutan turun hingga Ha 346.720 307.196 276.284

Terhadap capaian target Tahun 2014 jika dibandingkan dengan target yang diinginkan sampai Tahun akhir periode RPJMD yaitu Tahun 2018 pada umumnya capaian tersebut telah sesuai dengan yang diharapkan, misalnya untuk indikator kinerja Jumlah Produksi Udang Segar, dari target Tahun 2018 yaitu 35.000 ton pencapaian Tahun 2014 mencapai sebesar 43.865 ton sudah melebihi target Tahunan bahkan melebihi target akhir periode RPJMD. Pencapaian Tahun 2014 ini telah mencapai 125 % dari target yang diinginkan pada akhir periode RPJMD. Begitu juga untuk indikator kinerja Jumlah Produksi Rumput Laut, dari target target akhir periode RPJMD yaitu 3.000.000 ton, pencapaian Tahun 2014 sebesar 2.744.650 ton jika dibandingkan dengan kondisi kinerja yang diinginkan

LKJ SULSEL 2014

.

telah mencapai kondisi 91,5 %. Sedangkan untuk indikator kinerja luas kerusakan hutan, pencapaian Tahun 2014 adalah kerusakan hutan turun sebesar 276.284 Ha dari luas hutan 2.725.796 Ha apabila dibandingkan dengan target yang diinginkan pada akhir periode RPJMD yaitu turun hingga 176.580,56 Ha dari luas hutan 2.725.796 Ha telah mencapai kondisi 63,91 % dari target yang ingin dicapai.

Usulan pemecahan masalah yang dihadapi dalam pencapaian sasaran strategis 2 adalah :

1. Jika terjadi perubahan iklim maka perlu dilakukan antisipasi percepatan tanam atau varietas umur pendek jika curah hujan/pengairan tidak cukup dan perlu dilakukan antisipasi secepatnya penanaman kembali dengan benih cadangan nasional jika terjadi banjir yang menyebabkan puso.

2. Perlunya meningkatkan anggaran bantuan subsidi benih unggul untuk jagung dan perluasan areal tanam di daerah yang ada sumber airnya sehingga peningkatan intensitas pertanaman bisa dilakukan khususnya untuk tanaman jagung.

3. Perlu untuk segera mengesahkan dan menerbitkan Peraturan Daerah tentang larangan pemotongan sapi betina produktif, pemberian insentif bagi peternak yang memiliki sapi betina bunting dan tidak dipotong, dan pemberlakuan pengeluaran ternak sesuai kuota yang telah ditetapkan melalui karantina dan perbatasan lintas provinsi.

4. Guna memacu peningkatan produksi udang segar dan rumput laut, perlu meningkatkan pembangunan infrastruktur produksi seperti rehabilitasi saluran dan jaringan irigasi sehingga pemanfaatan lahan usaha perikanan dapat berkembang secara optimal, berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana produksi perikanan, mendorong peningkatan kelembagaan bidang perikanan sehingga industri perikanan tidak didominasi oleh usaha skala mikro, kecil dan menengah yang memungkinkan produk perikanan tidak lagi didominasi oleh produk bahan baku mentah sehingga hasil yang dipasarkan sudah dalam bentuk primer, perlu dilakukan penataan tata ruang dan pesisir yang jelas sehingga tidak merugikan pembudidaya di wilayah pesisir dan pengelolaan serta pemanfaatan pulau-pulau kecil dapat berjalan dengan optimal.

LKJ SULSEL 2014

Dokumen terkait